Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. MALUKU BARAT DAYA
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. MALUKU BARAT DAYA
Kabupaten Maluku Barat Daya adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Maluku, Indonesia. Ibu kotanya berada di kelurahan Tiakur salah satu kelurahan di kecamatan Moa Lakor. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Kabupaten Maluku Barat Daya merupakan salah satu kabupaten yang berada di sebelah selatan Provinsi Maluku dan juga berada di sebelah selatan Laut Banda dan berbatasan langsung dnegan negara tetangga Timor Leste. Secara astronomis, wilayah kabupaten ini terletak di antara 6°18' Lintang Selatan hingga 8°37' Lintang Selatan dan 125°44' Bujur Timur hingga 130°05' Bujur Timur.
Sebagai wilayah kabupaten yang berbentuk kepulauan, Kabupaten Maluku Barat Daya terdiri atas setidaknya 48 pulau yang tujuh di antaranya merupakan pulau-pulau terluar wilayah Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya secara keseluruhan adalah 72.427,2 km² dengan luas wilayah daratan sebesar 8.648 km² (11,9% dari total luas wilayah) dan luas wilayah perairan sebesar 63.779,2 km² (88,1% dari total luas wilayah). Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya terbagi dalam beberapa gugusan pulau, yaitu
Wilayah kabupaten Maluku Barat Daya memiliki iklim tropis basah dan kering (Aw) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson serta pengaruh dari perairan Laut Banda, Laut Arafuru, dan Samudera Indonesia. Tingkat kelembapan rata-rata di wilayah ini bervariasi antara 70% hingga 80% tiap tahunnya. Curah hujan rerata per tahunnya berkisar antara 800–2000 mm. Musim penghujan biasanya berlangsung pada bulan Desember hingga Mei yang disebabkan oleh pengaruh angin baratan dan pola cuaca lokal di kepulauan sekitar Laut Banda. Sementara itu, musim kemarau berlangsung pada periode Juli hingga November yang disebabkan oleh angin tenggara dari benua Australia yang bersifat kering dan sedikit memiliki uap air.
Kabupaten Maluku Barat Daya terdiri atas 17 kecamatan, 1 kelurahan, dan 117 desa dengan luas wilayah 4.581,06 km² dan jumlah penduduk 66.805 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya adalah 81.07.
Pada tahun 2023, jumlah penduduk Kabupaten Maluku Barat Daya tercatat sebanyak 93.766 jiwa yang terdiri atas 47.943 penduduk laki-laki dan 45.823 penduduk perempuan, dengan sex ratio sebesar 104. Jumlah ini menunjukkan bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 laki-laki. Penyebaran penduduk tidak merata, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Moa yang dihuni oleh 18.953 jiwa dan paling sedikit di Kecamatan Dawelor Dawera dengan 1.476 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata kabupaten adalah 19,95 jiwa per km², dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kecamatan Kisar Utara sebesar 171,97 jiwa/km² dan terendah di Wetar Selatan sebesar 2,39 jiwa/km². Dari segi pengeluaran, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan mencapai Rp1.027.351, terdiri dari pengeluaran makanan sebesar Rp592.717 (57,69 persen) dan non makanan Rp434.633 (42,31 persen). Pada kelompok makanan, pengeluaran tertinggi berasal dari padi-padian (14,29 persen), makanan/minuman jadi (7,96 persen), dan ikan/udang/cumi/kerang (6,88 persen), sementara pada kelompok non makanan tertinggi untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga (26,82 persen), aneka komoditas dan jasa (8,04 persen), serta pajak dan asuransi (4,45 persen). Dari sisi keagamaan, data resmi dalam dokumen ini tidak mencantumkan secara eksplisit jumlah pemeluk agama atau distribusi agama, tetapi dapat diasumsikan bahwa kehidupan sosial penduduk melibatkan komunitas lintas agama karena karakteristik wilayah kepulauan di Provinsi Maluku yang umumnya plural secara budaya dan agama.
Struktur ketenagakerjaan Kabupaten Maluku Barat Daya pada tahun 2023 menunjukkan jumlah angkatan kerja sebanyak 41.552 orang, dengan 40.544 orang (97,57 persen) berada dalam status bekerja dan sisanya 1.008 orang (2,43 persen) menganggur. Angkatan kerja didominasi oleh penduduk berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 15.722 orang, disusul lulusan SMA sebanyak 11.963 orang, Perguruan Tinggi sebanyak 5.400 orang, dan SMP sebanyak 8.467 orang. Tingkat pengangguran tertinggi berada pada lulusan Perguruan Tinggi yaitu 5,7 persen, sedangkan tingkat terendah pada lulusan SMP yaitu 0,85 persen. Komposisi pekerja berdasarkan status pekerjaan menunjukkan jumlah terbanyak berada pada kategori buruh/karyawan/pegawai sebanyak 10.716 orang, diikuti pelaku usaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 10.094 orang, pekerja keluarga tidak dibayar 9.671 orang, berusaha sendiri 9.342 orang, pekerja bebas 370 orang, dan berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 351 orang. Distribusi pekerjaan menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa laki-laki lebih mendominasi hampir di seluruh kategori pekerjaan, kecuali pada pekerja keluarga/tidak dibayar yang didominasi oleh perempuan. Hal ini memperlihatkan struktur ketenagakerjaan dengan kecenderungan tinggi pada sektor informal, dengan dominasi pekerjaan berisiko rendah upah dan ketidakpastian kerja. Penduduk usia kerja yang tinggi, yaitu 15 tahun ke atas, menjadi sumber utama tenaga kerja di kabupaten ini. Meskipun demikian, keberadaan lapangan kerja formal dan akses terhadap pekerjaan berupah layak masih menjadi tantangan di daerah ini.
Pada tahun 2023, pelayanan kesehatan di Kabupaten Maluku Barat Daya didukung oleh keberadaan 33 Puskesmas dan 33 Puskesmas Pembantu yang tersebar di hampir seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Dawelor Dawera. Satu-satunya rumah sakit berada di Kecamatan Moa. Distribusi Puskesmas rawat inap terdapat di Kisar Selatan, Letti, Babar Barat, dan Babar Timur. Sementara Puskesmas non-rawat inap terbanyak terdapat di Moa dengan 4 unit, diikuti Luang Sermata dengan 3 unit, serta beberapa kecamatan lain seperti Babar Barat, Damer, dan Pulau Masela yang memiliki 2 unit. Jumlah tenaga kesehatan juga tersebar tidak merata di seluruh kecamatan, dengan angka tertinggi berada di Moa yaitu sebanyak 261 tenaga kesehatan, sedangkan di Dawelor Dawera hanya 18 orang. Kasus kesehatan tertentu juga tercatat, seperti lima kasus gizi buruk pada bayi yang lahir dari total 1.674 kelahiran tahun 2022. Selain itu, penyebaran kasus HIV/AIDS pada tahun 2020 tertinggi di Kecamatan Moa Lakor dengan 10 kasus, disusul Kecamatan Wetar dengan 2 kasus, dan masing-masing 1 kasus di Babar Barat dan Babar Timur. Kasus malaria paling tinggi tercatat di Kecamatan Damer sebanyak 61 kasus, lalu Kepulauan Romang dan Wetar Utara masing-masing 8 kasus. Pemerintah kabupaten melaksanakan berbagai langkah untuk memperluas akses pelayanan, terutama dengan penyediaan fasilitas primer yang lebih dekat dan pemerataan distribusi tenaga medis.
Indikator kesehatan penduduk secara umum dapat ditilik dari angka harapan hidup serta peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2023, angka harapan hidup di Kabupaten Maluku Barat Daya adalah 63,44 tahun, berada di kisaran usia lanjut awal. IPM pada tahun yang sama sebesar 63,93, masih dalam kategori sedang menurut klasifikasi nasional, dan menjadi yang paling rendah di seluruh Provinsi Maluku. Angka ini hanya meningkat 0,86 poin dari tahun sebelumnya yang sebesar 63,07. Rendahnya IPM ini menempatkan Maluku Barat Daya di bawah kabupaten lain seperti Buru Selatan (66,23), Seram Bagian Timur (65,82), dan Seram Bagian Barat (67,56). Jumlah penduduk miskin sebesar 21,23 ribu jiwa atau 27,95 persen dari total penduduk kabupaten yang berjumlah 93.766 jiwa pada 2023, juga termasuk yang tertinggi secara regional. Tantangan utama yang memengaruhi aspek kesehatan adalah keterbatasan rumah sakit, ketidakseimbangan tenaga medis antar kecamatan, serta masih adanya penyakit menular dan kasus kekurangan gizi. Keberadaan fasilitas kesehatan juga belum tersebar merata di seluruh wilayah, terutama untuk fasilitas rujukan seperti rumah sakit yang hanya ada satu unit. Hal ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan sistem kesehatan daerah yang berbasis wilayah kepulauan dengan keterbatasan transportasi dan akses geografis.
Pada tahun ajaran 2023/2024 di Kabupaten Maluku Barat Daya terdapat 154 Sekolah Dasar, 57 Sekolah Menengah Pertama, 21 Sekolah Menengah Atas, dan 11 Sekolah Menengah Kejuruan. Jumlah tenaga pendidik pada jenjang Sekolah Dasar sebanyak 1.070 guru, jenjang Sekolah Menengah Pertama sebanyak 823 guru, jenjang Sekolah Menengah Atas sebanyak 365 guru, serta jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 133 guru. Jumlah siswa tercatat sebanyak 12.890 orang di tingkat SD, 5.805 orang di tingkat SMP, 3.824 orang di tingkat SMA, dan 1.008 orang di tingkat SMK. Rasio guru terhadap murid di tingkat SD sebesar 1:8,3, SMP sebesar 1:14,17, SMA sebesar 1:9,54, dan SMK sebesar 1:13,19. Angka Partisipasi Murni di tingkat SD mencapai 97,56 persen, SMP sebesar 78,19 persen, dan SMA/SMK/MA sebesar 59,89 persen. Berdasarkan data penduduk usia 15 tahun ke atas, lulusan SD yang bekerja sebanyak 15.523 orang dan yang menganggur sebanyak 199 orang. Lulusan SMP yang bekerja sebanyak 8.395 orang dan yang menganggur 72 orang. Lulusan SMA yang bekerja sebanyak 11.534 orang dan yang menganggur sebanyak 429 orang. Lulusan perguruan tinggi yang bekerja sebanyak 5.092 orang dan yang menganggur sebanyak 308 orang. Jumlah pengangguran terbuka paling tinggi terdapat pada jenjang pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 5,7 persen, diikuti SMA sebesar 3,59 persen, SD sebesar 1,26 persen, dan SMP sebesar 0,85 persen.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Maluku Barat Daya pada tahun 2023 mencapai angka 63,93, naik dari tahun sebelumnya sebesar 63,07, dan menempatkan daerah ini pada kategori sedang menurut klasifikasi BPS. Kabupaten Maluku Barat Daya mencatatkan angka IPM terendah dibandingkan dengan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Komponen IPM meliputi kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak. Angka Harapan Hidup mencapai 63,44 tahun. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2023 mencapai 41.552 orang, dengan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 40.544 orang (97,57 persen) dan pengangguran sebanyak 1.008 orang (2,43 persen). Dari sisi status pekerjaan utama, jumlah buruh/karyawan/pegawai sebanyak 10.716 orang, pekerja keluarga tidak dibayar sebanyak 9.671 orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 10.094 orang, berusaha sendiri sebanyak 9.342 orang, berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 351 orang, dan pekerja bebas sebanyak 370 orang. Persentase penduduk miskin pada tahun 2023 tercatat sebesar 27,95 persen dari total penduduk 93.766 jiwa, yaitu sekitar 21.230 orang. Jumlah pegawai negeri sipil daerah sebanyak 2.879 orang, dengan 1.454 orang di antaranya memiliki tingkat pendidikan sarjana, pascasarjana, atau doktor. Sementara itu, pembangunan SDM juga ditunjukkan melalui penyediaan fasilitas kesehatan berupa 1 rumah sakit umum, 4 puskesmas rawat inap, dan 29 puskesmas non-rawat inap, serta keberadaan 33 unit puskesmas pembantu di seluruh kecamatan kecuali Dawelor Dawera.
Pada tahun 2023, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Maluku Barat Daya atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.868,30 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2.263,97 miliar. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 tercatat sebesar 24,85 persen, merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sektor utama penyumbang PDRB berasal dari Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 29,26 persen, disusul oleh Industri Pengolahan sebesar 28,85 persen. Kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran, termasuk Reparasi Mobil dan Sepeda Motor berada di peringkat kelima dengan 5,26 persen. Di sektor industri, jumlah total perusahaan pada tahun 2020 sebanyak 1.786 unit dengan 2.373 tenaga kerja, menghasilkan nilai produksi sebesar Rp40,56 miliar. Industri Makanan dan Minuman mendominasi dengan 1.126 unit perusahaan, 1.195 tenaga kerja, dan nilai produksi sebesar Rp22,8 miliar. Sementara sektor Kimia dan Bahan Bangunan menempati peringkat kedua dengan nilai produksi Rp10,95 miliar. Industri nonformal seperti kerajinan umum dan sandang-kulit juga hadir meski skalanya lebih kecil. Kegiatan energi ditunjukkan dari jumlah pelanggan listrik sebanyak 2.452 pelanggan dengan total volume air terjual sebesar 495.282 m³.
Pada sektor perdagangan, data tahun 2023 menunjukkan bahwa kios masih menjadi jenis sarana perdagangan yang dominan, yaitu sebesar 89,07 persen dari total 1.540 unit. Sisanya terdiri dari toko (7,02 persen), pasar (1,15 persen), warung (2,07 persen), dan toko sembako (0,69 persen). Jumlah koperasi mencapai 113 unit, terdiri dari 4 KUD dan 109 koperasi non-KUD, namun hanya 41 koperasi yang aktif. Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk per bulan sebesar Rp1.027.351, terdiri dari Rp592.717 untuk makanan dan Rp434.633 untuk non-makanan. Komposisi konsumsi makanan terbesar mencakup padi-padian (14,29 persen), makanan dan minuman jadi (7,96 persen), serta ikan/udang/cumi/kerang (6,88 persen). Sementara untuk non-makanan, perumahan dan fasilitas rumah tangga menyumbang 26,82 persen, disusul aneka komoditas dan jasa (8,04 persen), serta pajak, pungutan, dan asuransi (4,45 persen). Investasi dan pengeluaran daerah dalam APBD tahun 2023 menunjukkan pendapatan daerah sebesar Rp724,86 miliar dan pengeluaran sebesar Rp905,59 miliar. Pengeluaran terbesar berasal dari belanja barang dan jasa (Rp246,78 miliar) dan belanja pegawai (Rp253,81 miliar).
Sektor pertanian di Kabupaten Maluku Barat Daya pada tahun 2023 menunjukkan aktivitas yang cukup luas, terutama dalam produksi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Jagung menjadi tanaman pangan utama, sementara di sektor sayuran, kangkung tercatat sebagai tanaman dengan luas panen tertinggi, yaitu 87 hektar, menghasilkan produksi sebesar 4.170 kuintal. Kacang panjang juga memiliki kontribusi signifikan dengan produksi sebesar 3.232 kuintal. Komoditas buah-buahan masih terbatas jenisnya, namun pisang menjadi buah unggulan dengan produksi sebesar 70.459 kuintal, diikuti pepaya siam sebanyak 32.114 kuintal. Di sektor perkebunan, kelapa mendominasi dengan luas tanam 6.504,20 hektar dan hasil produksi mencapai 6.879 ton. Selain kelapa, tanaman pala dan jambu mete masing-masing memiliki luas tanam 1.757,05 hektar dan 1.334,20 hektar. Produksi kopi tercatat hanya terdapat di Kecamatan Damer. Komoditas khas seperti Jeruk Kisar juga menjadi ciri khas daerah ini. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan secara agregat menyumbang 29,26 persen terhadap PDRB Kabupaten Maluku Barat Daya tahun 2023, menempatkannya sebagai sektor penyumbang terbesar dalam struktur ekonomi daerah.
Di sektor peternakan, babi merupakan hewan ternak dengan populasi terbanyak yaitu 46.853 ekor atau 36,71 persen dari total populasi ternak. Disusul kambing sebanyak 45.109 ekor dan sapi potong sebanyak 11.664 ekor. Meskipun kerbau dijadikan identitas kabupaten, jumlah populasinya berada di posisi kelima dengan 11.154 ekor. Hewan ternak lain yang tercatat adalah domba sebanyak 11.284 ekor, kuda sebanyak 1.564 ekor, dan ayam pedaging dengan populasi 43.000 ekor tersebar di enam kecamatan. Sektor perikanan juga memiliki peran signifikan mengingat 88,08 persen wilayah kabupaten merupakan perairan. Pada tahun 2020, produksi perikanan tangkap tercatat sebesar 10.256 ton dengan rincian jenis ikan seperti pelagis kecil (6.804 ton), pelagis besar (1.476 ton), dan ikan demersal (1.976 ton). Selain itu, perikanan budidaya juga berkembang dengan produksi rumput laut Eucheuma cottonii sebesar 3.294,04 ton, terutama di Kecamatan Luang Sermata. Nilai ekonomi dari total produksi sektor perikanan mencapai Rp186,78 miliar. Dukungan ekologi juga hadir dari kawasan hutan, dengan hutan produksi konversi seluas 173.162 hektar sebagai kawasan hutan terluas, sementara hutan produksi terbatas hanya 4.584 hektar.
Artikel bertopik geografi atau tempat Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.