Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:29:29

Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?

Masjid Al Aqsa terus menjadi sorotan dunia karena serbuan yang dilakukan pasukan Israel ke tempat peribadatan umat Islam tersebut.

Penyerbuan itu dikecam dunia lantaran Masjid Al Aqsa adalah situs suci bersejarah bagi umat Islam di dunia. Terlebih ada banyak jamaah yang beribadah di sana.

Masjid Al Aqsa sendiri berada di kompleks Haram Al Sharif atau Temple Mount di Kota Tua Yerusalem. Kompleks suci ini adalah salah satu yang tertua di dunia setelah Masjidil Haram.

Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?

Melansir situs Middle East Eye, Masjid al-Qibli (Masjid Kiblat) atau yang kelak disebut Masjid Al Aqsa awalnya dibangun oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab, setelah penaklukan Muslim di Levant.

Dalam sejarahnya, kompleks Al Aqsa mengalami serangkaian renovasi dan perluasan sepanjang sejarah, termasuk oleh Dinasti Ummayad, Abbasiyah, dan kemudian oleh Kekaisaran Ottoman.

Adapun nama daerah Al Aqsa memiliki arti ganda dalam bahasa Arab. Pertama adalah "yang terjauh", merujuk pada jaraknya dari Mekkah, dan juga "tertinggi", mengacu pada statusnya di kalangan umat Islam.

Tempat ini dianggap suci bagi ketiga agama Ibrahim dan salah satu situs tersuci dalam Islam bersama dengan Kakbah di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Masjid Al Aqsa juga menjadi salah satu tempat terpenting bagi perjalanan agama Islam. Sebab, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Mi'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Al Aqsa dalam satu malam pada 27 Rajab tahun kesebelas.

Tidak hanya Masjid Al Aqsa, dalam kompleks situs suci ini juga terdapat Dome of the Rock (Kubah Batu). Tapi bangunan ini bukanlah masjid.

Kubah batu ini adalah karya arsitektur Islam tertua di dunia. Struktur awal dibangun pada abad ke-7 M atas perintah Abd al-Malik ibn Marwan, khalifah kelima dari dinasti Ummayad.

"Kubah Batu terus mendefinisikan Yerusalem secara estetis," kata Mustafa Abu Sway, seorang profesor di Universitas Al-Quds dan anggota Dewan Wakaf Islam dikutip dari Middle East Eye.

Orang Yahudi menyebut situs itu sebagai Temple Mount, tempat dua kuil Yahudi kuno diyakini pernah berdiri.

Kuil pertama diyakini dibangun oleh Raja Salomon dan dihancurkan oleh orang Babilonia, sedangkan kuil kedua dihancurkan oleh orang Romawi.

Di sisi barat daya tembok kuno masjid adalah Tembok Barat, yang diyakini orang Yahudi sebagai satu-satunya sisa kuil kedua yang bertahan setelah dihancurkan oleh Romawi.

Pada tahun 1948, Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara dan merebut 85 persen Yerusalem, bagian timur, termasuk Kota Tua.

Setelah perang Timur Tengah tahun 1967, yang disebut oleh Palestina sebagai Naksa atau "kemunduran", Israel menganeksasi Yerusalem Timur dan daerah sekitar masjid Al Aqsa.

Yordania dan Israel mencapai kesepakatan bahwa Amman akan terus mempertahankan bagian dalam situs tersebut, sementara Israel akan mengontrol bagian luarnya.

Sejak itu, pemukim Israel terus berkembang dalam serangan mereka ke masjid, sering kali diapit oleh pasukan Israel yang bersenjata lengkap.

Setelah proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">pendudukan tahun 1967, Israel memperketat kendalinya atas proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk Palestina, dengan Al Aqsa muncul sebagai simbol perlawanan Palestina.

Sampai hari ini, Masjid Al Aqsa terus dilindungi oleh warga Palestina sebagai tugas nasional, sementara kehadiran Israel yang meningkat di sana dipandang sebagai upaya untuk mengklaim kepemilikan negara dan agama atas situs tersebut, sekaligus menghapus sejarah dan budaya Palestina sendiri pada saat yang bersamaan.

Masjid Al Aqsa terus menjadi sorotan dunia karena serbuan yang dilakukan pasukan Israel ke tempat peribadatan umat Islam tersebut.

Penyerbuan itu dikecam dunia lantaran Masjid Al Aqsa adalah situs suci bersejarah bagi umat Islam di dunia. Terlebih ada banyak jamaah yang beribadah di sana.

Masjid Al Aqsa sendiri berada di kompleks Haram Al Sharif atau Temple Mount di Kota Tua Yerusalem. Kompleks suci ini adalah salah satu yang tertua di dunia setelah Masjidil Haram.

Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?

Gambar Ilustrasi Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?

Sejarah Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Siapa Pendirinya?

Melansir situs Middle East Eye, Masjid al-Qibli (Masjid Kiblat) atau yang kelak disebut Masjid Al Aqsa awalnya dibangun oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab, setelah penaklukan Muslim di Levant.

Dalam sejarahnya, kompleks Al Aqsa mengalami serangkaian renovasi dan perluasan sepanjang sejarah, termasuk oleh Dinasti Ummayad, Abbasiyah, dan kemudian oleh Kekaisaran Ottoman.

Adapun nama daerah Al Aqsa memiliki arti ganda dalam bahasa Arab. Pertama adalah "yang terjauh", merujuk pada jaraknya dari Mekkah, dan juga "tertinggi", mengacu pada statusnya di kalangan umat Islam.

Tempat ini dianggap suci bagi ketiga agama Ibrahim dan salah satu situs tersuci dalam Islam bersama dengan Kakbah di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Masjid Al Aqsa juga menjadi salah satu tempat terpenting bagi perjalanan agama Islam. Sebab, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Mi'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Al Aqsa dalam satu malam pada 27 Rajab tahun kesebelas.

Tidak hanya Masjid Al Aqsa, dalam kompleks situs suci ini juga terdapat Dome of the Rock (Kubah Batu). Tapi bangunan ini bukanlah masjid.

Kubah batu ini adalah karya arsitektur Islam tertua di dunia. Struktur awal dibangun pada abad ke-7 M atas perintah Abd al-Malik ibn Marwan, khalifah kelima dari dinasti Ummayad.

"Kubah Batu terus mendefinisikan Yerusalem secara estetis," kata Mustafa Abu Sway, seorang profesor di Universitas Al-Quds dan anggota Dewan Wakaf Islam dikutip dari Middle East Eye.

Orang Yahudi menyebut situs itu sebagai Temple Mount, tempat dua kuil Yahudi kuno diyakini pernah berdiri.

Kuil pertama diyakini dibangun oleh Raja Salomon dan dihancurkan oleh orang Babilonia, sedangkan kuil kedua dihancurkan oleh orang Romawi.

Di sisi barat daya tembok kuno masjid adalah Tembok Barat, yang diyakini orang Yahudi sebagai satu-satunya sisa kuil kedua yang bertahan setelah dihancurkan oleh Romawi.

Pada tahun 1948, Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara dan merebut 85 persen Yerusalem, bagian timur, termasuk Kota Tua.

Setelah perang Timur Tengah tahun 1967, yang disebut oleh Palestina sebagai Naksa atau "kemunduran", Israel menganeksasi Yerusalem Timur dan daerah sekitar masjid Al Aqsa.

Yordania dan Israel mencapai kesepakatan bahwa Amman akan terus mempertahankan bagian dalam situs tersebut, sementara Israel akan mengontrol bagian luarnya.

Sejak itu, pemukim Israel terus berkembang dalam serangan mereka ke masjid, sering kali diapit oleh pasukan Israel yang bersenjata lengkap.

Setelah proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">pendudukan tahun 1967, Israel memperketat kendalinya atas proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk Palestina, dengan Al Aqsa muncul sebagai simbol perlawanan Palestina.

Sampai hari ini, Masjid Al Aqsa terus dilindungi oleh warga Palestina sebagai tugas nasional, sementara kehadiran Israel yang meningkat di sana dipandang sebagai upaya untuk mengklaim kepemilikan negara dan agama atas situs tersebut, sekaligus menghapus sejarah dan budaya Palestina sendiri pada saat yang bersamaan.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .