Jadi Elemen Wajib di Bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:03:58

Jadi Elemen Wajib di Bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah

Sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid memiliki keunikan arsitekturnya tersendiri. Salah satu keunikan arsitektur masjid yang paling sering dijumpai adalah kubah. Hampir setiap masjid memiliki kubah di atasnya.

Kubah merupakan atap berbentuk setengah bola yang terletak di atas bangunan masjid. Pada umumnya, kubah juga dilengkapi dengan simbol bulan sabit dan bintang pada bagian puncak tengahnya.

Bagaimana kubah bisa identik dengan bangunan masjid? Bagaimana sejarah dan awal mula penggunaan kubah?

Jadi Elemen Wajib di bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah

Kubah ternyata bukan dari peninggalan budaya Islam. Kata kubah sendiri berasal dari bahasa Suriah 'qubba' atau 'kubba' yang berarti bangunan setengah lingkaran.

Mengutip detikHikmah, Senin (13/11/2023), kubah ternyata sudah menjadi arsitektur populer yang digunakan pada bangunan-bangunan di kawasan Mediterania. Kubah kemudian digunakan pada berbagai bangunan, termasuk masjid, seiring berkembangnya zaman.

Menurut sejumlah ahli sejarah, Suku Eskimo justru yang menggunakan kubah pada bangunan rumah mereka. Tak heran, rumah Iglo milik Suku Eskimo memang berbentuk setengah bola seperti kubah pada umumnya.

Saat awal pembangunan masjid pertama di Madinah sekitar tahun 622 M, kubah masih belum digunakan sebagai atap. Bentuk atap masjid saat itu masih berbentuk datar.

Konon, kubah mulai digunakan pada bangunan masjid pada abad ke-7. Melansir buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri, dikutip dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), masjid yang pertama kali menggunakan kubah adalah Masjid Qubbat as-Sakhrah. arsitektur Bizantium banyak memengaruhi bentuk kubah Masjid Qubbat as-Sakhrah.

Masjid yang terletak di tengah-tengah kompleks al-Haram asy-Syarif, Masjid al-Aqsa, Kota Yerusalem, ini dibangun atas prakarsa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah. Kubah masjid dibuat menjadi tiga tingkatan, dengan tingkatan pertama dan kedua setinggi 35,3 meter, serta tingkatan ketiga setinggi 39,3 meter.

Pada zaman Rasulullah, kubah masjid dibuat hanya menggunakan tumpukan daun kurma. Bentuk kubah berupa setengah bola disinyalir terinspirasi dari budaya Persia dan Mediterania yang menjadi simbol kebersamaan umat Islam.

Sementara itu, simbol bulan sabit dan bintang pada puncak kubah konon berasal dari panji-panji atau bendera perang di zaman Rasulullah saat menyebarkan agama Islam. Simbol bulan sabit dan bintang ini kemudian dipopulerkan oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai lambang resmi bendera Islam.

Bulan sabit bermakna awal pertumbuhan dan perkembangan agama Islam. Sementara itu, bintang bermakna harapan suci, serta harapan yang dipenuhi keberkahan dan kecemerlangan.

Menurut pakar arsitektur bangunan, Jeffrey O Hill, dikutip dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), masjid dengan kubah jauh lebih baik daripada masjid tanpa kubah.

Dengan dipasang kubah, masjid akan tampak lebih luas dan sirkulasi udara menjadi lebih baik. Hal ini tentu akan menambah kenyamanan umat Islam yang sedang beribadah di dalamnya.

Menurut sebagian ahli sejarah, bangunan yang menggunakan kubah (dome) untuk pertama kalinya justru berasal dari Suku Eskimo. Dengan mempertimbangkan fleksibilitas, manfaat, dan keunggulan kubah, penggunaan arsitektur kubah dianggap sebagai bangunan yang sangat ideal.

Berangkat dari kelebihan tersebut, maka banyak masjid-masjid setelah Masjid Qubbat as-Sakhrah yang menggunakan kubah sebagai atapnya, bahkan sampai sekarang.

Saat ini, kubah bahkan tidak hanya digunakan sebagai ornamen masjid, tetapi juga bangunan-bangunan lain. Contohnya adalah kantor lembaga peradilan di Malaysia yang juga memanfaatkan bentuk kubah untuk ornamen bangunannya. Begitu pula dengan kantor Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang juga menggunakan kubah sebagai atap bangunannya.

Demikianlah sejarah kubah yang menjadi ornamen atap bangunan masjid. Semoga informasinya bermanfaat dan menambah wawasan!

Buat rekan-rekan yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.

Sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid memiliki keunikan arsitekturnya tersendiri. Salah satu keunikan arsitektur masjid yang paling sering dijumpai adalah kubah. Hampir setiap masjid memiliki kubah di atasnya.

Kubah merupakan atap berbentuk setengah bola yang terletak di atas bangunan masjid. Pada umumnya, kubah juga dilengkapi dengan simbol bulan sabit dan bintang pada bagian puncak tengahnya.

Bagaimana kubah bisa identik dengan bangunan masjid? Bagaimana sejarah dan awal mula penggunaan kubah?

Jadi Elemen Wajib di Bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah

Gambar Ilustrasi Jadi Elemen Wajib di Bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah

Jadi Elemen Wajib di bangunan Masjid, Begini Sejarah Kubah

Kubah ternyata bukan dari peninggalan budaya Islam. Kata kubah sendiri berasal dari bahasa Suriah 'qubba' atau 'kubba' yang berarti bangunan setengah lingkaran.

Mengutip detikHikmah, Senin (13/11/2023), kubah ternyata sudah menjadi arsitektur populer yang digunakan pada bangunan-bangunan di kawasan Mediterania. Kubah kemudian digunakan pada berbagai bangunan, termasuk masjid, seiring berkembangnya zaman.

Menurut sejumlah ahli sejarah, Suku Eskimo justru yang menggunakan kubah pada bangunan rumah mereka. Tak heran, rumah Iglo milik Suku Eskimo memang berbentuk setengah bola seperti kubah pada umumnya.

Saat awal pembangunan masjid pertama di Madinah sekitar tahun 622 M, kubah masih belum digunakan sebagai atap. Bentuk atap masjid saat itu masih berbentuk datar.

Konon, kubah mulai digunakan pada bangunan masjid pada abad ke-7. Melansir buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri, dikutip dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), masjid yang pertama kali menggunakan kubah adalah Masjid Qubbat as-Sakhrah. arsitektur Bizantium banyak memengaruhi bentuk kubah Masjid Qubbat as-Sakhrah.

Masjid yang terletak di tengah-tengah kompleks al-Haram asy-Syarif, Masjid al-Aqsa, Kota Yerusalem, ini dibangun atas prakarsa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah. Kubah masjid dibuat menjadi tiga tingkatan, dengan tingkatan pertama dan kedua setinggi 35,3 meter, serta tingkatan ketiga setinggi 39,3 meter.

Pada zaman Rasulullah, kubah masjid dibuat hanya menggunakan tumpukan daun kurma. Bentuk kubah berupa setengah bola disinyalir terinspirasi dari budaya Persia dan Mediterania yang menjadi simbol kebersamaan umat Islam.

Sementara itu, simbol bulan sabit dan bintang pada puncak kubah konon berasal dari panji-panji atau bendera perang di zaman Rasulullah saat menyebarkan agama Islam. Simbol bulan sabit dan bintang ini kemudian dipopulerkan oleh Khalifah Umar bin Khattab sebagai lambang resmi bendera Islam.

Bulan sabit bermakna awal pertumbuhan dan perkembangan agama Islam. Sementara itu, bintang bermakna harapan suci, serta harapan yang dipenuhi keberkahan dan kecemerlangan.

Menurut pakar arsitektur bangunan, Jeffrey O Hill, dikutip dari detikHikmah, Senin (13/11/2023), masjid dengan kubah jauh lebih baik daripada masjid tanpa kubah.

Dengan dipasang kubah, masjid akan tampak lebih luas dan sirkulasi udara menjadi lebih baik. Hal ini tentu akan menambah kenyamanan umat Islam yang sedang beribadah di dalamnya.

Menurut sebagian ahli sejarah, bangunan yang menggunakan kubah (dome) untuk pertama kalinya justru berasal dari Suku Eskimo. Dengan mempertimbangkan fleksibilitas, manfaat, dan keunggulan kubah, penggunaan arsitektur kubah dianggap sebagai bangunan yang sangat ideal.

Berangkat dari kelebihan tersebut, maka banyak masjid-masjid setelah Masjid Qubbat as-Sakhrah yang menggunakan kubah sebagai atapnya, bahkan sampai sekarang.

Saat ini, kubah bahkan tidak hanya digunakan sebagai ornamen masjid, tetapi juga bangunan-bangunan lain. Contohnya adalah kantor lembaga peradilan di Malaysia yang juga memanfaatkan bentuk kubah untuk ornamen bangunannya. Begitu pula dengan kantor Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang juga menggunakan kubah sebagai atap bangunannya.

Demikianlah sejarah kubah yang menjadi ornamen atap bangunan masjid. Semoga informasinya bermanfaat dan menambah wawasan!

Buat rekan-rekan yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .