Masjid dengan Kategori Masjid Agung

Masjid dengan Kategori Masjid Agung di KAB. ENDE

Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian

Tentang KAB. ENDE

Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten ini tepat berada di bagian tengah Pulau Flores. Ibu kota kabupaten ini terletak di Ende. Kabupaten ini memiliki banyak objek wisata, yaitu wisata alam seperti Kelimutu, wisata budaya, dan wisata sejarah. Pada akhir tahun 2024, jumlah penduduk kabupaten Ende sebanyak 283.806 jiwa.

Kabupaten ini juga dikenal sebagai lokasi pengasingan tokoh proklamator Soekarno pada masa kolonial Hindia Belanda di tahun 1934–1938.

Sedangkan untuk letak astronomis, kabupaten Ende Lio terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT. Wilayah Kabupaten Ende Lio Ini Termasuk Juga Dalam Deretan Jalur Gunung Berapi, Sebut Saja Gunung Berapi Iya Yang Memiliki Ketinggian 637 Mdpl, Di mana Letusan Terakhirnya Terjadi Pada Tahun 1969. Masih Ada Juga Gunung Berapi Mutubusa Yang Memiliki Ketinggian 1.690 Mdpl, Di mana Terakhir Kalinya Tercatat Memuntahkan Lahar Panas Pada Tahun 1938.

Curah Hujan Di Kabupaten Ende Lio Tercatat Lebih Signifikan Pada Bulan Nopember Hingga Bulan April. Dengan Curah Hujan Rata-Rata Pertahun 1.129 Mm. Perbedaan Amplitudo Suhu Harian Rata-Rata Juga Tidaklah Terlampau Signifikan, Berada Dalam Ambang 6,0 °C. Di mana Suhu Terpanas Pada Siang Hari Adalah 33 °C Dan Suhu Udara Malam Hari Memiliki Suhu Terendah Pada Titik 23 °C. Kelembaban Nisbi Kabupaten Ende Lio Berada Dalam Kisaran Rata-Rata 85%.

Sumber Utama Pertanian Bagi Masyarakat Kabupaten Ende Lio Adalah Dari Beberapa Mata Air Yang Relatif Bertahan Debit Airnya, Selain Dari Sumber Mata Air Tadahan Lainnya. Beberapa Lokasi Mata Air Ini Antara Lain: Mata Air Wolowona Yaitu Mencapai 200 Lt/Dtk Yang Terdapat Di Kecamatan Ndona Tepatnya Berada Di Desa Onelako, Mata Air Aekemele Dengan Debit 40 Lt/Dtk, Mata Air Moni Dengan Debit 35 Lt/Dtk, Mata Air Aeuri Dan Aewenanda Di Kecamatan Ende Selatan. Jenis Tanah Di Kabupaten Ende Lio Adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, Dan Andosol.

Satu Mata Air Bersih lainnya, yang sangat sehat sebab bisa langsung diminum tanpa harus direbus adalah Mata Air "Ae Bhobho", terletak di desa Wolokota kecamatan Ndona. Mata Air ini berdebit mencapai 40Lt/Detik, dan memenuhi kebutuhan dua desa yakni Wolokota dan Reka. Mata Air ini sebenarnya sangat potensiil untuk dikelola sebagai air minum bersih, sebab tidak ada sat kapur sama sekali. Sayangnya, belum dipergunakan secara optimal sebagai salah satu usaha ekonomi. hal ini terutama karena masih sulitnya akses ke desa ini karena belum dihubungkan dengan jalan raya.

Bupati Ende saat ini yakni Yosef Benediktus Badeoda didampingi wakil bupati Dominikus Minggu. Yosef dan Dominikus adalah pemenang pada Pemilihan umum Bupati Ende 2024. Presiden Indonesia Prabowo Subianto, melantik mereka pada 20 Februari 2025 di Istana Negara Jakarta. Sebelumnya, bupati Ende dijabat oleh Djafar Achmad.

Kabupaten Ende terdiri dari 21 Kecamatan, 23 Kelurahan, dan 255 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 270.207 jiwa dengan luas wilayah 2.046,50 km² dan sebaran penduduk 132 jiwa/km².

Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 278.817 jiwa, dengan kepadatan penduduk 140 jiwa/kilometer persegi. Kepadatan penduduk terpadat terdapat pada Kecamatan Ende Tengah sebesar 3.801 jiwa per km2 dan yang terendah pada Kecamatan Lempembusu Kelisoke dengan kepadatan penduduk-nya 46 jiwa per km2. Jumlah Kepala Keluarga hasil Registrasi Penduduk adalah sebesar 57.550 RT dengan rata-rata penduduk per RT tidak terlalu bervariasi yakni antara 3-6 jiwa per RT pada setiap kecamatan, sedangkan rata-rata penduduk per RT untuk Kabupaten Ende yaitu 4 jiwa per RT. Suku Asli yang mendiami kabupaten Ende Lio adalah : Suku Lio, Suku Ende, Suku Nage. Suku terbanyak di kabupaten ini adalah suku Lio yang mayoritas mendiami bagian pedalaman, bagian utara dan timur kabupaten ini.

Agama mayoritas di Ende adalah Kristen, dengan penganut agama Islam yang cukup siginifikan. Data Kementerian Dalam Negeri tahun 2024, penduduk Ende yang menganut agama Kekristenan sebanyak 72,88%, dengan mayoritas Katolik sebanyak 70,82%, dan selebihnya Protestan sebanyak 2,06%. Penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 27,06%, selebihnya menganut agama Hindu sebanyak 0,05%, dan Buddha sebanyak 0,01%.

Kabupaten Ende Lio memiliki 3 Unit SMA/SMK/MA Negeri, 12 Unit SMA/SMK/MA Swasta, 54 Unit SMP/MTs Negeri, 32 Unit SMP/MTs Swasta, 176 Unit SD/MI Negeri, 156 Unit SD/MI Swasta, 107 Unit Taman Kanak-kanak. Total siswa di Kabupaten Ende Lio mencapai 67.758 Siswa dengan banyaknya tenaga pengajar yaitu 4.541 guru. Berikut beberapa nama sekolah di Kabupaten Ende Lio :

Kabupaten Ende Lio mempunyai 3 Rumah Sakit, 1 RS Bersalin, 24 Puskesmas, 52 Puskesmas Pembantu dan 6 Balai Pengobatan. Tiga rumah sakit masing-masing adaalah RSUD Ende Lio, Rumah Sakit Misi Ende Lio, dan RS St Antonius Jopu. Sedangkan RS Bersalin yakni RS Bersalin SSPS Ende. Rencananya akan dibangun rumah sakit baru bernama RSU Pratama di Kecamatan Wewaria. Terdapat 443 orang tenaga medis meliputi dokter umum, dokter gigi, bidan, Perawat / SPK, Perawat Gigi, Akademi Perawat maupun Sanitarian (SPPH).

Untuk melayani mobilisasi angkutan darat di Kabupaten Ende terdapat 130.30 Km jalan nasional, 160.30 Km jalan provinsi, 824.60 Km jalan kabupaten dan 338.70 Km jalan pedesaan. Sementara itu, Kabupaten Ende memiliki 5 terminal tipe A dan tipe C, yaitu Terminal Ndao, Terminal Rewarangga, Terminal Detusoko, Terminal Maukaro dan Terminal Wolowaru. Sedangkan untuk angkutan udara, Kabupaten Ende mempunyai Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman dengan maskapai Lion Air dioperasikan oleh Wings Air, Kalstar, Pelita Air Service dan TransNusa Air Services. Letak Kabupaten Ende yang strategis, yang batas wilayahnya berhubungan langsung dengan dua perairan laut utara dan selatan sehingga terdapat Pelabuhan Barang dan Penumpang, Pelabuhan Pertamina dan Pelabuhan Ikan.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.