VIRUS-VIRUS MENUJU FIRDAUS

VIRUS-VIRUS MENUJU FIRDAUS
Oleh: Abdurrahman Misno Bambang Prawiro


Muqadimah
Syukur kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keniscyaan, ia menjadi tanda dari tanda-tanda keimanan seseorang. Syukur atas nikmat iman, Islam dan ikhsan yang hingga hari ini kita masih mampu untuk menjaga dan merasakan kelezatannya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam nabiyyana wa habibana Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, kepada seluruh ahli baitnya para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.


Fenomena Wabah Virus Corona
Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan berita menyebarnya virus Corona yang berasal dari daratan China. Korban telah berjatuhan dan diprediksi akan menyebar ke sleuruh penjuru dunia apabila tidak ditangani dengan baik. Saat ini pemerintah China telah melakukan isolasi pada wilayah Wuhan yang menjadi wilayah penyebarannya.


Ada banyak pendapat tentang hal ini, mulai dari perang bisnis dan kekuasaan antara China dan Amerika, hingga adzab serta balasan bagi bangsa China karena telah melakukan kedzaliman kepada masyarakat muslim di Uighur. Muncul juga berita kebiasaan hidup tidak sehat serta konsumsi makanan yang kotor sebagai penyebab merebaknya virus ini.


Sikap Muslim Terhadap Virus Corona
Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada, maka sebagai seorang muslim kita harus bisa menyikapinya berdasarkan Islamic Worldview, cara pandang Islam dalam melihat segala hal yang terjadi di dunia ini. Marilah kita telaah kalam Allah Ta’ala:


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. al-Baqarah:155-157.

Merujuk pada ayat ini maka Allah Ta’ala memberikan cobaan kepada kita dalam berbagai bentuknya, baik berupa rasa takut, kemiskinan, berkurangnya harta, jiwa dan makanan. Maka dalam konteks sekarang, penyebaran virus corona adalah salah satu bentuk cobaan tersebut. Penyebarannya benar-benar membuat manusia merasa takut dan khawatir, tentu saja rasa khawatir ini diperkenankan.
Namun sebagai seorang muslim kita juga harus selalu ingat firmanNya:

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allâh; dan Barangsiapa beriman kepada Allâh niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. QS. at-Taghâbun:11.


Semua yang terjadi di dunia ini, termasuk penyebaran virus corona adalah atas kehendak dan takdirNya. Karena semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi kehendakNya sejak dahulu kala, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:


Allâh telah menulis takdir semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi lima puluh ribu tahun. HR. Muslim.
Pada riwayat yang lainnya disebutkan:


Sesungguhnya yang pertama Allâh ciptakan al-Qalam (pena) seraya berkata kepadanya: Tulislah! Dia bertanya: Wahai Rabbku, apa yang aku tulis? Maka Allâh berfirman: Tulislah takdir segala sesuatu hingga terjadinya kiamat. HR. Abu Dawud dan Thirmidzi.


Maka, hal penting bagi setiap muslim dalam menyikapi penyebaran virus ini adalah sesuai dengan apa yang telah diwahyukan dalam kalamNya serta sunnah nabiNya yaitu diawali dengan keyakinan bahwa Wabah Virus Corona adalah atas KehendakNya.


Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Wabah adalah kotoran (siksa) yang Allah kirimkan kepada golongan dari Bani Israil atau kepada umat sebelum kalian. Maka, jika kalian mendengar ada wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Dan apabila kalian berada di wilayah yang terkena wabah, janganlah kalian keluar dan lari darinya. HR Bukhari dan Muslim.


Berdasarkan hadits tersebut, Nabi Muhammad sudah menganjurkan kepada umatnya, apabila mengetahui ada wabah penyakit di suatu wilayah, janganlah memasuki kawasan tersebut. Dan apabila berada di area yang terkena wabah, janganlah keluar dari area tersebut. Imam Ahmad, Bukhari, dan Muslim meriwayatkan melalui jalur Az-Zuhri bahwa sekali waktu Umar bin Khattab dalam perjalanan ke Syam (Suriah). Setibanya di wilayah Saragh, yakni perbatasan antara Hijaz dan Syam, ia ditemui komandan perang bernama Abu Ubaidah bin Al-Jarrah beserta rombongan. Mereka menginformasikan kepada Umar bahwa kota yang ditujunya telah menjadi pusat wabah penyakit menular. Soal bagaimana cara apik menyikapinya, para sahabat Nabi itu akhirnya berdiskusi guna menyelaraskan beragam pendapat yang ada. Namun, tak lama, ketika musyawarah masih berlangsung, datanglah Abdurrahman bin Auf menyampaikan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda; “Jika suatu daerah terserang wabah penyakit sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah keluar melarikan diri (mengungsi) darinya. Jika kalian mendengar di suatu daerah sedang terserang wabah penyakit maka janganlah kalian datang mendekatinya. Mendengar penjelasan itu, Umar pun mengambil keputusan untuk urung mengunjungi Syam.


Hikmah dari larangan untuk tidak memasukinya dan yang berada di dalam tidak kelaur adarinya adalah bahwa mudharat yang akan terjadi apabila kita memasuki wilayah tersebut khususnya untuk diri sendiri yaitu akan terkena virus tersebut. Sedangkan jika ia keluar dari wilayah tersebut maka bisa jadi ia juga telah terjangkiti virus tersebut hingga dikhawatirkan akan menyebarkannya.
Selanjutnya, sebagai seorang muslim kita juga harus meyakini bahwa ada pahala yang besar bagi mereka yang bersabar dengan wabah tersebut. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Adzab yang Allah kirim kepada orang yang Dia kehendaki. Allah jadikan thaun sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidaklah seseorang yang di negerinya mewabah thaun lalu ia tetap berada di situ dengan sabar dan berharap pahala, ia tahu tidak ada musibah yang menimpanya kecuali apa yg telah Allah tetapkan bagi dirinya melainkan baginya pahala seperti pahala seorang syahid. HR. Al-Bukhari.
Maka bersabar dengan tetap berada di wilayah tersebut dengan meyakini akan ada pahala yang besar (syahid) merupakan tuntunan Islam untuk mencegah mudharat yang lebih besar yaitu menyebarnya virus ke tempat lainnya.
Solusi Islam selanjutnya adalah dengan berdoa, kekhawatiran akan menyebarnya virus corona bukan menjadikan kita paranoid, sebagai orang yang beriman tentu saja kita harus yakin bahwa semua itu adalah atas kuasaNya. Maka, berdoa

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, kusta, dan dari segala penyakit yang buruk/mengerikan lainnya. HR. Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Hibban dll.

Khutbah Kedua:

Virus-virus Menuju Firdaus
Virus Corona benar-benar membuat banyak manusia merasa takut dengannya, padahal masih banyak lagi virus-virus yang menghalangi manusia untuk mendapatkan Surga Firdaus. Berbagai virus yang menggerogoti aqidah, syariah dan akhlak kini menyebar di tengah masyarakat. Jika virus Corona akan berakibat pada kematian jasad, maka banyak virus yang justru mematikan hati-hati manusia. Berkembangnya virus kesyirikan, hal-hal kebaruan dalam ibadah (muhdasaat) hingga virus-virus kemaksiatan yang kini menjangkiti umat Islam.


Kesyirikan yang dibungkus dengan local culture (budaya lokal) saat ini bangkit kembali dan dilindungi serta dipasarkan di berbagai pameran. Hal-hal baru dalam ibadah yang dianggap sebagai sikap fleksibel, luwes, moderat dan klaim dengan bahasa indah lainnya, padahal Allah dan RasulNya sangat membencinya. Virus SEPILIS (Sekuler, Pluralisme dan Liebralisme) juga telah menjangkiti umat ini, hingga mereka ber-KTP Islam tetapi benci dengan syariah Islam. Mereka beribadah tetapi menganggap Islam tak pernah mengatur masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya. Virus SEPILIS telah mengakibatkan berkembangan gaya hidup yang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai Islam.


Demikian pula virus-virus kemaksiatan dalam bentuk dosa-dosa besar dan kecil yang telah merebak di tengah masyarakat. Virus LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Trans Gender) yang semakin menyebar bahkan hingga ke pelosok negeri, korbannya telah berjatuhan dan terus menular hingga ke anak-anak di sekolahan. Cobalah buka media sosial, bagaimana virus ini ternyata telah memiliki banyak pengikut, sangat akut bahkan telah masuk ke dalam berbagai ruang dan sudut. Efek mengerikan yang sudah sama-sama kita dengar adalah merebaknya Aids dan HIV yang semakin merata-rata.


Virus dalam bidang Muamalah juga jangan pernah lengah, berkembangnya berbagai akad yang diharamkan dalam Islam seperti Maysir (perjudian), Gharar (Ketidakjelasan akad), Riba (tambahan dalam jual beli dan hutang) serta akad haram lainnya menjadikan umat Islam jauh dari nilai keberkahan. Bahkan banyak sekali ancaman ketika riba menyebar di masyarakat, yang ujungnya adalah hilangnya keberkahan, kemiskinan dan adzab yang berat di dunia dan akhirat.
Maka, saat ini umat Islam dihadapkan dengan berbagai virus yang menghalangi untuk mendapatkan surga Firdaus. Tugas kita bersama untuk terus memperbaiki diri, mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah segala bentuk kemungkaran yang ada di masyarakat. Memberikan edukasi bahwa virus yang mematikan raga itu sangat berbahaya, namun virus yang merusak tatanan manusia juga tidak kurang berbahaya.


Mudahan-mudahan Allah Taala sentiasa menjaga kita semua dan umat Islam di seluruh dunia agar terhindar dari segala virus yang ada. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin, Wallahu a’lam bi shawab.

Tentang Penulis
 Siti Syarifatul M   | Masjid Andalusia Sentul City

Siti Syarifatul M | Masjid Andalusia Sentul City

| Jl. Ir. H. Djuanda No.78 Sentul City Bogor 16810 Jawa Barat

PRAKATA 
Andalusia islamic center hadir karena kepedulian akan masalah besar bangsa dan ummat islam Indonesia yang didominasi oleh kemiskinan, keterbelakangan pendidikan serta rendahnya moralitas baik ditingkat birokrasi maupun swasta. besar harapan kami, dengan segala kekurangan, Andalusia Islamic Center dapat menjadi Oase Spiritual, lntelektual dan Pemberdayaan finansial ummat yang berlandaskan nilai-nilai luhur spiritual Islam Alhamdulillah sejak pendiriannya tahun 2008 Andalusia Islamic Center telah berkiprah dalam bidang sosial, dakwah dan pemberdayaan ekonomi. hal ini meliputi antara lain:

Sarana lbadah
Kajian Keislaman harian, Mingguan dan Bulanan
Prohram Tahfidz Untuk Berbagai Umur
Pemberdayaan Ekonomi Mikro
Santunan Yatim dan Dhuafa
Pembinaan Muallaf
Peringatan Hari Besar Islam

Seiring dengan perkembangan ragam program dan skala kegiatan Andalusia membutuhkan ruangan dan tempat yang lebih memadai. oleh karena itu Andalusia berusaha memperluas sisi selatan masjid sebagai bentuk dukungan akomodasi bagi kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruangan lebih memadai mengingat Andalusia adalah milik bersama dan dibangun atas tanah wakaf, dengan segala kerendahan hati kami mengundang bapak/ibu sekalian untuk ikut berpartisipasi menyempurnakannya dalam bentuk waqaf, infaq dan sedekah maupun Corporate Sosial responsibility (CSR). besar harapan kami dami dapat membantu mencerdaskan dan memberdayakan bangsa ke tingkat yang lebih tinggi secara kolektiv dan berjamaah. ammiinn ...
 
VISI & MISI
VISI
Menjadi Oase spiritual, finansial, dan intelektual Silam yang memberikan pencerahan dan kesejukan serta pemberdayaan ummat
MISI
Menyelenggarakan program-program tahfidz, tahsin dan tafsir Al-Quran. Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan, membina para muhtadin, serta berbagai kegiatan spiritual, intelektual dan komersial pendukung lainnya sebagai pencerahan dan pemberdayaan ummat.
 
TAZKIA VALUE
T.A.Z.K.I.A
Tauhid Amanah Zero defect & quality Knowledge & competency Inovatif & istiqomah Achievement through teamwork

Tenda & Kanopi Membrane Untuk Masjid. Delivery & Pemasangan sampai di Kota Antum

Wujudkan Kenyamanan Masjid Anda, dengan Kanopi Membrane, Awet sampai 15 tahun!

kanopi-untuk-masjid ciptakonstruksi

Rekomendasi Artikel untuk Anda