Masjid dengan Kategori Masjid Besar

Masjid dengan Kategori Masjid Besar di KOTA PEMATANGSIANTAR

Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian

Tentang KOTA PEMATANGSIANTAR

Kota Pematangsiantar (Surat Batak: ᯇᯩᯔᯖᯰᯘᯪᯀᯉ᯲ᯖᯒ᯲) adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan Enklave dan eksklave dari Kabupaten Simalungun. Karena letaknya yang strategis, kota ini dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km² dan berpenduduk sebanyak 278.325 jiwa pada pertengahan tahun 2024).

Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Kota Medan dan 50 km dari Kelurahan Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati, dan 268 restoran. Di kota ini masih banyak terdapat sepeda motor The Birminghan Small Arms Company (BSA) kapasitas 500cc buatan Britania Raya, model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.

Wakil Presiden Republik Indonesia yang ketiga yakni Adam Malik, lahir di kota ini pada tanggal 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota ini adalah industri besar dan sedang. Dari seluruh total kegiatan ekonomi, pada tahun 2000 kota ini mencapai Rp1,69 triliun, pangsa pasar industri mencapai 38,18% atau Rp646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77% atau Rp385 miliar.

Motto dari kota ini adalah "sapangambei manoktok hitei" yang berasal dari Bahasa Batak Simalungun yang memiliki arti "saling bergotong-royong demi mencapai tujuan yang mulia".

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan wilayah dan pusat pemerintahan dari Kerajaan Siantar, yaitu satu dari tujuh kerajaan yang ada di Simalungun. Kerajaan Siantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Naualuh Damanik. Ia mulai memerintah sebagai raja di Kerajaan Siantar sejak tahun 1889 hingga tahun 1904.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Huluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan.

Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22/ 1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Wali Kota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No.1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, di mana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km² Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

Pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar, yaitu:

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak delapan kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh tiga Kelurahan.

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20”–3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00”–99° 6’ 35” Bujur Timur, dan merupakan enklave wilayah Kabupaten Simalungun.

Kota Pematangsiantar berupa daratan seluas 79,971 km2 yang berada pada ketinggian antara 400-500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar.

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,3 °C dan suhu minimum rata-rata 21,1 °C pada tahun 2012.

Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan curah hujan rata-rata 229 mm di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.

Wali kota adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Pematangsiantar. Wali kota Pematangsiantar bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, kepala daerah yang menjabat di Kota Pematangsiantar adalah Wali Kota Wesly Silalahi, didampingi wakil Wali Kota, Herlina. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Pematangsiantar 2024. Wesley dan Herlina dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 di Istana Merdeka Jakarta.

Wali Kota sebelumnya dijabat oleh Susanti Dewayani. Pada Pemilihan umum Wali Kota Pematangsiantar 2020, Susanti merupakan calon wakil wali kota, bersama calon Wali Kota Asner Silalahi, dan pasangan tersebut menang. Namun, Asner meninggal dunia sebelum resmi dilantik. Susanti diangkat menjadi wali kota Pematangsiantar untuk periode 2022—2024 pada tanggal 22 Agustus 2022.

Pada tahun 2023, jumlah penduduk Kota Pematangsiantar tercatat sebanyak 274.838 jiwa. Penduduk perempuan berjumlah 138.920 jiwa, lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki sebanyak 135.918 jiwa. Sex ratio tercatat sebesar 97,84, artinya terdapat sekitar 97 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Struktur umur penduduk menunjukkan dominasi usia produktif (15–64 tahun) sebesar 67,92 persen, sedangkan kelompok usia muda (0–14 tahun) sebesar 24,03 persen dan kelompok lanjut usia (65 tahun ke atas) sebesar 8,05 persen. Rasio ketergantungan tercatat sebesar 47,23 persen. Berdasarkan persebaran wilayah, Kecamatan Siantar Martoba menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, mencakup 19,18 persen dari total populasi, diikuti oleh Siantar Utara dengan 18,30 persen. Sementara itu, Kecamatan Siantar Selatan mencatat proporsi penduduk terendah yaitu 6,40 persen. Kepadatan penduduk di Kota Pematangsiantar mencapai 3.436,72 jiwa per kilometer persegi. Piramida penduduk menunjukkan pergeseran jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang pada kelompok usia tua, di mana jumlah perempuan jauh lebih tinggi. Sementara pada kelompok usia muda, jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibanding perempuan. Penduduk usia lanjut yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 22.137 jiwa, dengan rincian 9.221 laki-laki dan 12.912 perempuan.

Pada aspek ketenagakerjaan, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Kota Pematangsiantar pada tahun 2023 tercatat sebanyak 209.203 jiwa, dengan rincian laki-laki 102.525 jiwa dan perempuan 106.678 jiwa. Jumlah angkatan kerja sebanyak 148.460 jiwa terdiri dari 83.419 laki-laki dan 65.041 perempuan. Penduduk bukan angkatan kerja berjumlah 60.743 jiwa, terdiri dari 19.106 laki-laki dan 41.637 perempuan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) secara keseluruhan sebesar 64,85 persen, dengan TPAK laki-laki lebih tinggi (73,78 persen) dibanding perempuan (56,26 persen). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat sebesar 8,62 persen, dengan nilai 9,31 persen pada laki-laki dan 7,72 persen pada perempuan. Dari seluruh angkatan kerja yang bekerja, sektor jasa-jasa menjadi lapangan usaha dominan dengan porsi 76,15 persen. Lapangan usaha manufaktur menempati urutan kedua dengan 17,98 persen, sementara sektor pertanian menyerap 5,87 persen tenaga kerja. Data tersebut menunjukkan pergeseran struktur ketenagakerjaan menuju sektor tersier, sedangkan sektor primer memiliki peran yang sangat kecil dalam menyerap tenaga kerja.

Penduduk di kota Pematangsiantar umumnya adalah suku Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Melayu, Batak Karo, Batak Angkola, Jawa, Minangkabau, Tionghoa dan suku lainnya. Mayoritas penduduk kota Pematangsiantar menganut agama Kristen dan Islam.

Data Sensus Penduduk Indonesia 2010, yang beragama Kristen sebanyak 51,25% dimana Protestan 46,54% dan Katolik 4,71%. Selain itu agama Islam juga banyak dianut yakni mencapai 43,90%. Selebihnya agama penganut agama Buddha 4,36%, Hindu 0,11%, Konghucu 0,01% dan lainnya 0,37%. Masyarakat dari suku Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, dan Batak Pakpak kebanyakan beragama kristen, sementara warga dari suku Batak Mandailing, Batak Angkola, Jawa, Minangkabau, Melayu dan sebagian dari suku Batak Simalungun dan suku Batak lainnya sebagian besar beragama Islam. Keturunan Tionghoa umumnya beragama Buddha, Konghucu, dan Kristen.

Jumlah fasilitas kesehatan di Kota Pematangsiantar pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Tercatat sebanyak 10 rumah sakit, 19 puskesmas, 8 puskesmas pembantu, dan 31 klinik. Walaupun demikian, jumlah Posyandu mengalami penurunan menjadi 249 unit dari sebelumnya 252 unit. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional, proporsi penduduk yang mengalami keluhan sakit tahun 2023 sebesar 9 persen. Bila dirinci menurut jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan yang mengalami keluhan sakit tercatat sebesar 10,46 persen sedangkan laki-laki sebesar 7,48 persen. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya di mana total proporsi penduduk yang mengalami sakit sebesar 10,30 persen. Angka harapan hidup juga menunjukkan peningkatan dari 74,27 tahun pada 2022 menjadi 74,75 tahun pada 2023. Dalam hal pelayanan kesehatan ibu melahirkan, seluruh perempuan usia 15–49 tahun yang pernah kawin dilaporkan melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan pada tahun 2023, meningkat dari 98,69 persen pada tahun 2022. Hal ini memperlihatkan peningkatan cakupan dan akses pelayanan persalinan yang lebih baik. Kelompok lanjut usia (65 tahun ke atas) berjumlah 22.137 jiwa atau 8,05 persen dari total penduduk, terdiri atas 9.221 laki-laki dan 12.912 perempuan. Data ini memperlihatkan bahwa penduduk perempuan pada kelompok usia lanjut lebih banyak daripada laki-laki, menunjukkan perbedaan usia harapan hidup antara jenis kelamin. Selain itu, kelompok umur 70–74 tahun terdiri dari 6.369 jiwa, sedangkan kelompok umur 75 tahun ke atas terdiri dari 6.579 jiwa. Perbedaan distribusi ini penting dalam merancang pelayanan kesehatan lansia berbasis kebutuhan usia lanjut.

