Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. GOWA
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. GOWA
Kabupaten Gowa (Makassar: ᨁᨚᨓ, translit. Gòwa, pengucapan bahasa Makassar: ) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. ibu kota kabupaten ini terletak di kelurahan Sungguminasa, kecamatan Sombaopu. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,33 km² dan jumlah penduduk pada pertengahan 2024 sebanyak 806.908 jiwa.
Kabupaten Gowa, merupakan daerah yang sebelum kemerdekaan merupakan Kesultanan Gowa yang dipimpin oleh Sultan. Salah satu Raja nya yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin. Kabupaten Gowa dengan Benteng Somba Opu sebagai ibukota Kesultanan Gowa di abad ke-16 hingga 17, sebagai ibu kota sudah dikenal oleh bangsa asing dari Eropa yang menetap di ibukota Somba Opu seperti Portugis, Inggris, Belanda, Denmark dan Prancis. Dari Asia Timur seperti China, bangsa Moor dari Afrika utara dan Yaman dari Timur Tengah. Komunitas Suku Melayu di Asia Tenggara seperti Pattani dari Thailand, Champa dari Vietnam, Minangkabau dari Sumatera barat, Johor dan Pahang dari Malaysia, Suku Aborigin dari Australia utara serta berbagai suku bangsa di Nusantara. Ibu kota Somba Opu menjadi kota paling Kosmopolitan di Asia Tenggara pada abad ke-XVII.
Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai abad ke-14 (1320), Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang besar pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang akhirnya takluk kepada Belanda lewat Perjanjian Bungaya. Namun meskipun sebagai kerajaan, Gowa tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi Kota Makassar ini dapat disebut anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri merupakan cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.
Kota Makassar lebih dikenal khalayak dibandingkan dengan Kabupaten Gowa. Padahal kenyataannya sampai sekarang Kabupaten Gowa ibaratnya masih menjadi ibu bagi kota ini. Kabupaten yang hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dari Kota Makassar ini memasok sebagian besar kebutuhan dasar kehidupan kota. Mulai dari bahan material untuk pembangunan fisik, bahan pangan, terutama sayur-mayur, sampai aliran air bersih dari Waduk Bili-bili.
Kemampuan Kabupaten Gowa menyuplai kebutuhan bagi daerah sekitarnya dikarenakan keadaan alamnya. Kabupaten seluas 1.883,32 kilometer persegi ini memiliki enam gunung, di mana yang tertinggi adalah Gunung Bawakaraeng. Daerah ini juga dilalui Sungai Jeneberang yang di daerah pertemuannya dengan Sungai Jenelata dibangun Waduk Bili-bili. Keuntungan alam ini menjadikan tanah Gowa kaya akan bahan galian, di samping tanahnya subur.
Secara geografis, Kabupaten Gowa terletak pada 5°33' - 5°34' Lintang Selatan dan 120°38' - 120°33' Bujur Timur. Luas wilayah kabupaten Gowa adalah ±1.883,33 km².
Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 10-2800 meter di atas permukaan air laut. Namun demikian wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar 72,26% terutama di bagian timur hingga selatan karena merupakan Pegunungan Tinggimoncong, Pegunungan Bawakaraeng-Lompobattang dan Pegunungan Batureppe-Cindako. Dari total luas Kabupaten Gowa 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya dan Tompobulu. Kabupaten Gowa dilalui oleh banyak sungai yang cukup besar yaitu ada 15 sungai. Sungai dengan luas daerah aliran yang terbesar adalah Sungai Jeneberang yaitu seluas 881 km² dengan panjang sungai utama 90 Km.
Wilayah kabupaten Gowa menurut klasifikasi iklim Koppen beriklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah Gowa disebabkan oleh hembusan angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan tidak banyak membawa uap air dan terjadi pada periode Mei hingga Oktober. Sementara itu, musim penghujan di wilayah kabupaten ini diakibatkan oleh hembusan angin muson barat laut–barat daya yang bersifat basah dan lembab. Musim penghujan di wilayah Gowa berlangsung pada periode November hingga April dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 500 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah kabupaten Gowa berkisar pada angka 2.000–3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 100–180 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah kabupaten Gowa berkisar pada angka 22°–33 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±81%.
Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan, 46 kelurahan dan 121 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,32 km² dan jumlah penduduk sebesar 752.896 jiwa dengan sebaran penduduk 400 jiwa/km².
Jumlah penduduk Kabupaten Gowa pada tahun 2024 tercatat sebanyak 825.369 jiwa. Komposisi jenis kelamin terdiri dari 408.960 laki-laki dan 416.409 perempuan. Rasio jenis kelamin berada di angka 98, menunjukkan dominasi jumlah penduduk perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 1,97 persen. Kepadatan penduduk sebesar 438 jiwa/km², dengan variasi antar kecamatan yang signifikan. Kecamatan dengan kepadatan tertinggi yaitu Somba Opu mencapai 5.700 jiwa/km², sedangkan terendah adalah Parangloe sebesar 91 jiwa/km².
Angkatan kerja di Kabupaten Gowa berjumlah 452.466 jiwa, dengan 434.783 jiwa berstatus bekerja. Komposisi pekerja menurut lapangan usaha mencatat bahwa sektor jasa menyerap tenaga kerja terbesar sebanyak 204.558 jiwa, diikuti sektor pertanian sebanyak 137.499 jiwa, dan sektor industri sebanyak 92.726 jiwa. Sebanyak 169.011 jiwa tergolong bukan angkatan kerja, dengan 65,24 persen dari kelompok tersebut memiliki aktivitas utama mengurus rumah tangga.
Distribusi penduduk menurut agama menunjukkan mayoritas menganut Islam sebanyak 741.817 jiwa. Penganut Protestan tercatat sebanyak 2.546 jiwa, Katolik 1.564 jiwa, Hindu 96 jiwa, Buddha 79 jiwa, dan tidak ada data untuk kelompok lainnya. Sebaran agama ini dilengkapi dengan jumlah tempat ibadah yaitu 1.525 masjid, 329 mushola, 22 gereja Protestan, 4 gereja Katolik, dan tidak terdapat data tentang pura atau vihara di Kabupaten Gowa pada tahun 2024.
Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Gowa pada tahun 2024 meliputi 4 rumah sakit umum, 26 puskesmas rawat inap, 36 klinik, dan 797 posyandu yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan. Tenaga kesehatan yang tercatat terdiri atas 129 dokter umum, 48 dokter gigi, 155 dokter spesialis, 76 apoteker, 76 asisten apoteker, 139 lulusan sarjana kesehatan masyarakat, 82 analis kesehatan, 691 perawat, 424 bidan, 67 ahli gizi, 7 tenaga anestesi, 6 fisioterapis, 74 sanitarian, 29 petugas rontgen, 24 perekam medis, dan 48 perawat gigi, dengan total keseluruhan sebanyak 2.075 orang. Pada tahun 2024, terdapat 11.963 kelahiran yang tercatat di rumah sakit dan puskesmas, dengan 11.937 kelahiran hidup dan 26 kematian bayi baru lahir. Semua persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional tanpa keterlibatan dukun. Jumlah desa atau kelurahan yang memiliki sarana kesehatan mencapai 71 dari total wilayah administratif Kabupaten Gowa.
Kasus penyakit menular yang tercatat paling banyak adalah diare sebanyak 6.762 kasus, diikuti oleh tuberkulosis dengan 2.140 kasus dan tifus sebanyak 1.385 kasus. HIV dilaporkan sebanyak 159 kasus dengan 17 kematian. Demam berdarah tercatat 99 kasus dengan 1 kematian. Kusta dilaporkan sebanyak 53 kasus. Hepatitis klinis sebanyak 153 kasus, malaria 20 kasus, sedangkan kolera, tetanus, difteri, rabies, disentri, dan penyakit kelamin tidak memiliki catatan kasus pada tahun yang sama. Total keseluruhan penderita penyakit menular mencapai 10.771 dengan 113 kematian. Kasus stunting balita di tahun 2024 tercatat sebanyak 2.073 anak. Kecamatan Somba Opu menjadi wilayah dengan jumlah kasus stunting terbanyak sebanyak 398 anak, diikuti Pallangga sebanyak 199 anak, dan Barombong dengan 273 anak. Penurunan jumlah kasus dari tahun sebelumnya terjadi di hampir seluruh kecamatan, dari total 2.276 kasus pada tahun 2023.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gowa atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 5,39 persen sepanjang tahun 2024. Nilai pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 5,02 persen dan menempatkan Kabupaten Gowa di posisi kelima secara regional setelah Kabupaten Bone. Sektor penggerak utama meliputi pertanian, perdagangan besar dan eceran, konstruksi.com">Konstruksi, serta administrasi pemerintahan. Dalam konteks kontribusi sektoral terhadap PDRB atas dasar harga berlaku, sektor pertanian dan kehutanan menghasilkan nilai sebesar 5.032,94 miliar rupiah, sektor perdagangan mencapai 3.177,84 miliar rupiah, sedangkan sektor konstruksi.com">Konstruksi mencatat 3.125,91 miliar rupiah.
Jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gowa tercermin dari data pinjaman bank umum menurut skala bisnis. Sepanjang 2024, rata-rata bulanan nilai pinjaman untuk pelaku UMKM tercatat di kisaran 298,53 miliar rupiah, sedangkan pinjaman untuk skala non-UMKM mencapai rata-rata 120,41 miliar rupiah. Jumlah ini menunjukkan dominasi kegiatan permodalan pada sektor UMKM yang tersebar lintas kecamatan, dengan konsentrasi pinjaman tertinggi terjadi pada bulan Juni dan September. Sektor industri pengolahan Kabupaten Gowa menyumbang nilai tambah sebesar 1.655,83 miliar rupiah terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2024. Jumlah ini menempatkan sektor industri pada posisi penting dalam struktur ekonomi lokal, bersanding dengan sektor perdagangan dan pertanian. Data industri kecil dan menengah belum tersedia secara terpisah, tetapi tercermin melalui data pembiayaan usaha dan aktivitas koperasi aktif yang mencapai 254 unit pada tahun yang sama.
Total nilai pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi di Kabupaten Gowa mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dengan laju pertumbuhan mencapai 5,98 persen sepanjang tahun 2024. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2023 sebesar 3,95 persen. Peningkatan ini terjadi bersamaan dengan pertumbuhan sektor konstruksi.com">Konstruksi dan peningkatan pembelanjaan pemerintah yang tercatat positif meskipun terbatas hanya sebesar 0,03 persen. Selain itu, perubahan inventori menunjukkan nilai negatif sebesar -138,22 persen, menandakan penurunan persediaan yang drastis. Inflasi tidak dilaporkan secara eksplisit dalam publikasi, tetapi dapat direpresentasikan melalui pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan. Pada tahun 2024, total pengeluaran per kapita mencapai 1.279.631 rupiah per bulan. Dari angka ini, 659.270 rupiah dialokasikan untuk konsumsi makanan, sedangkan 620.361 rupiah dialokasikan untuk barang dan jasa non-makanan. Dibandingkan tahun 2023, terjadi peningkatan sebesar 7,6 persen pada komponen makanan, serta penurunan tipis pada komponen non-makanan sebesar 0,6 persen. Kenaikan tajam terjadi pada pengeluaran buah-buahan sebesar 77 persen dan rokok sebesar 25 persen.
Bahan-bahan galian golongan C di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Jenebarang, seperti pasir, batu kali dan kerikil secara turun-temurun mampu memberikan nafkah bagi penduduk sekitarnya. Kontribusi sektor ini dalam kegiatan ekonomi tahun 2000 nilainya mencapai Rp. 105,4 miliar atau 9,13 persen, tetapi sumbangan sektor ini terhadap kas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) cukup signifikan. Pada tahun anggaran 2001, Pemkab menargetkan Rp. 2,03 miliar dari pajak bahan galian golongan C untuk mengisi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan penggalian memang cukup besar karena selain tersedianya material dari DAS, juga ada batu gunung dan tanah liat. Truk-truk lalu-lalang mengangkut material ini di sepanjang jalan protokol yang menghubungkan Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar. Bahan galian memang mampu memberikan pemasukan yang besar bagi kas Pemkab Gowa. Pos pajak ini mendominasi pendapatan hingga mencapai 65 persen dalam PAD tahun anggaran 2001 yang besarnya Rp. 3,11 miliar.
Sektor pertanian Kabupaten Gowa mencakup berbagai komoditas pangan dengan padi sawah sebagai tanaman utama. Luas tanam padi sawah mencapai 24.096 hektare, luas panen 23.970 hektare, total produksi 117.906 ton, dan produktivitas 4,92 ton per hektare. Jagung menempati posisi kedua dengan luas tanam 29.601 hektare, luas panen 29.210 hektare, total produksi 134.579 ton, dan produktivitas 4,61 ton per hektare. Ubi kayu ditanam di atas lahan seluas 1.233 hektare dengan hasil panen 1.233 hektare dan produksi 22.249 ton, sementara ubi jalar mencapai 194 hektare dengan hasil panen 194 hektare dan total produksi 2.134 ton. Kacang tanah memiliki luas tanam 535 hektare, luas panen 535 hektare, produksi 881 ton, dan produktivitas 1,65 ton per hektare. Kacang hijau tumbuh di area 345 hektare dan menghasilkan 558 ton dari panen seluas 345 hektare.
Sektor perkebunan rakyat mengembangkan tanaman tahunan dan semusim. Kopi arabika menempati luas terbesar yaitu 6.379,70 hektare dengan hasil 2.411,61 ton. Kakao menempati luas 3.820,75 hektare dengan produksi 1.165,68 ton. Cengkeh mencakup 4.176,50 hektare dengan produksi 896,23 ton. Kelapa menempati lahan 1.265,06 hektare dan menghasilkan 659,96 ton. Jambu mete, pala, dan lada memiliki luas masing-masing 1.095 hektare, 925,5 hektare, dan 294,5 hektare, dengan hasil 152,47 ton, 6,35 ton, dan 13,64 ton. Tanaman semusim seperti tebu mencakup area 550 hektare dengan produksi 2.200 ton, sedangkan tembakau ditanam di 153,5 hektare dengan hasil 107,45 ton. Terdapat 29.984 kepala keluarga yang terlibat dalam kegiatan perkebunan rakyat, dengan jumlah petani tertinggi berada pada komoditas kakao sebanyak 7.964 kepala keluarga.
Sektor peternakan memperlihatkan populasi ternak besar dan kecil yang beragam. Terdapat 62.972 ekor sapi, 431 ekor kerbau, 3.949 ekor kuda, dan 18.486 ekor kambing. Populasi ayam ras mencapai 2.644.431 ekor, dengan rincian 2.008.869 ayam pedaging, 635.562 ayam petelur, dan 1.352.521 ayam buras. Populasi itik mencapai 169.001 ekor. Jumlah pemotongan ternak di rumah potong hewan terdiri dari 13.943 ekor sapi, 155 ekor kerbau, 1.120 ekor kuda, dan 5.194 ekor kambing. Selama 2024, terdapat 23.357 ekor sapi yang masuk ke Kabupaten Gowa dan 13.365 ekor sapi yang keluar. Data serupa juga menunjukkan masuknya 7.887 ekor kambing dan keluarnya 2.706 ekor kambing sepanjang tahun.
Sektor perikanan menghasilkan 2.490,2 ton ikan dengan nilai produksi mencapai Rp56.168,28 juta. Ikan nila menempati posisi tertinggi dengan produksi 724,9 ton senilai Rp17.352,20 juta. Disusul ikan mas 285,8 ton, mujair 172 ton, dan lele 236,8 ton. Produksi udang vaname mencapai 104,3 ton, sedangkan udang windu 30,2 ton. Terdapat 677 rumah tangga yang mengusahakan budidaya kolam air tawar, sementara 146 rumah tangga melakukan budidaya tambak. Produksi perikanan darat terbagi atas 134,5 ton budidaya udang, 144,9 ton tambak bandeng, dan 860,1 ton kolam air tawar. Armada tangkap terdiri dari 92 perahu tanpa motor, 84 perahu motor tempel, dan 139 kapal motor.
Pada tahun ajaran 2024/2025, jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Gowa terdiri atas 420 Sekolah Dasar, 124 Sekolah Menengah Pertama, 52 Sekolah Menengah Atas, 21 Sekolah Menengah Kejuruan, serta 3 Perguruan Tinggi yang tersebar di 18 kecamatan. Terdapat 12.211 siswa Raudatul Athfal, 28.740 siswa Sekolah Menengah Pertama, 16.916 siswa Sekolah Menengah Atas, dan 4.991 siswa Madrasah Aliyah. Angka Partisipasi Murni jenjang Sekolah Dasar mencapai 99,26 persen, Sekolah Menengah Pertama 76,41 persen, dan Sekolah Menengah Atas 60,34 persen. Angka Partisipasi Kasar jenjang Sekolah Dasar sebesar 111,62 persen, Sekolah Menengah Pertama 80,27 persen, dan Sekolah Menengah Atas 90,30 persen.
Angka Melek Aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 93,30 persen. Pada kelompok usia 15–24 tahun, angka melek aksara mencapai 100 persen. Kelompok usia 15–59 tahun mencapai 97,44 persen, dan kelompok usia 60 tahun ke atas sebesar 69,16 persen. Perempuan usia 15 tahun ke atas mencatat angka melek aksara sebesar 91,37 persen, sedangkan laki-laki sebesar 95,31 persen. Jumlah lulusan tingkat Sekolah Dasar sebanyak 10.799 orang, terdiri atas 5.177 lulusan SD dan 1.386 lulusan MI. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama, terdapat 2.851 lulusan MTs dan 5.177 lulusan SMP. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas, jumlah lulusan SMA sebanyak 5.177 orang dan MA sebanyak 1.631 orang.
Jumlah mahasiswa di empat perguruan tinggi yang beroperasi di Kabupaten Gowa yaitu Universitas Islam Negeri (UIN), Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Universitas Syekh Yusuf Al Makassari, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebanyak 26.179 orang, terdiri atas 9.807 laki-laki dan 16.372 perempuan. Sementara jumlah dosen mencapai 1.037 orang, terdiri atas 17 guru besar, 625 dosen bergelar magister, dan 315 dosen bergelar doktor. UIN menjadi institusi dengan jumlah mahasiswa dan dosen terbanyak, yaitu 25.496 mahasiswa dan 891 dosen.
Pada tahun 2024, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Gowa tercatat sebanyak 55,13 ribu jiwa atau setara dengan 6,85 persen dari total populasi. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, ketika tercatat sebesar 59,10 ribu jiwa atau 7,42 persen. Garis kemiskinan berada pada angka Rp475.305 per kapita per bulan. Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 0,67, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan berada pada angka 0,11. Data ini menunjukkan penurunan konsisten sejak tahun 2021, yang saat itu masih mencapai nilai 1,38 untuk kedalaman dan 0,36 untuk keparahan. Kabupaten Gowa memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 73,71 dan menduduki peringkat ke-15 dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. IPM tersebut terbentuk melalui tiga dimensi utama yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Kabupaten Gowa berada pada nilai 62,65. Komponen penyusunnya mencakup tingkat pemerataan layanan perpustakaan sebesar 0,4319, kecukupan koleksi perpustakaan sebesar 0,2727, kecukupan tenaga perpustakaan sebesar 0,1748, tingkat kunjungan masyarakat per hari sebesar 0,5061, serta keterlibatan masyarakat dan keanggotaan perpustakaan yang masing-masing diberi skor maksimal sebesar 1,0000. Tingkat kegemaran membaca masyarakat berada pada angka 90,79 dengan frekuensi membaca 5–6 kali per minggu (80,30 persen), jumlah bacaan 5–6 buku per triwulan (76,29 persen), durasi membaca 1–1,59 jam per hari (66,43 persen), dan akses internet 5–6 kali per minggu (81,38 persen) dengan durasi 2–2,59 jam per hari (69,71 persen).
Pada tahun 2024, sektor pariwisata di Kabupaten Gowa ditunjang oleh 85 objek wisata yang tersebar di berbagai kecamatan. Fasilitas akomodasi terdiri dari empat jenis, yaitu hotel, penginapan, vila, dan homestay. Jumlah hotel tercatat sebanyak 3 unit, sedangkan jumlah penginapan sebanyak 85 unit. Jenis akomodasi terbanyak adalah vila dengan total 101 unit, kemudian homestay sebanyak 88 unit. Pada kategori hotel, tersedia total 989 kamar dan 1.783 tempat tidur. Hotel berbintang menyediakan 137 kamar dan 196 tempat tidur, sedangkan hotel nonbintang menyediakan 852 kamar dan 1.587 tempat tidur. Tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Januari 2024 sebesar 17 persen dan mengalami fluktuasi hingga mencapai puncak 28 persen pada Agustus 2024. Sebaliknya, hotel nonbintang mengalami tingkat hunian terendah sebesar 4 persen pada bulan Juni dan tertinggi sebesar 11 persen pada April, Oktober, dan November. Rata-rata lama tinggal wisatawan tidak dicantumkan secara eksplisit dalam bentuk angka. Penyedia makan dan minum terdiri dari enam jenis, yaitu restoran, rumah makan, warung, katering, warkop, dan lesehan. Warung menjadi jenis terbanyak dengan jumlah 189, disusul rumah makan sebanyak 117, warkop sebanyak 43, dan lesehan sebanyak 28. Restoran tercatat sebanyak 18 dan katering sebanyak 10. Seluruh data penyedia makan dan minum yang dicatat hanya berasal dari usaha yang memiliki izin resmi. Informasi ini menunjukkan struktur infrastruktur pariwisata Kabupaten Gowa yang terfokus pada pengembangan akomodasi nonhotel dan usaha makanan skala kecil hingga menengah.
Panjang jalan di Kabupaten Gowa pada tahun 2024 tercatat mencapai 2.483,72 km. Rincian panjang tersebut terdiri dari jalan negara sepanjang 22,92 km, jalan provinsi sepanjang 276,39 km, dan jalan kabupaten sepanjang 2.184,41 km. Sebagian besar permukaan jalan menggunakan aspal dengan panjang 1.397,74 km, disusul jalan beton sepanjang 289,19 km, jalan kerikil sepanjang 405,60 km, dan jalan tanah sepanjang 91,88 km. Berdasarkan kondisi fisik, sepanjang 878,99 km jalan berada dalam kondisi baik, 605,43 km dalam kondisi sedang, 88,99 km mengalami kerusakan ringan, dan 611,00 km dalam keadaan rusak berat. Jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Gowa pada tahun 2024 mencapai 611 unit dengan total panjang 6,01 km. Jenis jembatan yang mendominasi adalah jembatan beton sebanyak 576 unit, diikuti jembatan kayu sebanyak 28 unit, jembatan rangka baja sebanyak 2 unit, dan 5 unit jembatan lainnya. Dari segi kondisi, 476 jembatan berada dalam kondisi baik, 73 jembatan rusak ringan, 38 rusak sedang, dan 24 jembatan mengalami kerusakan berat. Sebanyak 426 jembatan memiliki bentang antara 2–10 meter, 135 jembatan memiliki bentang 10–20 meter, dan 50 jembatan memiliki bentang di atas 20 meter.
Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Gowa pada tahun 2024 tercatat sebanyak 337.496 unit. Kendaraan roda dua mendominasi dengan jumlah 290.109 unit. Sementara itu, mobil penumpang tercatat sebanyak 33.965 unit, mobil barang atau pickup sebanyak 13.276 unit, dan bus sebanyak 146 unit. Khusus untuk kendaraan bermotor beroda empat sampai enam yang wajib uji kir, jumlahnya mencapai 21.525 unit. Terdiri dari 146 unit bus kecil, 3.038 unit truk, 10 unit mikro mini, serta 18.331 unit pickup. Data ini hanya mencakup kendaraan yang tercatat di Dinas Perhubungan dan tidak termasuk kendaraan milik TNI/Polri atau korps diplomatik.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.