Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. WAROPEN
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. WAROPEN
Kabupaten Waropen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Distrik Waropen Bawah. Kabupaten Waropen merupakan pemekaran dari Kabupaten Yapen Waropen pada tahun 2003. Berdasarkan letak astronomis, Kabupaten Waropen terletak pada posisi 1350 93’ 00” – 1370 42’ 00”BT dan 30 35’ 00” – 20 12’ 00” LS.
Kabupaten Waropen di provinsi Papua dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Yapen Waropen pada sekitar tahun 2003. Ibu kota kabupaten ini terletak di Botawa.
Dalam sebutan "Waropen" terdapat hubungan yang erat dengan kata "Oropong" yang mula-mula dipakai oleh Jacob Weyland (tahun 1705), sedangkan kata "Waropen" menurut penduduk asli Waropen artinya "orang yang berasal dari pedalaman" yaitu dari Gunung Tonater di Wamusopedai. Dengan demikian mungkin dapat dibenarkan, karena apabila dihubungkan dengan mite-mite yang hidup dimasyarakat hukum adat Waropen bahwa orang Waropen adalah orang yang bermigrasi ke pantai akibat adanya air ampuhan, dimana orang-orang Waropen terhanyut sampai ke Waropen Ambumi dan Roon di Kabupaten Nabire dan Manokwari di sebelah barat, dan Waropen Ronari di sebelah timur, sedangkan yang tersisa kemudian tinggal di pesisir Waropen Kai. Orang Waropen secara resmi dalam administrasi Pemerintahan mendiami daerah Kecamatan Waropen Atas, Masirei, dan Waropen Bawah.
Dikaji dari perspektif sejarah social budaya, Held (tahun 1974) telah membagi wilayah Waropen Atas ada 3 (tiga) wilayah hukum adat yang tercermin dalam perbedaan penggunaan bahasa sehari-hari. Wilayah tersebut adalah wilayah Waropen Ambumi, Waropen Kai, dan Waropen Ronari. Masyarakat hukum adat Waropen Ambumi yang terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok yang masuk ke wilayah Kabupaten Nabire yang mendiami kampung Napan, Wenami, Masipawa, Makimi, Moor, Mambor, dan Ambumi. Serta kelompok yang masuk Wilayah Kabupaten Manokwari dan mendiami kampung-kampung Yendeman, Saybes, War, kayob, dan Menarbu.
Masyarakat Hukum Adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung Semanui, Wapoga, Desawa, Waren, sedangkan kampung-kampung Paradoi, Sanggei, Mambui, dan Nubuai yang kini tergabung dalam satu pemukiman yang disebut Urei Faisei, Risei Sayati, Wonti, Bokaro, dan Koweda. Waropen inilah yang dikatakan sebagai orang Waropen Asli. Masyarakat hukum adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung Barapasi, Sosora, Sorabi, Kerema, Tamakuri, Teba, Janke, dan baitanisa, yaitu yang mendiami daerah pedalaman Waropen sebelah Timur sampai Pegunungan Van Ress.
Kampung-kampung di daerah pesisir Waropen umumnya dibangun di atas sungai pada hutan bakau dan ada pula yang dibangun di lidah pasir dan muara-muara sungai. Ada pula beberapa kampung yang sudah dibangun atau didaratkan pada tanah kering. Kampung-kampung yang didaratkan kebanyakan terdapat di daerah Waropen Atas. Usaha pendaratan kampung tersebut sudah dimulai sejak tahun 1969, realisasi dari usaha tersebut terwujud pada tahun 1970 oleh Bupati yapen Waropen secara resmi mengesahkan pendaratan beberapa pemukiman menjadi satu, yaitu Kampung Urei Faisey yang merupakan Kampung besar yang terdiri dari 50 – 75 rumah dan umumnya merupakan pemukiman yang sudah menetap.
Kabupaten Waropen terdiri atas 11 distrik dan 100 kampung dengan luas wilayah 10.977,09 km² dan jumlah penduduk 32.541 jiwa (2017). Kode Wilayah untuk Kabupaten Waropen adalah 91.15
Jumlah penduduk Kabupaten Waropen tahun 2022 tercatat sebanyak 36.974 jiwa dengan komposisi 19.415 laki-laki dan 17.559 perempuan, menghasilkan sex ratio sebesar 110,57 dan kepadatan penduduk rata-rata 3,41 jiwa per km². Kecamatan Oudate merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak sebanyak 11.610 jiwa atau 31,40 persen dari total penduduk, sedangkan Kecamatan Urei Faisei memiliki jumlah penduduk paling sedikit sebanyak 1.043 jiwa atau 2,82 persen. Kepadatan penduduk tertinggi tercatat di Kecamatan Waropen Bawah dengan 31 jiwa/km², diikuti Masirei 11 jiwa/km², sedangkan Kirihi di bawah 1 jiwa/km². Struktur penduduk ditandai oleh piramida penduduk ekspansif dengan dominasi kelompok usia muda, menunjukkan rasio ketergantungan usia muda yang tinggi. PNS di Kabupaten Waropen tahun 2021 berjumlah 2.373 orang, terdiri dari 1.405 laki-laki dan 968 perempuan. Piramida penduduk menunjukkan struktur umur muda, sebagian besar penduduk berada pada usia produktif dengan ketergantungan penduduk muda yang tinggi. Sebaran wilayah dengan luas 10.843,97 km² menyebabkan kepadatan penduduk rendah, kecuali di beberapa kecamatan dengan pusat aktivitas administratif. Sebaran jumlah pelanggan listrik yang tercatat selama lima tahun terus naik dari 5.093 pada 2018 menjadi 7.476 pada 2022, mencerminkan kecenderungan peningkatan kebutuhan energi seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi.
Pada tahun 2022, Kabupaten Waropen memiliki 1 rumah sakit, 1 poliklinik, 12 puskesmas, 22 puskesmas pembantu, dan 6 apotek. Setiap puskesmas melayani rata-rata 1.088 penduduk. Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan mengalami fluktuasi selama periode 2018–2022, yaitu 24,81 persen (2018), 14,00 persen (2019), 24,38 persen (2020), 24,64 persen (2021), dan 15,05 persen (2022). Pada tahun 2019, imunisasi balita terhadap BCG sebesar 62,63 persen, DPT 52,69 persen, Polio 61,12 persen, Campak 40,20 persen, dan Hepatitis B 44,01 persen. Persentase penduduk laki-laki yang sakit pada 2019 sebesar 7,29 persen dan perempuan 7,83 persen. Penyakit terbanyak di Waropen adalah malaria, ISPA, dan penyakit kulit. Proporsi rumah tangga dengan tangki septik sebagai tempat buang air besar sebesar 78,48 persen, sedangkan sisanya menggunakan kolam/sawah, sungai/danau/laut, lobang tanah, dan pantai/kebun. Pada 2021, sumber air minum terbanyak berasal dari air hujan sebesar 38,70 persen, diikuti air dalam kemasan 22,67 persen, sumber lainnya 21,98 persen, mata air terlindung 7,48 persen, sumur terlindung 8,28 persen, mata air tak terlindung 7,48 persen, sumur tak terlindung 6,98 persen, air permukaan 5,32 persen, dan pompa 0,88 persen.
Pada tahun 2022, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Waropen berusia 15 tahun ke atas sebesar 9,4 tahun sedangkan harapan lama sekolah anak usia 7 tahun sebesar 12,83 tahun. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis mencapai 94,45 persen. Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7–12 tahun sebesar 96,52 persen, usia 13–15 tahun sebesar 93,45 persen, dan usia 16–18 tahun sebesar 78,6 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD sebesar 105,15 persen dan Angka Partisipasi Murni (APM)-nya sebesar 90,66 persen, untuk SMP APK sebesar 95,11 persen dan APM sebesar 71,36 persen, sedangkan pada jenjang SMA APK sebesar 108,22 persen dan APM sebesar 59,42 persen. Jumlah sekolah formal terdiri atas 54 SD/MI, 18 SMP/MTs, dan 8 SMA/SMK/MA. Terdapat 370 guru SD/MI dengan jumlah murid 4.458, 187 guru SMP dengan murid 1.924, dan 110 guru SMA/SMK/MA dengan murid 1.394. Rasio guru terhadap murid sebesar 1:12 untuk SD, 1:10 untuk SMP, dan 1:13 untuk SMA. Rasio sekolah terhadap murid sebesar 1:83 untuk SD, 1:107 untuk SMP, dan 1:174 untuk SMA. Setiap sekolah memiliki rata-rata jumlah guru sebanyak 7 di SD, 10 di SMP, dan 14 di SMA.
Perekonomian Kabupaten Waropen tahun 2022 tumbuh sebesar 4,72 persen setelah pada tahun sebelumnya tercatat 1,35 persen. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku sebesar Rp 2.313,60 miliar dan atas dasar harga konstan sebesar Rp 1.555,74 miliar. Sektor konstruksi.com">Konstruksi menyumbang 31,30 persen terhadap struktur PDRB, diikuti sektor pertanian 26,79 persen dan administrasi pemerintahan 16,34 persen. Sektor perdagangan menyumbang 7,37 persen, real estate 5,28 persen, jasa pendidikan 4,79 persen, jasa lainnya 1,68 persen, transportasi 1,52 persen, jasa kesehatan 1,46 persen, informasi dan komunikasi 0,61 persen, jasa keuangan dan asuransi 0,58 persen, industri pengolahan 1,07 persen, pengadaan listrik 0,03 persen dan pengadaan air 0,01 persen. Jumlah koperasi aktif di Kabupaten Waropen sebanyak 30 unit yang tersebar di beberapa kecamatan dengan jumlah koperasi terbanyak berada di Urei Faisei sebanyak 18 unit. Jumlah bank sebanyak 11 unit yang terdiri atas 2 unit Bank BRI, 1 unit Bank BNI, 7 unit Bank BPD Papua, dan 1 unit Bank BPR. Jumlah wisatawan domestik yang masuk pada tahun 2019 mencapai 168.194 orang. Produksi perikanan tangkap di laut mencapai 831 ton dengan nilai Rp 21 miliar, sedangkan produksi dari perairan umum daratan sebanyak 511 ton dengan nilai Rp 4 miliar. Produksi listrik PLN mencapai 10.702.903 KWh dengan distribusi sebesar 10.901.800 KWh, pelanggan listrik terbanyak berada di Kecamatan Urei Faisei.
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Kabupaten Waropen pada tahun 2022 sebesar Rp 980.636 atau Rp 11.767.632 per tahun, turun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 1.220.491. Persentase pengeluaran untuk makanan sebesar 52,70 persen dan non makanan sebesar 47,30 persen. Pada tahun 2022, angka pengeluaran per kapita untuk menyusun Indeks Pembangunan Manusia tercatat sebesar Rp 6.919 ribu. Rata-rata lama sekolah mencapai 9,40 tahun, sedangkan harapan lama sekolah sebesar 12,83 tahun. Angka ini mendukung IPM Waropen sebesar 65,67 persen, berada di atas rata-rata Provinsi Papua yang sebesar 61,39 persen. Persentase penduduk miskin Kabupaten Waropen sebesar 30,22 persen, menjadikannya peringkat ketiga tertinggi di kawasan Teluk Cendrawasih setelah Mamberamo Raya dan Supiori. Sektor listrik dan air hanya menyumbang 0,02 persen terhadap struktur ekonomi. Sektor industri pengolahan mencatat kontribusi sebesar 1,07 persen, sedangkan sektor akomodasi dan makan minum menyumbang 0,25 persen. Kabupaten Waropen menempati peringkat kedua tertinggi pertumbuhan ekonomi di wilayah Teluk Cendrawasih setelah Kabupaten Biak Numfor yang tumbuh 4,98 persen.
Daratan yang masih tertutup hutan lebat, ditambah morfologi perbukitan, menyebabkan sebagian besar desa sulit dijangkau. Jalan aspal hanya tersedia di sekitar pusat pemerintahan di Botawa. Jalan-jalan ke daerah lain, terutama di tenggara yang berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya, kondisinya buruk.
Karena keterbatasan prasarana jalan raya, sampai saat ini masih digunakan transportasi air untuk mencapai Kecamatan Waropen Atas ataupun Masirei. Melewati Selat Saireri terlebih dahulu kemudian masuk melalui Sungai Membramo untuk sampai ke Kecamatan Waropen Atas, ataupun melalui sungai-sungai kecil menuju Kecamatan Masirei.
Sulitnya transportasi inilah yang juga menghambat perdagangan hasil bumi penduduk transmigran. Keluarga-keluarga yang bermukim di dekat Botawa, Kecamatan Waropen Bawah, harus membawa hasil panen ke pelabuhan di kecamatan yang sama, lalu menumpang kapal bermesin 60-80 PK selama tiga jam untuk sampai ke Pulau Yapen. Barang-barang dagangan dipasarkan di Serui.
Kebutuhan pokok, seperti beras yang didatangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi harus melewati Serui, baru dikapalkan lagi melintasi Selat Saireri ke daratan Waropen. Tak heran, harga berbagai komoditas di kabupaten ini lebih mahal dibanding di Serui. Bila harga beras jenis bagus di ibu kota Kabupaten Yapen Waropen Rp 4.000-Rp 6.000 per kilogram, di Waropen harganya Rp 6.000 hingga Rp 8.000 untuk jenis yang sama.
Pada tahun 2018, luas panen tanaman bahan makanan di Kabupaten Waropen terdiri atas jagung 103 hektar, padi 89 hektar, ubi jalar 32 hektar, ubi kayu 26 hektar, kacang tanah 24 hektar, dan keladi 21 hektar. Produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim pada tahun 2019 meliputi kangkung 8.020 kuintal, kacang panjang 6.889 kuintal, ketimun 6.663 kuintal, terung 5.693 kuintal, semangka 4.521 kuintal, bayam 2.827 kuintal, buncis 2.261 kuintal, dan labu siam 1.169 kuintal. Kontribusi sektor pertanian terhadap struktur ekonomi Kabupaten Waropen pada tahun 2022 mencapai 26,79 persen, menjadikannya sektor dengan kontribusi kedua terbesar setelah sektor konstruksi.com">Konstruksi. Jumlah ternak besar yang terdiri dari sapi sebanyak 3.296 ekor, ternak kecil yang terdiri dari kambing dan babi sebanyak 8.326 ekor, serta ternak unggas yang meliputi ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik sebanyak 42.210 ekor. Produksi perikanan Kabupaten Waropen pada tahun 2021 terbagi atas perikanan tangkap di laut dan perikanan perairan umum daratan. Produksi perikanan tangkap di laut sebesar 831 ton dengan nilai produksi mencapai 21.100,9 juta rupiah, terdiri atas cakalang 72 ton, tongkol 19 ton, udang 61 ton, dan komoditas lainnya 679 ton. Perikanan perairan umum daratan menghasilkan 511 ton dengan nilai produksi sebesar 4.602,9 juta rupiah. Total produksi perikanan di seluruh Kabupaten Waropen pada tahun tersebut mencapai 1.342 ton dengan nilai total 25.703,8 juta rupiah.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.