Sebuah Masjid di Pinggir Alun-Alun
Laits Abied | Masjid Nurul Jannah
2023-01-14 15:10:21

Sebuah Masjid di Pinggir Alun-Alun

Tahun 2007, tanah sisa perumahan di pojok tenggara kompleks Azalea itu adalah semak belukar. Hampir dua pertiga sisinya dikelilingi sungai Cikumpa.

Karena posisinya di bagian belakang, maka praktis sebenarnya tempat ini menjadi semakin terasa sepi. Karena lalu lalang warga Azalea pasti mengarah ke jalan besar yang ada di sisi barat. Hanya kerena dijadikan sebagai tempat dibangunnya masjid saja, tempat itu menjadi sedikit ramai.

Masjid yang dibangun di tempat itu bernama Masjid Nurul Jannah. Tahun 2007 Yayasan Bulan Sabit Merah menggelontorkan dananya untuk membantu membangun masjid yang pada saat berdiri diperuntukkan untuk kegiatan ibadah warga Azalea saja.

Perjalanan waktu berikutnya meski suasana lingkungannya bertambah ramai, tetapi tidak terlalu signifikan bagi tempat tersebut. Bahkan di sebelah selatannya yang dipisahkan oleh Sungai Cikumpa itu ada tanah kosong tak terurus yang lebih luas lagi.

Dulu ada warga kampung sebelah yang mencoba bertanam bayam dan sawi di situ. Lantas warga Azalea bisa membeli sayur itu dengan cara memetik langsung.

Beberapa saat kemudian ada sekelompok pembalap motor crOSS memakai untuk latihan. Putar-putar di tanah yang bergelombang itu dengan knalpot yang memekakkan telinga.

Tahun 2016 –kurang lebih 9 tahun kemudian— barulah menyeruak wacana, pemerintah Kota Depok akan membangun taman kota –beberapa orang menyebutnya sebagai alun-alun—di tanah kosong sebelah selatan masjid Nurul Jannah tersebut.

Dan pada akhir tahun 2017 pemerintah Kota Depok benar-benar mulai membangun taman kota tersebut. Akhirnya pada bulan Desember 2019 pembangunan alun-alun tersebut selesai. Jadilah Masjid Nurul Jannah itu sebuah masjid di pinggir alun-alun.

Karena statusnya sebagai fasilitas umum/ sosial, maka posisi masjid ini menjadi menarik. Pemerintah Kota Depok berkeinginan untuk mengintegrasikan fungsi masjid ini dengan alun-alun di sebelahnya. Meski di dalam alun-alun sebenarnya sudah dibangun musholla, namun ukurannya sangat kecil.

Oleh karena itu pemerintah Kota Depok meminta ijin ke warga dan pengurus masjid untuk membangun jembatan penghubung dari alun-alun ke kompleks Masjid Nurul Jannah tersebut. Pengurus sebenarnya juga berniat memberi akses ke alun-alun, karena tidak tega pengunjung alun-alun tidak segera bisa menunaikan ibadah sholat karena tidak ada tempat menjalankan ibadah sholat. Dengan demikian, pengunjung alun-alun bisa segera ikut sholat berjamaah di Masjid Nurul Jannah.

Karena kebutuhan menampung jamaah yang lebih banyak, pengurus DKM Nurul Jannah berniat merenovasi dan memperluas masjid Nurul Jannah itu pada tahun 2019. Meski niatan ini bulat, namun kendala biaya muncul. Perluasan masjid tak segera bisa dilakukan. Panitia harus mencari donasi.

Gayung bersambut, karena tiba-tiba Pemerintah Kota Depok mengulurkan bantuan untuk membangunkan ulang masjid Nurul Jannah tersebut. Agustus 2022 pembangunan masjid Nurul Jannah dimulai dengan anggaran 5,6 miliar rupiah.

Kini masjid Nurul Jannah terlihat sangat megah. Tentu sangat kontras dengan bangunan masjid yang dibangun oleh Yayasan Bulan Sabit Merah tahun 2007 tersebut. Ini berkah luar biasa bagi warga muslim Azalea. Masjidnya telah diperluas. Di sisi lain berkah bagi pengunjung alun-alun, karena akan bisa menjalankan ibadah sholat di Masjid Nurul Jannah. Inilah berkah pada sebuah masjid. Masjid yang ada di pinggir alun-alun.

Sebuah Masjid di Pinggir Alun-Alun

Gambar Ilustrasi Sebuah Masjid di Pinggir Alun-Alun

Tentang Penulis
 Laits Abied  | Masjid Nurul Jannah

Laits Abied | Masjid Nurul Jannah

| Jl Boulevard GDC Cluster Azalea Grand Depok City 16413

Masjid Nurul Jannah adalah masjid yang terletak di perumahan Cluster Azalea Grand Depok City. Lokasinya berada tepat disebelah taman kota Depok.
Pembangunan Masjid Nurul Jannah dilatarbelakangi oleh tidak adanya sarana beribadah bagi warga Sektor Azalea. Sejarah dimulai ketika saat bulan suci ramadhan tahun 1427 H, dalam rangka peningkatan ibadah di bulan puasa, warga membangun mushola darurat di atas tanah kosong yang datar. Namun karena musim hujan, mushola darurat akhirnya hancur oleh kekuatan alam. Berkat kegigihan warga dan uluran tangan dari para donatur, mushola tersebut dibangun kembali dengan mengambil lokasi di jalan komplek dengan menggunakan tenda – tenda darurat.
Melalui serangkaian rapat warga, akhirnya pada bulan Januari 2007 terbentuk susunan panitia pembangunan masjid dan menghasilkan Proposal Pembangunan Masjid yang diedarkan ke beberapa donatur.
Tanggal 22 Juni 2007 telah dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Jannah oleh donatur utama yakni Yayasan Bulan Sabit Merah dengan didampingi oleh Camat Sukmajaya dan Lurah Jatimulya. Tanggal 1 September 2007 dibentuk Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Jannah dengan ketua Bapak H. Misbahul Munir W6/18 dan tanggal 7 Desember 2007 dilakukan serah-terima masjid dari Yayasan Bulan Sabit Merah kepada DKM. (Sumber: sektorazalea.wordpress.com, 7 Desember 2007)
Pada bulan Agustus 2007, ketika masjid masih dalam proses pembangunan sempat dilaksanakan sholat malam Nisfu Sa’ban dan sholat Tasbih bersama di depan rumah Bapak Parso Prasetyo W1/21. Pada bulan September tercatat ada kegiatan sholat tarawih pertama di masjid Nurul Jannah. Kemudian diselenggarakan peringatan Nuzulul Qur’an mengundang penceramah dari luar. Diselenggarakan Ramadhan Kids di masjid Nurul Jannah dengan mengundang penceramah cilik Salsa. Pada bulan Desember 2007 terlaksana kegiatan pelaksanaan Qurban oleh DKM Nurul Jannah dengan perincian hewan kurban 2 ekor sapi dan 6 ekor kambing. (sumber: sektorazalea.wordpress.com, 31 Desember 2007)
Selanjutnya, Yayasan Bulan Sabit Merah masih membantu keberlanjutan Masjid Nurul Jannah. Pada tanggal 14 Juni 2009 Masjid Nurul Jannah kembali menerima bantuan dari Yayasan Bulan Sabit Merah berupa 30 Al-Quran, 18 Lekar dan 1 White Board.
Bantuan ini merupakan program pembinaan dari BSME untuk melengkapi sarana masjid khususnya untuk masjid-masjid yang dibangun dengan dana dari donatur BSME.
Sumbangan diserahkan oleh BSME diwakili oleh Bapak Nurhadi dan diterima langsung oleh Jul Tjahja selaku RW 06 sekaligus selaku Dewan Pelindung DKM Nurul Jannah, disaksikan oleh Bambang S (Ketua RT 02), L. Nainggolan (Bendahara RT 02), Suriani (Sekretaris RW 06) serta Sabirin (Marbot). (Sumber: sektorazalea.wordpress.com, 14 Juni 2009).
Tahun 2019 ada wacana untuk merenovasi dan membangun ulang bangunan masjid Nurul Jannah. Kemudian panitia pembangunan dibentuk dan penggalangan dana dilakukan. Namun dalam perjalanannya, pemerintah Kota Depok yang berniat mengambil alih kegiatan renovasi tersebut. Akhirnya tahun 2022 kegiatan pembangunan ulang masjid tersebut benar-benar dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas PUPR. Setelah melakukan pembangunan pagar keliling, maka pada bulan Agustus 2022 renovasi tersebut dimulai. Untuk sementara kegiatan ibadah dipindah ke bangunan sementara di dekat lapangan badminton Azalea.
Rencananya pada bulan Desember 2022 kegiatan ibadah akan kembali ke bangunan baru di tempat semula, seiring selesainya pembangunan ulang masjid Nurul Jannah tersebut. Pembanguan ulang masjid tersebut menelan biaya Rp 5,6 miliar.
Sholat maghrib berjamaah pada tanggal 18 Desember 2022 merupakan sholat jamaah pertama di masjid baru Nurul Jannah. Sekaligus sholat ashar pada 18 Desember 2022 menjadi sholat terakhir di bangunan masjid sementara.
Hari Rabu, 4 Januari 2023 Wali Kota Depok, KH Dr. Mohammad Idris, MA meresmikan penggunaan masjid Nurul Jannah setelah dibangun ulang.