Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. LANGKAT
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. LANGKAT
Langkat (Abjad Jawi: لڠکت; Surat Batak: ᯞᯰᯂᯗ᯳) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Stabat. Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan dengan luas 6.273,29 km² dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 1.109.248 jiwa. Nama Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat, kesultanan yang dahulu pernah memerintah di wilayah Kabupaten Langkat.
Kabupaten Langkat berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh. Adapun batas wilayah kabupaten berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:
Pada masa pemerintahan Kerajaan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut residen dan berkedudukan di Kota Binjai dengan residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi/ bumiputera) berada di tangan pemerintahan Kesultanan Langkat.
Di bawah pemerintahan kesultanan dan asisten residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan di bawah luhak disebut kejuruan (raja kecil) dan distrik, secara berjenjang disebut penghulu balai (raja kecil Karo) yang berada di desa. Pemerintahan luhak dipimpin seorang pangeran, Pemerintahan kejuruan dipimpin seorang datuk, Pemerintahan distrik dipimpin seorang kepala distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya.
Pemerintahan kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala luhak, yakni Luhak Langkat Hulu, Luhak Langkat Hilir, dan Luhak Teluk Haru.
Luhak Langkat Hulu berkedudukan di Kota Binjai yang dipimpin oleh T. Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 kejuruan dan 2 distrik yaitu:
Luhak Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura (sekarang berstatus kecamatan) dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T. Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu:
Luhak Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Brandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik yaitu:
Awal tahun 1942, kekuasaan pemerintah kolonial Belanda beralih ke pemerintahan Jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh syucokan. Afdeling diganti dengan bunsyu dipimpin oleh bunsyuco. Kekuasaan Imperium Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatra dipimpin oleh seorang gubernur yaitu Teuku Muhammad Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi Agresi Militer Belanda I dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Kota Binjai dengan kepala pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Bagian Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Brandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (bupati) Netap Bukit.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanaan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung di bawah bupati serta assiten wedana (camat) sebagai perangkat akhir. Tahun 1965-1966 jabatan bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang caretaker (wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dandim 0202 Langkat.
Bupati Langkat adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Langkat. Bupati Langkat bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Langkat ialah Syah Afandin yang dilantik pada 20 Februari 2025 oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di DKI Jakarta.
Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan, 37 kelurahan, dan 240 desa dengan luas wilayah mencapai 6.262,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 1.032.330 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 165 jiwa/km².
Jumlah penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2024 tercatat sebanyak 1.042.118 jiwa, terdiri atas 528.791 laki-laki dan 513.327 perempuan. Sebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Stabat dengan 89.319 jiwa, disusul Kecamatan Secanggang sebanyak 81.721 jiwa dan Kecamatan Tanjungpura sebanyak 76.266 jiwa. Sementara itu, kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sei Lepan dengan 15.374 jiwa. Komposisi umur menunjukkan bahwa kelompok usia produktif (15–64 tahun) mencapai 67,14 persen, sedangkan usia belum produktif (0–14 tahun) sebesar 26,48 persen dan usia lanjut (65 tahun ke atas) sebesar 6,38 persen. Rasio ketergantungan penduduk sebesar 48,9, menunjukkan bahwa dalam setiap 100 orang usia produktif, terdapat sekitar 49 orang usia nonproduktif yang ditanggung secara sosial dan ekonomi. Kepadatan penduduk rata-rata sebesar 243 jiwa per kilometer persegi, dengan Kecamatan Binjai memiliki kepadatan tertinggi sebesar 885 jiwa per kilometer persegi. Jumlah rumah tangga tercatat sebanyak 284.344 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 3,66 jiwa.
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Langkat tahun 2024 sebanyak 637.226 orang, terdiri atas 602.183 orang bekerja dan 35.043 orang pengangguran terbuka. Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 71,55 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,5 persen. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebanyak 216.947 orang, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 91.606 orang, dan sektor industri pengolahan sebanyak 72.126 orang. Sektor konstruksi.com">Konstruksi menyerap 51.287 tenaga kerja, sementara sektor jasa pendidikan sebanyak 18.134 orang. Penduduk bekerja pada sektor administrasi pemerintahan tercatat sebanyak 17.621 orang dan sektor transportasi serta pergudangan sebanyak 13.229 orang.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2000, penduduk Kabupaten Langkat sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa Jawa. Adapun besaran penduduk Kabupaten Langkat menurut suku bangsa ialah suku Jawa sebanyak 56,87%, kemudian suku Batak sebanyak 17,52% dengan mayoritas Batak Karo sebanyak 10,22%, kemudian Batak Toba 4,76% dan Batak Mandailing serta Batak Angkola sebanyak 2,54%. Penduduk suku Melayu sebanyak 14,93%, diikuti suku Aceh sebanyak 2,29%, orang Minangkabau 1,29%, orang Tionghoa-Indonesia 0,88%, suku Nias 0,19% dan suku lainnya sebanyak 6,10%.
Berdasarkan data agama, jumlah penganut Islam di Kabupaten Langkat sebanyak 927.521 jiwa, Kristen Protestan 86.345 jiwa, Katolik 16.372 jiwa, Buddha 10.866 jiwa, Hindu 982 jiwa, dan penganut agama lainnya sebanyak 32 jiwa. Sarana ibadah yang tersedia meliputi 1.171 masjid, 1.089 musala, 317 gereja Protestan, 32 gereja Katolik, 15 vihara, dan 7 pura. Ketersediaan tempat ibadah tersebar merata di seluruh kecamatan, terutama masjid dan musala yang hadir hampir di setiap desa.
Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Langkat pada tahun 2024 terdiri dari 4 rumah sakit, 35 Puskesmas (yang seluruhnya telah memiliki fasilitas rawat inap), 77 Puskesmas Pembantu, 43 Poliklinik/Balai Pengobatan, dan 405 posyandu aktif. Rumah sakit tersebut tersebar di beberapa wilayah kecamatan, dengan kapasitas tempat tidur rawat inap yang beragam. Jumlah tenaga kesehatan meliputi 173 dokter umum, 40 dokter gigi, 34 dokter spesialis, dan 762 bidan. Perawat tercatat sebanyak 1.078 orang, sedangkan apoteker berjumlah 93 orang. Tenaga kesehatan lain seperti tenaga gizi sebanyak 48 orang dan tenaga laboratorium kesehatan sebanyak 65 orang. Jumlah total tenaga kesehatan mencapai 2.293 orang yang tersebar di fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta. Program pelayanan kesehatan dasar juga diperkuat oleh keberadaan 92 tenaga promosi kesehatan dan 113 tenaga kesehatan lingkungan. Vaksinasi dasar lengkap untuk bayi usia 0–11 bulan mencapai cakupan sebesar 95,27 persen dari target sasaran 13.214 bayi. Cakupan kunjungan bayi balita ke posyandu mencapai 92,14 persen, sedangkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil sebesar 96,74 persen. Seluruh Puskesmas juga menyelenggarakan program pengendalian penyakit menular dan tidak menular seperti TBC, DBD, hipertensi, dan diabetes melalui layanan terintegrasi.
Angka kematian bayi tahun 2024 tercatat sebanyak 86 kasus dari 15.206 kelahiran hidup, sementara angka kematian ibu melahirkan mencapai 14 kasus. Jumlah balita gizi buruk tercatat 135 anak, sedangkan jumlah balita stunting sebanyak 1.219 anak berdasarkan hasil pengukuran status gizi balita. Prevalensi stunting mencapai 8,52 persen dari total balita yang diukur. Program penanganan gizi buruk dilakukan melalui pemberian makanan tambahan dan intervensi gizi spesifik pada balita di bawah dua tahun. Jumlah peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) tercatat sebanyak 969.841 jiwa, atau 95,47 persen dari total penduduk. Peserta JKN dibagi menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 703.574 jiwa dan Non-PBI sebanyak 266.267 jiwa. Kunjungan pasien rawat jalan di rumah sakit sebanyak 381.274 kasus, sedangkan pasien rawat inap tercatat sebanyak 45.201 kasus. Puskesmas menerima kunjungan rawat jalan sebanyak 1.613.407 kasus sepanjang tahun. Jenis penyakit terbanyak pada layanan primer adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 256.892 kasus, hipertensi 134.624 kasus, dan gastritis 119.785 kasus. Kasus DBD sebanyak 645, dan kasus TBC tercatat 487 kasus dengan sebagian besar ditemukan melalui skrining aktif di Puskesmas.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Langkat atas dasar harga berlaku tahun 2024 mencapai Rp53.185.671,35 juta, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp49.480.128,98 juta. PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp33.576.384,71 juta, naik dari Rp32.059.756,78 juta pada tahun 2023. Struktur PDRB berdasarkan lapangan usaha menunjukkan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai penyumbang terbesar, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi.com">Konstruksi. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 4,72 persen. Nilai ekspor Kabupaten Langkat tahun 2024 mencapai USD 337,40 juta, sebagian besar berasal dari komoditas kelapa sawit, karet, dan produk hasil pertanian lainnya. Nilai impor tercatat sebesar USD 21,92 juta. Tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 2,68 persen. Kelompok pengeluaran dengan andil inflasi tertinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,32 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,01 persen. Kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar -0,87 persen, sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 1,45 persen. Perubahan harga ini mencerminkan dinamika distribusi dan produksi barang kebutuhan pokok di berbagai kecamatan.
Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Langkat pada tahun 2024 tercatat sebanyak 28.137 unit, terdiri atas 24.010 usaha mikro, 3.705 usaha kecil, dan 422 usaha menengah. Sektor dominan adalah perdagangan eceran dan makanan-minuman. Unit industri pengolahan berjumlah 1.827, sebagian besar berupa industri rumah tangga berbasis bahan lokal seperti pengolahan minyak kelapa, karet remah, dan keripik ubi. Sektor industri besar dan sedang masih terbatas, berjumlah 28 unit dengan komoditas utama seperti pengolahan kelapa sawit, karet, serta pengemasan bahan pangan. Jumlah pasar tradisional sebanyak 43 unit, tersebar di hampir seluruh kecamatan, dengan intensitas aktivitas perdagangan tertinggi di Stabat, Tanjung Pura, dan Gebang. Data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2024 tercatat sebesar Rp592,81 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 13,62 juta. Investasi ini tersebar di sektor industri makanan, jasa konstruksi.com">Konstruksi, serta pertambangan dan energi. Jumlah tenaga kerja terserap dari investasi sepanjang tahun sebanyak 2.134 orang. Total penerimaan pajak daerah mencapai Rp168,29 miliar, sementara retribusi daerah sebesar Rp26,73 miliar. Sektor perdagangan luar daerah masih didominasi jalur darat dan pelabuhan di wilayah pantai timur sebagai jalur ekspor nonmigas dan agribisnis.
Produksi tanaman pangan di Kabupaten Langkat tahun 2024 mencakup berbagai komoditas utama dengan total luas panen dan hasil produksi signifikan. Komoditas padi sawah dipanen dari 38.330 hektar menghasilkan 186.671 ton Gabah Kering Giling (GKG), sementara padi ladang seluas 80 hektar menghasilkan 246 ton. Komoditas jagung ditanam pada lahan 10.144 hektar dengan produksi 45.308 ton. Kedelai ditanam seluas 37 hektar menghasilkan 84 ton, kacang tanah seluas 267 hektar menghasilkan 527 ton, dan kacang hijau ditanam pada 159 hektar dengan produksi 161 ton. Ubi kayu dan ubi jalar masing-masing dipanen dari 344 dan 172 hektar, menghasilkan 8.272 ton dan 1.323 ton. Komoditas hortikultura juga menunjukkan produksi signifikan. Cabai besar dipanen dari 424 hektar menghasilkan 4.113 ton, cabai rawit dari 569 hektar menghasilkan 4.387 ton, bawang merah dari 58 hektar menghasilkan 451 ton, dan bawang putih dari 1 hektar menghasilkan 3 ton. Buah-buahan seperti pisang menghasilkan 20.278 ton dari 1.729 hektar, mangga 3.543 ton dari 348 hektar, pepaya 1.607 ton dari 145 hektar, dan durian 1.471 ton dari 206 hektar. Komoditas sayuran seperti tomat, wortel, dan kol juga memberikan kontribusi pada volume produksi hortikultura di kabupaten ini, dengan masing-masing 4.870 ton, 492 ton, dan 901 ton.
Sektor perkebunan di Kabupaten Langkat tahun 2024 mencakup luas lahan kelapa sawit sebesar 93.266 hektar dengan produksi 331.134 ton tandan buah segar. Karet ditanam pada 54.215 hektar menghasilkan 46.175 ton getah. Komoditas kelapa terdapat pada 16.049 hektar lahan menghasilkan 13.699 ton. Tanaman kakao berada pada 4.342 hektar menghasilkan 2.872 ton biji kering, sedangkan kopi ditanam di 837 hektar menghasilkan 361 ton biji kering. Peternakan mencatat populasi sapi potong sebesar 43.013 ekor, sapi perah sebanyak 323 ekor, kerbau 2.683 ekor, kambing 70.488 ekor, domba 15.361 ekor, babi 4.583 ekor, dan kuda 170 ekor. Populasi unggas meliputi ayam buras 2.569.458 ekor, ayam ras pedaging 1.693.834 ekor, ayam petelur 452.230 ekor, dan itik 258.220 ekor. Produksi daging ayam ras mencapai 3.293 ton, telur ayam ras 1.202 ton, dan telur itik 591 ton. Perikanan budidaya menghasilkan 20.204 ton ikan, sementara perikanan tangkap dari perairan laut menghasilkan 4.161 ton dan dari perairan umum daratan 3.296 ton. Komoditas utama perikanan terdiri dari ikan nila, lele, patin, gurame, mujair, dan bandeng. Produksi rumput laut mencapai 96 ton dari lahan tambak pesisir, sementara jumlah rumah tangga nelayan tercatat sebanyak 13.079 unit, tersebar di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Langkat.
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Langkat pada tahun 2024 tercatat sebanyak 265.901 orang, terdiri atas 265.781 wisatawan nusantara dan 120 wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat total 255.618 wisatawan. Sebagian besar wisatawan mengunjungi kawasan Bukit Lawang, yang merupakan salah satu destinasi ekowisata unggulan di Sumatera Utara. Objek wisata andalan lainnya meliputi Tangkahan, Bahorok, Pantai Sikara-Kara, dan Air Terjun Silangit. Jumlah objek wisata yang tercatat secara resmi sebanyak 23 lokasi tersebar di berbagai kecamatan, baik alam maupun buatan. Jenis wisata yang tersedia di antaranya ekowisata, wisata petualangan, wisata religi, dan wisata budaya. Kawasan Bahorok dan sekitarnya menjadi pusat kegiatan pemanduan wisata alam, dengan keberadaan pemandu lokal terlatih yang bekerja sama dengan pihak pengelola taman nasional. Kegiatan wisata di wilayah ini juga didukung oleh atraksi seni budaya lokal yang rutin ditampilkan pada waktu-waktu tertentu seperti libur akhir tahun dan Hari Raya Keagamaan. Sebagian objek wisata dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, sementara lainnya berada dalam pengelolaan masyarakat adat atau komunitas lokal.
Sektor akomodasi mencatatkan total 35 hotel dan penginapan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Langkat sepanjang tahun 2024. Klasifikasi hotel terdiri atas 2 hotel berbintang dan 33 hotel non-bintang dengan kapasitas total 968 kamar. Tingkat hunian rata-rata hotel mencapai 41,2 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 38,6 persen. Sebagian besar penginapan berada di Kecamatan Bahorok dan Kuala. Jumlah tenaga kerja di bidang jasa akomodasi dan pariwisata mencapai 624 orang, mencakup bagian front office, housekeeping, layanan makanan dan minuman, serta pemandu wisata. Pemerintah daerah mencatat kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak hotel dan restoran sebesar Rp2,83 miliar. Rincian ini terdiri dari pajak hotel sebesar Rp1,26 miliar dan pajak restoran sebesar Rp1,57 miliar. Promosi pariwisata dilakukan melalui berbagai saluran termasuk media sosial, brosur pariwisata, serta partisipasi dalam pameran pariwisata tingkat provinsi dan nasional. Pemerintah juga memfasilitasi pelatihan SDM pariwisata dalam bentuk pelatihan pemandu wisata, pengelolaan homestay, dan pelatihan kebersihan lingkungan objek wisata.
Jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Langkat tahun ajaran 2023/2024 terdiri dari 521 Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta dengan jumlah murid sebanyak 101.473 orang dan guru sebanyak 7.113 orang, serta 152 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menampung 42.065 murid dan didukung oleh 3.833 guru. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 47 sekolah dengan jumlah murid 19.436 dan guru 1.769, sementara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 39 unit melayani 16.858 murid dengan 1.424 guru. Pendidikan anak usia dini dilayani oleh 373 Taman Kanak-Kanak (TK) dengan 19.683 murid dan 1.774 guru. Satuan pendidikan luar biasa terdiri atas 5 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menampung 247 murid dengan 80 guru. Pendidikan keagamaan tercermin dari keberadaan 34 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 23 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 14 Madrasah Aliyah (MA) dengan total murid sebanyak 18.527 dan guru sebanyak 1.418. Selain pendidikan formal, Kabupaten Langkat memiliki beberapa satuan pendidikan nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang aktif menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan dan pelatihan vokasional. Perguruan tinggi negeri maupun swasta tidak tercatat berada dalam wilayah administratif Kabupaten Langkat, namun mahasiswa asal kabupaten ini tersebar di berbagai kampus di Medan dan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara.
Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD/MI tahun 2024 tercatat sebesar 96,82 persen, SMP/MTs sebesar 86,25 persen, dan SMA/SMK/MA sebesar 65,13 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk SD/MI mencapai 105,46 persen, SMP/MTs sebesar 98,21 persen, dan SMA/SMK/MA sebesar 83,57 persen. Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun ke atas berada pada angka 96,88 persen, sedangkan untuk kelompok usia 15–24 tahun mencapai 99,21 persen. Kelompok usia 25–59 tahun memiliki tingkat melek huruf 97,02 persen dan kelompok usia 60 tahun ke atas sebesar 83,76 persen. Jumlah lulusan pada jenjang SD sebanyak 17.968 orang, SMP sebanyak 13.524 orang, SMA sebanyak 6.203 orang, dan SMK sebanyak 5.207 orang. Sebaran fasilitas pendidikan menunjukkan konsentrasi tertinggi di wilayah Kecamatan Stabat, Binjai, dan Tanjung Pura, sedangkan kecamatan seperti Sei Bingai dan Batang Serangan memiliki jumlah sekolah lebih sedikit dengan rasio guru dan murid yang lebih rendah. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan secara berkala mengawasi distribusi guru dan pembinaan tenaga pendidik untuk menjamin ketersediaan layanan di wilayah pedalaman dan kawasan terpencil.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Langkat tahun 2024 tercatat sebanyak 124.090 jiwa, menurun dari 126.680 jiwa pada tahun 2023. Persentase penduduk miskin turun dari 9,40 persen menjadi 9,11 persen. Garis kemiskinan tahun 2024 naik menjadi Rp603.200 per kapita per bulan, dibandingkan Rp561.948 pada tahun sebelumnya. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan dari 1,53 menjadi 1,41, dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dari 0,33 menjadi 0,29. Data bantuan sosial menunjukkan jumlah keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 41.934 rumah tangga, sementara penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tercatat sebanyak 79.465 rumah tangga. Program Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN) menjangkau 522.115 jiwa. Program bantuan ini tersebar di seluruh kecamatan, dengan konsentrasi penerima terbesar berada di Kecamatan Stabat, Wampu, dan Tanjung Pura. Jumlah rumah tangga penerima bantuan sosial beririsan dengan kategori keluarga pra-sejahtera berdasarkan data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Fasilitas sosial dan layanan kesejahteraan di Kabupaten Langkat pada tahun 2024 meliputi berbagai bentuk sarana dan lembaga pelayanan bagi kelompok rentan. Terdapat 3 unit panti sosial resmi, terdiri atas 1 Panti Anak, 1 Panti Lansia, dan 1 Panti Disabilitas, masing-masing melayani 65, 42, dan 38 orang binaan. Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial juga memfasilitasi 16 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) non-pemerintah yang tersebar di beberapa kecamatan, sebagian besar dikelola oleh organisasi keagamaan dan komunitas lokal. Jumlah penyandang disabilitas tercatat sebanyak 1.217 orang, terdiri dari disabilitas fisik, sensorik, mental, dan ganda. Program pelayanan bagi disabilitas mencakup pemberian alat bantu seperti kursi roda, alat dengar, dan tongkat adaptif. Data kegiatan kepemudaan menunjukkan 191 unit Karang Taruna aktif di tingkat desa dan kelurahan, dengan program pengembangan ekonomi kreatif, pelatihan kerja, dan pembinaan karakter remaja. Gerakan Pramuka juga aktif dengan 218 gugus depan aktif dari tingkat siaga hingga pandega, tercatat memiliki 12.405 anggota aktif. Program Kampung Siaga Bencana diaktifkan di lima kecamatan rawan banjir dan tanah longsor sebagai bagian dari sistem kesiapsiagaan berbasis komunitas.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.