Tingkat kesehatan penduduk juga dapat diamati melalui indikator fasilitas sanitasi dan air bersih. Tahun 2023, sebanyak 96,56 persen rumah tangga memiliki fasilitas tempat buang air sendiri, sementara sisanya 3,44 persen masih menggunakan fasilitas bersama atau tidak memiliki fasilitas yang layak. Sumber air minum utama bagi rumah tangga di Kota Pematangsiantar berasal dari air leding dengan proporsi 82,96 persen. Sumber lainnya mencakup sumur sebesar 15,92 persen, mata air 0,68 persen, air kemasan atau isi ulang 0,09 persen, dan sumber lain 0,36 persen. Persentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan lantai bukan tanah mencapai 99,75 persen, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 99,58 persen. Selain itu, persentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m² tercatat hanya 0,29 persen, sedangkan yang tinggal di rumah dengan luas lantai 60–99 m² sebesar 36,80 persen dan 100–149 m² sebesar 35,52 persen. Kondisi tersebut memberikan gambaran umum tentang lingkungan fisik tempat tinggal masyarakat yang berkaitan langsung dengan aspek kesehatan. Sementara itu, angka kematian ibu dan bayi baru lahir tidak dilaporkan secara spesifik, namun dengan cakupan 100 persen persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, risiko komplikasi berat saat persalinan dapat ditekan.

Pada tahun 2023, sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar mencatat kontribusi sebesar 19,30 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), menurun dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar nilai tambah sektor ini berasal dari industri pengolahan tembakau yang mencapai 74,09 persen, diikuti oleh industri makanan dan minuman sebesar 16,75 persen, serta industri kayu dan barang anyaman dari bambu dan rotan sebesar 3,97 persen. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tetap aktif dengan penyaluran kredit yang dominan kepada usaha mikro sebesar 41,74 persen dari total kredit UMKM. Dalam lingkup perdagangan, sektor perdagangan besar dan eceran menyumbang 26,91 persen terhadap PDRB, menjadikannya sektor terbesar. Penyaluran pinjaman oleh perbankan ke sektor perdagangan juga mencapai Rp1.357,55 miliar. Investasi perbankan didominasi oleh simpanan berjangka masyarakat sebesar 39,62 persen dari total simpanan, meningkat dari 33,55 persen tahun sebelumnya. Pada sektor konstruksi.com">Konstruksi, nilai tambah sebesar Rp1.717,72 miliar tercatat pada 2023 dengan kontribusi 10,58 persen terhadap PDRB. Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi seperti transportasi memperlihatkan penggunaan kendaraan bermotor sebanyak 44.606 unit, terdiri dari sepeda motor 66,23 persen, angkutan pribadi 28,70 persen, dan angkutan umum 5,07 persen. Jumlah pelanggan listrik rumah tangga mencapai 649.966 dengan total konsumsi 856.249.122 kWh. Industri pengolahan termasuk sektor tembakau, makanan, minuman, tekstil, serta kayu tetap menjadi poros ekonomi lokal. Pelayanan transportasi logistik didukung jalan dengan permukaan aspal atau beton sepanjang 489,73 km dan hanya 3,80 persen jalan berupa tanah.

Tingkat inflasi di Kota Pematangsiantar tahun 2023 tercatat sebesar 2,30 persen, turun signifikan dibanding tahun 2022 sebesar 6,16 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan sebesar 5,43 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,58 persen serta perlengkapan rumah tangga sebesar 3,63 persen. Kelompok makanan dan minuman mencatat inflasi 2,29 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran hanya mengalami inflasi sebesar 0,81 persen. Sektor perdagangan, industri, dan jasa tetap menjadi sektor utama dengan pembentukan nilai tambah tinggi. Kredit bank tersalur ke sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1.357,55 miliar, ke industri pengolahan sebesar Rp587,41 miliar, dan ke real estate sebesar Rp66,74 miliar. Total simpanan masyarakat dalam bank umum terdiri dari tabungan Rp5.969,91 miliar (45,43 persen), simpanan berjangka Rp5.205,95 miliar (39,62 persen), dan giro Rp1.965,15 miliar (14,95 persen). Jumlah rekening tabungan mencapai 704.206. Nilai tukar petani dan kontribusi pertanian terhadap PDRB tetap kecil yaitu 1,53 persen, sementara subsektor jasa mengalami pertumbuhan pada subsektor transportasi dan pergudangan yang menyumbang 7,71 persen terhadap PDRB. Dalam konteks UMKM, penyaluran pinjaman kredit usaha kecil mencapai 37,91 persen dan menengah 20,35 persen dari total pinjaman UMKM. Sebaran kredit berdasarkan lokasi proyek menunjukkan aktivitas ekonomi terbesar ada pada sektor perdagangan dan real estate.

Pada tahun 2023 di Kota Pematangsiantar, subsektor pertanian mencatat luas panen padi sebesar 2.392 hektar dengan hasil produksi sebanyak 15.551 ton. Produksi jagung mencapai 9.975 ton dari luas panen 1.425 hektar, sementara ubi kayu dipanen dari 230 hektar menghasilkan 4.600 ton. Sayuran seperti bayam dan sawi masing-masing menghasilkan 240 ton, sedangkan kangkung menurun menjadi 201,8 ton, dan terong hanya mencapai 5,11 ton. Produksi kacang panjang turun drastis menjadi 7,5 ton. Pada tanaman buah, durian menunjukkan lonjakan signifikan dari 16,5 ton menjadi 82,4 ton, sedangkan alpukat, pepaya, mangga, dan pisang mengalami penurunan masing-masing menjadi 15,76 ton, 19,6 ton, 15,9 ton, dan 18,52 ton. Subkategori buah lain seperti rambutan naik menjadi 35,45 ton, sementara belimbing, sawo, dan sirsak justru menurun. Luas lahan pertanian terus menghadapi tekanan dari alih fungsi lahan, hal ini berdampak pada konsistensi hasil produksi komoditas pangan dan hortikultura. Data sektor pertanian juga berimplikasi terhadap kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), di mana total kontribusi pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat hanya 1,53 persen pada tahun 2023. Sub sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian memberikan kontribusi tertinggi dalam kelompok ini, yaitu sebesar 1,33 persen, sedangkan Kehutanan dan Penebangan Kayu serta Perikanan masing-masing mencatat kontribusi sebesar 0,13 persen dan 0,07 persen.

Peternakan di Kota Pematangsiantar tahun 2023 didominasi oleh ternak babi dengan populasi mencapai 3.249 ekor atau sekitar 69,71 persen dari total ternak, diikuti kambing sebanyak 1.026 ekor, sapi 357 ekor, dan kerbau 29 ekor. Untuk jenis unggas, ayam kampung menjadi yang paling banyak dibudidayakan dengan jumlah 28.611 ekor atau 87,74 persen dari total unggas, disusul itik sebanyak 3.997 ekor. Populasi hewan ternak secara umum menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada sektor perikanan, kontribusi terhadap PDRB tetap rendah dan stagnan pada angka 0,07 persen dalam lima tahun terakhir. Dalam pembiayaan usaha lapangan ini, tercatat alokasi pinjaman dari perbankan ke sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai Rp173,87 miliar di tahun 2023, meningkat dari tahun 2022 yang hanya Rp156,63 miliar. Kendati nominal pinjaman meningkat, struktur sektor primer di kota ini tetap menghadapi tantangan dari sisi efisiensi produksi, tekanan perubahan iklim terhadap komoditas hortikultura, serta rendahnya proporsi kontribusi sektor primer terhadap ekonomi daerah.

Pada tahun 2023, rata-rata lama sekolah penduduk Kota Pematangsiantar tercatat sebesar 11,58 tahun, mencerminkan capaian setara jenjang kelas dua tingkat sekolah menengah atas. Angka melek huruf latin mencapai 99,66 persen, menunjukkan mayoritas penduduk usia 15 tahun ke atas mampu membaca dan menulis huruf latin. Perbandingan antara jumlah ruang belajar dan jumlah murid pada jenjang sekolah dasar (SD) negeri menunjukkan rasio 1:19, sedangkan SD swasta memiliki rasio 1:24. Di tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah negeri mencatat rasio 1:26 dan swasta 1:22. Untuk sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), sekolah negeri menunjukkan rasio 1:35 dan swasta 1:28. Jumlah ruang belajar secara keseluruhan pada tahun 2023 di seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah mencapai 2.317 unit, menampung total 55.593 murid. Pada tahun yang sama, jumlah guru di SD, SLTP, dan SLTA masing-masing adalah 1.879, 1.238, dan 829, menghasilkan rasio guru terhadap murid sebesar 1:13 di SD dan SLTP serta 1:16 di SLTA. Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SD sebesar 99,07 persen, SLTP 83,74 persen, dan SLTA 70,88 persen. APM menunjukkan proporsi anak-anak usia sekolah sesuai jenjang yang benar-benar bersekolah di jenjang yang sesuai usianya. Angka Partisipasi Kasar (APK), yang memperhitungkan seluruh peserta didik pada suatu jenjang tanpa memperhatikan usia, tidak tersedia pada tahun 2023 untuk seluruh jenjang. Namun, pada tahun sebelumnya, APK untuk SD tercatat 113,08 persen, SLTP 81,53 persen, dan SLTA 103,23 persen.

Jumlah murid SD pada tahun 2023 tercatat sebanyak 25.308, terdiri dari 12.677 murid di sekolah negeri dan 12.631 di sekolah swasta. Jumlah murid SLTP mencapai 16.375, terdiri dari 9.503 murid di sekolah negeri dan 6.872 di sekolah swasta. Jumlah murid SLTA mencapai 13.910, terdiri dari 6.689 murid di sekolah negeri dan 7.221 di sekolah swasta. Rasio ruang belajar terhadap jumlah murid paling besar terjadi di tingkat SLTA dengan rata-rata 1 ruang belajar digunakan oleh 31 murid. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional, angka melek huruf latin penduduk Pematangsiantar lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sumatera Utara yang pada tahun 2023 mencatat 99,17 persen. Dalam aspek indikator pembangunan manusia, harapan lama sekolah mencapai 14,60 tahun, menunjukkan ekspektasi penduduk untuk memperoleh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi tingkat dua. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang pada tahun 2023 mencatat nilai sebesar 80,46, masuk dalam kategori sangat tinggi. Dibandingkan dengan IPM Provinsi Sumatera Utara yang sebesar 75,13, capaian Kota Pematangsiantar lebih tinggi. Peningkatan rata-rata lama sekolah dari tahun ke tahun terlihat dari data tahun 2021 sebesar 11,29 tahun dan 2022 sebesar 11,31 tahun. Data tersebut menunjukkan tren peningkatan pencapaian pendidikan formal penduduk Kota Pematangsiantar dalam tiga tahun terakhir.

Di Kota Pematangsiantar terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang kampusnya terletak di Jalan Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat Universitas Simalungun (disingkat USI) dan Universitas HKBP Nommensen. Selain itu juga terdapat beberapa perguruan tinggi lainnya yaitu AMIK Multicom, STIKOM Tunas Bangsa, STIE SULTAN AGUNG dan AMIK Parbina Nusantara berdiri, dan juga ada Universitas Efarina.

Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti Bintang Timur, Methodist, Sultan Agung, Kalam Kudus, SMA Kampus Nommensen, Taman Asuhan, Taman Siswa, SMK Parbina Nusantara, SMA Budi Mulia, SMA Bintang Timur, SMA Seminari dan SMA-SMK Pelita.

Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional. Secara total, Pematangsiantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7 Universitas/Akademi.

Di Kota Pematangsiantar terdapat sebuah museum yaitu Museum Simalungun. Di dalam museum terdapat koleksi peninggalan sejarah dan budaya suku Simalungun. Museum Simalungun dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun. Lokasi Museum Simalungun di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 20. Posisi bangunan Museum Simalungun di antara kantor Polres Pematangsiantar dan gereja GKPS Jl. Sudirman.

Kota Pematangsiantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematangsiantar terdapat di Terminal Parluasan, yang merupakan titik transit bagi hampir seluruh angkutan kota dan bus antarkota. Bus-bus yang melayani rute dari dan Ke Pematangsiantar terdapat banyak pilihan antara lain adalah ALS, PMH, INTRA, Sentosa, PMM, Sejahtera, Eldivo, Paradep dan Tiomaz Executive. Bus-bus tersebut melayani rute antara lain ke Medan, Berastagi, Pekanbaru, Padang, Tarutung, Parapat, Kotanopan, Sibolga, hingga Jakarta.

Direncanakan beroperasi pada tahun 2022 Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat oleh PT Hutama Marga Waskita (HMW) dengan panjang 143,23 km dan terbagi dalam 6 seksi yang merupakan Jalan Tol Trans Sumatera kelanjutan dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Jalan Tol ini akan melewati Kota ini dan akan memperpendek jarak tempuh dari dan ke Kota Pematangsiantar maupun daerah-daerah disekitarnya.

Untuk sarana transportasi Kereta Api dapat diakses menggunakan Siantar Ekspres dengan relasi Stasiun Medan Ke Stasiun Siantar. Stasiun Siantar terletak dijalan Kartini No.13 Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar.

Pemerintah kota Pematangsiantar melalui Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha telah membuat suatu moda transportasi online, dengan sebutan Antarin Siantar. Antarin Siantar dibangun secara umum berdasarkan kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar. Adapun beberapa fitur Antarin Siantar adalah: Antar jemput motor, mobil becak, makanan, belanja, obat, pijat, laundri, rental mobil, share, paket, wisata, sekolah, dan lain-lain.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.