Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:30:53

Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank

Genap 5 tahun bekerja, namun setiap saat rasa kekurangan itu selalu menghampirinya. Pagi hingga ke malam, perasaan tidak tenang selalu mengganjal hatinya. Bukan masalah gaji, ada suatu hal lain yang membuat dirinya tidak merasa puas.

"Hampir setiap hari saya ngerasa enggak tenang. Enggak puas aja gitu sama apa yang saya dapetin. Bukan masalah gaji, kalo gaji mah pada lebih dari cukup," ungkapnya ketika ditemui detikcom.

Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank

Namanya Misbah Maulana. Pria 30 tahun asal Garut yang merupakan marbut di Masjid Ramlie Musofa, Sunter, Jakarta Utara. Sebelumnya, ia merupakan eks pekerja salah satu bank di Jakarta Selatan. Misbah rela meninggalkan pekerjaan tersebut demi mendapatkan ridho Allah.

"Saya cuman mencari ridho Allah sih. Itu doang saya cari di sini. Kalo di sana kan (bank) banyak riba lah, apa lah. Saya takut itu jadi enggak berkah. Itu yang buat saya enggak tenang," ujarnya.

Gelar sarjana ekonominya yang ia dapatkan dari sebuah universitas di Jawa Barat membuat dirinya melamar bekerja di bank pada tahun 2014 silam. Namun, genap 5 tahun bekerja, dirinya merasa tidak tenang. Hingga pada akhirnya sebuah kejadian menarik yang membuat dirinya rela meninggalkan pekeraannya tersebut.

Kala itu di awal 2019, Misbah sedang tertidur pulas di kamar kosnya setelah pulang kerja. Saking pulasnya, dirinya bermimpi didatangi oleh seseorang sambil memberikan perkataan yang masih ia ingat hingga saat ini.

"Jadi waktu itu saya pulang kerja terus malemnya tidur tuh, mungkin karena saya capek kali ya jadi mimpi," ungkapnya.

"Saya sampai sekarang masih inget. Pokoknya ada orang yang nyamperin saya terus bilang gini, 'udah tinggalin aja, nanti juga bakal nemu yang bisa buat kamu tenang', gitu doang tapi ngena banget ke hati saya," sambungnya.

Mimpi tersebut seakan-akan menjadi pesan nyata. Pesan agar secepatnya meninggalkankan pekerjaannya saat itu.

"Beberapa bulan dari mimpi itu saya langsung resign. Sempet nganggur dulu 6 bulan balik ke kampung," tuturnya.

Saat tidak memiliki pekerjaan, Misbah justru merasa lebih tenang. Ia tidak merasa terburu-buru harus mencari pekerjaan kembali. Orang tuanya juga tidak menuntut banyak. Hingga akhirnya temannya menawarkan pekerjaan menjadi marbut.

"Ada temen dulu SMP. Ngobrol-ngobrolah tuh soal pekerjaan dia sekarang. Terus dia nawarin di masjid ini butuh marbut katanya," ungkapnya.

Misbah akhirnya menerima pekerjaan tersebut sembari mencari pekerjaan yang lain. Namun, sudah genap 4 tahun menjadi marbut, dirinya merasakan ketenangan yang ia cari selama ini.

"Ketenangan yang saya cari selama ini ternyata ada di sini. Saya rasa ini kerjaan yang memang saya butuhkan dari dulu," tuturnya.

Sama sekali tak terbesit dalam pikirannya mengenai uang. Semua orang pasti tahu gaji bekerja di bank dengan marbut masjid perbedaannya bak langit dan bumi. Tak peduli dengan hal itu, toh yang ia cari hanya ketenangan, bukan lembaran kertas bernilai.

"Sama sekali enggak masalah (perbedaan gaji di bank sama marbut). Selama ini yang saya cari cuman ketenangan aja," tuturnya.

Memakmurkan masjid, solat lima waktu yang teratur, membaca kitab suci Al Quran, itu semua hanya segelintir contoh yang membuat Misbah merasakan ketenangan yang tidak ia dapatkan dahulu saat bekerja di bank. Itu semua ia lakukan dengan ikhlas.

"Kalo di sini solat teratur selalu di masjid. Makmurin masjid, baca Quran, setiap ngelakuin itu saya ngerasa tenang dan ikhlas. Itu semua cuman saya dapetin di sini," ujarnya.

Misbah sangat bersyukur terhadap apa yang ia miliki, orang tua salah satunya. Dirinya sangat bersyukur memiliki orang tua yang mengerti akan pilihannya yang terbilang nekat.

"Alhamdulillah orang tua selalu ngedukung apa yang saya lakuin, bersyukur banget punya orang tua seperti mereka," tuturnya.

Genap 5 tahun bekerja, namun setiap saat rasa kekurangan itu selalu menghampirinya. Pagi hingga ke malam, perasaan tidak tenang selalu mengganjal hatinya. Bukan masalah gaji, ada suatu hal lain yang membuat dirinya tidak merasa puas.

"Hampir setiap hari saya ngerasa enggak tenang. Enggak puas aja gitu sama apa yang saya dapetin. Bukan masalah gaji, kalo gaji mah pada lebih dari cukup," ungkapnya ketika ditemui detikcom.

Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank

Gambar Ilustrasi Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank

Demi Ketenangan Jadi Marbut, Misbah Tinggalkan Kerja di Bank

Namanya Misbah Maulana. Pria 30 tahun asal Garut yang merupakan marbut di Masjid Ramlie Musofa, Sunter, Jakarta Utara. Sebelumnya, ia merupakan eks pekerja salah satu bank di Jakarta Selatan. Misbah rela meninggalkan pekerjaan tersebut demi mendapatkan ridho Allah.

"Saya cuman mencari ridho Allah sih. Itu doang saya cari di sini. Kalo di sana kan (bank) banyak riba lah, apa lah. Saya takut itu jadi enggak berkah. Itu yang buat saya enggak tenang," ujarnya.

Gelar sarjana ekonominya yang ia dapatkan dari sebuah universitas di Jawa Barat membuat dirinya melamar bekerja di bank pada tahun 2014 silam. Namun, genap 5 tahun bekerja, dirinya merasa tidak tenang. Hingga pada akhirnya sebuah kejadian menarik yang membuat dirinya rela meninggalkan pekeraannya tersebut.

Kala itu di awal 2019, Misbah sedang tertidur pulas di kamar kosnya setelah pulang kerja. Saking pulasnya, dirinya bermimpi didatangi oleh seseorang sambil memberikan perkataan yang masih ia ingat hingga saat ini.

"Jadi waktu itu saya pulang kerja terus malemnya tidur tuh, mungkin karena saya capek kali ya jadi mimpi," ungkapnya.

"Saya sampai sekarang masih inget. Pokoknya ada orang yang nyamperin saya terus bilang gini, 'udah tinggalin aja, nanti juga bakal nemu yang bisa buat kamu tenang', gitu doang tapi ngena banget ke hati saya," sambungnya.

Mimpi tersebut seakan-akan menjadi pesan nyata. Pesan agar secepatnya meninggalkankan pekerjaannya saat itu.

"Beberapa bulan dari mimpi itu saya langsung resign. Sempet nganggur dulu 6 bulan balik ke kampung," tuturnya.

Saat tidak memiliki pekerjaan, Misbah justru merasa lebih tenang. Ia tidak merasa terburu-buru harus mencari pekerjaan kembali. Orang tuanya juga tidak menuntut banyak. Hingga akhirnya temannya menawarkan pekerjaan menjadi marbut.

"Ada temen dulu SMP. Ngobrol-ngobrolah tuh soal pekerjaan dia sekarang. Terus dia nawarin di masjid ini butuh marbut katanya," ungkapnya.

Misbah akhirnya menerima pekerjaan tersebut sembari mencari pekerjaan yang lain. Namun, sudah genap 4 tahun menjadi marbut, dirinya merasakan ketenangan yang ia cari selama ini.

"Ketenangan yang saya cari selama ini ternyata ada di sini. Saya rasa ini kerjaan yang memang saya butuhkan dari dulu," tuturnya.

Sama sekali tak terbesit dalam pikirannya mengenai uang. Semua orang pasti tahu gaji bekerja di bank dengan marbut masjid perbedaannya bak langit dan bumi. Tak peduli dengan hal itu, toh yang ia cari hanya ketenangan, bukan lembaran kertas bernilai.

"Sama sekali enggak masalah (perbedaan gaji di bank sama marbut). Selama ini yang saya cari cuman ketenangan aja," tuturnya.

Memakmurkan masjid, solat lima waktu yang teratur, membaca kitab suci Al Quran, itu semua hanya segelintir contoh yang membuat Misbah merasakan ketenangan yang tidak ia dapatkan dahulu saat bekerja di bank. Itu semua ia lakukan dengan ikhlas.

"Kalo di sini solat teratur selalu di masjid. Makmurin masjid, baca Quran, setiap ngelakuin itu saya ngerasa tenang dan ikhlas. Itu semua cuman saya dapetin di sini," ujarnya.

Misbah sangat bersyukur terhadap apa yang ia miliki, orang tua salah satunya. Dirinya sangat bersyukur memiliki orang tua yang mengerti akan pilihannya yang terbilang nekat.

"Alhamdulillah orang tua selalu ngedukung apa yang saya lakuin, bersyukur banget punya orang tua seperti mereka," tuturnya.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .