Informasi Masjid dan Mushola di KAB. MELAWI

Temukan Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Umum, Masjid Bersejarah, Masjid Kampus/Sekolah, Masjid Perumahan, Masjid di Mall/Pasar, Masjid Pesantren, Masjid Kantor, Mushola di KAB. MELAWI

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati.

Qs. Ali imran : 139

Tentang KAB. MELAWI

Kabupaten Melawi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Nanga Pinoh. Kabupaten Melawi memiliki tiga sungai membentang di wilayah tersebut di antaranya, yaitu Sungai Kayan, Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Dahulu dikenal sebagai Batang-Melawei (alias Laway, Melahoei, Pinoe).

Daerah aliran sungai Pinoh merupakan termasuk wilayah Kerajaan Kotawaringin. Kontrak 1756, Sultan Tamjidullah I dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda mendaftarkan Melawai (alias Melawi) dalam wilayah pengaruh Kesultanan Banjarmasin. Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan Sintang dan Melawi (disebut dengan nama Lawai) kepada Hindia Belanda. Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Lawai (alias Melawi) kepada Hindia Belanda.

Kabupaten Melawi diresmikan pada 18 Desember 2003 dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sintang. Secara geografis Kabupaten Melawi terletak pada 0°07’- 1°21’LS dan 111°07’- 112°21’ BT dengan luas wilayah 10.640,80 km². Kabupaten Melawi tebagi menjadi 11 Kecamatan dan 169 Desa dengan Sokan sebagai kecamatan terluas (1.577 km²) dan Belimbing Hulu sebagai kecamatan terkecil (454 km²).

Kabupaten Melawi merupakan daerah yang beriklim tropis karena terletak di sekitar garis khatulistiwa. Pada tahun 2018 Kabupaten Melawi mendapat rata-rata curah hujan 254,8 mm (lebih rendah dibanding tahun sebelumnya) dengan rata-rata temperatur 27 °C. Rata-rata kecepatan angin yang tercatat sebesar 2,5 knot, dengan kecepatan angin maksimal terjadi pada bulan Maret sebesar 12,0 knot.

Rata-rata penyinaran matahari di Kabupaten Melawi pada tahun 2018 sebesar 59,83 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu sebesar 57,20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Nanga Pinoh mendapat lebih banyak penyinaran matahari sepanjang tahun 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dasar Pembentukan Kabupaten Melawi adalah UU No. 34 Tahun 2003. Saat ini Kabupaten Melawi dipimpin oleh Dadi Sunarya Usfa Yursa sebagai Bupati Melawi yang keempat. Wilayah Kabupaten Melawi terdiri dari 11 Kecamatan 169 Desa dan 603 Dusun. Pemekaran kecamatan dan desa terakhir pada tahun 2008 yaitu dari 7 kecamatan menjadi 11 kecamatan dan dari 82 desa menjadi 169 desa.

Jumlah PNS di Kabupaten Melawi sepanjang tahun 2018 terdata 3.528 pegawai daerah dan 260 pegawai pusat. Berdasarkan tingkat pendidikan, PNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi merupakan lulusan Sarjana (50,85 persen), Diploma (23,55 persen) dan SMA (22,56 persen). Sementara pegawai pusat sebagian besar adalah lulusan Sarjana (71,92 persen).

Berdasarkan golongannya, sebanyak 17,40 persen pegawai daerah adalah golongan dua dan 63,92 persen adalah golongan tiga. Untuk pegawai pusat, 78,84 persen adalah golongan tiga, 14,61 persen golongan dua, dan sisanya adalah golongan satu dan golongan empat.

Jumlah anggota DPRD Kabupaten Melawi tahun 2018 adalah sebanyak 30 orang. Apabila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar anggota DPRD Kabupaten Melawi adalah D-IV/S1. Selama tahun 2018, untuk mengatur kegiatan administrasi kabupaten, Pemerintah Kabupaten Melawi sudah menghasilkan 292 produk hukum yang terdiri dari 9 peraturan daerah, 55 peraturan bupati, dan 228 keputusan bupati.

Kabupaten Melawi terdiri dari 11 kecamatan dan 169 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 228.787 jiwa dengan luas wilayah 10.640,80 km² dan sebaran penduduk 22 jiwa/km².

Jumlah penduduk Kabupaten Melawi pada tahun 2018 adalah 205.298 jiwa, yang terdiri dari 104.706 laki laki dan 100.692 perempuan. Data ini merupakan data kependudukan hasil proyeksi penduduk dengan data dasar penduduk hasil Sensus Penduduk 2010. Jika dilihat dari komposisi usia, penduduk di Kabupaten Melawi didominasi oleh penduduk usia 5-9 tahun dengan Dependency Ratio sebesar 43,03 yang artinya dari setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung beban 43 penduduk usia non produktif (0-14 dan 64 tahun keatas).

Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk (LPP), pada tahun 2018 LPP Kabupaten Melawi sebesar 1,5 persen pertahun. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dialami oleh Kecamatan Nanga Pinoh yakni sebesar 4,51 persen pertahun. Sementara LPP terkecil dialami oleh Kecamatan Belimbing Hulu yaitu sebesar -0,96 persen pertahun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penduduk transmigran yang mulanya berdomisili di Kecamatan Belimbing Hulu banyak pindah maupun kembali ke daerah asalnya sekitar tahun 2008 – 2009 sehingga mempengaruhi perhitungan proyeksi penduduk.

Adapun piramida penduduk di Kabupaten Melawi masih termasuk ke dalam piramida penduduk muda (expansive). Bentuk piramida ini menunjukkan bahwa penduduk Melawi usia muda masih sangat besar, khususnya usia 0-9 tahun. Ini juga menunjukkan masih tingginya tingkat kelahiran dan dapat dijadikan sebagai dasar kewaspadaan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.

Gerakan Masyarakat Adat Kabupaten Melawi atau Gema Kami merupakan Organisasi yang berdiri pada tahun 2006. Wadah ini bertujuan untuk melakukan gerakan bersama-sama dengan masyarakat adat di Kabupaten Melawi dalam memperjuangkan hak-hak mereka atas sumber-sumber penghidupan. Dalam organisasi ini berkumpul perwakilan dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Melawi.

Dari hasil Sakernas Agustus 2018 diketahui bahwa jumlah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) di Kabupaten Melawi adalah sebesar 146.416 orang, atau setara dengan 71,32 persen dari total penduduk Melawi. Dari jumlah tersebut jumlah angkatan kerja adalah 108.014 orang, sedangkan sisanya adalah penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya.

Berdasarkan lapangan usaha utama, penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja, 60,90 persen bekerja di bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan. Sisanya bekerja dibidang Jasa-jasa Pelayanan (11,96 persen), Perdagangan (11,20 persen), Industri (3,72 persen), dan sisanya bekerja di lapangan usaha lainnya.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk kelompok umur 6-12 tahun terdapat 96,43 persen anak masih sekolah. Selanjutnya, pada kelompok umur 13-15 tahun 86,81 persen dinyatakan masih sekolah. Sementara pada kelompok umur 16-18 tahun, hanya 57,32 persen yang masih bersekolah.

Pada jenjang pendidikan dasar (SD sederajat) di Kabupaten Melawi, terdapat 256 sekolah dengan beban 13 murid untuk setiap 1 orang guru. Pada tingkat menengah pertama (SMP sederajat) terdapat 109 sekolah dengan beban 13 murid setiap guru. Sedangkan pada tingkat SMA/SMK terdapat 21 sekolah untuk SMA dan 12 sekolah untuk SMK dengan beban 16 murid untuk setiap guru di SMA dan beban 14 murid untuk setiap guru SMK.

Selain rasio guru terhadap murid, penyebaran letak sekolah dan formasi guru pada tiap-tiap sekolah juga perlu menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam menerapkan kebijakan di bidang pendidikan. Sampai sekarang lokasi sekolah di Kabupaten Melawi masih terpusat di Kecamatan Nanga Pinoh. Adapun Angka Harapan Lama sekolah di Kabupaten Melawi adalah sebesar 11,13, artinya seorang anak berumur 7 tahun di Kabupaten Melawi memiliki harapan sekolah 11,13 tahun kedepan, atau kira-kira sampai kelas 11 SMA.

Fasilitas kesehatan memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Selain itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang lengkap guna menunjang proses pelayanan kesehatan. Pada tahun 2019, terdapat 4 rumah sakit di Kabupaten Melawi, yaitu RSUD Kabupaten Melawi, RS Kasih Bunda Jaya, RS Citra Husada, dan RS Pratama Batu Buil. Untuk fasilitas puskesmas, setiap kecamatan di Kabupaten Melawi telah memiliki masing-masing 1 puskesmas yang semuanya berstatus puskesmas dengan rawat inap.

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok, dimana kondisi perumahan secara tidak langsung mencerminkan penghuninya. Berdasarkan status kepemilikan bangunan tempat tinggal, 90,87 persen rumah tangga di Kabupaten Melawi sudah memiliki rumah sendiri. Rumah tangga yang memiliki akses PLN sebanyak 68,06 persen dan sisanya menggunakan listrik Non-PLN (mendapat fasilitas listrik dengan cara membangkitkan sendiri atau swasta dan sumber penerangan bukan listrik seperti pelita dan petromax).

Fasilitas air bersih sebagai sumber air minum tampaknya masih menjadi masalah bagi penduduk Kabupaten Melawi. Rumah tangga yang menggunakan fasilitas air minum bersih hanya 37,92 persen dan yang menggunakan sumber air minum layak hanya 19,50 persen.

Jika dilihat dari penggunaan sumber air utama untuk memasak, mandi, cuci, dan lainnya, sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Melawi menggunakan sumber air utama dari air sungai.

Untuk fasilitas tempat buang air besar, rumah tangga dengan tempat buang air besar sendiri meningkat dibandingkan dengan 2017, yaitu dari 59,49% pada tahun 2017 meningkat menjadi 71,98% tahun pada tahun 2018.

Kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian Kabupaten Melawi. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB yang nilainya mencapai 19,78 persen pada tahun 2018, dengan kontribusi sektor tanaman perkebunan sebesar 6,83 persen.

Produksi perkebunan terbesar di Kabupaten Melawi adalah perkebunan karet dan kelapa sawit. Luas tanaman karet yang masih menghasilkan pada tahun 2018 sebesar 20.747 hektar, dimana seluruhnya dikembangkan dengan pola perkebunan rakyat dengan produksi sebesar 15.167 ton karet.

Produksi kelapa sawit dengan bentuk CPO mencapai 49.016 ton dengan luas lahan 28.564 hektar. Selain kedua komoditas utama diatas, Kabupaten Melawi juga memiliki produksi tanaman perkebunan lain seperti tanaman kelapa dalam, kopi, aren, dan pinang.

Pada sub kategori peternakan, komoditas utama di Kabupaten Melawi terdiri dari sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam buras, ayam ras dan itik. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Melawi populasi ternak besar didominasi oleh sapi sebanyak 11.095 ekor. Sedangkan populasi ternak kecil didominasi oleh babi sebanyak 23.187 ekor.

Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 5,82 persen terhadap PDRB. Sedangkan sektor listrik dan gas hanya 0,03 persen dan merupakan sektor yang berdistribusi paling kecil dalam perekonomian Kabupaten Melawi. Meskipun demikian kedua sector ini juga mengalami pertumbuhan pada tahun 2018, dengan besaran masing-masing 2,20 persen dan 2,68 persen.

PDAM Melawi mencatat jumlah air yang terjual mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.285.148 m³ pada tahun 2017 menjadi 1.458.784 m³ pada tahun 2018. Peningkatan ini juga diikuti oleh nilai penjualan yang juga ikut naik dari 6,39 miliar rupiah ke 8,31 miliar rupiah. Apabila dilihat dari komposisinya, pelanggan terbesar masih berasal dari jenis rumah tangga, kemudian diikuti oleh niaga kecil, niaga besar, lembaga sosial, dan kantor pemerintah.

Produksi listrik yang terjual sepanjang tahun 2018 untuk Kabupaten Melawi mencapai 64,83 GWh. Pemerataan penyaluran listrik masih memerlukan Melawi mencapai 64,83 GWh. Pemerataan penyaluran listrik masih memerlukan perhatian lebih dari pemerintah. Sampai saat ini masih ada beberapa desa di Kabupaten Melawi yang belum dialiri oleh listrik PLN.

Kabupaten Melawi memiliki berbagai jenis wisata alam dan wisata budaya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Melawi mencatat adanya 29 situs peninggalan sejarah, 22 situs budaya, dan 16 situs wisata alam. Dalam menunjang potensi tersebut telah tersedia 21 hotel nonbintang/penginapan di Kabupaten Melawi.

Adapun ke-16 situs wisata alam di Kabupaten Melawi, dimulai dengan pesona alam Bukit Matok di Kecamatan Belimbing sebagai pintu gerbang masuk Kabupaten Melawi, dilanjutkan dengan Bukit Baka yang terletak di timur Kota Nanga Pinoh dengan ketinggian 1.620 meter.

Sementara itu, potensi wisata alam terbanyak berada di Kecamatan Menukung. Mulai dari Telapak Kaki di atas batu; Gunung Kerapau; Batu Kapal; serta yang terkenal adalah Air Terjun Sahai Ngumbai yang terdapat di Desa Siyai dengan ketinggian mencapai kurang lebih 12 meter dapat ditemui di daerah ini. Air terjun lainnya juga dapat ditemui di Desa Nyanggai, Kecamatan Pinoh Selatan dengan ketinggian sekitar 5 meter.

Selain wisata alam, bangunan peninggalan sejarah meliputi beberapa bangunan tugu, makam, dan bangunan peninggalan belanda seperti kantor pemerintahan dan tangsi militer.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.