KETAPANG BERSHALAWAT MOMENTUM PERUBAHAN

Agenda pertama kepengurusan ta'mir Masjid Abnaissabil yang baru bertajuk Ketapang Bershalawat ini menjadi Momentum terjadinya perubahan. Agenda Ketapang bershalawat diselenggarakan pada senin, 20 desember 2021, agenda ini terlaksana dengan baik dikarenakan adanya kerjasama antara takmir masjid abnaissabil dan majelis dzikir, maulid wattalim Barokatul Ittiba yang di asuh oleh Habib Ali Zainal Abidin Al Hamid dan Habib Ahmad Ridho Al Hamid.
Agenda rutinan malam selasa ini di hadiri kurang lebih 2000 orang hingga meluber dihalaman masjid, yang dimulai pukul 17.30 (ba'da maghrib) hingga selesai. Tidak hanya mendengarkan ceramah, acara ini juga berdzikir dan bershalawat kepada nabi muhammad SAW.
Ketua ta'mir bid. Imaroh, ust. Hizbun Nashor S.Pd.i dalam sambutannya berkata "selamat datang kepada jamaah dan terimakasih kepada donatur, warga dusun krajan, dan meminta maaf jika ada suguhan, tempat yg kurang." Diakhir sambutan beliau berharap kedepan masjid abnaissabil lebih makmur.
Dalam kesempatan ini, KH. Ahmad Qusyairi mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pidato. Beliau menyampaikan bahwa "Barangsiapa yg selalu kesulitan dalam mencapai hajat atau cita cita maka kata nabi perbanyaklah shalawat kepadaku. Sesungguhnya bershalawat kepadaku akan menghilangkan kesuntukan, kegundahan kesumpekan hati."
Habib Ali menyampaikan orang itu tidak mempunyai agama jika tidak mempunyai mahabbah, termasuk memakmurkan masjid.
Masjid itu kepunyaan Allah, rumahnya Allah.
Harus memuliakan tamu Allah. Allah menyiapkan hidangan khusus ketika di surga untuk tamu tamu Allah.
Dua kriteria ta'mir : beriman kepada allah dan beriman pada hari akhir.
"Pada hari kiamat, matahari didekatkan ke manusia hingga sebatas satu mil. Lalu mereka bercucuran keringat sesuai amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat." (HR Muslim)
Semenyeramkannya gambaran soal Padang Mahsyar, kelak akan ada orang-orang yang berbahagia karena dinaungi oleh naungan Arsy Allah. Artinya, mereka akan dinaungi yang mana tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan Arsy Allah.
Tujuh golongan pada hari mahsyar akan dinaungi oleh Arsy Allah.
Salah satu dari golongan itu adalah orang yang mempunyai cinta, hatinya selalu terpaut kepada masjid.
Nabi menangis ketika ditinggal meninggal ummu mahjan penyapu masjid. Sebuah Perbuatan kecil itu bernilai besar di mata Rasulullah SAW. Ummu Mahjan mendapatkan perhatian yang spesial dari Nabi SAW. Rasululullah secara khusus mendoakan Ummu Mahjan yang telah meninggal. Siapa yang tidak ingin didoakan Rasulullah yang pasti dijabah oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW sempat menegur para sahabatnya ketika mendengar Ummu Mahjan meninggal. Tentunya yang membuat Rasulullah SAW menegur para sahabat bukan perkara meninggalnya Ummu Mahjan. Marahnya Rasulullah SAW karena tidak diberi tahu oleh para sahabatnya atas meninggalnya Ummu Mahjan.
Begitu istimewanya Ummu Mahjan di mata Rasulullah sampai-sampai kekasih Allah SWT itu menegur para sahabatnya untuk masalah yang tidak ada kaitannya dengan akidah atau ahlak.
Teguran Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya itu dikisahkan dalam hadis Abu Hurairah RA bahwasanya ada sorang wanita berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid. Suatu ketika Rasulullah merasa kehilangan wanita tersebut. Lalu Beliau SAW bertanya kepada para sahabat, yang kemudian menjawab, "Ia telah wafat, ya Rasulullah."
Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah berkata, "Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?" Saat itu para sahabat tidak memandang Ummu Mahjan sebagai sosok yang penting.
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya!" Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah SAW. Setelah sampai di makamnya kemudian Rasulullah mendoakan Ummu Mahjan.
Ummu Mahjan sendiri tidak memiliki harta berupa keturunan dan benda berupa kekayaan. Ummu Mahjan juga adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, namun semangat dan kecintaannya terhadap kebersihan masjid patut dijadikan contoh.
Meski sudah memasuki usia renta, Ummu Mahjan menyadari dirinya masih punya kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Kerena sadar akan keadaannya tidak akan sanggup ikut berperang melawan musuh-musuh Allah SWT, Ummu Mahjan melakukan apa saja yang bisa dia kerjakan, meski hanya sebagai petugas kebersihan. Menjadi petugas kebersihan dinilainya sebagai bagian dari iman karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
Semoga kita diselamatkan oleh Allah dicatat sebagai pengikut nabi yang hatinya terpaut kepada masjid. Aamiin yaa robbal alamin.
 
 
KETAPANG BERSHALAWAT MOMENTUM PERUBAHAN

Gambar Ilustrasi KETAPANG BERSHALAWAT MOMENTUM PERUBAHAN

Tentang Penulis
 rahmadinata syafa'at  | Masjid Abnais Sabil

rahmadinata syafa'at | Masjid Abnais Sabil

| jalan gatot subroto 180 ketapang kalipuro banyuwangi