wildan arif yuliansyah | Masjid Baitul Jannah
2022-04-22 07:55:23SERBA - SERBI TAKJIL
“SERBA - SERBI TAKJIL”
Oleh : Aulia Fitria Sari *
Dibulan Ramadhan identik dengan istilah takjil. Saat mendengar kata takjil, apa yang ada dibenak anda? Kolak pisang, kurma, es teh, es campur, gorengan dll. Saat menjalankan ibadah puasa apakah harus menyiapkan takjil yang identik dengan minum dan makanan seperti itu? Seolah - olah di masyarakat disekitar terpola dan sudah membudaya saat berbuka puasa harus tersedia takjil. Apakah benar demikian? Pertanyaan - pertanyaan itu terkadang muncul dalam benak saya. Namun apakah iya seperti iu?
Saat menjelang berbuka puasa, banyak orang yang disibukkan dengan menyiapkan takjil untuk berbuka puasa, banyak juga yang menyiapkan makanan maupun minuman yang berlimpah untuk menyambut buka puasa dan tak jarang saat berbuka puasa tidak semua makanan maupun minuman tersebut disantap semua, sehingga dekat dengan yang namanya mubadzir. Padahal di luar sana mungkin banyak yang tidak bisa berbuka seperti itu.
Banyak juga masjid - masjid yang menyiapkan takjil untuk para jamaahnya. Apakah pemberian takjil pada jamaah ini hukumnya wajib? Apakah ada standart pemberian takjil kepada jamaah masjid? Pertanyaan tersebut terkadang terbesit didalam benak pikiran saya. Yang saya pahami saat ingin berbagi kepada orang lain, kita harus menyesuaikan kemampuan kita. Dan tidak harus memaksakan berbagi takjil yang mewah untuk bisa dilihat mewah oleh orang lain.
Masjid Baitul Jannah salah satu masjid yang menyiapkan takjil untuk jamaah masjid berbuka puasa. Salah satu jamaah masjid Baitul Jannah ini adalah penerima manfaat di Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PMKS Sidoarjo. Takjil yang diberikan masjid Baitul Jannah ini berasal dari infaq pegawai di lingkungan Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PMKS Sidoarjo. Biasanya takmir masjid mengedarkan list kepada pegawai yang bersedia menyisihkan sebagian rezekinya untuk pemberian takjil jamaah masjid Baitul Jannah. Pengisian list ini berbeda - beda sesuai dengan kemampuan para donatur, pihak masjid memberikan kebebasan infaq bisa berupa uang maupun makanan.
Banyak para donatur memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bisa berbagi. Apalagi pemberian makanan kepada orang yang berpuasa puasa memiliki keutamaan, seperti pada hadist riwayat Tirmizi no 807 dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.”
Pemberian rutin takjil kepada jamaah masjid Baitul Jannah merupakan salah satu kearifan lokal yang masih berjalan kurang lebih selama 3 tahun terakhir ini. Dengan adanya pemberian takjil ini memberikan dampak yang positif bagi warga binaan sekaligus jamaah masjid yaitu menjadi semangat untuk berpuasa. Takjil yang diberikan setiap harinya berdasarkan kemampuan para donatur, sehingga setiap harinya berbeda - beda makanan maupun minumannya. Namun ada juga sebagian orang yang menilai negatif jika takjil yang diberikan kurang dan harusnya ditambah dengan uang infaq rutin masjid.
Jika jika kita berpedoman dengan hadist dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata “Rasulullah SAW berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air” (HR. Ahmad). Sesederhana itu yang dicontohkan oleh baginda nabi besar Muhammad SAW saat berbuka puasa. Masya Allah...
Masih dalam pembahasan takjil, apakah memang benar takjil itu seperti yang dibahas diatas? Tidak banyak yang mengetahui makna takjil yang sebenarnya. Takjil itu sebenarnya bukan makanan atau minuman, namun banyak diantara kita yang masih memaknai takjil itu adalah makanan ataupun minuman.
Makna takjil menurut bahasa Arab yaitu penyegeraan / bersegera / percepatan, sebuah kata dasar dari ajjala yu’ajjilu yang artinya menyegerakan / mempercepat. Ta’jilul fitri artinya menyegerakan berbuka (puasa). Jika kita melihat makna tersebut maka sama sekali tidak ada hubungannya takjil dengan makanan maupun minuman untuk berbuka puasa.
Maka jika ada pernyataan orang bertakjil dengan kurma, maka pengertiannya yang benar adalah mereka menyegerakan berbuka puasa dengan memakan kurma. Dan bukan makanan berbuka puasa mereka adalah kurma. Jika kita berpedoman dengan hadist nabi Muhammad SAW saat kita berbuka berpuasa maka kita akan bertakjil (menyegerakan berbuka) dengan kurma basah, jika tidak ada kurma basah berbuka dengan kurma kering, jika tidak ada kurma kering maka berbuka dengan satu tegukan air.
* Pekerja sosial Fungsional Balai PRS PMKS Sidoarjo / Tamir Masjid Baitul Jannah
Tentang Penulis
wildan arif yuliansyah | Masjid Baitul Jannah
| Jl. Pahlawan V Sidoarjo Jawa Timur
Masjid Baitul Jannah merupakan masjid kantor yang berada di areal Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PMKS Sidoarjo Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Meski berada di areal perkantoran, masjid ini di pergunakan untuk masyarakat umum dan sekitar