Masjid Raya An-Nur Riau, Arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:26:33

Masjid Raya An-Nur Riau, Arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal

Liburan di Pekanbaru rasanya tak lengkap kalau kamu belum mengunjungi Masjid An-Nur Riau. Masjid ini merupakan sebuah Masjid Agung yang mempesona dengan keindahan arsitektur dan makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam di wilayah tersebut.

Menjadi ikon Kota Pekanbaru, masjid megah ini terletak di Jalan Hangtuah, Kelurahan Sumahilang, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau. Penasaran dengan Masjid Raya An-Nur Riau? Yuk, simak rangkuman informasi tentang Masjid An-Nur Riau yang disajikan berikut ini.

Masjid Raya An-Nur Riau menonjolkan arsitektur yang megah dan indah. Masjid ini menciptakan harmoni antara tradisionalisme Islam dengan sentuhan modern. arsitektur Masjid ini merupakan hasil perpaduan dari empat budaya, yaitu budaya Melayu, Turki, Arab dan India.

Masjid Raya An-Nur Riau, arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal

Pengaruh budaya Melayu tampak pada motif ukiran bubur kayu yang terdapat pada mihrab Pengaruh budaya Arab terlihat pada elemen dekoratif kaligrafi yang tertulis pada bangunan Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.

Filosofi yang sangat istimewa dalam Masjid Raya An Nur Riau mencerminkan dalam elemen-elemennya yang mencolok, khususnya kubah dan menara. Empat menara yang menjulang di masjid ini menggambarkan empat sahabat utama Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Keempat sahabat ini memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.

Sementara itu, lima kubah yang menjulang di atasnya melambangkan lima rukun Islam yang menjadi panduan utama dalam kehidupan umat Islam. Filosofi ini menghadirkan makna mendalam dalam arsitektur masjid ini, mengingatkan umat Islam akan peran penting keempat sahabat Nabi serta nilai-nilai rukun Islam yang harus dipegang teguh.

Pembangunan Masjid Raya An-Nur adalah era Pemerintahan Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur II Kaharudin Nasution pada tahun 1963, kemudian penyelesaian pembangunannya adalah pada masa pemerintahan Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur Riau III Arifin Ahmad, yang ditandai dengan peresmian oleh Gubernur Arifin Ahmad pada tanggal 19 Oktober 1968 dengan penandatanganan Prasasti.

Setelah Shaleh Djasit dilantik menjadi Gubernur Riau pada tahun 1998. Pengurus memohon kepada Gubernur untuk merenovasi Masjid Raya An-Nur. Sejalan dengan kegiatan renovasi tersebut, berbagai bagian fasilitas yang ada seperti ruang belajar, menara yang dibangun pada tahun 1990 dirombak.

Setelah dibongkar untuk didirikan bangunan-bangunan pendukung di kedua sisi bangunan. Masjid Raya Masjid An-Nur dengan berbagai fasilitas seperti TK, SD, dan Rumah Bilal serta akan dibangun gedung serbaguna yang lebih serbaguna.

Kegiatan renovasi bangunan utama dan fasilitas pendukung mulai dilaksanakan sejak tahun 2002 pada masa kepemimpinan Gubernur Riau H. Saleh Djasit. Kegiatan renovasi selesai pada tahun 2006 di Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur Riau H. M. Rusli Zainal.

Gedung Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau beserta fasilitas pendukungnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007 bertepatan dengan hari jadi emas Provinsi Riau yang ke-20 pada tahun 2015 nama Masjid Raya berubah menjadi Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.

Sejarah pembangunan Masjid Agung An-Nur memiliki catatan yang panjang. Awalnya, gagasan untuk membangun masjid ini muncul pada tahun 1963. Namun, baru pada tahun 1966, ketika Kaharuddin Nasution menjabat sebagai Gubernur Riau, rencana ini mulai diwujudkan.

Puncaknya terjadi pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau pada tanggal 19 Oktober 1968, ketika Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Riau.

Kemegahan Masjid An Nur sangat terasa dari depan. Masjid Agung An-Nur mendapat julukan sebagai Taj Mahal-nya Indonesia. Masjid ini menggabungkan berbagai elemen arsitektur seperti Melayu, Turki, Arab, dan India. Desainnya yang megah membuat masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata utama sekaligus kebanggaan masyarakat Pekanbaru.

Pada tahun 2000, terjadi renovasi pada Masjid Raya An-Nur yang mengubah luasnya dari yang sebelumnya hanya 4 hektar menjadi sebesar 12,6 hektar. Struktur bangunan Masjid Agung An-Nur terdiri dari tiga tingkat dan memiliki tiga set tangga. Di tingkat atasnya, terdapat 13 pintu masuk, sedangkan di tingkat bawahnya terdapat empat pintu masuk.

Masjid Raya An-Nur bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga menjadi salah satu objek wisata religi yang favorit di Pekanbaru berkat desain arsitekturnya yang unik dan memukau. Masjid Agung An-Nur terdiri dari dua tingkat yang menawarkan berbagai fasilitas di dalamnya.

Lantai 1 masa ini menawarkan tempat mengaji dan tempat berkumpul bagi para pengunjung hingga berbagai tempat perkumpulan lain, seperti ruang remaja masjid, kelas tempat pendidikan islam hingga sekretariat masjid terdapat di lantai ini. Adapun pada lantai 2 masjid ini, hanya tersedia ruang untuk salat.

Masjid ini sangat luas karena dibangun di bawah tanah seluas hampir 13 hektar. Sementara itu, lampu-lampu yang dipancarkan dari Masjid Raya An-Nur pada malam hari menambah keindahan dan pesona yang memikat dari Masjid ini sehingga membuatnya menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Tak hanya sebagai tempat ibadah Masjid Raya An Nur Riau juga berfungsi sebagai pusat budaya dan pendidikan. Oleh karena itu, selain digunakan untuk beribadah, kunjungan ke masjid ini juga dapat menjadi pelengkap sempurna selama liburan. Bagaimana detikers, tertarik untuk mampir ke Masjid An-Nur Riau? Ayo, datanglah dan temukan inspirasi serta ketenangan di dalamnya!

Sumber Referensi :

Majalah Al Azhar Edisi 320 karya YPI Al Azhar

Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia karya Bayu Sutikno dkk.

Jurnal "Sejarah Berdirinya Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau" karya Febrisono, R., Melay, R., & Tugiman, T.

Tesis Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada Pelaku Usaha Di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru karya Zebua, Lidya Marniala.

Liburan di Pekanbaru rasanya tak lengkap kalau kamu belum mengunjungi Masjid An-Nur Riau. Masjid ini merupakan sebuah Masjid Agung yang mempesona dengan keindahan arsitektur dan makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam di wilayah tersebut.

Menjadi ikon Kota Pekanbaru, masjid megah ini terletak di Jalan Hangtuah, Kelurahan Sumahilang, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau. Penasaran dengan Masjid Raya An-Nur Riau? Yuk, simak rangkuman informasi tentang Masjid An-Nur Riau yang disajikan berikut ini.

Masjid Raya An-Nur Riau menonjolkan arsitektur yang megah dan indah. Masjid ini menciptakan harmoni antara tradisionalisme Islam dengan sentuhan modern. arsitektur Masjid ini merupakan hasil perpaduan dari empat budaya, yaitu budaya Melayu, Turki, Arab dan India.

Masjid Raya An-Nur Riau, Arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal

Gambar Ilustrasi Masjid Raya An-Nur Riau, Arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal

Masjid Raya An-Nur Riau, arsitektur Bermakna Spiritual Taj Mahal

Pengaruh budaya Melayu tampak pada motif ukiran bubur kayu yang terdapat pada mihrab Pengaruh budaya Arab terlihat pada elemen dekoratif kaligrafi yang tertulis pada bangunan Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.

Filosofi yang sangat istimewa dalam Masjid Raya An Nur Riau mencerminkan dalam elemen-elemennya yang mencolok, khususnya kubah dan menara. Empat menara yang menjulang di masjid ini menggambarkan empat sahabat utama Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Keempat sahabat ini memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.

Sementara itu, lima kubah yang menjulang di atasnya melambangkan lima rukun Islam yang menjadi panduan utama dalam kehidupan umat Islam. Filosofi ini menghadirkan makna mendalam dalam arsitektur masjid ini, mengingatkan umat Islam akan peran penting keempat sahabat Nabi serta nilai-nilai rukun Islam yang harus dipegang teguh.

Pembangunan Masjid Raya An-Nur adalah era Pemerintahan Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur II Kaharudin Nasution pada tahun 1963, kemudian penyelesaian pembangunannya adalah pada masa pemerintahan Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur Riau III Arifin Ahmad, yang ditandai dengan peresmian oleh Gubernur Arifin Ahmad pada tanggal 19 Oktober 1968 dengan penandatanganan Prasasti.

Setelah Shaleh Djasit dilantik menjadi Gubernur Riau pada tahun 1998. Pengurus memohon kepada Gubernur untuk merenovasi Masjid Raya An-Nur. Sejalan dengan kegiatan renovasi tersebut, berbagai bagian fasilitas yang ada seperti ruang belajar, menara yang dibangun pada tahun 1990 dirombak.

Setelah dibongkar untuk didirikan bangunan-bangunan pendukung di kedua sisi bangunan. Masjid Raya Masjid An-Nur dengan berbagai fasilitas seperti TK, SD, dan Rumah Bilal serta akan dibangun gedung serbaguna yang lebih serbaguna.

Kegiatan renovasi bangunan utama dan fasilitas pendukung mulai dilaksanakan sejak tahun 2002 pada masa kepemimpinan Gubernur Riau H. Saleh Djasit. Kegiatan renovasi selesai pada tahun 2006 di Provinsi Riau yang dipimpin oleh Gubernur Riau H. M. Rusli Zainal.

Gedung Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau beserta fasilitas pendukungnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007 bertepatan dengan hari jadi emas Provinsi Riau yang ke-20 pada tahun 2015 nama Masjid Raya berubah menjadi Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau.

Sejarah pembangunan Masjid Agung An-Nur memiliki catatan yang panjang. Awalnya, gagasan untuk membangun masjid ini muncul pada tahun 1963. Namun, baru pada tahun 1966, ketika Kaharuddin Nasution menjabat sebagai Gubernur Riau, rencana ini mulai diwujudkan.

Puncaknya terjadi pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau pada tanggal 19 Oktober 1968, ketika Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Riau.

Kemegahan Masjid An Nur sangat terasa dari depan. Masjid Agung An-Nur mendapat julukan sebagai Taj Mahal-nya Indonesia. Masjid ini menggabungkan berbagai elemen arsitektur seperti Melayu, Turki, Arab, dan India. Desainnya yang megah membuat masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata utama sekaligus kebanggaan masyarakat Pekanbaru.

Pada tahun 2000, terjadi renovasi pada Masjid Raya An-Nur yang mengubah luasnya dari yang sebelumnya hanya 4 hektar menjadi sebesar 12,6 hektar. Struktur bangunan Masjid Agung An-Nur terdiri dari tiga tingkat dan memiliki tiga set tangga. Di tingkat atasnya, terdapat 13 pintu masuk, sedangkan di tingkat bawahnya terdapat empat pintu masuk.

Masjid Raya An-Nur bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga menjadi salah satu objek wisata religi yang favorit di Pekanbaru berkat desain arsitekturnya yang unik dan memukau. Masjid Agung An-Nur terdiri dari dua tingkat yang menawarkan berbagai fasilitas di dalamnya.

Lantai 1 masa ini menawarkan tempat mengaji dan tempat berkumpul bagi para pengunjung hingga berbagai tempat perkumpulan lain, seperti ruang remaja masjid, kelas tempat pendidikan islam hingga sekretariat masjid terdapat di lantai ini. Adapun pada lantai 2 masjid ini, hanya tersedia ruang untuk salat.

Masjid ini sangat luas karena dibangun di bawah tanah seluas hampir 13 hektar. Sementara itu, lampu-lampu yang dipancarkan dari Masjid Raya An-Nur pada malam hari menambah keindahan dan pesona yang memikat dari Masjid ini sehingga membuatnya menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Tak hanya sebagai tempat ibadah Masjid Raya An Nur Riau juga berfungsi sebagai pusat budaya dan pendidikan. Oleh karena itu, selain digunakan untuk beribadah, kunjungan ke masjid ini juga dapat menjadi pelengkap sempurna selama liburan. Bagaimana detikers, tertarik untuk mampir ke Masjid An-Nur Riau? Ayo, datanglah dan temukan inspirasi serta ketenangan di dalamnya!

Sumber Referensi :

Majalah Al Azhar Edisi 320 karya YPI Al Azhar

Metode Kasus dan Kasus-Kasus Manajemen Perusahaan Indonesia karya Bayu Sutikno dkk.

Jurnal "Sejarah Berdirinya Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau" karya Febrisono, R., Melay, R., & Tugiman, T.

Tesis Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada Pelaku Usaha Di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru karya Zebua, Lidya Marniala.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .