Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:30:18

Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

I'tikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid dengan tujuan beribadah dan disertai niat. I'tikaf juga menjadi salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadan.

Disebutkan dalam buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul dan M. Nielda, Rasulullah SAW memiliki kebiasaan untuk melaksanakan i'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebagaimana dikatakan dalam hadits dari Aisyah r.a.:

أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).

I'tikaf yang dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan bisa diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keistimewaan lailatul qadar. Berikut ini akan dijelaskan tata cara melakukan i'tikaf yang dapat diamalkan di bulan suci Ramadan.

Adapun tata cara i'tikaf sebagaimana dikutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag , yaitu sebagai berikut.

Mazhab syafi'i mensyaratkan untuk manta'yin atau menentukan niat dalam beri'tikaf apakah wajib karena nadzar atau sunah. Apabila i'tikaf dilakukan di 10 malam terakhir bulan Ramadan, maka niatnya sunah dengan bacaan:

نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat i'tikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."

I'tikaf dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid sembari memperbanyak dzikir, tafakkur, membaca tasbih, dan diutamakan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an.

Selain itu, dianjurkan pula untuk melaksanakan sholat sunah seperti sholat tahiyatul masjid atau sholat sunah lainnya.

Saat beri'tikaf hendaknya dapat menghindarkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna dan memperbanyak amalan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan i'tikaf, umat muslim juga disunahkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku."

Dijelaskan dalam buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah oleh Ruhyat Ahmad, para ulama sepakat bahwa i'tikaf tidak terdapat batasan waktu maksimalnya.

Apabila ingin beri'tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, maka seseorang dapat mulai memasuki masjid selepas sholat subuh pada hari ke-21 dan keluar setelah sholat Subuh pada hari Idul Fitri menuju lapangan tempat sholat.

Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits, 'Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah SAW biasa beri'tikaf pada bulan Ramadan. Apabila selesai dari sholat subuh, beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata: Kemudian 'Aisyah r.a. meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama beliau, lalu beliau mengizinkannya." (HR Bukhari).

Dalam sumber yang sama, berikut adalah hal-hal yang dapat membatalkan i'tikaf:

1. Keluar dari masjid dengan tidak ada keperluan yang penting.

2. Menggauli istri atau ber-mubasyarah.

3. Murtad.

4. Hilang akal karena gila atau mabuk.

5. Datang haid atau nifas (bagi kaum wanita) serta semua hal yang mendatangkan hadas besar.

1. Keluar masjid sebab ada hajat yang harus ditunaikan, seperti keluar untuk makanan dan minum, serta ada hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid.

2. Melakukan hal-hal mubah, seperti mengantarkan orang yang mengunjunginya sampai pintu masjid atau bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Istri mengunjungi suami yang beri'tikaf dan berdua-duaan dengannya.

4. Mandi dan berwudhu di masjid.

5. Membaca kasur untuk tidur di masjid.

Itulah tata cara i'tikaf yang dapat diamalkan, terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Semoga bermanfaat ya, rekan-rekan!

I'tikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid dengan tujuan beribadah dan disertai niat. I'tikaf juga menjadi salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadan.

Disebutkan dalam buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul dan M. Nielda, Rasulullah SAW memiliki kebiasaan untuk melaksanakan i'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebagaimana dikatakan dalam hadits dari Aisyah r.a.:

أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Gambar Ilustrasi Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Tata Cara I'tikaf di Bulan Ramadan dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).

I'tikaf yang dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan bisa diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keistimewaan lailatul qadar. Berikut ini akan dijelaskan tata cara melakukan i'tikaf yang dapat diamalkan di bulan suci Ramadan.

Adapun tata cara i'tikaf sebagaimana dikutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag , yaitu sebagai berikut.

Mazhab syafi'i mensyaratkan untuk manta'yin atau menentukan niat dalam beri'tikaf apakah wajib karena nadzar atau sunah. Apabila i'tikaf dilakukan di 10 malam terakhir bulan Ramadan, maka niatnya sunah dengan bacaan:

نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat i'tikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."

I'tikaf dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid sembari memperbanyak dzikir, tafakkur, membaca tasbih, dan diutamakan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an.

Selain itu, dianjurkan pula untuk melaksanakan sholat sunah seperti sholat tahiyatul masjid atau sholat sunah lainnya.

Saat beri'tikaf hendaknya dapat menghindarkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna dan memperbanyak amalan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan i'tikaf, umat muslim juga disunahkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku."

Dijelaskan dalam buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah oleh Ruhyat Ahmad, para ulama sepakat bahwa i'tikaf tidak terdapat batasan waktu maksimalnya.

Apabila ingin beri'tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, maka seseorang dapat mulai memasuki masjid selepas sholat subuh pada hari ke-21 dan keluar setelah sholat Subuh pada hari Idul Fitri menuju lapangan tempat sholat.

Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits, 'Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah SAW biasa beri'tikaf pada bulan Ramadan. Apabila selesai dari sholat subuh, beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata: Kemudian 'Aisyah r.a. meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama beliau, lalu beliau mengizinkannya." (HR Bukhari).

Dalam sumber yang sama, berikut adalah hal-hal yang dapat membatalkan i'tikaf:

1. Keluar dari masjid dengan tidak ada keperluan yang penting.

2. Menggauli istri atau ber-mubasyarah.

3. Murtad.

4. Hilang akal karena gila atau mabuk.

5. Datang haid atau nifas (bagi kaum wanita) serta semua hal yang mendatangkan hadas besar.

1. Keluar masjid sebab ada hajat yang harus ditunaikan, seperti keluar untuk makanan dan minum, serta ada hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid.

2. Melakukan hal-hal mubah, seperti mengantarkan orang yang mengunjunginya sampai pintu masjid atau bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Istri mengunjungi suami yang beri'tikaf dan berdua-duaan dengannya.

4. Mandi dan berwudhu di masjid.

5. Membaca kasur untuk tidur di masjid.

Itulah tata cara i'tikaf yang dapat diamalkan, terutama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Semoga bermanfaat ya, rekan-rekan!

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .