Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:01:32

Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah

Sebuah masjid unik di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, masih eksis meskipun lokasinya cukup terpencil. Masjid Agung Al-Munada Darussalam Baiturrahman atau lebih dikenal sebagai Masjid Perahu ini sudah ada sejak 1963.

Sebutan Masjid Perahu berasal dari bangunan perahu yang ada tepat di samping bangunan utama masjid. Perahu inilah yang sekaligus menjadi ciri khas unik masjid ini.

detikHikmah mendatangi masjid ini jelang waktu sholat Dzuhur. Ketika cuaca terik sekalipun, area masjid ini terasa sejuk. Beberapa pohon besar yang tumbuh rimbun, membuat halaman masjid menjadi teduh.

Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah

Masjid ini beralamat lengkap di Jalan Raya Casablanca, RT 03 RW 05, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Sebagai patokan, masjid ini berada tepat di belakang Apartemen Casablanca dan Casablanca Mansion.

Akses untuk menuju masjid ini hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena jalannya terbilang sempit. Jika membawa kendaraan, jemaah bisa parkir di area parkir apartemen.

Mulyono atau akrab disapa Ustaz Yono, seorang pengurus masjid menceritakan kepada detikHikmah tentang sejarah dan awal mula pembangunan masjid ini.

"Masjid ini didirikan pada tahun 1963 oleh KH Abdurrahman Massum," jelas Ustaz Yono. Ia juga menjelaskan KH Abdurrahman Massum wafat pada 2009 lalu.

KH Abdurrahman Massum bukanlah warga asli Tebet, ia warga pendatang yang sudah sejak tahun 1950-an menetap di kawasan Tebet. Kemudian pada 1963 dibangun masjid karena di lokasi ini terdapat sumber air yang bagus.

Selain itu, jumlah masjid yang ada masih sedikit di kawasan tersebut pada 1960-an. Ustaz Yono mengatakan masjid terdekat pada masa itu lokasinya berada di kawasan Bukit Duri, Manggarai.

Saat dibangun, ukuran masjid tidak terlalu besar. Namun, seiring berjalannya waktu maka terjadi perluasan dan renovasi masjid. Meskipun demikian, bangunan asli masjid masih dipertahankan hingga saat ini.

"Dulu nggak besar, bangunannya cuma yang di dalam, buat salat, itu bangunan utama yang masih asli. Kalau di depan ini, halaman, teras itu sudah renovasi karena jamaahnya terus bertambah," jelas Ustaz Yono.

Saat ini masih dikelola oleh keluarga KH Abdurrahman Massum dan juga warga sekitar.

Meskipun lokasinya cukup terpencil, tapi masjid ini memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya yakni, bangunan perahu yang menjadi ciri khasnya.

Ustaz Yono mengatakan bangunan perahu ini tidak dibangun bersamaan dengan masjid. Warga yang membangun secara gotong royong. Maksud dan tujuan dibangunnya perahu ini sebagai pengingat peristiwa Nabi Nuh AS.

bangunan perahu ini diperuntukkan sebagai toilet dan tempat wudhu.

"Perahu ini sebagai toilet dan tempat wudhu. Tapi, sebenarnya ada satu ruangan di dalam yang biasa digunakan untuk berdiam diri (i'tikaf)," ujarnya.

Selain itu, masjid dengan kubah berbentuk kerucut bersusun dua ini juga dilengkapi dengan satu kilogram emas yang diletakkan di bagian puncaknya.

"Sebenarnya adanya emas di bagian puncak masjid itu sebagai simbol kemakmuran. Emas 'kan menandakan kekayaan, semoga masjid ini selalu makmur, selalu kaya, jemaahnya juga," jelas Ustaz Yono.

Tak hanya itu, di masjid ini juga terdapat koleksi Al-Qur'an raksasa yang ditulis tangan dengan ukuran cukup besar. Al-Qur'an ini disimpan di sebuah kotak kayu jati berukir kaligrafi.

Di sekeliling Al-Qur'an, terdapat beberapa batu permata dalam ukuran super besar. Diperkirakan berat batu permata ini mencapai puluhan kilogram.

Berbagai jenis batu permata cantik ini merupakan koleksi milik KH Abdurrahman Massum yang sebagian besar didapatkan dari Sukabumi, Jawa Barat.

Pada bangunan utama masjid, bagian interiornya dipenuhi ornamen kayu. Termasuk bagian tiang dan sebagian dindingnya.

Untuk tiang utamanya terdiri dari empat tiang kayu berukuran besar. Empat tiang utama pada bangunan masjid dikenal dengan istilah saka guru atau soko guru.

"Tiang itu dari kayu jati asli. Yang dua di belakang itu berasal dari satu pohon asli, kayu bongkah. Kalau yang dua di depan itu kayu tatal, jadi potongan kayu kecil-kecil diikat pakai besi lalu di press dijadikan tiang," jelas Ustaz Yono.

Tiang kayu ini merupakan hadiah dari Menteri Agama RI pada masa itu.

Pada dua tiang di bagian depan, permukaannya dilengkapi dengan ukiran kaligrafi. Sementara itu, tiang yang di belakang dibiarkan dengan tekstur alaminya.

Selain tiang kayu yang menarik perhatian, masjid ini juga memiliki fosil kayu yang diletakkan di bagian depan masjid dan di bagian bawah mimbar salat imam.

Kayu-kayu yang telah menjadi fosil secara alami ini memiliki tekstur sangat keras layaknya batu. Fosil ini tidak bisa digeser ataupun dipindahkan.

Masjid Perahu ini masih mempertahankan sisi tradisionalnya meskipun berada di antara gedung modern yang menjulang tinggi. Jemaah masjid dengan kapasitas 1.500 orang ini juga memiliki kegiatan keagamaan yang aktif mulai dari pengajian anak-anak, pengajian jemaah perempuan dan laki-laki serta rutin menyelenggarakan salat Jumat dan buka puasa bersama saat Ramadan.

Penasaran dengan Masjid Perahu? Masjid ini bisa jadi destinasi wisata religi di Jakarta.

Sebuah masjid unik di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, masih eksis meskipun lokasinya cukup terpencil. Masjid Agung Al-Munada Darussalam Baiturrahman atau lebih dikenal sebagai Masjid Perahu ini sudah ada sejak 1963.

Sebutan Masjid Perahu berasal dari bangunan perahu yang ada tepat di samping bangunan utama masjid. Perahu inilah yang sekaligus menjadi ciri khas unik masjid ini.

detikHikmah mendatangi masjid ini jelang waktu sholat Dzuhur. Ketika cuaca terik sekalipun, area masjid ini terasa sejuk. Beberapa pohon besar yang tumbuh rimbun, membuat halaman masjid menjadi teduh.

Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah

Gambar Ilustrasi Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah

Masjid Perahu Dekat Mal di Jaksel, Eksis di Antara Apartemen Mewah

Masjid ini beralamat lengkap di Jalan Raya Casablanca, RT 03 RW 05, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Sebagai patokan, masjid ini berada tepat di belakang Apartemen Casablanca dan Casablanca Mansion.

Akses untuk menuju masjid ini hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena jalannya terbilang sempit. Jika membawa kendaraan, jemaah bisa parkir di area parkir apartemen.

Mulyono atau akrab disapa Ustaz Yono, seorang pengurus masjid menceritakan kepada detikHikmah tentang sejarah dan awal mula pembangunan masjid ini.

"Masjid ini didirikan pada tahun 1963 oleh KH Abdurrahman Massum," jelas Ustaz Yono. Ia juga menjelaskan KH Abdurrahman Massum wafat pada 2009 lalu.

KH Abdurrahman Massum bukanlah warga asli Tebet, ia warga pendatang yang sudah sejak tahun 1950-an menetap di kawasan Tebet. Kemudian pada 1963 dibangun masjid karena di lokasi ini terdapat sumber air yang bagus.

Selain itu, jumlah masjid yang ada masih sedikit di kawasan tersebut pada 1960-an. Ustaz Yono mengatakan masjid terdekat pada masa itu lokasinya berada di kawasan Bukit Duri, Manggarai.

Saat dibangun, ukuran masjid tidak terlalu besar. Namun, seiring berjalannya waktu maka terjadi perluasan dan renovasi masjid. Meskipun demikian, bangunan asli masjid masih dipertahankan hingga saat ini.

"Dulu nggak besar, bangunannya cuma yang di dalam, buat salat, itu bangunan utama yang masih asli. Kalau di depan ini, halaman, teras itu sudah renovasi karena jamaahnya terus bertambah," jelas Ustaz Yono.

Saat ini masih dikelola oleh keluarga KH Abdurrahman Massum dan juga warga sekitar.

Meskipun lokasinya cukup terpencil, tapi masjid ini memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya yakni, bangunan perahu yang menjadi ciri khasnya.

Ustaz Yono mengatakan bangunan perahu ini tidak dibangun bersamaan dengan masjid. Warga yang membangun secara gotong royong. Maksud dan tujuan dibangunnya perahu ini sebagai pengingat peristiwa Nabi Nuh AS.

bangunan perahu ini diperuntukkan sebagai toilet dan tempat wudhu.

"Perahu ini sebagai toilet dan tempat wudhu. Tapi, sebenarnya ada satu ruangan di dalam yang biasa digunakan untuk berdiam diri (i'tikaf)," ujarnya.

Selain itu, masjid dengan kubah berbentuk kerucut bersusun dua ini juga dilengkapi dengan satu kilogram emas yang diletakkan di bagian puncaknya.

"Sebenarnya adanya emas di bagian puncak masjid itu sebagai simbol kemakmuran. Emas 'kan menandakan kekayaan, semoga masjid ini selalu makmur, selalu kaya, jemaahnya juga," jelas Ustaz Yono.

Tak hanya itu, di masjid ini juga terdapat koleksi Al-Qur'an raksasa yang ditulis tangan dengan ukuran cukup besar. Al-Qur'an ini disimpan di sebuah kotak kayu jati berukir kaligrafi.

Di sekeliling Al-Qur'an, terdapat beberapa batu permata dalam ukuran super besar. Diperkirakan berat batu permata ini mencapai puluhan kilogram.

Berbagai jenis batu permata cantik ini merupakan koleksi milik KH Abdurrahman Massum yang sebagian besar didapatkan dari Sukabumi, Jawa Barat.

Pada bangunan utama masjid, bagian interiornya dipenuhi ornamen kayu. Termasuk bagian tiang dan sebagian dindingnya.

Untuk tiang utamanya terdiri dari empat tiang kayu berukuran besar. Empat tiang utama pada bangunan masjid dikenal dengan istilah saka guru atau soko guru.

"Tiang itu dari kayu jati asli. Yang dua di belakang itu berasal dari satu pohon asli, kayu bongkah. Kalau yang dua di depan itu kayu tatal, jadi potongan kayu kecil-kecil diikat pakai besi lalu di press dijadikan tiang," jelas Ustaz Yono.

Tiang kayu ini merupakan hadiah dari Menteri Agama RI pada masa itu.

Pada dua tiang di bagian depan, permukaannya dilengkapi dengan ukiran kaligrafi. Sementara itu, tiang yang di belakang dibiarkan dengan tekstur alaminya.

Selain tiang kayu yang menarik perhatian, masjid ini juga memiliki fosil kayu yang diletakkan di bagian depan masjid dan di bagian bawah mimbar salat imam.

Kayu-kayu yang telah menjadi fosil secara alami ini memiliki tekstur sangat keras layaknya batu. Fosil ini tidak bisa digeser ataupun dipindahkan.

Masjid Perahu ini masih mempertahankan sisi tradisionalnya meskipun berada di antara gedung modern yang menjulang tinggi. Jemaah masjid dengan kapasitas 1.500 orang ini juga memiliki kegiatan keagamaan yang aktif mulai dari pengajian anak-anak, pengajian jemaah perempuan dan laki-laki serta rutin menyelenggarakan salat Jumat dan buka puasa bersama saat Ramadan.

Penasaran dengan Masjid Perahu? Masjid ini bisa jadi destinasi wisata religi di Jakarta.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .