Jadwal Sholat OKTOBER 2027 di Kabupaten Simeulue
Jadwal Sholat dan Waktu Adzan atau Jadwal Sholat Subuh, Dhuha, Dzuhur, Ashr, Maghrib, Isya Bulan Oktober 2027 untuk wilayah Kabupaten Simeulue dan sekitarnya
Kami tampilkan Jadwal Sholat Bulan OKTOBER 2027 lengkap di Kabupaten Simeulue. Mulai dari Shubuh hingga Isya, semua waktu sholat yang Anda butuhkan ada di sini. Pengingat ini diperbaharui dari (29 RABI'UL AKHIR 1449 s.d. 30 JUMADIL AWAL 1449 ). Tak perlu risau tentang melewatkan sholat tepat waktu.
Berkat jadwal waktu sholat ini, Anda bisa lebih konsentrasi dalam menjalankan ibadah sholat tanpa khawatir salah waktu. Informasi waktu yang tepat ini akan membantu Anda menjaga kualitas ibadah dan semakin dekat kepada Allah SWT.
Bulan OKTOBER 2027 (29 RABI'UL AKHIR 1449 s.d. 30 JUMADIL AWAL 1449 ) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kabupaten Simeulue (2° 27' 41.08" LS 96° 22' 49.35" BT GMT+7) | |||||||
Tgl Masehi | Tgl Hijriah | Shubuh | Dhuhur | Ashar | Maghrib | Isya' | |
1 Oktober 2027 | 0-2:07 | 05:28 | 08:36 | 11:30 | 12:38 | ||
2 Oktober 2027 | 0-2:06 | 05:28 | 08:36 | 11:29 | 12:37 | ||
3 Oktober 2027 | 0-2:06 | 05:27 | 08:36 | 11:29 | 12:37 | ||
4 Oktober 2027 | 0-2:06 | 05:27 | 08:36 | 11:29 | 12:37 | ||
5 Oktober 2027 | 0-2:05 | 05:27 | 08:37 | 11:28 | 12:36 | ||
6 Oktober 2027 | 0-2:05 | 05:27 | 08:37 | 11:28 | 12:36 | ||
7 Oktober 2027 | 0-2:05 | 05:26 | 08:37 | 11:28 | 12:36 | ||
8 Oktober 2027 | 0-2:05 | 05:26 | 08:37 | 11:27 | 12:35 | ||
9 Oktober 2027 | 0-2:04 | 05:26 | 08:37 | 11:27 | 12:35 | ||
10 Oktober 2027 | 0-2:04 | 05:25 | 08:38 | 11:27 | 12:35 | ||
11 Oktober 2027 | 0-2:04 | 05:25 | 08:38 | 11:26 | 12:34 | ||
12 Oktober 2027 | 0-2:04 | 05:25 | 08:38 | 11:26 | 12:34 | ||
13 Oktober 2027 | 0-2:03 | 05:25 | 08:38 | 11:26 | 12:34 | ||
14 Oktober 2027 | 0-2:03 | 05:24 | 08:38 | 11:25 | 12:34 | ||
15 Oktober 2027 | 0-2:03 | 05:24 | 08:38 | 11:25 | 12:34 | ||
16 Oktober 2027 | 0-2:03 | 05:24 | 08:38 | 11:25 | 12:33 | ||
17 Oktober 2027 | 0-2:02 | 05:24 | 08:39 | 11:25 | 12:33 | ||
18 Oktober 2027 | 0-2:02 | 05:24 | 08:39 | 11:24 | 12:33 | ||
19 Oktober 2027 | 0-2:02 | 05:23 | 08:39 | 11:24 | 12:33 | ||
20 Oktober 2027 | 0-2:02 | 05:23 | 08:39 | 11:24 | 12:33 | ||
21 Oktober 2027 | 0-2:02 | 05:23 | 08:39 | 11:24 | 12:32 | ||
22 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:23 | 08:39 | 11:23 | 12:32 | ||
23 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:23 | 08:39 | 11:23 | 12:32 | ||
24 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:23 | 08:40 | 11:23 | 12:32 | ||
25 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:23 | 08:40 | 11:23 | 12:32 | ||
26 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:22 | 08:40 | 11:23 | 12:32 | ||
27 Oktober 2027 | 0-2:01 | 05:22 | 08:40 | 11:22 | 12:32 | ||
28 Oktober 2027 | 0-2:00 | 05:22 | 08:40 | 11:22 | 12:32 | ||
29 Oktober 2027 | 0-2:00 | 05:22 | 08:40 | 11:22 | 12:32 | ||
30 Oktober 2027 | 0-2:00 | 05:22 | 08:41 | 11:22 | 12:32 | ||
31 Oktober 2027 | 0-2:00 | 05:22 | 08:41 | 11:22 | 12:32 |
Dalam keyakinan Islam, menunaikan ibadah sembahyang merupakan tanggung jawab yang harus ditunaikan oleh semua Muslim. Sholat adalah satu dari sekian banyak bentuk ibadah paling penting dalam Islam, dan ketepatan waktu sholat harus diterapkan dengan sepenuh hati. Untuk membantu Anda menjalankan ibadah dengan tanpa terlambat, kami hadir dengan Daftar Waktu Sholat Bulan OKTOBER 2027 lengkap untuk Kabupaten Simeulue. Dari Shubuh hingga Isya, semua waktu sholat yang Anda butuhkan kami sediakan di sini.
Jadwal Sholat Terbaru di Kabupaten Simeulue
Daftar waktu sholat yang kami tampilkan telah diupdate untuk Bulan OKTOBER 2027. Jadwal ini mencakup periode berlangsung pada tanggal (29 RABI'UL AKHIR 1449 s.d. 30 JUMADIL AWAL 1449 ). Dengan menyimpan jadwal yang diperbarui secara berkala, Anda tidak perlu lagi bingung tentang ketinggalan waktu ibadah tepat waktu.
Manfaat Menggunakan Jadwal Sholat yang Presisi
Mengapa penting untuk memiliki daftar waktu sholat yang akurat? Karena jadwal yang tepat akan membantu Anda menjalankan ibadah dengan lebih baik. Berikut beberapa manfaatnya:
- Fokus dalam Ibadah: Dengan panduan waktu yang pasti, Anda dapat lebih fokus dalam menjalankan ibadah. Tidak perlu lagi berspekulasi tentang waktu yang tepat.
- Ibadah dengan Mutu Tinggi: Jadwal yang akurat membantu Anda menjaga kualitas ibadah. Setiap momen sholat bisa dirasakan dengan penuh ketenangan tanpa terburu-buru.
- Kepatuhan pada Syariat: Menjalankan ibadah tepat waktu adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT. Mengikuti jadwal yang akurat membantu Anda lebih dekat dengan-Nya.
Cek Jadwal Sholat Bulan OKTOBER 2027 di Kabupaten Simeulue
Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini! Lihat Jadwal Sholat Bulan OKTOBER 2027 di Kabupaten Simeulue sekarang juga. Pastikan ibadah Anda selalu tepat waktu. Semoga Allah terus memberikan berkah langkah Anda dalam beribadah. Dengan jadwal sholat yang akurat, Anda bisa beribadah dengan khusyuk dan dedikasi tinggi. Tetaplah beribadah dengan sepenuh hati, dan semoga Allah SWT memberikan rahmat Anda setiap saat.
Peta Wilayah Kabupaten Simeulue
Masjid di Kabupaten Simeulue
Informasi Masjid di Kabupaten Simeulue
Pondok Pesantren di Kabupaten Simeulue
Tentang Kabupaten Simeulue
Kabupaten Simeulue adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di di Aceh, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sinabang. Kabupaten ini berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di Samudra Hindia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak peningkatan status pada tahun 1996 dan peresmian pada tahun 1999, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini. Jumlah penduduk Simeulue pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 96.510 jiwa.
Kabupaten Simeulue merupakan salah satu kabupaten di Provinsi ACEH, Indonesia, yang beribu kota di Sinabang. Dalam bahasa Simolol, nama Sinabang sering diucapkan sebagai Si Navang, yang menurut tradisi lisan masyarakat berasal dari legenda tokoh bernama Navang. Ia dikenal sebagai pembuat garam di masa lampau di daerah Babang, pintu masuk ke Teluk Sinabang. Navang memproduksi garam dengan membendung air laut di pantai Babang dan mengeringkannya. Produk garam Navang kemudian dikenal luas di kawasan Ujung Panarusan hingga Lugu. Masyarakat yang membutuhkan garam akan menyebut hendak pergi ke Si Navang, yang lambat laun mengalami perubahan fonetik menjadi Si Nabang, lalu Sinabang.
Sementara itu, nama Sibigo, ibu kota Kecamatan Simeulue Barat, diyakini berasal dari singkatan "CV" dan "Co" yang mengacu pada keberadaan perusahaan pengolahan kayu rasak—jenis kayu keras sekelas jati—yang beroperasi di wilayah tersebut pada masa penjajahan dan melakukan ekspor ke Belanda melalui jalur laut.
Karena letaknya yang terpisah dari daratan Pulau Sumatra, wilayah Simeulue relatif tidak terdampak oleh konflik yang terjadi di Aceh daratan, termasuk pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang tidak memiliki pengaruh signifikan di kawasan ini.
Upaya pembentukan Kabupaten Simeulue telah berlangsung sejak lama dan berakar pada aspirasi masyarakat setempat. Tonggak awal perjuangan ini dimulai dengan Kongres Rakjat Simeulue yang direncanakan pada tahun 1956, namun baru terealisasi pada tahun 1957. Bukti sejarah dari peristiwa ini masih tersimpan dalam bentuk dokumen Hasil Putusan Kongres Rakjat Kewedanaan Simeulue serta sebuah spanduk pelaksanaan kongres yang masih ada hingga kini.
Kongres tersebut mendapat dukungan dari Gubernur Aceh saat itu, Prof. Ali Hasjmy, yang berkunjung langsung ke Simeulue sebagai bentuk dukungan terhadap aspirasi masyarakat untuk meningkatkan status wilayah tersebut. Selanjutnya, Musyawarah Luan Balu pada tahun 1963 dan Musyawarah Rakyat Simeulue tahun 1980 mengukuhkan satu tekad yang sama: perubahan status Simeulue menjadi kabupaten otonom.
Perjuangan ini terus berlanjut dengan keterlibatan berbagai tokoh masyarakat, dan mendapat dukungan dari DPR Aceh dan DPRK Aceh Barat. Ketika Drs. H. Muhammad Amin dilantik sebagai Pembantu Bupati Simeulue, upaya ini semakin intensif. Pada tahun 1995, Gubernur Aceh menurunkan tim pemutakhiran data ke Simeulue, disusul dengan kunjungan Dirjen Bangda pada 12 Desember 1995.
Kunjungan lanjutan dari Dirjen PUOD, DPODS, dan Komisi II DPR RI dilakukan pada 30 Maret 1996. Dalam rapat umum yang dilaksanakan di depan pendopo Pembantu Bupati, Ketua Komisi II DPR RI saat itu, J. Sondakh, menyatakan bahwa rapat tersebut mencerminkan sidang DPR RI di luar gedung karena dihadiri oleh perwakilan empat fraksi: Golkar, PPP, PDI, dan Fraksi Utusan Daerah. Ia menyampaikan komitmen bahwa peningkatan status Simeulue akan segera direalisasikan.
Pada 13 Agustus 1996, Presiden Republik Indonesia, Soeharto, menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1996 tentang peningkatan status wilayah Pembantu Bupati Simeulue menjadi Kabupaten Administratif. Peresmian status baru ini dilakukan pada 27 September 1996 oleh Menteri Dalam Negeri, Yogie S. Memet, sekaligus melantik Drs. H. Muhammad Amin sebagai Bupati Kabupaten Administratif Simeulue.
Perubahan status ini disambut antusias oleh masyarakat Simeulue sebagai langkah penting menuju otonomi penuh. Melalui berbagai upaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dan dengan dukungan berbagai pihak, Simeulue akhirnya ditetapkan sebagai kabupaten otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999, bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bireuen.
Peresmian Kabupaten Simeulue sebagai daerah otonom dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Ad Interim, Feisal Tanjung, pada 12 Oktober 1999. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Simeulue dan diperingati setiap tahunnya.
Kabupaten Simeulue memiliki 10 kecamatan dan 138 desa dengan kode pos 23891-23894 (dari total 243 kecamatan dan 5827 desa di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 80.279 (dari penduduk seluruh Provinsi ACEH yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 41.245 pria dan 39.034 wanita (rasio 105,66). Dengan luas daerah 182.735 ha (dibanding luas seluruh Provinsi ACEH 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 48 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 89.327 jiwa dengan luas wilayahnya 2.051,48 km² dan sebaran penduduk 44 jiwa/km².
Jumlah penduduk Kabupaten Simeulue pada tahun 2023 mencapai 97.118 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 49.780 jiwa dan perempuan 47.338 jiwa, serta rasio jenis kelamin sebesar 105,16. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2022 dengan total 95.600 jiwa, menunjukkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,59 persen. Kecamatan Simeulue Timur menjadi wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi sebanyak 28.830 jiwa, sedangkan Simeulue Cut memiliki jumlah penduduk terendah dengan 3.537 jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan umur menunjukkan dominasi usia produktif (15–64 tahun) sebesar 66.477 jiwa atau 68,45 persen dari total penduduk. Kelompok usia 0–14 tahun sebanyak 25.833 jiwa dan kelompok usia 65 tahun ke atas sebanyak 4.808 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Simeulue pada tahun tersebut sebesar 53 jiwa/km² dengan sebaran tertinggi di Simeulue Timur sebesar 164 jiwa/km² dan terendah di Teluk Dalam sebesar 25 jiwa/km². Jumlah rumah tangga yang tinggal di rumah milik sendiri sebanyak 89,6 persen, diikuti rumah bebas sewa 7,5 persen, rumah sewa/kontrak 2 persen, dan rumah dinas 0,9 persen. Dalam hal agama, mayoritas penduduk Kabupaten Simeulue memeluk agama Islam. Persentase pemeluk agama selain Islam tidak tercantum dalam publikasi, namun peta sosial daerah menunjukkan keberagaman sangat rendah karena hampir seluruh masyarakat Simeulue homogen secara kepercayaan.
Angkatan kerja Kabupaten Simeulue tahun 2023 sebanyak 50.451 orang dengan rincian 47.502 orang bekerja dan 2.949 orang menganggur. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 70,57 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,85 persen. Status pekerjaan utama penduduk yang bekerja terbagi menjadi buruh/karyawan/pegawai sebanyak 38,34 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar sebesar 21,2 persen, berusaha sendiri sebesar 17,7 persen, pekerja keluarga tidak dibayar sebesar 14,9 persen, pekerja bebas sebesar 6,6 persen, dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar 1,2 persen. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas sebesar 9,81 tahun dan harapan lama sekolah sebesar 14,28 tahun. Dalam konteks struktur pekerjaan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Simeulue yaitu sebesar 37,33 persen pada tahun 2023, disusul sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 14,92 persen, serta sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 13,11 persen. Jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang menggunakan telepon seluler sebanyak 80,37 persen dan yang mengakses internet sebanyak 64,76 persen.
Terdapat tiga bahasa utama yang dominan dalam pergaulan sehari-hari yakni bahasa Simolol, bahasa Sigulai, dan bahasa Leukon. Bahasa Simolol umumnya digunakan oleh penduduk yang berdomisili di Kecamatan Simeulue Timur, Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Tengah dan Teluk Dalam. Bahasa Sigulai umumnya digunakan penduduk di Kecamatan Simeulue Barat, Alafan dan Salang. Sedangkan bahasa Leukon digunakan khususnya oleh penduduk Desa Langi dan Lafakha di Kecamatan Alafan. Selain itu digunakan juga bahasa pengantar (lingua franca) yang digunakan sebagai bahasa perantara sesama masyarakat yang berlainan bahasa di Simeulue yaitu bahasa Jamu atau Jamee (tamu), awalnya dibawa oleh para perantau niaga dari Minangkabau dan Mandailing.
Masyarakat Simeulue mempunyai adat dan budaya tersendiri berbeda dengan saudara-saudaranya di daratan Aceh, salah satunya adalah seni Nandong, suatu seni nyanyi bertutur diiringi gendang tetabuhan dan biola yang ditampilkan semalam suntuk pada acara-acara tertentu dan istimewa. Terdapat pula seni yang sangat digemari sebagian besar masyarakat, seni Debus, yaitu suatu seni bela diri kedigjayaan kekebalan tubuh terutama dari tusukan bacokan pedang, rencong, rantai besi membara, bambu, serta benda-benda tajam lainnya, dan dari seni ini pulalah para pendekar Simeulue acap diundang ke mancanegara.
Lembaga Adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan mempunyai harta kekayaan tersendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat Aceh. Sama halnya seperti fungsi lembaga adat di daratan Aceh, Lembaga adat di Simeulue juga berfungsi sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, dan penyelesaian masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Lembaga adat di Simeulue antara lain:
Lembaga Adat Laot adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Adat Laot dipimpin oleh seorang Panglima Laot untuk mangatur adat istiadat dibidang pesisir dan kelautan. Di Simeulue, lembaga adat laot terdiri dari:
Pada tahun 2023, Kabupaten Simeulue memiliki 150 unit fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1 rumah sakit, 14 puskesmas, 9 puskesmas pembantu, 100 poliklinik, dan 126 apotek. Seluruh fasilitas tersebut tersebar di 10 kecamatan. Indikator utama yang digunakan dalam pengukuran status kesehatan penduduk adalah Umur Harapan Hidup (UHH). UHH Simeulue tahun 2023 tercatat sebesar 69,57 tahun, meningkat 0,13 poin dibanding tahun 2022 yang berada di angka 69,44 tahun. Jika dibandingkan secara regional, UHH Simeulue lebih tinggi 1,79 poin dibanding Aceh Singkil yang memiliki UHH sebesar 67,78 tahun, namun lebih rendah 0,76 poin dari Aceh Selatan yang mencatatkan UHH sebesar 70,33 tahun, serta 3,52 poin lebih rendah dari Provinsi ACEH dengan angka 73,09 tahun. Seluruh data ini menunjukkan tren tahunan UHH Simeulue yang terus naik sejak tahun-tahun sebelumnya. Fasilitas kesehatan tingkat dasar dalam bentuk puskesmas terdapat di setiap kecamatan, dan sisanya berupa fasilitas layanan lanjutan dan farmasi. Jumlah total fasilitas kesehatan per kategori adalah puskesmas 14 unit, poliklinik 100 unit, apotek 126 unit, puskesmas pembantu 9 unit, serta 1 rumah sakit sebagai fasilitas rujukan di tingkat kabupaten.
Pada tahun ajaran 2023/2024 di Kabupaten Simeulue terdapat 71 satuan pendidikan tingkat TK/RA dengan 435 guru dan 1.766 murid, rasio murid terhadap guru sebesar 4,06. Jenjang SD/MI memiliki 128 sekolah, 1.876 guru, dan 10.941 murid, rasio murid per guru sebesar 5,83. Pada tingkat SMP/MTs terdapat 59 sekolah dengan 939 guru dan 4.853 murid, rasio murid per guru sebesar 5,17. Untuk jenjang SMA/MA/SMK terdapat 41 sekolah, 826 guru, dan 5.201 murid dengan rasio murid per guru sebesar 6,30. Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 2023 tercatat 14,28 tahun, naik dari 14,08 tahun pada 2022. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas tahun 2023 sebesar 9,81 tahun, naik dari 9,73 tahun pada 2022. Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2023 untuk kelompok usia 7–12 tahun sebesar 99,60 persen, usia 13–15 tahun sebesar 99,73 persen, usia 16–18 tahun sebesar 90,64 persen, dan usia 19–23 tahun sebesar 57,61 persen. Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD sebesar 99,60 persen, SMP sebesar 89,52 persen, SMA sebesar 72,56 persen, dan Perguruan Tinggi sebesar 45,91 persen.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten Simeulue tahun 2023 tercatat sebesar 2,94 triliun rupiah, meningkat dari 2,21 triliun rupiah pada 2019, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 (ADHK) mencapai 1,81 triliun rupiah pada 2023 dari 1,60 triliun rupiah pada 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Simeulue tahun 2023 sebesar 4,63 persen, naik dari 4,20 persen pada tahun sebelumnya. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Simeulue mencapai 37,33 persen, diikuti oleh administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 14,92 persen, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,11 persen, serta konstruksi.com">Konstruksi sebesar 8,67 persen. Pertumbuhan sektor konstruksi.com">Konstruksi pada 2023 sebesar 5,04 persen setelah tahun sebelumnya hanya 0,26 persen. Produksi padi tahun 2023 mencapai 32.438 ton-GKG, naik dari 22.043 ton tahun sebelumnya, dengan luas panen meningkat dari 4.568 hektar menjadi 5.781 hektar. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara tidak langsung direpresentasikan oleh status pekerjaan utama penduduk, di mana sebanyak 21,2 persen penduduk bekerja sebagai pelaku usaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar dan 17,7 persen berusaha sendiri, sementara 38,3 persen berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai. Jumlah penduduk bekerja tahun 2023 mencapai 47.502 orang dari total angkatan kerja sebanyak 50.451 orang, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,85 persen.
Pengeluaran penduduk Simeulue pada tahun 2023 meningkat menjadi 1.049.164 rupiah per kapita per bulan dari 942.266 rupiah pada 2022. Alokasi pengeluaran makanan mencapai hampir 600 ribu rupiah, sedangkan pengeluaran non-makanan sekitar 42,82 persen dari total pengeluaran. Sektor perdagangan, terutama perdagangan besar dan eceran, menyumbang 13,11 persen terhadap PDRB dan termasuk dalam tiga sektor dominan. Aktivitas perdagangan juga tercermin dari peningkatan kunjungan kapal dan volume muat/bongkar barang di Pelabuhan Sinabang, yaitu sebanyak 582 kunjungan kapal dan 101.746 penumpang selama 2023. Investasi infrastruktur tergambar dari peningkatan nilai tambah sektor konstruksi.com">Konstruksi yang mencapai 254,48 miliar rupiah tahun 2023, naik dari 192,75 miliar rupiah pada 2019. Penduduk Simeulue tahun 2023 berjumlah 97.118 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,59 persen, sedangkan PDRB per kapita ADHB tahun 2023 sebesar 30,2 juta rupiah.
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Riset Geologi dan Kelautan Jerman (BGR) menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar di perairan timur laut Pulau Simeulue, Provinsi ACEH. Prediksi sementara jumlah kandungan minyak yang ada sekitar 107,5-320,79 miliar barel. "Temuan ini hasil riset kami dengan Kapal Riset Sonne, yang tujuan awalnya untuk mengetahui detail deformasi struktur geologi di daerah busur muka (fore arc) pasca tsunami 26 Desember 2004," kata Dr Yusuf Surachman, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, di Jakarta, Senin (11/2) seperti dikutip Antara. Dibandingkan dengan cadangan minyak bumi milik Arab Saudi yang volumenya mencapai 264,21 miliar barrel. Temuan itu, menurut Yusuf, sangat signifikan. Sedangkan nilai volume di perairan timur laut Pulau Simeulue itu dihitung minimal 17,1 x 109 m³ dan maksimal volume total 51 x 109 m³. "Perkiraan volume berdasar volume reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, karbonat build-up berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5-1,5 dan porositas 30 persen,".
Masyarakat Simeulue menyampaikan peringatan tradisional tsunami melalui "tutur" secara turun temurun dari generasi ke generasi melalui cerita, nanga-nanga, sikambang dan nandong (seni tradisional Simeulue berupa dendang). Smong (nama lain dari tsunami dalam bahasa Simeulue), adalah sebuah bentuk pemahaman budaya yang telah mengalami proses pengendapan berpuluh tahun dalam memori kolektif masyarakat Pulau Simeulue. Karena telah menjadi memori kolektif maka smong telah menjadi bagian dari jati diri masyarakat Simeulue. Potongan syair tentang itu dapat ditemukan pada senandung pengantar tidur anak-anak di Pulau Simeulue.
Istilah smong dikenal masyarakat Simeulue setelah tragedi tsunami pada hari Jumat, 4 Januari 1907. Gempa disertai tsunami dahsyat yang terjadi di wilayah perairan Simeulue masih pada zaman penjajahan Hindia Belanda. Kejadian tsunami ini tercatat dalam buku berbahasa Belanda S-GRAVENHAGE, MARTINUSNIJHOF, tahun 1916 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Saat itu masyarakat Simeulue belum mengetahui perihal tsunami ini, laut yang tiba-tiba surut pasca gempa menjadi daya tarik bagi masyarakat pesisir pantai, karena ditemukannya banyak ikan-ikan yang terdampar. Sebagian besar penduduk pesisir berlarian ke arah pantai dan berebut ikan-ikan yang terdampar tersebut, namun secara mengejutkan tiba-tiba kemudian datanglah tsunami yang menderu-deru dari arah laut lepas, sebagian besar masyarakat meninggal atas kejadian itu. Dan sebagian yang selamat, menjadi saksi mata atas kejadian smong dan menuturkannya untuk generasi mendatang agar berhati-hati terhadap kejadian serupa.
Pada saat gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 yang lalu di seluruh wilayah Kabupaten Simeulue lebih dari 1.700 rumah hancur tersapu tsunami, akan tetapi jumlah korban jiwa yang meninggal adalah 6 jiwa. Apabila diperkirakan di Pulau Simeulue rata-rata penghuni satu rumah adalah 5 jiwa, maka jumlah total manusia yang rumahnya diterjang tsunami lebih dari 8.500 jiwa. Atau sekitar 10 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Simeulue. Hal ini berarti pada saat itu ada proses evakuasi besar-besaran dalam kurun waktu kurang dari 10 menit secara serempak di seluruh wilayah pantai Pulau Simeulue yang panjang garis pantainya mencapai 400 km. Mengingat bahwa infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Simeulue sangat terbatas maka peristiwa mobilisasi massa tersebut adalah peristiwa yang luar biasa.
Kejadian serupa itu hanya dapat dilakukan oleh sebuah pemahaman bersama yang kuat dengan persepsi yang sama terhadap satu objek tertentu. Sehingga pada saat kejadian yang sangat genting hal ini telah menjadi pengetahuan umum yang merata, yang dengan hanya satu sandi tertentu yang diucapkan maka hal tersebut akan menjadi gerakan massa yang sangat masif yang bergerak dengan kecepatan tinggi secara bersama-sama, walaupun mereka berada pada daerah yang terpisah-pisah.
Kata "smong" adalah kata sandi yang dipahami bersama oleh seluruh penduduk Pulau Simeulue untuk melukiskan terjadinya gelombang raksasa setelah terjadinya gempa besar. Mereka bukan hanya memahami kata tersebut saja, tetapi juga mereka memahami tindakan apa yang harus dilakukan apabila peristiwa tersebut terjadi. Ditengah tidak adanya sistem peringatan dini tsunami yang memadai, budaya smong yang merupakan salah satu bentuk kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Kabupaten Simeulue telah mengambil alih fungsi teknologi. Dan terbukti pula budaya ini telah meyelamatkan masyarakat Kabupaten Simeulue dari bencana yang lebih besar.
Masyarakat dunia yang juga mengetahui lemahnya sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra takjub melihat keajaiban yang terjadi di Pulau Simeulue. Hal ini kemudian mendorong masyarakat dunia melalui ISDR (International Strategy for Disaster Reduction) memberikan penghargaan Sasakawa Award kepada masyarakat Kabupaten Simeulue. ISDR adalah lembaga dibawah Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations) yang memberikan perhatian pada upaya-upaya masyarakat mengurangi kerusakan dan kerugian akibat bencana. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Simeulue Drs. H. Darmili mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Simeulue pada tanggal 12 Oktober 2005 yang lalu di Bangkok, Thailand.
Penghargaan tersebut adalah wujud pengakuan dunia internasional pada kekuatan budaya smong sebagai sistem peringatan dini tsunami. Budaya smong semakin menemukan pengakuan ditengah kondisi bahwa sebelum tsunami 26 Desember 2004, tidak ada sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai barat Sumatra yang sangat rawan gempa dan tsunami.
Ditinjau dari sisi linguistik, terbentuknya kata smong cukup dekat dengan bunyi yang mendengung saat ombak menyerang bergulung-gulung. Di masyarakat Simeulue, smong berarti ombak besar yang datang bergulung-gulung yang didahului oleh gempa yang sangat besar. Fenomena yang dikenal masyarakat dunia dengan istilah tsunami. Pemahaman tentang smong ini tertanam kuat dalam memori masyarakat Simeulue dari anak-anak sampai orang tua.
Kuatnya penanaman smong dalam ingatan masyarakat Simeulue menunjukkan bahwa smong telah mengalami proses pengendapan yang lama sehingga lambat laun menjadi memori kolektif dalam bentuk sistem nilai masyarakat. Dalam sistem masyarakat Simeulue, penyampaian sebuah pesan sampai tertanam menjadi memori kolektif masyarakat hanya bisa dilakukan melalui media lisan. Nandong sebagai sebuah seni tradisi lisan masyarakat Simeulue memegang fungsi penting dalam membangun memori kolektif tersebut. Dengan demikian nandong dalam masyarakat Simeulue tidak hanya menjalankan fungsi klasik pantun atau syair yaitu sebagai media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah dan hiburan. Nandong telah sampai pada fungsi tertinggi budaya lisan yaitu pembangun memori kolektif masyarakat. Fungsi ini yang membuat nandong efektif membangun perilaku masyarakat Simeulue dalam merespon fenomena alam gempa bumi yang diikuti tsunami.
Berikut ini pantun atau syair tentang smong dalam bahasa Simeulue yang disampaikan secara turun temurun dalam menyikapi kewaspadaan dini terhadap kejadian tsunami:
Gugusan Kepulauan Simeulue yang terdiri beberapa pulau besar dan kecil (± 40 buah) berada tepat di atas persimpangan tiga palung laut terbesar dunia, yakni pada pertemuan lempeng Eurasia dengan lempeng Australia dan Lempeng Sunda. Pada saat Gempa bumi Samudra Hindia 2004, Simeulue dekat dengan episentrum gempa bumi tersebut, tetapi jumlah korban jiwa sangat rendah, terutama karena penduduk tersebut sudah terbiasa dengan gempa bumi dan tsunami dan tahu untuk meninggalkan pantai setelah gempa bumi.
Peristiwa yang disebut sebagai Smong, karena peristiwa serupa pernah terjadi pada tsunami tahun 1907 sehingga apabila terjadi gempa besar diikuti oleh surutnya air laut dari bibir pantai secara drastis dan mendadak, maka otomatis seluruh penduduk Simeulue mulai menuju ke tempat-tempat perbukitan guna menghindar dari terjangan Smong atau tsunami tersebut.
Video Tausiah Pilihan di Kabupaten Simeulue
Tingkatkan iman dengan belajar tanpa henti dari ustadz pilihan di kota Kabupaten Simeulue
Training & Sertifikasi K3 di Kabupaten Simeulue, Provinsi
Dapatkan Training & Sertifikasi K3 di Kabupaten Simeulue, Provinsi . Sertifikasi Kemnaker RI, Terdaftar di TemanK3