Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-06-11 08:15:07

Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur

Banyak Masjid Bersejarah yang masih berdiri kokoh di Jakarta. Salah satunya Masjid Jami Al Khairaat yang eksis di Jakarta Timur, tepatnya di kawasan Batu Ampar, Condet.

Ada yang menarik jika melewati kawasan Condet, perkampungan Betawi ini memiliki banyak masjid dan musholla. Jarak antar masjid dan musholla tidaklah berjauhan. Hal ini menjadi tanda banyaknya masyarakat muslim di kawasan ini.

Dari ratusan masjid dan musholla yang ada di kawasan Condet, ternyata ada satu Masjid Bersejarah yang usianya lebih dari 400 tahun. MasyaAllah!

Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur

Masjid Jami Al Khairaat menjadi masjid tertua di Jakarta Timur karena keberadaannya sejak abad ke-16. Masjid yang didominasi dinding berwarna hijau dan putih ini dahulu hanyalah sebuah langgar kecil yang kini telah berubah menjadi Masjid Besar yang mampu menampung ribuan jemaah.

Di kalangan masyarakat Condet dan sekitarnya, popularitas Masjid Jami Al Khairaat sudah tak bisa diragukan lagi. Hampir setiap orang tua yang berusia lanjut, paham dan tahu keberadaan Masjid Jami Al Khairaat.

Salah satunya Enyak Fatimah, perempuan berusia 72 tahun ini mengatakan bahwa kakak dari ibundanya dimakamkan di dekat Masjid Jami Al Khairaat.

"Sudah lama, dari enyak masih kecil sudah ada (Masjid Jami Al Khairaat). Dulu belum banyak masjid, orang salatnya ke situ," ujar Enyak Fatimah kepada detikHikmah.

detikHikmah mencoba menelusuri jejak sejarah Masjid Al Khairaat yang beralamat di Jl. Raya Condet No.15, RT 15/RW 3, Batu Ampar, Kramat Jati ini.

Sekilas masjid ini tidak jauh berbeda dengan masjid pada umumnya. Kesan kuno dan tua pun tidak tampak pada masjid ini. Sepertinya, pengurus dan masyarakat sekitar telah banyak melakukan renovasi dan pemugaran area masjid.

Kami berkesempatan berbincang dengan Mpok Tini, salah satu pengurus masjid sekaligus keturunan generasi ke-4 dari pendiri Masjid Jami Al Khairaat.

Mpok Tini menjelaskan, dirinya mengetahui sejarah dan asal usul Masjid Jami Al Khairaat dari tuturan orangtuanya. Orang tua Mpok Tini, Almarhum H. Abdul Hamid merupakan cicit atau generasi ketiga dari Dato' Kudul.

Pendiri Masjid Jami Al Khairaat adalah Dato' Kudul dan Dato' Dji'in. Keduanya adalah kakak beradik. Warga asli Betawi yang tinggal di Condet.

Dato' Kudul dan Dato' Dji'in mewakafkan sebagian tanahnya untuk dibangun langgar. Dahulu hanya berupa bangunan kecil dan sederhana yang dibuat dengan kayu.

"Abad ke-16 itu Masjid Jami Al Khairaat belum semegah ini. Namanya dulu itu Masjid Hutan Condet. Dibangun pakai kayu nangka," ujar Mpok Tini kepada detikHikmah.

Seiring berjalannya waktu, Masjid Jami Al Khairaat mengalami serangkaian perubahan dan perbaikan.

Dahulu jemaah Masjid Al Khairaat datang dari berbagai wilayah, bukan hanya dari Condet saja. Jemaahnya datang dari kawasan Cawang, Cililitan, Pasar Rebo dan sekitarnya.

Jika merujuk pada awal pembangunan di abad ke-16, maka Masjid Jami Al Khairaat saat ini berusia lebih dari 420 tahun.

Masjid Jami Al Khairaat telah mengalami serangkaian renovasi. Dari catatan sejarah yang disimpan Mpok Tini, Masjid Jami Al Khairaat mengalami renovasi di tahun 1936, 1952, 1967 dan 1988. Sebelum tahun ini, telah banyak renovasi namun tidak tercatat dalam dokumen.

"Dulu waktu saya masih kecil, area sampingnya itu belum ada, belum tingkat. Depannya masih ada kolam dan banyak batu di tanahnya. Makanya daerah sini namanya batu ampar, karena banyak batu ngampar (terhampar)," ujar Mpok Tini.

Proses renovasi inilah yang kini membuat Masjid Jami Al Khairaat tampak modern.

Bagian dinding area luar dan dalam masjid dilapisi dengan keramik berwarna hijau dan putih beraksen marmer. Pada bagian atap masjid terdapat satu buah kubah besar dan satu menara.

Area sholat utama, dialasi dengan karpet merah yang sekaligus berfungsi sebagai sajadah. Sementara area samping dan depan masjid dibiarkan tanpa alas karpet.

Langit-langit masjid dilengkapi lampu gantung dengan ukuran cukup besar. Sebagai penunjang penerangan, lampu kecil tersebar di seluruh area masjid.

Untuk sirkulasi udara, masjid ini mengandalkan kipas angin yang diletakkan menyebar di dinding bagian atas masjid. Meskipun tanpa pendingin ruangan, udara di masjid ini terbilang sejuk.

Secara keseluruhan, masjid ini mampu menampung lebih dari 2000 jemaah laki-laki dan perempuan.

Di dekat masjid juga terdapat area makam khusus keluarga pendiri Masjid Jami Al Khairaat. Almarhum Dato' Kudul dan Dato' Dji'in juga dimakamkan di sini.

Sebagai masjid tertua di kawasan Jakarta Timur, Masjid Jami Al Khairaat masih aktif menjadi wadah untuk beribadah dan menimba ilmu agama Islam.

Setiap Jum'at digelar sholat Jumat. Kemudian ada pengajian jemaah laki-laki setiap malam Jumat dan Sabtu setelah subuh.

Masjid Jami Al Khairaat juga rutin menggelar peringatan hari besar seperti Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi'raj dan buka puasa bersama saat Ramadhan.

Mpok Tini selaku penerus dari pendiri masjid berharap agar Masjid Jami Al Khairaat ini bisa terus terjaga karena keberadaan masjid ini merupakan amanah dari orang-orang tuanya. "Berharap agar masjid ini tidak hilang karena perkembangan zaman. Biar banyak orang tahu bahwa di Condet ada masjid yang dibangun sejak abad ke-16, dibangun oleh masyarakat Betawi Condet," pungkas Mpok Tini.

Banyak Masjid Bersejarah yang masih berdiri kokoh di Jakarta. Salah satunya Masjid Jami Al Khairaat yang eksis di Jakarta Timur, tepatnya di kawasan Batu Ampar, Condet.

Ada yang menarik jika melewati kawasan Condet, perkampungan Betawi ini memiliki banyak masjid dan musholla. Jarak antar masjid dan musholla tidaklah berjauhan. Hal ini menjadi tanda banyaknya masyarakat muslim di kawasan ini.

Dari ratusan masjid dan musholla yang ada di kawasan Condet, ternyata ada satu Masjid Bersejarah yang usianya lebih dari 400 tahun. MasyaAllah!

Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur

Gambar Ilustrasi Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur

Dibangun Abad ke-16, Masjid Jami Al Khairaat Jadi yang Tertua di Jakarta Timur

Masjid Jami Al Khairaat menjadi masjid tertua di Jakarta Timur karena keberadaannya sejak abad ke-16. Masjid yang didominasi dinding berwarna hijau dan putih ini dahulu hanyalah sebuah langgar kecil yang kini telah berubah menjadi Masjid Besar yang mampu menampung ribuan jemaah.

Di kalangan masyarakat Condet dan sekitarnya, popularitas Masjid Jami Al Khairaat sudah tak bisa diragukan lagi. Hampir setiap orang tua yang berusia lanjut, paham dan tahu keberadaan Masjid Jami Al Khairaat.

Salah satunya Enyak Fatimah, perempuan berusia 72 tahun ini mengatakan bahwa kakak dari ibundanya dimakamkan di dekat Masjid Jami Al Khairaat.

"Sudah lama, dari enyak masih kecil sudah ada (Masjid Jami Al Khairaat). Dulu belum banyak masjid, orang salatnya ke situ," ujar Enyak Fatimah kepada detikHikmah.

detikHikmah mencoba menelusuri jejak sejarah Masjid Al Khairaat yang beralamat di Jl. Raya Condet No.15, RT 15/RW 3, Batu Ampar, Kramat Jati ini.

Sekilas masjid ini tidak jauh berbeda dengan masjid pada umumnya. Kesan kuno dan tua pun tidak tampak pada masjid ini. Sepertinya, pengurus dan masyarakat sekitar telah banyak melakukan renovasi dan pemugaran area masjid.

Kami berkesempatan berbincang dengan Mpok Tini, salah satu pengurus masjid sekaligus keturunan generasi ke-4 dari pendiri Masjid Jami Al Khairaat.

Mpok Tini menjelaskan, dirinya mengetahui sejarah dan asal usul Masjid Jami Al Khairaat dari tuturan orangtuanya. Orang tua Mpok Tini, Almarhum H. Abdul Hamid merupakan cicit atau generasi ketiga dari Dato' Kudul.

Pendiri Masjid Jami Al Khairaat adalah Dato' Kudul dan Dato' Dji'in. Keduanya adalah kakak beradik. Warga asli Betawi yang tinggal di Condet.

Dato' Kudul dan Dato' Dji'in mewakafkan sebagian tanahnya untuk dibangun langgar. Dahulu hanya berupa bangunan kecil dan sederhana yang dibuat dengan kayu.

"Abad ke-16 itu Masjid Jami Al Khairaat belum semegah ini. Namanya dulu itu Masjid Hutan Condet. Dibangun pakai kayu nangka," ujar Mpok Tini kepada detikHikmah.

Seiring berjalannya waktu, Masjid Jami Al Khairaat mengalami serangkaian perubahan dan perbaikan.

Dahulu jemaah Masjid Al Khairaat datang dari berbagai wilayah, bukan hanya dari Condet saja. Jemaahnya datang dari kawasan Cawang, Cililitan, Pasar Rebo dan sekitarnya.

Jika merujuk pada awal pembangunan di abad ke-16, maka Masjid Jami Al Khairaat saat ini berusia lebih dari 420 tahun.

Masjid Jami Al Khairaat telah mengalami serangkaian renovasi. Dari catatan sejarah yang disimpan Mpok Tini, Masjid Jami Al Khairaat mengalami renovasi di tahun 1936, 1952, 1967 dan 1988. Sebelum tahun ini, telah banyak renovasi namun tidak tercatat dalam dokumen.

"Dulu waktu saya masih kecil, area sampingnya itu belum ada, belum tingkat. Depannya masih ada kolam dan banyak batu di tanahnya. Makanya daerah sini namanya batu ampar, karena banyak batu ngampar (terhampar)," ujar Mpok Tini.

Proses renovasi inilah yang kini membuat Masjid Jami Al Khairaat tampak modern.

Bagian dinding area luar dan dalam masjid dilapisi dengan keramik berwarna hijau dan putih beraksen marmer. Pada bagian atap masjid terdapat satu buah kubah besar dan satu menara.

Area sholat utama, dialasi dengan karpet merah yang sekaligus berfungsi sebagai sajadah. Sementara area samping dan depan masjid dibiarkan tanpa alas karpet.

Langit-langit masjid dilengkapi lampu gantung dengan ukuran cukup besar. Sebagai penunjang penerangan, lampu kecil tersebar di seluruh area masjid.

Untuk sirkulasi udara, masjid ini mengandalkan kipas angin yang diletakkan menyebar di dinding bagian atas masjid. Meskipun tanpa pendingin ruangan, udara di masjid ini terbilang sejuk.

Secara keseluruhan, masjid ini mampu menampung lebih dari 2000 jemaah laki-laki dan perempuan.

Di dekat masjid juga terdapat area makam khusus keluarga pendiri Masjid Jami Al Khairaat. Almarhum Dato' Kudul dan Dato' Dji'in juga dimakamkan di sini.

Sebagai masjid tertua di kawasan Jakarta Timur, Masjid Jami Al Khairaat masih aktif menjadi wadah untuk beribadah dan menimba ilmu agama Islam.

Setiap Jum'at digelar sholat Jumat. Kemudian ada pengajian jemaah laki-laki setiap malam Jumat dan Sabtu setelah subuh.

Masjid Jami Al Khairaat juga rutin menggelar peringatan hari besar seperti Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi'raj dan buka puasa bersama saat Ramadhan.

Mpok Tini selaku penerus dari pendiri masjid berharap agar Masjid Jami Al Khairaat ini bisa terus terjaga karena keberadaan masjid ini merupakan amanah dari orang-orang tuanya. "Berharap agar masjid ini tidak hilang karena perkembangan zaman. Biar banyak orang tahu bahwa di Condet ada masjid yang dibangun sejak abad ke-16, dibangun oleh masyarakat Betawi Condet," pungkas Mpok Tini.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .

Tenda & Kanopi Membrane Untuk Masjid. Delivery & Pemasangan sampai di Kota Antum

Wujudkan Kenyamanan Masjid Anda, dengan Kanopi Membrane, Awet sampai 15 tahun!

kanopi-untuk-masjid ciptakonstruksi