Uniknya Arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-06-11 08:13:28

Uniknya Arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur

Masjid Al Bidya adalah masjid yang terletak di Al Bidya, sebuah desa di Emirat Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA). Masjid ini dibangun pada 1446 dan menjadi masjid tertua menurut catatan pemerintahan UEA.

Dikutip dari buku Amazing Dubai karya Utari Giri, Masjid Al Bidya memiliki desain dan struktur bangunan yang unik. Dari segi struktur, masjid ini dibuat dari batu bata lempung dan bebatuan yang berasal dari laut. Bebatuan tersebut diperkuat dengan lapisan plester putih yang sangat tebal. Warna dari Masjid Al Bidya pun alami dari bahan penyusunnya, tanpa cat tambahan.

Adapun dari segi desain, masjid ini tidak memiliki menara kubah sebagaimana masjid pada umumnya. Sebagai gantinya, Masjid Al Bidya memiliki empat kubah runcing seperti rumah siput di atas atapnya. Keempat kubah tersebut memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.

Uniknya arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur

Dinukil dari situs UNESCO World Heritage, setiap kubah dari Masjid Al Bidya terdiri dari beberapa kubah yang dipasang di atas kubah lainnya. Kubah pertama menjadi dasar, sedangkan kubah kedua yang lebih kecil bersama kubah ketiga dipuncaki dengan kubah yang memiliki kepala kecil. Keempat kubah ini berdekatan satu sama lain.

Masjid ini juga memiliki satu pintu melengkung di bagian depan dan beberapa celah angin di ketiga sisi dindingnya. Celah angin berbentuk kotak kecil ini berfungsi sebagai sirkulasi udara, membuat udara di dalam masjid tetap dingin.

Terdapat pula mihrab dengan tinggi 180 cm dan lebar 90 cm di masjid yang memiliki luas 6,8 m² ini. Mihrab tersebut menjorok ke luar dan berfungsi sebagai petunjuk arah ke Makkah.

Teknik pengatapan yang khusus digunakan pada masjid ini. Atap Masjid Al Bidya ditopang oleh tiang batu berbentuk bulat dengan radius 1,8 m. Tiang tersebut kemudian mengecil hingga 0,42 m, kemudian membesar kembali hingga membentuk dua segitiga yang menghasilkan simpul runcing. Simpul runcing tersebut memisahkan masjid menjadi dua bagian. Dua bagian tersebut dibagi lagi, sehingga terdapat empat ruang di Masjid Al Bidya.

Masjid Al Bidya digunakan sebagai tempat salat Jumat hingga saat ini. Adapun untuk hari-hari biasa, masjid dibuka dari pukul 09.00 hingga 12.00 waktu setempat. Masjid yang diakui sebagai landmark dengan kepentingan arkeologi khusus ini pernah dipugar pada tahun 2003. Kini, halaman samping masjid telah dilengkapi rumah tempat tinggal imam masjid serta tempat berwudhu untuk perempuan dan laki-laki.

Masjid Al Bidya adalah masjid yang terletak di Al Bidya, sebuah desa di Emirat Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA). Masjid ini dibangun pada 1446 dan menjadi masjid tertua menurut catatan pemerintahan UEA.

Dikutip dari buku Amazing Dubai karya Utari Giri, Masjid Al Bidya memiliki desain dan struktur bangunan yang unik. Dari segi struktur, masjid ini dibuat dari batu bata lempung dan bebatuan yang berasal dari laut. Bebatuan tersebut diperkuat dengan lapisan plester putih yang sangat tebal. Warna dari Masjid Al Bidya pun alami dari bahan penyusunnya, tanpa cat tambahan.

Adapun dari segi desain, masjid ini tidak memiliki menara kubah sebagaimana masjid pada umumnya. Sebagai gantinya, Masjid Al Bidya memiliki empat kubah runcing seperti rumah siput di atas atapnya. Keempat kubah tersebut memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.

Uniknya Arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur

Gambar Ilustrasi Uniknya Arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur

Uniknya arsitektur Masjid Al Bidya yang Dibangun dari Batu dan Lumpur

Dinukil dari situs UNESCO World Heritage, setiap kubah dari Masjid Al Bidya terdiri dari beberapa kubah yang dipasang di atas kubah lainnya. Kubah pertama menjadi dasar, sedangkan kubah kedua yang lebih kecil bersama kubah ketiga dipuncaki dengan kubah yang memiliki kepala kecil. Keempat kubah ini berdekatan satu sama lain.

Masjid ini juga memiliki satu pintu melengkung di bagian depan dan beberapa celah angin di ketiga sisi dindingnya. Celah angin berbentuk kotak kecil ini berfungsi sebagai sirkulasi udara, membuat udara di dalam masjid tetap dingin.

Terdapat pula mihrab dengan tinggi 180 cm dan lebar 90 cm di masjid yang memiliki luas 6,8 m² ini. Mihrab tersebut menjorok ke luar dan berfungsi sebagai petunjuk arah ke Makkah.

Teknik pengatapan yang khusus digunakan pada masjid ini. Atap Masjid Al Bidya ditopang oleh tiang batu berbentuk bulat dengan radius 1,8 m. Tiang tersebut kemudian mengecil hingga 0,42 m, kemudian membesar kembali hingga membentuk dua segitiga yang menghasilkan simpul runcing. Simpul runcing tersebut memisahkan masjid menjadi dua bagian. Dua bagian tersebut dibagi lagi, sehingga terdapat empat ruang di Masjid Al Bidya.

Masjid Al Bidya digunakan sebagai tempat salat Jumat hingga saat ini. Adapun untuk hari-hari biasa, masjid dibuka dari pukul 09.00 hingga 12.00 waktu setempat. Masjid yang diakui sebagai landmark dengan kepentingan arkeologi khusus ini pernah dipugar pada tahun 2003. Kini, halaman samping masjid telah dilengkapi rumah tempat tinggal imam masjid serta tempat berwudhu untuk perempuan dan laki-laki.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .

Tenda & Kanopi Membrane Untuk Masjid. Delivery & Pemasangan sampai di Kota Antum

Wujudkan Kenyamanan Masjid Anda, dengan Kanopi Membrane, Awet sampai 15 tahun!

kanopi-untuk-masjid ciptakonstruksi