Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, Arsitektur hingga Maknanya
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:26:34

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, Arsitektur hingga Maknanya

Masjid Muhammad Cheng Hoo sudah dikenal dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia, tak terkecuali di Makassar. Masjid ini memiliki ciri khas arsitektur tersendiri yang menggabungkan nuansa Timur Tengah, China dan budaya setempat.

Di Makassar sendiri, masjid ini menyuguhkan perpaduan arsitektur dengan budaya Bugis Makassar yang khas. Masjid ini terletak di Jl. Danau Tj. Bunga, Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Di Sulawesi Selatan sendiri, terdapat dua Masjid dengan nama Cheng Hoo. Selain di Kota Makassar, juga terdapat satu Masjid Cheng Hoo yang terletak di Kabupaten Gowa.

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, arsitektur hingga Maknanya

Nah, kali ini detikSulsel akan menjelajahi masjid Muhammad Cheng Hoo yang ada di Kota Makassar. Apakah detikers pernah berkunjung?

Lantas, seperti apa keunikan dan kemegahan Masjid Muhammad Cheng Hoo ini? Simak selengkapnya berikut ini!

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar didirikan sejak tahun 2012. Masjid yang menjadi wisata religi ini terletak di kawasan Metro Tanjung Bunga, Jalan Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar.

"Ini sejak 2012 lalu didirikan, untuk seluruh bangunan diwakafkan Pak Aksa Mahmud. Cuma seluruh pengelolaan diberikan kepada Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sulawesi Selatan," kata Wakil Ketua PITI Sulsel Badaruddin Basir saat ditemui detikcom di Danau Tanjung Bunga beberapa waktu silam.

Adapun nama Masjid Muhammad Cheng Hoo sendiri diambil seperti masjid Cheng Hoo pada umumnya. Yakni untuk menghormati Laksmana Cheng Ho yang merupakan panglima dari negeri China yang berdakwa di tanah Makassar.

"Laksamana yang berkunjung menyebar Islam di awal Indonesia, apalagi dia pernah berdakwah ke tanah Makassar dalam sejarahnya," terangnya.

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar digunakan sebagai tempat peribadatan umat Muslim. Masjid ini dilengkapi dengan bangunan yang dapat difungsikan sebagai sarana sosial seperti ruang amal dan usaha serta ruang pendidikan.

Seperti masjid pada umumnya, struktur masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar terdiri dari atap, kubah, teras, tangga, pintu, ventilasi, Mihrab, dan Tabir. Namun yang berbeda adalah dari desain arsitektur yang merupakan perpaduan Timur Tengah, China dan Bugis Makassar sendiri.

Dari tampak depan, terdapat beberapa tangga menuju ruangan masjid, di setiap gagang tangga terdapat ornamen bergaya Islam yaitu bintang segi delapan (Al-Quds).

Dalam ruangan masjid terdapat Tabir, dan Mihrab. Ruangan masjid dikelilingi ornamen-ornamen 12 bintang, di setiap ukirannya dibuatkan celah sebagai ventilasi udara agar udara yang masuk lebih banyak.

Masjid ini menggunakan ragam hias atau ornamen yang memiliki makna dan simbol-simbol yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam. Fungsi pada ornamen digunakan agar memperindah bangunan masjid ini.

Ornamen yang digunakan berbentuk segi delapan yang menggambarkan jaring laba-laba sebagai simbol keselamatan. Keselamatan tersebut adalah keselamatan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabatnya di dalam Goa Tsur saat dikejar kaum kafir Quraisy.

Bila dikaitkan dengan lambang Islam, motif bintang segi delapan ini disebut Al-Quds. Bintang Al-Quds merupakan modifikasi lambang Islam, yaitu Rub Al-Hizb yang secara resminya dikaitkan dengan Al-Quds (Yerusalem). Ornamen yang berbentuk dua belas bintang yang biasa disebut pola Sixfold desain geometris dalam seni Islam.

Satu hal yang merupakan ciri khas yang paling utama dari Masjid Muhammad Cheng Hoo adalah atapnya yang berbentuk pagoda. Kubah pagoda inilah yang menonjolkan budaya China dari Masjid ini.

Kubah pagoda menyimbolkan tingkat pencerahan manusia yang dibangun setingkat demi setingkat untuk mencapai tingkat tertinggi. Hal ini juga mengandung arti dalam Islam yaitu tingkat keimanan manusia.

Kubah ini terletak di bagian tengah atap dan memiliki Pat Kwa (angka delapan). Pat Kwa ini merupakan jumlah sisi dari bagian atas bangunan utama yang dipercaya sebagai lambang keberuntungan dan kejayaan dalam budaya Tionghoa.

Simbol Pat Kwa ini dalam kepercayaan Cina juga mewakili delapan unsur. Yakni langit, angin, air, gunung, bumi, guntur, api dan tanah rendah.

Pat Kwa pada Masjid Muhammad Cheng Ho Makassar memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan atas pada Pat Kwa, lebih kecil dari tingkatan dibawahnya.

Selain kubah utama, juga terdapat empat atap (kubah) kecil yang mengelilingi atap masjid. Di setiap kubah tersebut juga dilengkapi dengan besi penangkal petir.

Warna pada genteng kubah kecil berwarna hitam dengan sisi pinggiran berwarna merah serta bagian bawa (plafon) berwarna putih. Keempat kubah yang mengelilingi atap memiliki ukuran yang sama, yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan bagian alas empat sisi.

Kubah kecil ini juga berbeda dengan kubah masjid pada umumnya yang berbentuk setengah lingkaran. Kubah kecil pada Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar dibuat berjumlah empat ini untuk menunjukkan falsafah Bugis yaitu Sulapa Appa'. Empat unsur alam yang dipercaya orang bugis yaitu, api, air, angin, dan tanah.

Empat komponen ini juga diartikan sebagai karakter pada diri manusia, yaitu tanah sebagai kesabaran, api sebagai amarah, air sebagai kekuatan dan angin sebagai keserakahan. Keempat unsur ini harus disumbangkan dalam kehidupan karena menyimbolkan sifat dan perilaku yang harus dijaga manusia.

Seperti masjid pada umumnya, Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki menara yang menjulang tinggi dari bangunan masjidnya. Menara ini memiliki atap bertingkat tiga.

Pada tingkatan pertama, yaitu atap bagian paling atas menara berbentuk persegi empat jika dilihat dari bawah, atap penutup (plafon) diberi warna merah. Sama seperti kubah, bagian paling puncak pada menara juga dilengkapi dengan besi penangkal petir.

Ukuran atap tingkatan kedua lebih kecil daripada ukuran atap bagian atas dan bawahnya. Atap ketiga memiliki permukaan yang lebih besar dibanding atap pertama dan kedua.

Pembatas atap dengan tiang terlihat agak menonjol keluar dan berwarna kuning yang dipasangi toa/pengeras suara masjid. Selain itu, sekeliling plafon atap dipasangi lampu.

Pada bagian bawah atap ada dinding yang lebih menonjol keluar berbentuk persegi dan tidak mengikuti bentuk tiang menara yang berbentuk segi delapan. Pada bagian perseginya terdapat bentuk trapesium yang dikelilingi warna putih. Pada bagian bawahnya, terdapat lingkaran kuning yang hanya terdapat di keempat sisi dari bentuk segi delapan.

Pada bagian sisi menara yang berbentuk persegi, terdapat garis putih dengan corak segi delapan berwarna kuning. Menara ini secara keseluruhan dihiasi dengan warna merah, kuning, dan putih.

Bubungan pada tepi atap (Pagoda) Masjid Muhammad Cheng Hoo memiliki ukiran ornamen atau bubungan yang berbentuk lancip dan runcing. Bubungan merupakan unsur penutup sambungan pada atap rumah. Di ujung atap atau pada tepiannya dibuat bentuk melengkung ke atas.

Di setiap sisi tepian atap dibuat ornamen seperti bentuk atap pada arsitektur Cina, dan diberi warna merah. Ukiran ornamen ini berada disetiap atap Pat Kwa bertingkat tiga.

Bubungan ini terbuat dari kayu. Pada ukiran ini menunjukkan khas Cina pada arsitektur masjid Muhammad Cheng Hoo.

Berbeda dengan masjid bergaya Arab, bukan hanya pago, tetapi papan nama masjid juga memakai kaligrafi Cina untuk memperkuat kesan arsitektur Cina.

Kaligrafi Cina atau Hanyu Pin Yin tertulis di papan nama masjid yang berada di sebelah utara masjid Muhammad Cheng Hoo. Papan nama ini dipanjang dibagian depan agar mudah dilihat orang.

Kaligrafi yang tertulis pada papan nama adalah Qing Zen Si Cheng Hoo (masjid Muhammad Cheng Hoo). Kaligrafi ini dibalut dengan warna emas dan hitam sebagai latar belakangnya. Tembok tiang pada kedua sisinya dibalur dengan warna merah dan dibuat dengan fiberglass.

Makna Warna bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo

Warna masjid menggunakan warna merah, kuning dan putih. Warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kegembiraan dan harapan. Warna kuning menyimbolkan kekuatan dan kekuasaan, serta warna putih menyimbolkan kesucian.

Warna-warna tersebut mengandung makna harapan dan doa.

Muhammad Cheng Hoo dikenal sebagai laksamana muslim dari Dinasti Ming yang taat. Dalam pelayarannya, ia memperkenalkan Dinasti Ming, melakukan perdagangan antar wilayah-wilayah yang dikunjunginya, dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

Pengetahuan tersebut berupa teknik pertanian, penggunaan alat timbangan yang penting dalam perniagaan, kalender untuk menentukan hari-hari penting, berbagai jenis makanan, beragam bentuk kesenian, dan sebagainya.

Bukan hanya berbagi ilmu, Laksamana Cheng Hoo juga menyerap pengetahuan mengenai beberapa hal yang ia pelajari dari negeri yang dikunjunginya.

Meskipun Masjid Muhammad Cheng Hoo juga dibangun di Makassar, ternyata penjelajah muslim dari China pada abad ke-15 ini, nyatanya tidak pernah menginjakkan kaki di Sulawesi Selatan selama berada di nusantara.

Nah detikers, itulah informasi mengenai Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar. Jangan lupa mengabadikan momen ya jika sedang berkunjung kesana!

Sumber:1. DetikNews, 'Uniknya Masjid Cheng Ho di Makassar Jadi Destinasi Wisata Religi'2. Jurnal Universitas Negeri Makassar 'Karakteristik dan Makna Simbolik Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar'3. CNN Indonesia, 'Masjid Cheng Hoo, Persembahan Muslim Tionghoa untuk Sulsel'

Masjid Muhammad Cheng Hoo sudah dikenal dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia, tak terkecuali di Makassar. Masjid ini memiliki ciri khas arsitektur tersendiri yang menggabungkan nuansa Timur Tengah, China dan budaya setempat.

Di Makassar sendiri, masjid ini menyuguhkan perpaduan arsitektur dengan budaya Bugis Makassar yang khas. Masjid ini terletak di Jl. Danau Tj. Bunga, Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Di Sulawesi Selatan sendiri, terdapat dua Masjid dengan nama Cheng Hoo. Selain di Kota Makassar, juga terdapat satu Masjid Cheng Hoo yang terletak di Kabupaten Gowa.

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, Arsitektur hingga Maknanya

Gambar Ilustrasi Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, Arsitektur hingga Maknanya

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar: Sejarah, arsitektur hingga Maknanya

Nah, kali ini detikSulsel akan menjelajahi masjid Muhammad Cheng Hoo yang ada di Kota Makassar. Apakah detikers pernah berkunjung?

Lantas, seperti apa keunikan dan kemegahan Masjid Muhammad Cheng Hoo ini? Simak selengkapnya berikut ini!

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar didirikan sejak tahun 2012. Masjid yang menjadi wisata religi ini terletak di kawasan Metro Tanjung Bunga, Jalan Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar.

"Ini sejak 2012 lalu didirikan, untuk seluruh bangunan diwakafkan Pak Aksa Mahmud. Cuma seluruh pengelolaan diberikan kepada Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sulawesi Selatan," kata Wakil Ketua PITI Sulsel Badaruddin Basir saat ditemui detikcom di Danau Tanjung Bunga beberapa waktu silam.

Adapun nama Masjid Muhammad Cheng Hoo sendiri diambil seperti masjid Cheng Hoo pada umumnya. Yakni untuk menghormati Laksmana Cheng Ho yang merupakan panglima dari negeri China yang berdakwa di tanah Makassar.

"Laksamana yang berkunjung menyebar Islam di awal Indonesia, apalagi dia pernah berdakwah ke tanah Makassar dalam sejarahnya," terangnya.

Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar digunakan sebagai tempat peribadatan umat Muslim. Masjid ini dilengkapi dengan bangunan yang dapat difungsikan sebagai sarana sosial seperti ruang amal dan usaha serta ruang pendidikan.

Seperti masjid pada umumnya, struktur masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar terdiri dari atap, kubah, teras, tangga, pintu, ventilasi, Mihrab, dan Tabir. Namun yang berbeda adalah dari desain arsitektur yang merupakan perpaduan Timur Tengah, China dan Bugis Makassar sendiri.

Dari tampak depan, terdapat beberapa tangga menuju ruangan masjid, di setiap gagang tangga terdapat ornamen bergaya Islam yaitu bintang segi delapan (Al-Quds).

Dalam ruangan masjid terdapat Tabir, dan Mihrab. Ruangan masjid dikelilingi ornamen-ornamen 12 bintang, di setiap ukirannya dibuatkan celah sebagai ventilasi udara agar udara yang masuk lebih banyak.

Masjid ini menggunakan ragam hias atau ornamen yang memiliki makna dan simbol-simbol yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam. Fungsi pada ornamen digunakan agar memperindah bangunan masjid ini.

Ornamen yang digunakan berbentuk segi delapan yang menggambarkan jaring laba-laba sebagai simbol keselamatan. Keselamatan tersebut adalah keselamatan Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabatnya di dalam Goa Tsur saat dikejar kaum kafir Quraisy.

Bila dikaitkan dengan lambang Islam, motif bintang segi delapan ini disebut Al-Quds. Bintang Al-Quds merupakan modifikasi lambang Islam, yaitu Rub Al-Hizb yang secara resminya dikaitkan dengan Al-Quds (Yerusalem). Ornamen yang berbentuk dua belas bintang yang biasa disebut pola Sixfold desain geometris dalam seni Islam.

Satu hal yang merupakan ciri khas yang paling utama dari Masjid Muhammad Cheng Hoo adalah atapnya yang berbentuk pagoda. Kubah pagoda inilah yang menonjolkan budaya China dari Masjid ini.

Kubah pagoda menyimbolkan tingkat pencerahan manusia yang dibangun setingkat demi setingkat untuk mencapai tingkat tertinggi. Hal ini juga mengandung arti dalam Islam yaitu tingkat keimanan manusia.

Kubah ini terletak di bagian tengah atap dan memiliki Pat Kwa (angka delapan). Pat Kwa ini merupakan jumlah sisi dari bagian atas bangunan utama yang dipercaya sebagai lambang keberuntungan dan kejayaan dalam budaya Tionghoa.

Simbol Pat Kwa ini dalam kepercayaan Cina juga mewakili delapan unsur. Yakni langit, angin, air, gunung, bumi, guntur, api dan tanah rendah.

Pat Kwa pada Masjid Muhammad Cheng Ho Makassar memiliki tiga tingkatan. Setiap tingkatan atas pada Pat Kwa, lebih kecil dari tingkatan dibawahnya.

Selain kubah utama, juga terdapat empat atap (kubah) kecil yang mengelilingi atap masjid. Di setiap kubah tersebut juga dilengkapi dengan besi penangkal petir.

Warna pada genteng kubah kecil berwarna hitam dengan sisi pinggiran berwarna merah serta bagian bawa (plafon) berwarna putih. Keempat kubah yang mengelilingi atap memiliki ukuran yang sama, yaitu berbentuk segitiga sama sisi dengan bagian alas empat sisi.

Kubah kecil ini juga berbeda dengan kubah masjid pada umumnya yang berbentuk setengah lingkaran. Kubah kecil pada Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar dibuat berjumlah empat ini untuk menunjukkan falsafah Bugis yaitu Sulapa Appa'. Empat unsur alam yang dipercaya orang bugis yaitu, api, air, angin, dan tanah.

Empat komponen ini juga diartikan sebagai karakter pada diri manusia, yaitu tanah sebagai kesabaran, api sebagai amarah, air sebagai kekuatan dan angin sebagai keserakahan. Keempat unsur ini harus disumbangkan dalam kehidupan karena menyimbolkan sifat dan perilaku yang harus dijaga manusia.

Seperti masjid pada umumnya, Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki menara yang menjulang tinggi dari bangunan masjidnya. Menara ini memiliki atap bertingkat tiga.

Pada tingkatan pertama, yaitu atap bagian paling atas menara berbentuk persegi empat jika dilihat dari bawah, atap penutup (plafon) diberi warna merah. Sama seperti kubah, bagian paling puncak pada menara juga dilengkapi dengan besi penangkal petir.

Ukuran atap tingkatan kedua lebih kecil daripada ukuran atap bagian atas dan bawahnya. Atap ketiga memiliki permukaan yang lebih besar dibanding atap pertama dan kedua.

Pembatas atap dengan tiang terlihat agak menonjol keluar dan berwarna kuning yang dipasangi toa/pengeras suara masjid. Selain itu, sekeliling plafon atap dipasangi lampu.

Pada bagian bawah atap ada dinding yang lebih menonjol keluar berbentuk persegi dan tidak mengikuti bentuk tiang menara yang berbentuk segi delapan. Pada bagian perseginya terdapat bentuk trapesium yang dikelilingi warna putih. Pada bagian bawahnya, terdapat lingkaran kuning yang hanya terdapat di keempat sisi dari bentuk segi delapan.

Pada bagian sisi menara yang berbentuk persegi, terdapat garis putih dengan corak segi delapan berwarna kuning. Menara ini secara keseluruhan dihiasi dengan warna merah, kuning, dan putih.

Bubungan pada tepi atap (Pagoda) Masjid Muhammad Cheng Hoo memiliki ukiran ornamen atau bubungan yang berbentuk lancip dan runcing. Bubungan merupakan unsur penutup sambungan pada atap rumah. Di ujung atap atau pada tepiannya dibuat bentuk melengkung ke atas.

Di setiap sisi tepian atap dibuat ornamen seperti bentuk atap pada arsitektur Cina, dan diberi warna merah. Ukiran ornamen ini berada disetiap atap Pat Kwa bertingkat tiga.

Bubungan ini terbuat dari kayu. Pada ukiran ini menunjukkan khas Cina pada arsitektur masjid Muhammad Cheng Hoo.

Berbeda dengan masjid bergaya Arab, bukan hanya pago, tetapi papan nama masjid juga memakai kaligrafi Cina untuk memperkuat kesan arsitektur Cina.

Kaligrafi Cina atau Hanyu Pin Yin tertulis di papan nama masjid yang berada di sebelah utara masjid Muhammad Cheng Hoo. Papan nama ini dipanjang dibagian depan agar mudah dilihat orang.

Kaligrafi yang tertulis pada papan nama adalah Qing Zen Si Cheng Hoo (masjid Muhammad Cheng Hoo). Kaligrafi ini dibalut dengan warna emas dan hitam sebagai latar belakangnya. Tembok tiang pada kedua sisinya dibalur dengan warna merah dan dibuat dengan fiberglass.

Makna Warna bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo

Warna masjid menggunakan warna merah, kuning dan putih. Warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kegembiraan dan harapan. Warna kuning menyimbolkan kekuatan dan kekuasaan, serta warna putih menyimbolkan kesucian.

Warna-warna tersebut mengandung makna harapan dan doa.

Muhammad Cheng Hoo dikenal sebagai laksamana muslim dari Dinasti Ming yang taat. Dalam pelayarannya, ia memperkenalkan Dinasti Ming, melakukan perdagangan antar wilayah-wilayah yang dikunjunginya, dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya.

Pengetahuan tersebut berupa teknik pertanian, penggunaan alat timbangan yang penting dalam perniagaan, kalender untuk menentukan hari-hari penting, berbagai jenis makanan, beragam bentuk kesenian, dan sebagainya.

Bukan hanya berbagi ilmu, Laksamana Cheng Hoo juga menyerap pengetahuan mengenai beberapa hal yang ia pelajari dari negeri yang dikunjunginya.

Meskipun Masjid Muhammad Cheng Hoo juga dibangun di Makassar, ternyata penjelajah muslim dari China pada abad ke-15 ini, nyatanya tidak pernah menginjakkan kaki di Sulawesi Selatan selama berada di nusantara.

Nah detikers, itulah informasi mengenai Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar. Jangan lupa mengabadikan momen ya jika sedang berkunjung kesana!

Sumber:1. DetikNews, 'Uniknya Masjid Cheng Ho di Makassar Jadi Destinasi Wisata Religi'2. Jurnal Universitas Negeri Makassar 'Karakteristik dan Makna Simbolik Masjid Muhammad Cheng Hoo Makassar'3. CNN Indonesia, 'Masjid Cheng Hoo, Persembahan Muslim Tionghoa untuk Sulsel'

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .