Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:26:33

Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi

Mimbar masjid yang menjadi tempat khatib menyampaikan ceramah memiliki sejarah panjang. Menurut sejarah, mimbar sudah ada sejak era Rasulullah SAW.

Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam mengartikan mimbar adalah susunan anak tangga yang berfungsi sebagai tempat seorang imam dalam menyampaikan khutbah kepada para jamaah, khususnya pada ibadah salat Jumat.

Dikutip dari buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka'bah dan Hilangnya di Akhir Zaman karya Brilly El-Rasheed, ketika Rasulullah SAW berkhutbah, beliau bersandar pada batang kayu kurma yang ditancapkan di tanah, lantai masjid Nabi. Hal tersebut berjalan beberapa lama. Namun ketika badan Rasulullah SAW agak gemuk, Tamim Ad-Dari menawarkan untuk membuatkan mimbar untuknya.

Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi

Tamim pun membuatkan mimbar untuk Rasulullah SAW dengan dua anak tangga. Mimbar tersebut digunakan Rasulullah SAW untuk berkhutbah.

Rasulullah SAW memandang perlu dibuatkan mimbar yang lebih tinggi lagi. Kemudian salah satu sahabat menawarkan untuk membuat mimbar yang lebih tinggi lagi agar jamaah bisa mendengar khutbah Rasulullah SAW dengan jelas. Beliau pun menyetujuinya.

Setelah mimbar dengan tiga anak tangga tersebut selesai dibuat, para sahabat meletakkannya di tempat Rasulullah SAW.

Dikisahkan oleh Sahl bin Sa'd As-Sa'idi, Rasulullah SAW mengutus salah satu dari para sahabat untuk menyampaikan perintahnya agar dibuatkan mimbar kepada budak dari seorang wanita dari kaum Anshar.

Mimbar tersebut dibuat dengan kayu yang diambil dari daerah Tharfa' Al-Ghabah (dekat Madinah). Mimbar inilah yang digunakan oleh Rasulullah SAW hingga beliau wafat.

Ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah, batang pohon kurma yang sebelumnya dijadikan sandarannya ketika berkhutbah pun menangis hingga membuat kaget semua orang. Hal tersebut merupakan mukjizat dari Allah SWT.

Rasulullah SAW pun turun dari mimbarnya dan mendekap batang pohon kurma tersebut dan berkata, "Seandainya aku tidak mendekapnya, ia akan tetap menjerit hingga hari qiyamah." (Shahih Ibnu Majah)

Dikutip dari buku Jejak-jejak Islam, Kamus Sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa karya Ahmad Rofi'i Usmani, ketika Mu'awiyah bin Abu Sufyan menjadi penguasa pertama Dinasti Umayyah di Damaskus, Suriah, mimbar dengan dua anak tangga milik Rasulullah SAW tersebut diganti dengan mimbar yang terdiri atas enam tangga yang mudah dipindah dan dilengkapi tempat duduk.

Mimbar besar pertama kali digunakan di Masjid Cordoba, Andalusia dan bentuk mimbarnya tersebar ke seluruh kawasan Islam.

Awalnya, tidak semua masjid diperbolehkan memiliki mimbar. Hanya masjid Nabawi saja yang boleh memilikinya. Namun ketika masa pemerintahan Utsman bin Affan, setiap masjid boleh memiliki mimbar. Hingga akhirnya setiap Masjid Raya memiliki mimbar.

Bentuk mimbar di Indonesia ada yang menyerupai singgasana dengan sandaran tangan. Misalnya mimbar Masjid Agung Cirebon yang dibuat dari kayu jati dengan ukiran yang padat, bagian mahkotanya membentuk hiasan, sedangkan pada Masjid Demak, mimbarnya diberi hiasan ukiran dengan cat merah dan kuning emas, dan bagian puncaknya dihiasi dengan motif kaligrafi Arab.

Mimbar masjid yang menjadi tempat khatib menyampaikan ceramah memiliki sejarah panjang. Menurut sejarah, mimbar sudah ada sejak era Rasulullah SAW.

Fida' Abdilah dan Yusak Burhanudin dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam mengartikan mimbar adalah susunan anak tangga yang berfungsi sebagai tempat seorang imam dalam menyampaikan khutbah kepada para jamaah, khususnya pada ibadah salat Jumat.

Dikutip dari buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka'bah dan Hilangnya di Akhir Zaman karya Brilly El-Rasheed, ketika Rasulullah SAW berkhutbah, beliau bersandar pada batang kayu kurma yang ditancapkan di tanah, lantai masjid Nabi. Hal tersebut berjalan beberapa lama. Namun ketika badan Rasulullah SAW agak gemuk, Tamim Ad-Dari menawarkan untuk membuatkan mimbar untuknya.

Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi

Gambar Ilustrasi Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi

Sejarah Mimbar yang Awalnya Hanya Ada di Masjid Nabawi

Tamim pun membuatkan mimbar untuk Rasulullah SAW dengan dua anak tangga. Mimbar tersebut digunakan Rasulullah SAW untuk berkhutbah.

Rasulullah SAW memandang perlu dibuatkan mimbar yang lebih tinggi lagi. Kemudian salah satu sahabat menawarkan untuk membuat mimbar yang lebih tinggi lagi agar jamaah bisa mendengar khutbah Rasulullah SAW dengan jelas. Beliau pun menyetujuinya.

Setelah mimbar dengan tiga anak tangga tersebut selesai dibuat, para sahabat meletakkannya di tempat Rasulullah SAW.

Dikisahkan oleh Sahl bin Sa'd As-Sa'idi, Rasulullah SAW mengutus salah satu dari para sahabat untuk menyampaikan perintahnya agar dibuatkan mimbar kepada budak dari seorang wanita dari kaum Anshar.

Mimbar tersebut dibuat dengan kayu yang diambil dari daerah Tharfa' Al-Ghabah (dekat Madinah). Mimbar inilah yang digunakan oleh Rasulullah SAW hingga beliau wafat.

Ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah, batang pohon kurma yang sebelumnya dijadikan sandarannya ketika berkhutbah pun menangis hingga membuat kaget semua orang. Hal tersebut merupakan mukjizat dari Allah SWT.

Rasulullah SAW pun turun dari mimbarnya dan mendekap batang pohon kurma tersebut dan berkata, "Seandainya aku tidak mendekapnya, ia akan tetap menjerit hingga hari qiyamah." (Shahih Ibnu Majah)

Dikutip dari buku Jejak-jejak Islam, Kamus Sejarah dan Peradaban Islam dari Masa ke Masa karya Ahmad Rofi'i Usmani, ketika Mu'awiyah bin Abu Sufyan menjadi penguasa pertama Dinasti Umayyah di Damaskus, Suriah, mimbar dengan dua anak tangga milik Rasulullah SAW tersebut diganti dengan mimbar yang terdiri atas enam tangga yang mudah dipindah dan dilengkapi tempat duduk.

Mimbar besar pertama kali digunakan di Masjid Cordoba, Andalusia dan bentuk mimbarnya tersebar ke seluruh kawasan Islam.

Awalnya, tidak semua masjid diperbolehkan memiliki mimbar. Hanya masjid Nabawi saja yang boleh memilikinya. Namun ketika masa pemerintahan Utsman bin Affan, setiap masjid boleh memiliki mimbar. Hingga akhirnya setiap Masjid Raya memiliki mimbar.

Bentuk mimbar di Indonesia ada yang menyerupai singgasana dengan sandaran tangan. Misalnya mimbar Masjid Agung Cirebon yang dibuat dari kayu jati dengan ukiran yang padat, bagian mahkotanya membentuk hiasan, sedangkan pada Masjid Demak, mimbarnya diberi hiasan ukiran dengan cat merah dan kuning emas, dan bagian puncaknya dihiasi dengan motif kaligrafi Arab.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .