Masjid dengan Kategori Masjid Jami

Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. MANDAILING NATAL

Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian

Tentang KAB. MANDAILING NATAL

.mw-parser-output .geo-default,.mw-parser-output .geo-dms,.mw-parser-output .geo-dec{display:inline}.mw-parser-output .geo-nondefault,.mw-parser-output .geo-multi-punct,.mw-parser-output .geo-inline-hidden{display:none}.mw-parser-output .longitude,.mw-parser-output .latitude{white-space:nowrap}0°37′N 99°6′E / 0.617°N 99.100°E / 0.617; 99.100

Kabupaten Mandailing Natal (Surat Batak: ᯔᯉ᯲ᯑᯤᯞᯪᯰ ᯉᯖᯞ᯲) yang lebih dikenal sebagai Madina adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Panyabungan. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat. Pada pertengahan tahun 2024, penduduk kabupaten ini berjumlah 498.720 jiwa, dengan kepadatan 80 jiwa/km2. Kabupaten Mandailing Natal merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1998.

Pemerintah Hindia Belanda mulai memasuki wilayah Mandailing Natal tahun 1824 dan membentuk pemerintahan dibawah Karesidenan Air Bangis bagian dari Gouvernment Sumatra's Westkust. Tahun 1834 ibu kota pemerintahan Mandailing pindah dan berada di bawah Keresidenan Tapanuli. Tahun 1852, Wilayah Mandailing Natal dibagi menjadi 2 afdeling yaitu:

Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 23 November 1998. Hari jadi Kabupaten Mandailing Natal diperingati setiap tanggal 9 Maret.

Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10'-1°50' Lintang Utara dan 98°10'-100°10' Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal ±6.134,00 km2 atau 8,40 persen dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Bupati Mandailing Natal adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Bupati Mandailing Natal bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Mandailing Natal ialah Saipullah Nasution, dengan wakil bupati Atika Azmi Utammi Nasution.

Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Mandailing Natal 2024. Saipullah merupakan Bupati Mandailing Natal ke-5 setelah kabupaten ini didirikan tahun 1998. Saipullah dan Atika dilantik oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara Bobby Nasution, pada 21 Maret 2025 di Kota Medan, untuk masa jabatan 2025-2030.

Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan, 27 kelurahan, dan 377 desa dengan luas wilayah mencapai 6.134,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 480.911 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 78 jiwa/km².

Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh Suku Batak Mandailing yang secara bahasa, adat-istiadat, dan budaya merupakan bagian dari subsuku/puak/cabang etnis dari Suku Batak. Suku Batak Mandailing sering disebut sama dengan Suku Batak Angkola, meski sebenarnya keduanya masih berbeda, tetapi kebanyakan adalah sama, mulai dari bahasa yang sangat mirip, baju adat pernikahan, dan rumah adat. Demikian juga halnya dengan marga, orang Batak Angkola dan Batak Mandailing sering disebutkan sebagai marga yang sama. Masyarakat etnis Batak Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga Nasution, Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, dan Daulay.

Kemudian diikuti oleh Orang Minangkabau yang banyak bermukim di daerah-daerah pesisir sejak masa lalu yang keturunannya sekarang lebih dikenal sebagai Suku Pesisir dan Suku Ulu, ada pula suku lain seperti Suku Melayu, dan juga Suku Nias. Masyarakat Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir seperti di Kecamatan Natal, Kecamatan Kotanopan, Kecamatan Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau di Kabupaten Madina (Mandailing Natal) terlihat dari tidak adanya nama marga seperti orang Batak Mandailing dan Nias. Meski begitu, sebagian masih mengetahui nama Suku Minangkabau mereka yang mirip dengan di Sumatera Barat. Selain berdagang, masyarakat Minangkabau juga banyak yang memiliki perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak ditemukan bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minangkabau Agam, seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan garabak ni Agom.

Dari daerah Kabupaten Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang menghiasi sejarah Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin Nasution, dsb. Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Suku Jawa, Suku Sunda, dsb yang masuk belakangan.

Mayoritas penduduk Kabupaten Mandailing Natal memeluk Agama Islam, dan sebagian kecil beragama Kekristenan. Suku asli di Kabupaten Mandailing Natal yakni Suku Batak Mandailing, umumnya memeluk Agama Islam dan sebagian memeluk Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa pemeluk Agama Islam sebanyak 95,94%, dan hampir merata di semua kecamatan. Sementara pemeluk Agama Kekristenan sebanyak 4,06% dengan rincian Protestan 3,71% dan Katolik 0,35%. Pemeluk Agama Kekristenan kebanyakan berada di Kecamatan Panyabungan Utara, Kecamatan Natal, Kecamatan Siabu, Kecamatan Naga Juang, Kecamatan Muara Batang Gadis dan Kecamatan Sinunukan. Pemeluk Agama Buddha dan Hindu, kurang dari 0,01%.

Sementara untuk jumlah rumah ibadah menurut jenis rumah ibadah pada tahun 2021 di Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut:

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.