Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. PEKALONGAN
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. PEKALONGAN
Kabupaten Pekalongan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, Pegon: ڤاكالوڠان, translit. Pakalongan) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kajen. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Kota Pekalongan di sebelah Utara, Kabupaten Batang di sebelah Timur, Kabupaten Banjarnegara di sebelah Selatan, serta Kabupaten Pemalang di sebelah Barat. Penduduk kabupaten Pekalongan di tahun 2019 berjumlah 897.111 jiwa, dan sebanyak 1.026.546 jiwa pada pertengahan tahun 2024.
Pekalongan berada di jalur utara Pulau Jawa yang menghubungkan Jakarta–Tuban–Surabaya. Angkutan umum antar kota dilayani oleh bus dan kereta api (di Kota Pekalongan).
Bagian utara Kabupaten Pekalongan merupakan dataran rendah; sedang di bagian selatan berupa pegunungan, bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Dieng. Sungai-sungai besar yang mengalir di antaranya adalah Kali Sragi dan Kali Sengkarang beserta anak-anak sungainya, yang kesemuanya bermuara ke Laut Jawa. Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan, berada di bagian tengah-tengah wilayah kabupaten, sekitar 25 km sebelah selatan Kota Pekalongan.
Hampir seluruh penduduk Kabupaten Pekalongan adalah Suku Jawa dengan mayoritas beragama Islam. Selain itu terdapat minoritas pendatang seperti Peranakan Tionghoa dan Pendatang Arab.
Masyarakat Kabupaten Pekalongan mayoritas menuturkan Bahasa Jawa Pekalongan, selain Dialek Bahasa Jawa Pekalongan juga terdapat minoritas penutur Bahasa Jawa Banyumasan atau Jawa Ngapak pada beberapa kecamatan di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara dan Dataran Tinggi Dieng seperti Paninggaran, Kandangserang, Petungkriyono dan Lebakbarang.
Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 kecamatan, 13 kelurahan, dan 272 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 934.929 jiwa dengan luas wilayah 837,00 km² dan sebaran penduduk 1.117 jiwa/km². Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kajen. Kajen, dulunya merupakan kota kecamatan yang telah dikembangkan menjadi ibu kota kabupaten yang baru, menggantikan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan yang berlokasi di Jl. Nusantara Nomor 1 Kota Pekalongan. Kepindahan Ibu kota Kabupaten Pekalongan ke Kajen, dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2001, walaupun SK Mendagri sudah diterbitkan pada tahun 1996. Hal ini terkait dengan pembangunan sarana dan prasarana fasilitas pemerintah di Kota Kajen yang dilaksanakan secara bertahap.
Pekalongan telah lama dikenal sebagai kota batik, dan salah satu pusat produksi batik berada di Kecamatan Buaran dan Wiradesa. Beberapa nama produsen batik yang cukup dikenal di antaranya Batik Humas (singkatan dari Husein Mohammad Assegaff). Sedangkan pabrik sarung (kain palekat) terkenal di Pekalongan antara lain Gajah Duduk dan WadiMoor. Terdapat juga pusat batik di Wiradesa yaitu International Batik Center atau "IBC".
Di bagian selatan terdapat daerah wisata pegunungan Linggo Asri, terletak 37 km sebelah selatan Kota Pekalongan arah Kajen (dari jalan Jakarta-Semarang pertigaan Wiradesa ke selatan atau dari kota Pekalongan arah Buaran), dimana daerah tersebut terdapat pemandian dan taman bermain seta wisata hutan pinus milik Perum Perhutani dan juga terdapat komunitas masyarakat Hindu di Pekalongan. Di sini terdapat peninggalan berupa lingga dan yoni yang terletak sekitar 500 meter dari kompleks pemandian linggo asri.
Sebenarnya masih banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pekalongan, antara lain, Pantai Sunter Depok, Watu Bahan, Pantai Wonokerto, Ekowisata Petungkriyono, Wisata Air, Wisata Hutan, Wisata Budaya, Curug Siwatang Paninggaran, Candi Trenggolek Paninggaran, Puncak Anjir, Bukit Pawuluhan Kandangserang, dan lain-lain. Ada juga wisata alam indah tersembunyi seperti Curug Bajing yang akses jalannya masih belum memadahi. Pekalongan masih menunggu investor yang ingin mengembangkan objek wisata ini.
Buat penikmat makanan, Pekalongan menyediakan wisata kuliner berupa Taoto dan nasi megono, Taoto adalah sejenis soto yang dibuat dengan kuah taoco dan dengan daging serta jerohan kerbau. Sedang megono adalah cacahan nangka muda yang dibumbui parutan kelapa dan dikukus yang cocok buat dinikmati saat masih panas
Bagi anda yang menyukai wisata sejarah, bisa mengunjungi pabrik gula PG Sragi yang terdapat di Kecamatan Sragi. Pabrik tersebut merupakan pabrik peninnggalan kolonial Belanda.
Sistem transportasi di Kabupaten Pekalongan cukup memadai, karena kabupaten tersebut terletak berada di jalan provinsi antara Comal dan Purbalingga serta lintas utara Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang. Di Kecamatan Kajen terdapat sebuah terminal bus yang cukup besar yakni Terminal Induk Kajen yang melayani trayek Jakarta–Pekalongan. Bus yang melayani rute tersebut diantaranya Dewi Sri, Dedy Jaya, Sinar Jaya, Kurnia Jaya, Garuda Mas, Laju Prima, dll.
Ada juga satu–satunya stasiun kereta api di Kabupaten Pekalongan, yaitu Stasiun Sragi di jalur utara Jawa. Sayangnya, stasiun ini tidak melayani penumpang karena statusnya yang merupakan stasiun kecil, sehingga masyarakat harus menuju ke Stasiun Pekalongan yang berada di Kota Pekalongan untuk menaiki kereta api. Stasiun ini merupakan stasiun kelas C yang melayani seluruh perjalanan kereta api.
yakni irisan nangka muda dengan bumbu sambal kelapa. Rasanya gurih dan pedas, biasanya dihidangkan ketika masih panas dengan menu tambahan lalapan pete serta ikan goreng. Di bagian selatan biasanya makanan ini dibuat ketika sedang hajatan yang kemudian diberikan untuk oleh-oleh para tamu undangan. Kebiasaan ini telah dilakukan turun temurun dari zaman dahulu kala. Nasi ini dibungkus dengan daun jati atau juga bisa dengan daun pisang, dan mereka biasa menyebutnya dengan nama "Sego Gori"(Nama lain dari Megono).
Sejenis sup daging kuah kental khas pekalongan dengan bumbu khas Taoco yaitu kedelai yang dibusukan hingga kental.
Sebetulnya makanan ini sejenis dengan soto juga, namun perbedaanya adalah pada bumbu kuahnya yang diolah dengan menggunakan buah pucung yang sudah masak.
Ikan ini adalah ikan laut yang kemudian diolah dengan proses pengasapan, sehingga ikan tersebut akan berubah warna, rasa dan aroma. Bau ikan panggang ini sangat khas dan banyak kita jumpai di pasar-pasar tradisional . Biasanya ikan panggang ini diolah dengan disambal, dipecak, disayur dan digoreng.
adalah jenis wajik terbuat dari beras ketan ditambah gula merah dan parutan kelapa dincampur jadi satu dan dicetak, makanan ini sangat cocok buat oleh oleh.
adalah terbuat dari campuran kopi murni dengan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, cengkih, kayu manis, pandan, batang serai, dan pala.
terbuat dari tepung beras dan gula jawa/merah, makanan ini sudah cukup melegenda khususnya di pekalongan bagian barat sampai ke comal, oleh karena tempat pemasarannya juga sampai juga di pasar comal maka banyak yang menyebut makanan ini sebagai 'apem comal'
Sejenis makanan khas kesukaan masyarakat umum Pekalongan yaitu "urapan sayur kangkung" bercampur parutan kelapa dibumbui garam. Biasanya dicampur adukan dengan "tempe goreng" yang dipotong-potong, "botok" ("oncom rebus"), dan sentuhan akhir adalah disiram "sambal khusus". Pada saat memesan penyebutannya menjadi panjang, seperti “Kluban kerupuk tempe sambal”, hal ini terjadi dikarenakan selera masyarakat setempat yang berbeda, juga kesukaan masing-masing yang tidak sama.
Adalah makanan khas Paninggaran sejenis kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka dan digoreng menggunakan pasir kali yang tentunya juga sudah dibersihkan. "Krenyes" dalam bahasa indonesia adalah pembumbuan pada usek tersebut. Terdapat dua varian rasa, yaitu pedas dan manis.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.