Informasi Masjid dan Mushola di KAB. HUMBANG HASUNDUTAN

Temukan Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Umum, Masjid Bersejarah, Masjid Kampus/Sekolah, Masjid Perumahan, Masjid di Mall/Pasar, Masjid Pesantren, Masjid Kantor, Mushola di KAB. HUMBANG HASUNDUTAN

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati.

Qs. Ali imran : 139

Tentang KAB. HUMBANG HASUNDUTAN

Kabupaten Humbang Hasundutan (Surat Batak: ᯂᯮᯔ᯳ᯅᯰᯂᯘᯮᯉ᯳ᯑᯮᯗᯉ᯳) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km² dan beribu kotakan Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl.

Menurut data tahun Sensus Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa, dan pertengahan tahun 2023, penduduknya berjumlah 205.090 jiwa. Motto daerah kabupaten ini adalah "bona pasogit nauli", yang dalam bahasa Batak Toba berarti kampung halaman yang indah. Kabupaten Humbang Hasundutan dipimpin oleh Bupati Dosmar Banjarnahor dan Oloan Paniaran Nababan sebagai wakil bupati.

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Sumatera Utara. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sebesar 251.765,93 Ha yang terbagi kedalam 10 kecamatan. Secara geografis, kabupaten ini terletak antara 2°13'–2°28' Lintang Utara dan 98°10'–98°57' Bujur Timur.

Secara topografi, wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki sifat muka tanah bergelombang dan berbukit dengan ketinggian antara 330–2075 mdpl. Kemiringan tanah di wilayah ini terbagi menjadi tiga, yaitu datar dengan persentase 11% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan, landai dengan persentase 20% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan miring/terjal sebesar 69% dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Bupati Humbang Hasundutan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Bupati Humbang Hasundutan bertanggungjawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Humbang Hasundutan ialah Dosmar Banjarnahor, dengan wakil bupati Oloan Paniaran Nababan.

Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Humbang Hasundutan 2020. Dosmar Banjarnahor merupakan bupati Humbang Hasundutan ke-2 setelah kabupaten ini didirikan, dan merupakan periode kedua baginya pada Pilkada 2020. Mereka dilantik oleh gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, pada 26 Februari 2021 di Kota Medan.

Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan, 1 kelurahan, dan 153 desa dengan luas wilayah mencapai 2.335,33 km² dan jumlah penduduk sekitar 195.111 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km².

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Dolok Sanggul dengan 43.197 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Sijamapolang dengan 5.112 jiwa.

Mayoritas penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan masyarakat Batak Toba, sama halnya dengan kabupaten pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara lainnya yakni Kabupaten Samosir dan Kabupaten Toba. Marga-marga Batak Toba yang memiliki populasi signifikan di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi: Lumbangaol, Sihombing, Silaban, Hutasoit, Simamora, Manalu, Purba, Marbun, sinambela, Sihite, Simanullang, Sinaga, Situmorang, Nainggolan dan lainnya. Terkhusus di wilayah Papatar (Kecamatan Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang) terdapat populasi Batak Pakpak yang signifikan. Marga-marga Pakpak yang memiliki populasi signifikan di Kabupaten Humbang Hasundutan meliputi: Tumanggor, Berutu, Tinambunan, Barasa, Meka, Mungkur, Maharaja, Baringin, dan lainnya.

Selain Batak Toba dan Pakpak, ada sebagian kecil yang merupakan etnis Batak lainnya, yakni Simalungun, Karo, Angkola, dan Mandailing. Ada pula sebagian kecil suku Jawa, Aceh, Minangkabau dan Tionghoa-Indonesia, yang banyak terdapat di Dolok Sanggul, pusat-pusat kecamatan.

Mayoritas penduduk kabupaten Humbang Hasundutan memeluk agama Kristen, sebagian lainnya beragama Islam, Parmalim, dan agama Buddha. Suku asli di kabupaten Humbang Hasundutan yakni Batak Toba, umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan sebagian memeluk Katolik. Sebagian kecil menganut agama Islam dan kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa pemeluk agama Kekristenan sebanyak 96,80%, dengan rincian Protestan sebanyak 83,62% dan Katolik sebanyak 13,18%. Sebagian lagi menganut agama Islam yakni 3,15%, kemudian kepercayaan Parmalim 0,04% dan yang menganut agama Buddha sebanyak 0,01%.

Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di Kabupaten Humbang Hasundutan, memengaruhi pada bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah Bahasa utama yang digunakan oleh penduduk Humbang Hasundutan, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia.

Aksara dasar (ina ni surat) dalam surat Batak merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/. Terdapat 19 aksara dasar yang dimiliki semua varian aksara Batak, sementara beberapa aksara dasar yang hanya digunakan pada varian tertentu. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:

Bentuk-bentuk di atas merupakan bentuk yang digeneralisasi, tidak jarang suatu naskah menggunakan varian bentuk aksara atau tarikan garis yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Batak lainnya, sesuai daerah asal dan media yang digunakan.

Aksara i (ᯤ) dan u (ᯥ) hanya digunakan untuk suku kata terbuka, misal pada kata dan ina ᯤᯉ dan ulu ᯥᯞᯮ. Untuk suku kata tertutup yang diawali dengan bunyi i atau u, digunakanlah aksara a (ᯀ atau ᯁ) bersama diaktirik untuk masing-masing vokal, misal pada kata indung ᯀᯪᯉ᯲ᯑᯮᯰ dan umpama ᯀᯮᯔ᯲ᯇᯔ.

Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Komoditas pertanian terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkih, dan andaliman.

Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha menghasilkan 3.086 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Tanaman cabe mencapai 39,97% lahan pertanian. Selain cabe penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan bawang merah.

Di bidang kehutanan, kabupaten Humbang Hasundutan memiliki lahan 159.392 Ha hutan terdiri dari hutan produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha. Kawasan hutan terbesar berada di kecamatan Parlilitan yakni 38,58% dari hutan yang ada di kabupaten ini.

Potensi ekonomi lain di kabupaten Humbang Hasundutan adalah pembangkit listrik. Terdapat 10 lokasi air terjun yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Air terjun dengan ketinggian jatuh tertinggi adalah Aek Sipang dengan ketinggian 125 meter. Berikutnya adalah Sipulak (75 m), Sisira (75 m), Simarhilang (50 m), dan lain-lain. Sebanyak 4 air terjun ini berada di satu desa yakni Sijarango (Janjimatogu), kecamatan Pakkat.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.