Informasi Masjid, Mushola dan Pondok Pesantren di KAB. LABUHANBATU

Temukan Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Umum, Masjid Bersejarah, Masjid Kampus/Sekolah, Masjid Perumahan, Masjid di Mall/Pasar, Masjid Pesantren, Masjid Kantor, Mushola, Pondok Pesantren di KAB. LABUHANBATU

Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar.

Qs. Ar-Rum : 60

Pondok Pesantren di KAB. LABUHANBATU

Pondok Pesantren di KAB. LABUHANBATU belum tersedia

Tentang KAB. LABUHANBATU

Kabupaten Labuhanbatu (Abjad Jawi: لابوهنباتو; Surat Batak: ᯞᯅᯮᯄᯉ᯲ᯅᯖᯮ) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Prapat. Pada tahun 2022, penduduk Kabupaten Labuhanbatu berjumlah 508.024 jiwa, dengan kepadatan 240 jiwa/km2. Dan pada pertengahan 2024, jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 511.704 jiwa.

Kabupaten Labuhanbatu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet. Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatra dan berada pada persimpangan menuju Provinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatra dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Dua kesultanan besar pernah berdiri di sini, yakni Kesultanan Bilah yang beribu kota di Negeri Lama dan Kesultanan Panai yang beribu kota di Labuhan Bilik.

Pada mulanya luas kabupaten ini adalah 9.223,18 km² atau setara dengan 12,87% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Sebagai kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan, sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Kabupaten Labuhanbatu terletak pada koordinat 10 260 – 20 110 lintang utara dan 910 010 – 950 530 bujur timur. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka luas kabupaten ini menjadi 2.561,38 km² dan penduduknya sebanyak 493.899 jiwa pada tahun 2020. Pada tahun 2003 kabupaten ini menjadi salah satu daerah kabupaten/kota dengan ekonomi terbaik se-Indonesia.

Bupati menjadi pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu. Bupati Labuhanbatu bertanggung jawab kepada gubernur Provinsi Sumatera Utara atas wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Labuhanbatu ialah Maya Hasmita, didampingi wakil bupati Jamri. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Labuhanbatu 2024. Maya Hasmita menjadi bupati definitif Kabupaten Labuhanbatu yang ke-21. Maya Hasmita dan Jamri dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada 20 Februari 2025 di DKI Jakarta, untuk periode jabatan 2025-2030.

Pada mulanya, jumlah kecamatan di kabupaten ini adalah 22 kecamatan. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka jumlah kecamatan di kabupaten ini menjadi 9 kecamatan. Berikut nama-nama kecamatan tersebut:

Sejak 24 Juni 2008, jumlah kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu berkurang dengan adanya pemekaran dari kabupaten ini, yaitu melalui pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Penduduk Kabupaten Labuhanbatu memiliki latar belakang suku bangsa yang berbeda-beda, yang didominasi oleh suku Batak dan suku Jawa. Meski demikian, nilai budaya suku Melayu sebagai suku bangsa asli di Kabupaten Labuhanbatu masih menjadi bagian penting dalam masyarakat Kabupaten Labuhanbatu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, sebanyak 44,43% penduduk Kabupaten Labuhanbatu berasal dari suku Batak. Suku Batak dalam Sensus 2010 di Kabupaten Labuhanbatu termasuk Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Toba, dan beberapa dari Batak Pakpak dan Batak Karo.

Kemudian, penduduk dari suku Jawa sebanyak 40,51%. Penduduk dari suku Melayu sebanyak 8,18% yang kebanyakan berada di Kecamatan Panai Tengah, Kecamatan Panai Hilir, Kecamatan Panai Hulu, dan Kecamatan Bilah Hilir. Berbagai kegiatan suku Melayu juga diadakan di Kabupaten Labuhanbatu, untuk menjaga dan melestarikan budaya suku Melayu di Kabupaten Labuhanbatu. Kemudian penduduk dari orang Minangkabau sebanyak 0,96%, kemudian suku Aceh sebanyak 0,25%. Suku lain sebanyak 5,67%, termasuk orang Tionghoa, suku Nias, dan lainnya.

Selain suku bangsa yang berbeda-beda, keyakinan dan agama yang dianut masyarakat Kabupaten Labuhanbatu juga beragam. Dari hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, sebagian besar penduduk Kabupaten Labuhanbatu menganut agama Islam. Penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 82,92%, umumnya dianut warga Melayu, Minangkabau, Aceh, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Sementara penduduk yang menganut agama Kekristenan yakni 15,11%, dimana Protestan sebanyak 13,95% dan Katolik sebanyak 1,16%. Agama Kekristenan kebanyakan dianut warga Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Nias, dan sebagian Tionghoa, Batak Angkola dan Batak Mandailing.

Penduduk yang menganut agama Buddha sebanyak 1,60%, umumnya adalah warga Tionghoa yang kebanyakan berada di Kecamatan Rantau Utara. Kemudian, sebagian kecil menganut agama Hindu yakni 0,01% dan lainnya sebanyak 0,36%. Untuk sarana rumah ibadah di Kabupaten Labuhanbatu hingga tahun 2021, terdapat 553 masjid, 265 musala, 226 gereja Protestan, 34 gereja Katolik dan 12 wihara.

Saat ini di Kabupaten Labuhanbatu memiliki setidaknya 239 sekolah dasar, 33 sekolah menengah pertama dan 15 sekolah menengah atas yang semuanya berstatus negeri menurut BPS kabupaten ini, serta 3 perguruan tinggi swasta:

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.