Informasi Masjid dan Mushola di KAB. POLEWALI MANDAR

Temukan Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Umum, Masjid Bersejarah, Masjid Kampus/Sekolah, Masjid Perumahan, Masjid di Mall/Pasar, Masjid Pesantren, Masjid Kantor, Mushola di KAB. POLEWALI MANDAR

Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (Agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai

Qs Ali Imran : 103

Tentang KAB. POLEWALI MANDAR

Kabupaten Polewali Mandar (disingkat Kabupaten Polman), adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali Mandar adalah 455.572 jiwa. Ibu kotanya adalah Kecamatan Polewali yang berjarak 246 km dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebelum dinamai Polewali Mandar, daerah ini bernama Kabupaten Polewali Mamasa disingkat Polmas yang secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah daerah ini dimekarkan dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali Mamasa pun diganti menjadi Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi digunakan dalam proses administrasi pemerintahan sejak tanggal 1 Januari 2006 setelah ditetapkan dalam bentuk PP No. 74 Tahun 2005, tanggal 27 Desember 2005 tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar.

Sementara Kesatuan Hukum Adat Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai) yang terletak di wilayah pegunungan berada di Onder Afdeling Mamasa yang meliputi:

Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu di antara 5 (lima) Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran bekas Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi 3 kabupaten atau daerah tingkat II yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959, yaitu:

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22 Kabupaten/Kota Baru di seluruh wilayah provinsi, dua di antara kabupaten/kota itu adalah Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupakan hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II Polewali Mamasa, sehingga kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah, yaitu: Kabupaten Polewali Mamasa dan Kabupaten Mamasa.

Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak antara 2°40’00”-3°32’00” LU dan 118°40’27”-119°32’27” BT.

Luas wilayah Polewali Mandar adalah 2.022,30 km² dan secara administrasi kepemerintahan, Polewali Mandar terbagi menjadi 16 kecamatan.

Untuk menunjang fungsi pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dikelola 5.885 Pegawai Negeri Sipil, Pegawai BUMN dan BUMD yang tersebar di berbagai dinas, kantor, badan dan sekretariat. Hingga tahun 2004, jumlah pegawai yang telah mangikuti Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan (Diklat Penjenjangan) sebanyak 595 orang, yaitu: ADUM/ADUMLA 425 orang, SPAMA/DIKLAT PIM III 120 orang dan SMAPEN/DIKLAT PIM II 50 orang.

Adapun data kualifikasi pendidikan hingga tahun 2004 adalah: S2 (lebih dari 150 orang); S1 (1.279 orang); D IV (16 orang); D III (294 orang); D II (986 orang); D I (7 orang ); SMA (2.496 orang); SMP (251 orang); SD (127 orang).

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari 16 kecamatan, 23 kelurahan, dan 173 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 517.677 jiwa dengan luas wilayah 1.775,65 km² dan sebaran penduduk 291 jiwa/km².

Tahun 2004 penduduk berjumlah 360.382 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,58% per tahun. Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 77.157 rumah tangga. Kecamatan Campalagian merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 49.400 jiwa (13,37%) sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga, 4.761 jiwa (1,32%). Kepadatan penduduk rata-rata di Polewali Mandar sebesar 178 jiwa per km2.

Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah realisasi program wajib belajar 9 tahun. Melalui program ini diharapkan tercipta sumber daya manusia yang siap mengembangkan diri untuk bersaing pada era globalisasi. Polewali Mandar senantiasa berupaya menciptakan masyarakat terdidik. Hal ini dapat diamati, antara lain melalui peningkatan jumlah saran di sekolah tingkat dasar maupun tingkat menengah. Setiap tahun, jumlah murid/siswa dari TK hingga tingkat perguruan tinggi mengalami peningkatan.

Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang berstatus negeri yaitu SMAN 1 Wonomulyo, SMAN 2 Polewali, SMAN 3 Polewali, SMA 1 Tinambung bahkan sudah ada SMA yang menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yaitu SMA Negeri 1 Polewali. Adapun sekolah swasta yaitu SMA YPP

Selain itu ada SMK yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang menjadi andalan di Kabupaten Polewali Mandar yaitu SMK Negeri 1 Polewali. Selain itu ada SMK Negeri Wonomulyo. Adapun sekolah swasta antara lain SMA Bina Generasi, SMK YPPP, SMK PPM AL - Ikhlash, SMK Muhammadiyah, SMK-PP REA TIMUR, dll

Selain SMA dan SMK, di Kabupaten Polewali Mandar juga terdapat beberapa sekolah Madrasah Aliyah yang setara dengan SMA dan SMK. Perbedaanya ialah Madrasah Aliyah merupakan sekolah menengah yang memiliki kekhususan pada bidang agama Islam. Sehingga dalam pelaksanaan kurikulumnya ditambahkan beberapa mata pelajaran keagamaan seperti: Al-Quran Hadist, Fikih, Akhlaq serta Sejarah Kebudayaan Islam. Beberapa sekolah MA di Polewali Mandar diantaranya: MA AL-Wasilah Lemo, MA DDI Kanang, MA DDI Tinambung, MA Hasan Yamani, MAN 2 Polman, dll.

Kesehatan masyarakat merupakan prasyarat membangun SDM daerah. Misalnya, menyediakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas/puskesmas pembantu di tiap kecamatan, agar mudah di jangkau masyarakat. Sementara di Polewali, tersedia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit ABRI. Selain itu, keberadaan klinik-klinik swasta juga turut menyehatkan masyarakat.

Untuk menunjang hal tersebut, pemerintah memprioritaskan tersedianya tenaga medis (dokter, bidan dan perawat) melalui pengangkatan /penerimaan pegawai setiap tahun. Dinas Kesehatan Polewali Mandar menyebutkan, bahwa kuantitas dan kualitas tenaga bidan serta kader posyandu yang langsung menyentuh masyarakat pedesaan mengalami peningkatan.

Pada tahun 2005 Dinas kesehatan di merger dengan BKKBN sebagai konsekwensi di dekonsentrasikan BKKBN oleh Pemerintah pusat dan lemahnya posisi strategis Dinas Kesehatan pada awal-awal desentralisasi, Namun di sayangkan pada tahun 2008 BKKBN Kabupaten Polewali Mandar harus dipisahkan lagi dengan Dinas Kesehatan. Dua tahun merger pembangunan kesehatan dan keluarga berencana bergerak dengan cepat, menjadikan indikator Indonesia sehat sebagai target kabupaten sehat, hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan dari Presiden Republik Indonesia "Manggala Karya Bakti Husada" sebagai penghargaan tertinggi dalam pembangunan kesehatan dan penghargaan "Manggala Karya Kencana" sebagai penghargaan tertinggi dalam pembangunan keluarga berencana.

Perpisahan dua instansi yang sebelumnya dalam posisi yang lemah dan bergabung menjadi kekuatan besar guna mempercepat pembangunan kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, membuat masing-masing dinas harus merombak kembali visinya. Di mana visi sebelumnya adalah terwujudnya kemandirian sehat dan kemandirian keluarga pada masyarakat Polewali Mandar berdasarkan agama dan nilai-nilai budaya.

Makna dari Visi tersebut diatas adalah gambaran komitmen dari dinas kesehatan dan keluaraga berencana beserta seluruh jajarannya yang lebih mengupayakan kemandirian sehat dan kemandirian keluarga pada masyarakat dalam menangani persoalan kesehatan dan keluarga berencana sesuai dengan agama dan nilai-nilai budaya "Sipamandar".

Diawal Desentralisasi Visi ini dibuat dan dirancang untuk dapat dicapai pada tahun 2005, yaitu Terwujudnya kemandirian sehat pada masyarakat Polewali Mandar berdasarkan agama dan nilai-nilai budaya. Namun setelah di merger dengan BKKBN dan karena kompleksitas permasalahan kesehatan dan keluarga berencana yang dihadapi begitu besar dan rumit, maka sejak tahun 2006 kemandirian sehat ditambahan dengan kemandirian keluarga dan penentuan batas waktu dihilangkan, Namun tidak dicantumkannya batas waktu ini tidak berarti berubah makna yang terkandung di dalamnya. demikian juga dengan penambahan kemandirian keluarga sebagai penyesuaian dari visi BKKBN pusat, yaitu Seluruh Keluarga Ikut KB yang dapat diartikan adanya kemandirian keluarga untuk ber-KB merupakan konsekwensi dari di mergernya Dinas Kesehatan dan BKKBN Kabupaten.

Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan.

Produksi padi di Polewali Mandar pada tahun 2004 sebesar 151.586,53 ton yang di panen dari areal seluas 30.249 ha atau rata-rata 5,01 ton per hektare. Yang berarti naik sekitar 6,42 % dibandingkan tahun 2003 yang menghasilkan 142.444,57 ton padi dengan luas panen 25.987 ha atau rata-rata produksi padi di daerah ini dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,4 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 148.611.12 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Adapun produksi jagung pada tahun 2004 sebesar 3.018,27 ton dengan luas panen 902 ha atau menghasilkan rata-rata 3,35 ton/ha.

Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah yang berimplikasi pada aspek sosial (social security). Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak pada aspek sosial pembangunan (social change).

Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi seperti kakao, kopi, kelapa, cengkih, kemiri dan jambu mente masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali Mandar.

Luas areal tanaman perkebunan rakyat secara keseluruhan sebesar 81.276,12 ha. Dari luas ini. Sebesar 65.444,03 ha merupakan luas tanaman perkebunan rakyat yang paling menghasilkan. Data dari dinas terkait menyebutkan, bahwa pada tahun 2004 produksi tanaman perkebunan yang terbesar adalah kakao dan kelapa dalam masing-masing sebesar 30.146.67 ton dan 20.069,49 ton.

Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan peningkatan keterampilan sumberdaya manusia dalam penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus digalakkan.

Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2004) menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 72.814 ha yang terdiri dari 55.375 ha hutan lindung, 16,539 ha hutan produksi dan 900 ha merupakan cagar alam. Dari hutan tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2004 masing-masing mencapai 2.025.238 kubik dan 1,375 kubik.

Kebijakan pembangunan sektor peternakan Kabupaten Polewali Mandar didasarkan pada rencana pembangunan tahunan daerah ini dan merujuk kepada program nasional di bidang peternakan. Titik fokus pembangunan peternakan disini dalam arti luas, yaitu peningkatan populasi ternak dari tahun ke tahun.

Iklim Polewali Mandar cocok untuk budidaya ternak besar yang pada tahun 2004 memiliki populasi sebagai berikut: sapi 26.185 ekor, kerbau 3.521 ekor dan kuda 5.403 ekor, sedangkan untuk populasi ternak kecil seperti kambing dan babi, masing-masing sebesar 110,471 ekor dan 14.506 ekor. Adapun unggas senantiasa meningkat seperti ayam buras mencapai 2.127.425 ekor, ayam ras 168.028 ekor dan itik lokal sebesar 1.383.688 ekor.

Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali Mandar juga merupakan daerah yang berada di kawasan maritim. Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas perairan 86.921 km2, masyarakat pesisir Polewali Mandar telah menciptakan kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu upaya pemanfaatan perairan Mandar adalah aktivitas para nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi laut lainnya.

Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang, tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan (bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan Kabupaten Polewali Mandar (laut maupun tambak) sangat besar. Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 23.491,7 ton yang terdiri dari 20.456,3 ton produksi perikanan laut dan 3.035,3 ton perikanan darat. Produksi perikanan ini mengalami peningkatan dari 1.501 unit menjadi 1.513 unit, yaitu masing-masing perahu/kapal penangkap ikan tak bermotor bertambah 4 unit, motor tempel bertambah 6 unit dan kapal motor bertambah 2 unit, sehingga secara keseluruhan bertambah 12 unit.

Disekitar industri, komoditas andalan Kabupaten Polewali Mandar adalah minyak goreng, sutera, kapal rakyat, rotan polis dan alsintan.

Pada tahun 2004 jumlah perusahaan industri kecil yang tercatat di Polewali Mandar mencapai 6.156 industri dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 12.599 orang. Hal ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2003, di mana tercatat sebanyak 6.130 industri dengan tenaga kerja 12.546 orang. Sedangkan nilai investasi dan nilai produksi industri kecil juga meningkat. Nilai investasi pada tahun 2003 sebesar Rp. 550,- menjadi Rp. 14.963.050,- pada tahun 2004, atau meningkat sekitar 0,8 %. Sedangkan untuk nilai produksi pada tahun 2003 sebesar Rp. 65.001.401,- menjadi Rp. 77.818.600,- pada tahun 2004, atau menungkat sebesar 19,7%.

Komoditas pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari tambang galian golongan C, yaitu tembaga, biji besi, granit, sienit, mika, lempung, pasir kuarsa dan zeolit.

Jumlah perusahaan yang memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) selama tahun 2004 sebanyak 158 perusahaan perdagangan kecil, 5 perdagangan menengah dan 3 perdagangan besar. Jumlah ini meningkat sebesar 12,86% dibanding tahun2003 yang hanya sejumlah 140 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan yang memperoleh Tanda Daftar Perusahaan (TDP) (sesuai dengan UU No.3 Tahun 1982) selama tahun 2004 terdapat 253 perusahaan. Jumlah ini meningkat sekitar 24,02% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 204 perusahaan.

Adapun jumlah koperasi pada tahun 2004 sebanyak 161 unit yang terdiri dari 18 unit koperasi KUD dan 143 unit koperasi non KUD.

Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan. Adapun objek wisata wisata tersebut adalah:

Wisata bahari ini terdiri dari pulau Karamasang, Pulau Tangnga (Pulau Salama), Pulau Gusung Toraja di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan Mandar yang terkenal sebagai pelaut ulung.

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu, antara lain tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto, tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau, mencari ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang). Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah melakukan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.

Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di sekitarnya, antara lain dari Kabupaten Majene, Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan berbagai pilihan.

Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indoranuang, permandian Limbong Sitodo di Kecamatan Anreapi, permandian Biru di Kecamatan Binuang dan objek tirta bendungan pengairan Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan dengan kecamatan Luyo.

Air terjun Indorannuang dan permandian Limbong Sitodo berada di lokasi yang sama. Indorannuang merupakan sumber air yang tak pernah kering bagi permandian Limbong Sitodo, sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat yang berbeda.

Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan Tapango. Karena didukung alamnya yang asri dan sejuk permandian alam ini sangat menarik untuk dikunjungi terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu setengah jam melalui Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso dan Kalimbua. Jarak tempuh yang terbilang dekat dari kota Polewali karena jalan menuju permandian telah dirintis oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga kecamatan Binuang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Polewali yang berjarak 11 Km dari lokasi ini,permandian ini merupakan permandian yang cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat, durian, dan Rambutan.

Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek wisata yang sangat indah dengan pemandangan yang asri dan cuaca yang sejuk. Objek ini mempunyai fungsi ganda di mana selain sebagai objek wisata sekaligus difungsikan pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali Mandar.

Objek lain yang juga menarik adalah burung Mandar yang dibanggakan oleh masyarakat Mandar. Burung ini mempunyai deskripsi sebagai berikut:

Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar, kesenian mandar yang merupakan unsur kebudayaan yang biasa diselengarakan dalam kegiatan perkawinan (mappakaweng) atau khataman Al-Qur’an (mappatammaq). Kesenian itu antara lain Tari Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi), Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes Toriolo (kelompok kesenian atau band), Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq (syair lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang pattuqduq (kuda menari mengikuti irama).

Kesenian yang paling dinantikan adalah saeyang pattuqduq. Saeyang pattuqduq oleh masyarakat Mandar diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan (massunnaq), maulid Nabi (mamunuq), perkawinan (tokaweng) atau memeriahkan acara syukuran.

Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis cantik dan diiringi dengan irama tabuhan rebana sambil berkeliling kampung. Sementara itu sekelompok orang saling berbalas pantun dalam bahasa Mandar di depan kuda menari tersebut.

Pada aspek kerajinan (handycraft) Polewali Mandar sesungguhnya sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan. Di antara kerajinan yang dapat diandalkan adalah sarung sutera Mandar (lipaq saqbe), anyaman, sulaman dan cindera mata kerang-kerangan.

Sutera Mandar ditenun tanpa menggunakan mesin. Hingga sekarang kerajinan tradisional ini digalakkan dibeberapa kecamatan pesisir pantai. Sutera Mandar sangat cocok dijadikan sebagai cindera mata bagi yang mengunjungi Polewali Mandar. Selain awet sarung ini juga tidak luntur.

Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan iklim turut membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis makanan, sehingga di mana-mana kita sering menemukan variasi makanan dari bahan yang sama.

Khusus di Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar lainnya, golla kambu, loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di antara sekian jenis makanan tradisional yang masyhur dan menjadi ikon Polewali Mandar di bidang makanan.

Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola dan dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan. Makanan khas ini terbuat dari gula aren yang dicampur beras ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan rasanya yang manis, membuat makanan ini sangat enak dinikmati untuk sarapan. Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di pasar-pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor Kecamatan Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat atau roda dua yang melintas biasanya singgah untuk menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.

Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan yang dimasak dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat dinikmati hangat-hangat saat rekreasi atau suasana santai.

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Sarana jalan sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Melalui jalan, mobilitas penduduk dapat difasilitasi sehingga roda ekonomi (arus barang dan jasa) juga turut lancar.

Panjang jalan yang membelah daratan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004 sepanjang 1.266,1 km. jumlah ini mengalami peningkatan sepanjang 151,1 km dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor di daerah ini pada tahun 2004 mencapai 13.910 unit atau meningkat sebesar 26% dibanding tahun 2003 yang hanya sebanyak 11.006 unit.

Kendaraan bermotor di Polewali Mandar terdiri dari 386 unit mobil penumpang, 525 unit mobil truk, 1.131 unit bus dan 11.868 unit motor.

Dinas Perhubungan mencatat bahwa kunjungan kapal di Kabupaten Polewali Mandar sepanjang tahun 2004 sebanyak 622 kunjungan yang semuanya merupakan pelayaran rakyat. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2003 yang mencapai 651 ton. Pada pelayaran rakyat tahun 2004, jumlah bongkar barang mencapai 13.248 ton. Jumlah ini meningkat sebesar 9.555 ton atau 258% dibanding tahun 2003 yang hanya sebesar 3.693 ton. Sementara jumlah muat barang pada tahun 2004 yang sebesar 277 mengalami penurunan sebesar 371 ton atau 57% dibandingkan tahun 2003 sebesar 648 ton.

Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan alam dan budaya. Kekayaan Polewali Mandar itu oleh penduduknya telah diolah sedemikian rupa dan menghasilkan berbagai hasil bumi dan karya-karya kebudayaan.

Alam Polewali Mandar sangat cocok untuk pembudidayaan beraneka ragam spesies anggrek, seperti Anggrek Vonda Mugil (Vonda cilebeca), Anggrek Jamrud (Dorn robium macokillum), Anggrek Kalajengking, Anggrek Tanah dan sebagainya.

Kesuburan tanah Polewali Mandar sangat kondusif bagi berkembangnya berbagai jenis dan spesies fauna, seperti rusa, anoa (tokata), kerbau belang, monyet hutan dan berbagai jenis merpati hitam.

Sarung sutera (lipaq saqbe) yang ditenun dengan alat tradisional banyak diproduksi oleh masyarakat di kecamatan pesisir, seperti Tinambung, Balanipa dan Campalagian.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.