Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-06-11 08:13:28

Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya

China tengah melakukan apa yang mereka sebut "sinifikasi Islam" yang salah satunya menolak gaya arsitektur asing pada bangunan tempat ibadah. Masjid-masjid di China yang sebelumnya bergaya Arab dengan ciri khas kubah dan menara kini digantikan atap pagoda.

Sebuah laporan The Guardian baru-baru ini menyebut Masjid Agung Shadian, Masjid Besar terakhir di China yang masih mempertahankan gaya Arab-nya, telah kehilangan kubah dan menaranya usai dimodifikasi "secara radikal" oleh pemerintah setempat.

Masjid yang terletak di kota kecil di Provinsi Yunnan barat daya ini awalnya memiliki kubah ubin hijau yang dihiasi bulan sabit, diapit empat kubah kecil dan menara yang menjulang tinggi. arsitektur tersebut masih terlihat jelas dari citra satelit pada 2022.

Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya

Pada 22 Februari 2024, foto-foto citra satelit menunjukkan adanya perubahan arsitektur masjid yang berada di kompleks seluas 21.000 m² itu. Kubah telah dipindah dan diganti dengan atap pagoda bergaya Cina Han dan menara-menaranya diperpendek dan diganti menara pagoda. Jejak ubin bulan sabit dan bintang yang pernah menjadi penanda teras depan terlihat samar.

Masjid terkenal di Yunnan lainnya, Najiaying, yang berjarak kurang dari 100 mil (sekitar 10 km) dari Shadian baru-baru ini juga dihilangkan ornamen-ornamen Islamnya.

Antropolog di Cornell University yang melakukan penelitian lapangan di Shadian selama dua tahun menilai, sinifikasi yang dilakukan pemerintah China menandai keberhasilan kampanye yang tengah dilakukan China.

"Sinifikasi dua masjid penting ini menandai keberhasilan kampanye tersebut. Bahkan jika masih terdapat masjid-masjid kecil bergaya Arab di desa-desa, akan sulit bagi masyarakat lokal untuk menentang sinisasi mereka," ujarnya dalam laporan The Guardian, Sabtu (25/5/2024).

Penghilangan ciri khas Islam pada masjid-masjid di China merupakan implementasi dari rencana lima tahun pemerintah setempat. Pada 2018 pemerintah China menerbitkan rencana "sinifikasi Islam", salah satu bagiannya mempromosikan arsitektur Islam yang penuh dengan karakteristik Tiongkok.

Sebuah artikel yang dipublikasikan Observer Research Foundation (ORF) menyebut, pada 2019, para pejabat Asosiasi Islam China (CIA) dan Partai Komunis China (CPC) mengadakan pertemuan di Beijing untuk mengimplementasikan "Garis Besar Perencanaan Lima Tahun untuk Bertahan dalam Sinifikasi Islam" untuk menjadikan "Islam kompatibel dengan sosialisme" pada 2022.

Larangan memamerkan budaya asing di China sudah ada sejak Dinasti Ming. Masih mengacu publikasi ORF, penguasa Han Tiongkok pada waktu itu melarang orang luar dan umat Islam memamerkan budaya mereka, termasuk gaya rambut, pakaian, bahasa, dan nama keluarga.

Menanggapi hal itu, kaum muslim di China mengasimilasikan dirinya dengan budaya Han yang dominan. Mereka memakai bahasa Tionghoa dan menggunakan nama-nama Tionghoa. Mereka inilah yang kemudian menjadi nenek moyang Muslim Hui.

China tengah melakukan apa yang mereka sebut "sinifikasi Islam" yang salah satunya menolak gaya arsitektur asing pada bangunan tempat ibadah. Masjid-masjid di China yang sebelumnya bergaya Arab dengan ciri khas kubah dan menara kini digantikan atap pagoda.

Sebuah laporan The Guardian baru-baru ini menyebut Masjid Agung Shadian, Masjid Besar terakhir di China yang masih mempertahankan gaya Arab-nya, telah kehilangan kubah dan menaranya usai dimodifikasi "secara radikal" oleh pemerintah setempat.

Masjid yang terletak di kota kecil di Provinsi Yunnan barat daya ini awalnya memiliki kubah ubin hijau yang dihiasi bulan sabit, diapit empat kubah kecil dan menara yang menjulang tinggi. arsitektur tersebut masih terlihat jelas dari citra satelit pada 2022.

Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya

Gambar Ilustrasi Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya

Masjid Besar Terakhir di China Kini Kehilangan Kubah dan Menaranya

Pada 22 Februari 2024, foto-foto citra satelit menunjukkan adanya perubahan arsitektur masjid yang berada di kompleks seluas 21.000 m² itu. Kubah telah dipindah dan diganti dengan atap pagoda bergaya Cina Han dan menara-menaranya diperpendek dan diganti menara pagoda. Jejak ubin bulan sabit dan bintang yang pernah menjadi penanda teras depan terlihat samar.

Masjid terkenal di Yunnan lainnya, Najiaying, yang berjarak kurang dari 100 mil (sekitar 10 km) dari Shadian baru-baru ini juga dihilangkan ornamen-ornamen Islamnya.

Antropolog di Cornell University yang melakukan penelitian lapangan di Shadian selama dua tahun menilai, sinifikasi yang dilakukan pemerintah China menandai keberhasilan kampanye yang tengah dilakukan China.

"Sinifikasi dua masjid penting ini menandai keberhasilan kampanye tersebut. Bahkan jika masih terdapat masjid-masjid kecil bergaya Arab di desa-desa, akan sulit bagi masyarakat lokal untuk menentang sinisasi mereka," ujarnya dalam laporan The Guardian, Sabtu (25/5/2024).

Penghilangan ciri khas Islam pada masjid-masjid di China merupakan implementasi dari rencana lima tahun pemerintah setempat. Pada 2018 pemerintah China menerbitkan rencana "sinifikasi Islam", salah satu bagiannya mempromosikan arsitektur Islam yang penuh dengan karakteristik Tiongkok.

Sebuah artikel yang dipublikasikan Observer Research Foundation (ORF) menyebut, pada 2019, para pejabat Asosiasi Islam China (CIA) dan Partai Komunis China (CPC) mengadakan pertemuan di Beijing untuk mengimplementasikan "Garis Besar Perencanaan Lima Tahun untuk Bertahan dalam Sinifikasi Islam" untuk menjadikan "Islam kompatibel dengan sosialisme" pada 2022.

Larangan memamerkan budaya asing di China sudah ada sejak Dinasti Ming. Masih mengacu publikasi ORF, penguasa Han Tiongkok pada waktu itu melarang orang luar dan umat Islam memamerkan budaya mereka, termasuk gaya rambut, pakaian, bahasa, dan nama keluarga.

Menanggapi hal itu, kaum muslim di China mengasimilasikan dirinya dengan budaya Han yang dominan. Mereka memakai bahasa Tionghoa dan menggunakan nama-nama Tionghoa. Mereka inilah yang kemudian menjadi nenek moyang Muslim Hui.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .

Tenda & Kanopi Membrane Untuk Masjid. Delivery & Pemasangan sampai di Kota Antum

Wujudkan Kenyamanan Masjid Anda, dengan Kanopi Membrane, Awet sampai 15 tahun!

kanopi-untuk-masjid ciptakonstruksi