Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:28:06

Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah merupakan masa kepemimpinan Islam yang kedua setelah masa Khulafaur Rasyidin. Salah satu peninggalannya adalah Masjid Agung Samarra yang megah dan menjadi masjid terbesar pada abad ke-9.

Dalam buku Islam's Historie karya Willem Brownstok dkk dikatakan, pada masa Daulah Abbasiyah perkembangan besar terjadi di berbagai bidang. Salah satunya adalah penciptaan atau perluasan kota yang luas saat mereka diubah menjadi ibukota kekaisaran.

Pertama, dimulai dengan penciptaan kota Baghdad yang dimulai pada 762 M, yang direncanakan sebagai kota bertembok dengan masjid dan istana di tengahnya. Dinding itu memiliki empat gerbang untuk keluar kota.

Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah

Al-Mansur yang bertanggung jawab atas penciptaan Baghdad juga turut merencanakan kota Raqqa, di sepanjang Sungai Eufrat. Akhirnya, pada 836 M, al-Mu'tasim memindahkan ibukota ke situs baru yang ia buat di sepanjang Tigris yang disebut Samara. Karena sifat lingkungan yang kering dan terpencil, beberapa istan yang dibangun di era ini adalah tempat yang terisolasi.

Pada masa pemerintahan al-Mutawakkil banyak mereformasi pemerintahan dan dianggap sebagai masa keemasan Daulah Abbasiyah. Ia merupakan khalifah Abbasiyah yang besar dan terakhir, karena setelah kematiannya Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran. Al-Mutawakkil membangun Masjid Agung Samarra sebagai bagian dari perluasan wilayah Samarra ke arah timur.

Hal yang sama turut dijelaskan oleh Gandhi Liyorba Indra dalam buku Pasang Surut Peradaban Dalam Lintas Sejarah: kajian Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer bahwa salah satu bangunan monumental di kota Samarra adalah Masjid Agung Samarra.

Majid Agung Samarra ini dibangun pada abad ke-9 (mulai dibangun pada sekitar tahun 833 hingga 842) oleh Khalifah al- Mutawakkil, khalifah ke-10 Dinasti Abbasiyah, yang memerintah Samarra sejak 847 hingga 861.

Menara masjid ini memiliki keunikan karena bentuknya tidak sama seperti menara masjid pada umumnya, karena bentuknya yang seperti cangkang siput (menaranya berbentuk spiral). Menara ini disebut sebagai menara Malwiya atau menara Samarra.

Keistimewaan lainnya pada masjid ini yaitu menjadi salah satu masjid terluas dalam sejarah masjid Islam. Masjid Agung Samarra terletak di sebelah timur Sungai Tigris, sekitar 125 km sebelah utara Baghdad. bangunan masjid dibuat dari batu bala yang telah dibakar.

Apabila dilihat sekilas, bangunan ini lebih mirip benteng pertahanan ketimbang masjid. Sebab, tidak ada simbol yang memperlihatkan bahwa bangunan ini adalah masjid. Menara masjid memiliki luas 239 x 156 m. Terdapat tiga jalan masuk yang sengaja dibangun oleh pemerintah setempat untuk memudahkan untuk mencapai masjid tersebut.

Selain itu, di masjid ini terdapat 16 pintu masuk dan 17 lorong yang terhubung dengan ruang salat dan serambi masjid. Di bagian serambi, terdapat tiang-tiang pilar rangkap tiga. Sedangkan dinding masjid, terdapat panel dengan mozaik kaca biru gelap.

Seni dan arsitektur masjid ini terpengaruh pada seni yang berkembang pada masa-masa sebelumnya Misalnya, ukiran semen di dalam masjid dan desain bunga yang geometris merupakan dekorasi awal bangunan Islam.

Untuk mencapai puncak menara harus menggunakan tangga. Uniknya, tangga melingkar ini dibangun bebarengan, dengan bangunan menara yang spiral dan memiliki ketinggian 52 m itu. Bentuk menara yang seperti ini mengingatkan pada menara babel di masa kerajaan Babilonia di Mesopotamia.

Menara ini terbuat dari batu pasir, di bagian atas menara merupakan ruangan dari kayu yang digunakan untuk mengumandangkan adzan. UNESCO menetapkan Masjid Agung Samarra masuk pada daftar tempat bersejarah di dunia atau World Heritage Sites pada tahun 2007.

Dinasti Abbasiyah merupakan masa kepemimpinan Islam yang kedua setelah masa Khulafaur Rasyidin. Salah satu peninggalannya adalah Masjid Agung Samarra yang megah dan menjadi masjid terbesar pada abad ke-9.

Dalam buku Islam's Historie karya Willem Brownstok dkk dikatakan, pada masa Daulah Abbasiyah perkembangan besar terjadi di berbagai bidang. Salah satunya adalah penciptaan atau perluasan kota yang luas saat mereka diubah menjadi ibukota kekaisaran.

Pertama, dimulai dengan penciptaan kota Baghdad yang dimulai pada 762 M, yang direncanakan sebagai kota bertembok dengan masjid dan istana di tengahnya. Dinding itu memiliki empat gerbang untuk keluar kota.

Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah

Gambar Ilustrasi Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah

Kemegahan Masjid Agung Samarra yang Dibangun Era Abbasiyah

Al-Mansur yang bertanggung jawab atas penciptaan Baghdad juga turut merencanakan kota Raqqa, di sepanjang Sungai Eufrat. Akhirnya, pada 836 M, al-Mu'tasim memindahkan ibukota ke situs baru yang ia buat di sepanjang Tigris yang disebut Samara. Karena sifat lingkungan yang kering dan terpencil, beberapa istan yang dibangun di era ini adalah tempat yang terisolasi.

Pada masa pemerintahan al-Mutawakkil banyak mereformasi pemerintahan dan dianggap sebagai masa keemasan Daulah Abbasiyah. Ia merupakan khalifah Abbasiyah yang besar dan terakhir, karena setelah kematiannya Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran. Al-Mutawakkil membangun Masjid Agung Samarra sebagai bagian dari perluasan wilayah Samarra ke arah timur.

Hal yang sama turut dijelaskan oleh Gandhi Liyorba Indra dalam buku Pasang Surut Peradaban Dalam Lintas Sejarah: kajian Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer bahwa salah satu bangunan monumental di kota Samarra adalah Masjid Agung Samarra.

Majid Agung Samarra ini dibangun pada abad ke-9 (mulai dibangun pada sekitar tahun 833 hingga 842) oleh Khalifah al- Mutawakkil, khalifah ke-10 Dinasti Abbasiyah, yang memerintah Samarra sejak 847 hingga 861.

Menara masjid ini memiliki keunikan karena bentuknya tidak sama seperti menara masjid pada umumnya, karena bentuknya yang seperti cangkang siput (menaranya berbentuk spiral). Menara ini disebut sebagai menara Malwiya atau menara Samarra.

Keistimewaan lainnya pada masjid ini yaitu menjadi salah satu masjid terluas dalam sejarah masjid Islam. Masjid Agung Samarra terletak di sebelah timur Sungai Tigris, sekitar 125 km sebelah utara Baghdad. bangunan masjid dibuat dari batu bala yang telah dibakar.

Apabila dilihat sekilas, bangunan ini lebih mirip benteng pertahanan ketimbang masjid. Sebab, tidak ada simbol yang memperlihatkan bahwa bangunan ini adalah masjid. Menara masjid memiliki luas 239 x 156 m. Terdapat tiga jalan masuk yang sengaja dibangun oleh pemerintah setempat untuk memudahkan untuk mencapai masjid tersebut.

Selain itu, di masjid ini terdapat 16 pintu masuk dan 17 lorong yang terhubung dengan ruang salat dan serambi masjid. Di bagian serambi, terdapat tiang-tiang pilar rangkap tiga. Sedangkan dinding masjid, terdapat panel dengan mozaik kaca biru gelap.

Seni dan arsitektur masjid ini terpengaruh pada seni yang berkembang pada masa-masa sebelumnya Misalnya, ukiran semen di dalam masjid dan desain bunga yang geometris merupakan dekorasi awal bangunan Islam.

Untuk mencapai puncak menara harus menggunakan tangga. Uniknya, tangga melingkar ini dibangun bebarengan, dengan bangunan menara yang spiral dan memiliki ketinggian 52 m itu. Bentuk menara yang seperti ini mengingatkan pada menara babel di masa kerajaan Babilonia di Mesopotamia.

Menara ini terbuat dari batu pasir, di bagian atas menara merupakan ruangan dari kayu yang digunakan untuk mengumandangkan adzan. UNESCO menetapkan Masjid Agung Samarra masuk pada daftar tempat bersejarah di dunia atau World Heritage Sites pada tahun 2007.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .