Masjid dengan Kategori Masjid Jami
Masjid dengan Kategori Masjid Jami di KAB. BANGLI
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. BANGLI
Kabupaten Bangli (aksara Bali: ᬓᬩᬸᬧᬢᬾᬦ᭄ᬩᬂᬮᬶ Kabupatén Baṅli) adalah kabupaten yang terletak di bagian timur dan utara pulau Bali. Ibukotanya berada di Kecamatan Bangli. Kabupaten Bangli adalah satu-satunya wilayah kabupaten di Bali yang tidak memiliki wilayah laut. Jumlah penduduk kabupaten Bangli adalah 258.146 jiwa pada 2023 dan menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk paling sedikit ke-2 di Bali. Luas kabupaten Bangli adalah 519,00 km² Kabupaten Bangli berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Karangasem di timur, Kabupaten Klungkung dan Gianyar di selatan serta dengan Badung dan Kabupaten Gianyar di barat. Perekonomian Kabupaten Bangli terkonsentrasi pada Objek wisata di daerah ini, antara lain adalah wisata Danau Batur di Kintamani.
Luas kabupaten Bangli adalah 519,00 km², jumlah penduduk kabupaten ini mencapai 258.146 jiwa pada sensus 2023, dengan jumlahnya tersebut Bangli adalah kabupaten dengan jumlah penduduk tersedikit ke-2 di Bali setelah Kabupaten Klungkung Objek wisata di daerah ini antara lain adalah danau Batur.
Menurut Prasasti Pura Kehen yang tersimpan di Pura Kehen, diceritakan bahwa pada abad ke-11 di Desa Bangli berkembang wabah penyakit yang disebut kegeringan yang menyebabkan banyak penduduk meninggal. Penduduk lainnya yang masih hidup dan sehat menjadi ketakutan setengah mati, sehinnga mereka berbondong-bondong meninggalkan desa guna menghindari wabah tersebut. Akibatnya Desa Bangli menjadi kosong karena tidak ada seorangpun yang berani tinggal di sana.
Raja Ida Bhatara Guru Sri Adikunti Ketana yang bertahta ketika itu berusaha mengatasi wabah tersebut. Setelah keadaan pulih kembali, sang raja yang bertahta pada tahun Caka 1126, tanggal 10 Tahun Paro Terang, Hari Pasaran Maula, Kliwon, Chandra (senin), Wuku Klurut tepatnya pada tanggal 10 Mei 1204, memerintahkan kepada putra-putrinya yang bernama Dhana Dewi Ketu agar mengajak penduduk kembali ke Desa Bangli guna bersama-sama membangun dan memperbaiki rumahnya masing-masing sekaligus menyelenggarakan upacara/yadnya pada bulan Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kalima, Kanem, Kapitu, Kaulu, Kasanga, Kadasa, Yjahstha dan Sadha. Disamping itu, raja juga memerintahkan kepada seluruh penduduk agar menambah keturunan di wilayah Pura Loka Serana di Desa Bangli dan mengijinkan membabat hutan untuk membuat sawah dan saluran air. Untuk itu pada setiap upacara besar penduduk yang ada di Desa Bangli harus melakukan persembahyangan.
Pada saat itu juga, tanggal 10 Mei 1204, Raja Idha Bhatara Guru Sri Adikunti Katana mengucapkan pemastu yaitu:
“Barang siapa yang tidak tunduk dan melanggar perintah, semoga orang itu disambar petir tanpa hujan atau mendadak jatuh dari titian tanpa sebab, mata buta tanpa catok, setelah mati arwahnya disiksa oleh Yamabala, dilempar dari langit turun jatuh ke dalam api neraka”.
Bertitik tolak dari titah-titah Sang Raja yang dikeluarkan pada tanggal 10 Mei 1204, maka pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Bangli.
Kabupaten Bangli terdiri dari 4 kecamatan, 4 kelurahan, dan 68 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 264.945 jiwa dengan luas wilayah 490,71 km² dan sebaran penduduk 540 jiwa/km².
Sebagian besar suku penduduk yang ada di Bangli adalah suku Bali, dan Bali Aga. Sementara suku lainnya lebih sedikit, jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di provinsi Bali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 207.779 jiwa atau 96,48% dari 215.353 jiwa penduduk kabupaten Bangli adalah suku Bali. Kemudian suku Bali Aga sebanyak 2,18%, dan beberapa lainnya seperti suku Jawa, Sasak, Madura, dan beberapa suku lainnya.
Mayoritas penduduk Bangli menganut agama Hindu. Jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di provinsi Bali, penduduk Bangli beragama Hindu lebih dominan, sementara penduduk dengan agama lain lebih sedikit. Data Kementerian Dalam Negeri pertengahan tahun 2023, penduduk yang menganut agama Hindu sebanyak 98,73%. Selebihnya menganut agama Islam sebanyak 0,99%, kemudian Kekristenan sebanyak 0,15%, agama Buddha sebanyak 0,11% dan Konghucu sebanyak 0,02%.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.