TAUBATAN NASUHA (KULTUM ROMADHON HARI KE 14)
Ahmad subagja | ALWUSTHO
2021-10-04 13:45:02

TAUBATAN NASUHA (KULTUM ROMADHON HARI KE 14)

TAUBATAN NASUHA

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىْ فَرَضَ الــتَّوْبــَةَ وَحَرَّمَ اْلاِصْرَارَ. وَلِذَلِكَ قَالَ الـنَّبِىُّ الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارِ. لاَصَغَائِرَ مَعَ اْلاِسْتِمْرَارِ وَلاَ كَبَائِرَ مَعَ اْلاِسْتِغْفَارِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ كَاتِبُ اْلآثَارَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَفْوَةُ اْلاَخْيَارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُوْرِ اْلاَنْوَارِ،  وَسِرِّ اْلاَسْرَارِ، وَتِرْيــَـاقِ اْلاَغْيَارِ، وَمِفْتَاحِ بــَابِ الْيَسَارِ. سَيِّدِنــَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ وَآلِهِ اْلاَطْهَارِ، وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ.وَبــَارِكْ وَسَلِّمْ بِعَدَدِ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْتَهُ  يَاعَزِيزُ يَاغَفَّارُ يَاكَرِيمُ  يَاسَتَّارُ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنـْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَتُوبُوا اِلـَى اللهِ جَمِيعًا اَيــُّـهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.       

 

Segala puji dan syukur marilah senantdiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu memanjakan hamba-hamba-Nya dengan membukakan pintu taubat selebar-lebarnya bagi sdiapapun hamba-Nya yang memohon ampunan-Nya. Salawat dan salam semoga tercurah ke haribaan insan pilihan, yang diutus untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, dan memberi peringatan kepada orang-orang tersesat jalan, habibina wa-syafi'ina wa-maulana Muhammad SAW, demikian juga kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

 

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

            Manusia yang baik bukanlah manusia yang hidup tanpa dosa. Sebab tidak ada seorang pun manusia yang luput dari dosa. Tetapi manusia yang baik adalah orang-orang yang menyadari kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan apabila suatu ketika dia khilaf sehingga melakukan dosa, maka secepatnya dia bertobat memohon ampunan kepada Allah SWT. Tidak menunggu waktu atau menunda-nunda taubat serta melambat-lambatkannya. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak ada tiga point yang ingin saya sampaikan. Pertama, apa yang dimaksud dengan taubat. Kedua, bagaimana cara bertaubat. Dan ketiga, bagaimana cara memelihara keutuhan taubat itu sendiri.

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

Pertama, apa yang dimaksud dengan taubat? Kata "taubat" berasal dari "taba – yatubu – taubatan"  yang artinya kembali ke jalan yang benar. Ini artinya bahwa seorang sejatinya adalah baik selama dia menempatkan dirinya sebagai hamba Allah yang taat melaksanakan kewajiban beribadah kepada-Nya. Namun dalam perjalanannya dia dihadapkan pada kenyataan, bahwa jalan pengabdian itu dihiasi dengan berbagai rintangan, halangan, dan hambatan. Di suatu saat seseorang mampu melewati semuanya itu, dan pada saat yang lain dia terperosok ke dalam perbuatan dosa yang mestinya dia hindari.         Maka pada saat demikian itulah dia harus sadar dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Jangan membiarkan dirinya terjerembab lebih dalam dalam kubangan dosa yang hanya akan mengundang murka Allah SWT. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

 

(#þqç/qè?ur ’n<Î) «!$# $·èŠÏHsd tm•ƒr& šcqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ      

 

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur:31)

 

Dan pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:

 

$pkš‰r'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? ’n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R

 

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa. (QS. At-Tahrim 66:8)

 

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

Taubat nasuha yaitu taubat yang bersih dan benar, agar kesalahannya dihapuskan, dan dosa-dosanya diampunkan. Karena manusia, disebabkan sifat kemanusiaannya, tidak mungkin terbebas dari kesalahan dan dosa-dosa. Itu bermula dari kenyatan elemen pembentukan manusia tersusun dari unsur tanah yang berasal dari bumi, dan unsur ruh yang berasal dari langit. Salah satunya menarik ke bawah sementara bagian lainnya mengajak ke atas. Yang pertama dapat menenggelamkan manusia pada perangai binatang atau lebih buruk lagi, sementara yang lain dapat mengantarkan manusia ke barisan para malaikat atau lebih tinggi lagi.

Oleh karena itu, manusia dapat melakukan kesalahan dan membuat dosa. Dengan kenyataan itu dia membutuhkan taubat yang utuh dan sungguh-sungguh. Taubat yang lahir dari kesadaran diri karena dorongan rasa takut dan malu kepada Allah SWT. Taubat yang penuh dengan ketulusan untuk menscuikan diri bukan karena adanya keterpaksaan dengan pertimbangan keuntungan duniawi. Sehingga dengan taubatnya itu Allah SWT berkenan menghapus kesalahan yang diperbuatnya, mensucikan dirinya dari noda dan dosa yang dilakukannya. sebagaimana firman Allah selanjutnya:

4Ó|¤tã öNä3š/u‘ br& tÏeÿs3ムöNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íh‹y™ öNà6n=Åzô‰ãƒur ;M»¨Zy_ “̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# tPöqtƒ Ÿw “Ì“øƒä† ª!$# ¢ÓÉ<¨Z9$# z`ƒÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB ( öNèdâ‘qçR 4Ótëó¡o„ šú÷üt/ öNÍk‰É‰÷ƒr& öNÍkÈ]»yJ÷ƒr'Î/ur tbqä9qà)tƒ !$uZ­/u‘ öNÏJø?r& $uZs9 $tRu‘qçR öÏÿøî$#ur !$uZs9 ( y7¨RÎ) 4’n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏ‰s% ÇÑÈ  

Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim 66:8)

 

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

            Kedua, bagaimana cara bertaubat agar taubat itu diterima oleh Allah SWT dan dikategorikan sebagai taubatan nasuha? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita kaji Firman Allah SWT dalam Surah Ali Imran ayat 135:

 

šúïÏ%©!$#ur #sŒÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.sŒ ©!$# (#rãxÿøótGó™$$sù öNÎgÎ/qçRä‹Ï9 `tBur ãÏÿøótƒ šUqçR—%!$# žwÎ) ª!$# öNs9ur (#r•ŽÅÇム4’n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur šcqßJn=ôètƒ ÇÊÌÎÈ  

 

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan dengan sengaja atau tidak sadar suatu perbuatan keji – yakni dosa besar, seperti membunuh, berzina, korupsi, dan mencuri – atau menganiaya diri mereka sendiri dengan dosa atau pelanggaran apapun, mereka ingat Allah, sehingga mereka malu atau takut lalu mereka menyesali perbuatan mereka, kemudian mereka bertekad untuk tidak mengulanginya lagi dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka. Ketika itu Allah mengampuni dosa-dosa mereka karena Dia Maha Pengampun dan tiada selain-Nya yang dapat memberi ampun. siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Tentu saja tidak ada!  Selanjutnya setelah bertaubat, mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang merka mengetahui bahwa perbuatan tersebut terlarang.

 

            Dari ayat di atas, kita dapat memetik kesimpulan, bahwa syarat-syarat taubat itu terdiri dari tiga tahap. Pertama, mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya dengan memperbanyak istighfar. Kedua, tidak meneruskan perbuatan kejinya itu. Dan ketiga, mengetahui bahaya dari perbuatan keji itu, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Menurut Imam Ghazali ketiganya mencakup pengetahuan, kondisi kejiwaan, dan perbuatan.

            Yang pertama adalah pengetahuan tentang bahaya dan dampak buruk dosa yang menjadi penghalang kedekatan seseorang dengan Allah. Bila ini difahami dan dihayati akan timbul kesadaran bahkan rasa pedih karena akibat kehilangan peluang untuk mendekati-Nya, dan ini menimbulkan penyesalan, selanjutnya mendorong kepada upaya dan aktivitas yang berkaitan dengan masa kini, masa lalu, dan masa yang akan datang. Aktivitas masa kini, adalah meninggalkan dosa itu. Aktivitas masa lalu adalah mengindari perbuatan dosa yang telah berlalu. Sedangkan aktivitas masa yang akan datang adalah tekad untuk tidak mengulanginya lagi serta menggiatkan diri untuk melakukan amal kebaikan.

           

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

Ketiga, bagaimana cara memelihara keutuhan taubat itu sendiri? Dalam hal ini, Imam Ghazali di dalam kitab Ihya' Ulumiddin mengemukakan ciri utama orang yang bertaubat, dengan kata lain delapan cara memelihara keutuhan taubat.

 

Pertama:

مَنْ تَابَ وَلَمْ يَتَعَلَّمِ الْعِلْمَ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak mau menuntut ilmu, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Artinya, seseorang yang bertaubat harus memacu dirinya untuk menuntut ilmu, terutama ilmu yang berkaitan dengan masalah ibadah sebagai upaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah.

 

Kedua:

وَمَنْ تَابَ  وَلَمْ يَزْدَدْ فِىْ عِبَادَتِهِ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ 

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak memperbanyak ibadahnya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Artinya, seseorang yang bertaubat itu harus lebih giat melaksanakan ibadah, terutama ibadah fardhu dan lebih baik lagi disempurnakan dengan ibadah sunnah.

 

Ketiga:

وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يَرْضَ الْخُصَمَاءَ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak mau memaafkan musuh-musuhnya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Sebab taubat itu tidak sempurna apabila di dalam hatinya masih ada sifat dendam, hasud, dan dengki. Karena sifat-sifat yang demikian itu hanya dimiliki oleh para sekutu setan laknatullah.

Keempat:

وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يُغَيِّرْ لِبَاسَهُ وَزِيْنَتَهُ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ، 

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak menanggalkan kemewahan dan perhiasannya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Kemewahan dan perhiasan bukanlah hal yang terlarang dalam Islam selama ia didapatkan dengan cara yang halal. Tetapi Islam lebih mengajarkan kesedrhanaan dan kesantunan dalam bersikap serta lebih mengutamakan penggunaan harta kekayaan itu untuk kepentingan agama dan sosial kemasyarakatan dari pada untuk bermewah-mewah dan bermegah-megah semata.

 

Kelima:

وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يُبَدِّلْ اَصْحَابَهُ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak meninggalkan teman pergaulannya (yang tidak baik), maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Rasulullah telah mengingatkan, bahwa "Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping". (HR. Ahmad)

 

Keenam:

 وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يُغَيِّرْ خُلُقَهُ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak merubah akhlaknya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Rasulullah SAW juga telah mengingatkan: "Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapus keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik". (HR. Ahmad)

 

Ketujuh:

وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يَطْوِىْ فِرَاشَهُ وَبِشَاطَهُ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

 

Barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak melipat tempat tidur dan selimutnya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Melipat tempat tidur dan selimut artinya meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak ada manfaatnya untuk selanjutnya lebih memfokuskan diri dalam beribdah kepada Allah SWT.

Dan kedelapan:

 وَمَنْ تَابَ وَلَمْ يَتَصَدَّقْ فَلَـيْسَ بِتَائِبٍ

 

Dan barangsiapa yang mengaku bertaubat tetapi dia tidak mau mensedekahkan apa yang ada padanya, maka dia bukanlah orang yang bertaubat. Maksudnya seseorang akan sempurna taubatnya apabila dia sanggup mengorbankan apa yang ada pada dirinya baik tenaga, fikiran, konsep, gagasan, ilmu, harta, bahkan nyawanya sendiri di jalan Allah SWT.  

 

 فَمَنِ اسْتَبَانَ هَذِهِ الْخِصَالَ فَتَائِبٌ حَقًّا.

 

Barangsiapa yang mampu mebuktikan semua ini, maka itulah sebenarnya-benarnya orang yang bertaubat yang akan mendapatkan ampunan, keridhaan, dan kasih sayang dari Allah SWT.

 

Hadirin hamba Allah yang berbahagia

            Demikianlah yang dpat saya sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa membukakan pintu taubat dan gerbang ampunan untuk kita semua, dengan harapan kita menjadi hamba-hamba yang mendapat keridhaan-Nya. Amin ya Rabbal-'alamin.

 

بارك الله لـى ولكم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | ALWUSTHO

Ahmad subagja | ALWUSTHO

| Jl.Raya Balaraja Kresek Km.06 Pasar Ceplak Kp.Tegal Anyar

MASJID ALWUSTHO SUKAMULYA
SEZARAH BERDIRINYA MASJID ALWUSTHO KP.TEGAL ANYAR SUKAMULYA KAB.TANGERANG

SEZARAH BERDIRINYA MASJID ALWUSTHO KP.TEGAL ANYAR SUKAMULYA KAB.TANGERANG
Semenjak pertama kali menjadi warga Kp.Tegal Anyar Rt.05 Rw.01 Ds.Sukamulya Kec.Sukamulya Kab.Tangerang tepatnya pada bulan Oktober tahun 2003, ketika mau Sholat Jum'at harus jalan dari rumah ke Masjid kurang lebih 1 kilometer, jarak tempuh kalau dengan jalan kaki cukup jauh. Mulai dari sini ada keinginan untuk mendirikan Masjid di kampung tersebut tentunnya dengan warga sekitar.
Sebelas tahun kemudian tepatnya pada tahun 2014 sempat mengadakan obrolan kecil dengan tokoh dan Rt. setempat untuk musyawarah warga jajak pendapat untuk pendirian Masjid dengan mengajak 2 Rt. yang berdekatan, untuk menidak lanjuti rencana kami (Penggiat Pendirian Maasjid) untuk Mendirikan Masjid akhirnya buat surat undangan musyawarah tokoh masyarakat Rt.5,6 & 7 Rw.01 yang terdiri dari tiga kampung, tiga Rt dan tiga Musholla (Tegal Anyar, Tegal Murni dan Pondok Gede) tapi sayang ada salah satu tokoh agama yang menentang dan salah satu Rt. tidak berani untuk melanjutkan undangan tokoh masyarakat, terpaksa rencana gagal.
 Semangat kami masih ada untuk pendirian Masjid apalagi ada salah satu Musholla direnovasi total sampai naik jadi 2 lantai, harapan kami bisa dijadikan Masjid. Namun nyatanya dari pengurus musholla menyatakan tidak akan pernah dijadikan Masjid, pedahal jarak  Musholla ke Masjid cukup jauh.
Selang lima tahun kemudian pada tanggal 01 Juni tahun 2019 ketemu tetangga H.Zuhdi seorang saudagar/pedagang menyampaikan keinginan yang sama untuk mendirikan Masjid setelah ada yang mau jual tanah disamping rumahnya. Seperti gayung bersambut tanah yang ditawarkan langsung dibayar dan diwakafkan untuk pembangunan Masjid. 
Untuk mengawali pembangunan kami mengundang tokoh masyarakat sekitarnya tiga Rt. ; Kp.Tegal anyar Rt.05/01, Kp.Pondok Gede Rt.06/01 dan Kp.Tegal Murni Rt.07/01 Ds.Sukamulya Kec.Sukamulya Kab.Tangerang. Undangan Musyawarah atas nama PENGGIAT PENDIRIAN MASJID, Musyawarah dilaksanakan di Majlis H.Zuhdi Kp.Tegal Anyar Rt.05/01, pada hari Kamis malam Jum'at tgl.20 Juni 2019, menghasilkan keputusa sebagai berikut;
A. Terbentuknya Panitia Pembangunan Masjid
B. Untuk megawali pekerjaan pembangunan, peletakan batu pertama, penentuan arah qiblat dan pemberian nama Masjid nunggu keputusan seorang Kiyai/Abuya yang ditokohkan dan dijadikan rujukan dalam beragama dan bermasyarakat yaitu KH. UCI TURTUSI Cilingok, mengingat ada salah satu tokoh agama termasuk muridnya beliau yang menentang pendirian masjid tersebut.
Abuya KH.Uci Turtusi kami hubungi dan beliau tidak langsung memberikan keputusan, beliau pelajari dulu rencana yang kami sampaikan terkait pendirian Masjid, ternyata beliau sangat teliti dan hati-hati untuk memberikan keputusan kurang lebih memakan waktu satu bulan, tepatnya pada tanggal 03 Juli 2019 beliau langsung datang ke lokasi lahan yang akan dibangun masjid letaknya di Jl.Raya Balaraja Kresek Km.6  Pasar Ceplak Kp.Tegal Anyar Rt.05 Rw.01 Ds.Sukamulya Kec.Sukamulya Kab.Tangerang, didampingi jamaah beliau dan juga dihadiri oleh warga, tokoh dan pejabat setempat berikut Kepala Desa, karena dua hari sebelumnya beliau menginformasikan kepada kami melaui santrinya untuk menyiapkan acara Peletakan batu pertama, pengukuran qiblat sekaligus pemberian nama Masjid, sehingga kami sempat menyampaikan kepada warga dan pejabat setempat semuannya antusias menghadiri dan menyambut Abuya Uci Turtusi.
Acara diawali dengan Tausiyah mauidhotul hasanah, mengutip beberapa pembicaraan beliau sebagai berikut ;
 - Selama pembangunan Masjid tidak boleh minta sodaqoh dipinggir jalan karena disamping mengganggu ketertiban umum juga satu hal yang dianggap merendahkan umat Islam dihadapan orang-orang non Muslim,
- Selama pembangunan Masjid tidak boleh buat proposal ke pemerintah dan lembaga, tapi kalau ada pejabat yang datang memberikan sodaqoh atas nama pribadi tidak boleh ditolak jangankan banyak walaupun ngasi sodaqoh Rp.1,000,- (seribu rupiah) harus diterima dan tanpa LPJ. 
- Pemberian nama Masjid " ALWUSTHO" artinya  mejeuhna (tengah-tengah), khoirul umur awusathuha (sebaik-baiknya urusan tengah-tengah), tengah-tengah baina Balaraja Wakresek (antara lokasi Balaraja dan Kresek), awewe oge anu diteangan nungenah tengah-tengahna kelakar beliau. 
Dilanjutkan dengan pengukuran arah qiblat oleh beliau dan sekaligus peletakan batu pertama pembangunan didampingi oleh tukang Masjid yang disaksikan oleh jamaah, warga, dan pejabat setempat kurang lebih ada seribu Jamaah.
Mulai pada hari tersebut Rabu, 03 Juli 2019 M  pembangunan MASJID ALWUSTHO dilangsungkan oleh tukang Masjid dibantu Warga sekitarnya, hingga artikel ini ditulis pembangunan masjid masih berlangsung baru 70 persen pekerjaan. Artikel ini ditulis pada hari Jum'at, 01 Oktober 2021 (tahun ketiga pembangunan).
Mohon do'a dan bantuanya khususnya untuk pembaca, umumnya untuk kaum muslimin walmuslimat, mukminin walmukminat. Semoga diberikan kelancaran dan kemudahan kepada kami untuk menyelesaikan pembangunan masjid ALWUSTHO dan mampu memakmurkannya. Semoga semua kegiatan yang kita kerjakan dan rencanakan ada dalan ridho dan lindungan Allah SWT. Amiiin Yaa Robbal 'Alamiin.

Tenda & Kanopi Membrane Untuk Masjid. Delivery & Pemasangan sampai di Kota Antum

Wujudkan Kenyamanan Masjid Anda, dengan Kanopi Membrane, Awet sampai 15 tahun!

kanopi-untuk-masjid ciptakonstruksi

Rekomendasi Artikel untuk Anda