Masjid dengan Kategori Masjid Perumahan

Masjid dengan Kategori Masjid Perumahan di KAB. NGAWI

Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian

Tentang KAB. NGAWI

Kabupaten Ngawi (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦮꦶ, Pegon: ڠاوي, translit. Ngawì; pengucapan bahasa Jawa: ) adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Ngawi. Ngawi terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Kata Ngawi merupakan turunan kata dalam bahasa Jawa Kuno yaitu awi yang berarti bambu. Kata awi kemudian memperoleh imbuhan Ng yang menandakan bahwa di daerah ini terdapat banyak pohon bambu. Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.

Wilayah Ngawi telah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit pada tanggal 7 Juli 1358 M ketika Hayam Wuruk memerintah. Informasi ini disebutkan dalam Prasasti Canggu yang berangka tahun 1280 dalam kalender Saka. Status Ngawi pada masa ini adalah daerah otonom yang berbentuk desa dengan tugas utama mengelola penyeberangan di sungai.

Penelusuran Hari jadi Ngawi dimulai dari tahun 1975, dengan dikeluarkannya SK Bupati KDH Tk. II Ngawi Nomor Sek. 13/7/Drh, tanggal 27 Oktober 1975 dan nomor Sek 13/3/Drh, tanggal 21 April 1976. Ketua Panitia Penelitian atau penelusuran yang di ketuai oleh DPRD Kabupaten Dati II Ngawi. Dalam penelitian banyak ditemui kesulitan-kesulitan terutama narasumber atau para tokoh-tokoh masayarakat, namun mereka tetap melakukan penelitian lewat sejarah, peninggalalan purbakala dan dokumen-dokumen kuno.

Melalui Surat Keputusan nomor: 188.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 DPRD Kabupaten Dati II Ngawi telah menyetujui tentang penetapan Hari Jadi Ngawi yaitu pada tanggal 7 Juli 1358 M. Dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi No. 04 Tahun 1987 pada tanggal 14 Januari 1987. Namun Demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut serta menerima masukan yang berkaitan dengan sejarah Ngawi sebagai penyempurnaan di kemudian hari.

Ngawi merupakan salah satu wilayah kabupaten di bagian barat Jawa Timur. Wilayah Ngawi berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Ngawi memiliki wilayah seluas 1.298,58 km2. Posisi Kabupaten Ngawi Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada titik koordinat 110°11’–111°40’ Bujur Timur dan 7°21’–7°31’ Lintang Selatan.

Pada awal pembentukannya, Ngawi terbagi menjadi 17 kecamatan yang terbagi menjadi 213 desa dan 4 kelurahan. Lalu pada tahun 2004, jumlah kecamatan di Kabupaten Ngawi bertambah menjadi 19 kecamatan. Dua kecamatan baru ialah Kecamatan Kasreman adalah pemekaran dari Kecamatan Padas, sedangkan Kecamatan Gerih adalah pemekaran dari Kecamatan Geneng.

Wilayah Ngawi terbagi menjadi dataran tinggi dan dataran rendah. Wilayah dataran tinggi berada di kaki Gunung Lawu yang meliputi empat kecamatan yaitu Kecamatan Sine, Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal. Bagian lain yang termasuk dataran tinggi ialah kompleks Pegunungan Lawu di barat daya Kabupaten Ngawi. Sementara di bagian utara Kabupaten Ngawi merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng yang terdiri dari perbukitan. Sekitar 40 persen atau sekitar 558,4 km2 berupa lahan sawah.

Iklim di Ngawi adalah iklim tropis. Suhu udara di wilayah Ngawi bervariasi sebagai akibat dari tingkat elevasi tanah, tetapi secara umum suhu udara di wilayah Ngawi berkisar antara 20°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi berkisar antara 68–85%.

Wilayah Ngawi beriklim muson tropis (Am) berdasarkan klasifikasi iklim Koppen. Terdapat dua musim di wilayah ini yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin dan musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan lembap. Musim kemarau di wilayah Ngawi berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sedangkan musim penghujan di wilayah ini berlangsung pada periode November–April dengan bulan terbasah adalah Januari dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 280 mm per bulan. Curah hujan di wilayah Kabupaten Ngawi berkisar antara 1.500–2.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–140 hari hujan per tahun.

Ngawi terdiri dari 19 kecamatan, 4 kelurahan, dan 213 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Ibu kotanya adalah Kecamatan Ngawi. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 897.478 jiwa dengan luas wilayah 1.395,80 km² dan kepadatan penduduknya 643 jiwa/km².

Ngawi dilintasi jalur Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono. Terdapat 4 Stasiun kereta api, yakni Geneng, Ngawi, Kedunggalar dan Walikukun. Letak bangunan fisik Stasiun Ngawi tidak berada di Kecamatan Ngawi, melainkan berada di Kecamatan Paron.

Layanan kereta api penumpang hanya berhenti normal sekaligus menaikturunkan di Stasiun Ngawi dan Stasiun Walikukun.

Selain dilalui Jalan Tol Trans Jawa Ruas Solo–Ngawi dan Ruas Ngawi–Kertosono , Ngawi juga dilalui Jalan Raya Nasional 17 dan Jalan Raya Nasional 30.

Terdapat Angkutan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) untuk tujuan kota-kota di seluruh Jawa. Namun, angkutan umum yang menghubungkan wilayah barat daya, seperti Ngrambe dengan ibu kota kabupaten hanya tersedia hingga siang hari. Sementara itu, layanan angkutan umum menuju Sine sudah tidak tersedia lagi.

40 persen dari total luas wilayah Ngawi berupa sawah, hal ini menjadikan kabupaten ini sebagai penghasil gabah tertinggi di Indonesia sejak 2021, hingga menjadikannya salah satu lumbung pangan nasional. Selain itu, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2023, Ngawi menjadi penghasil beras tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Lamongan.

Ngawi memiliki budidaya jeruk dari dua varietas, yaitu jeruk siam dan jeruk pomelo. Jeruk siam dibudidayakan di 11 kecamatan. Sedangkan jeruk pomelo dibudidayakan di 13 kecamatan. Tiga kecamatan dengan produksi jeruk siam yang terbanyak adalah Kecamatan Kedunggalar, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Jogorogo. Sementara kecamatan dengan produksi jeruk pamelo yang terbanyak adalah Kecamatan Paron, Kecamatan Kedunggalar dan Kecamatan Ngawi.

Kuliner khas Ngawi cenderung memiliki kesamaan dengan daerah lain yang termasuk dalam bekas wilayah Karesidenan Madiun dan Mataraman.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.