Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:05:04

Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu masjid tua yang berada di Pulau Jawa. Masjid yang berada di Jawa Tengah ini disebut sebagai Masjid Menara Kudus lantaran memiliki menara unik yang didesain seperti bangunan candi.

Dikutip dari buku Jelajah Wisata Nusantara (2010) oleh Tri Maya Yulianingsih, Masjid Menara Kudus merupakan hasil akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam. Bagi kamu yang ingin tahu mengenai sejarah dan keunikan Masjid Menara Kudus, simak artikel berikut ini sampai habis, ya.

Dilansir dari situs Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Masjid Menara Kudus dibangun pada tahun 1685 Masehi atau 956 Hijriah oleh Sunan Kudus yang bernama asli Syeh Jafar Shodiq. Nama asli masjid ini adalah Masjid Al-Quds.

Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya

Sunan Kudus merupakan salah satu dari Walisongo yang mempelopori dakwah Islam di Pulau Jawa. Beliau lahir di Al-Quds, Palestina sekitar tahun 1500-an Masehi. Nama Masjid Al-Quds (yang kemudian diucapkan sebagai Kudus) sengaja dipilih untuk mengobati kerinduan Sunan Kudus terhadap tanah kelahirannya.

Sunan Kudus pernah menjadi senopati di Kesultanan Demak. Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang pernah meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Sunan Kudus kemudian mendirikan sebuah masjid dengan akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam agar masyarakat lokal dapat menerima kehadiran Islam dengan baik.

bangunan Masjid Menara Kudus kerap menjadi contoh sempurna akulturasi budaya. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter persegi dengan dikelilingi tembok pembatas yang memisahkannya dengan perkampungan setempat.

Terdapat sebuah gerbang yang menjadi jalan masuk jamaah menuju masjid sekaligus jalan menuju pemakaman bernama "Gapura Bentar" yang bermakna 'gerbang' dalam istilah Hindu. Memasuki halaman masjid, sebuah pemandangan menara akan terlihat.

Umumnya, sebagian besar menara pada masjid memiliki desain seperti tugu. Namun, pada Masjid Menara Kudus, menara didesain seperti bangunan candi. Menara tersebut dibuat dari bata merah dengan tinggi 18 meter dan luas 100 meter persegi.

Secara keseluruhan, gaya arsitektur Masjid Menara Kudus bercorak Hindu dengan struktur dan bentuk atap berupa tambang yang bersusun tiga. Meski demikian, bagian ornamen masjid sangat kental dengan unsur-unsur Arab dan Islam. Ornamen tersebut sekilas mirip dengan yang ada di Masjid Agung Demak dan Masjid Mantingan di Jepara.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Menara Kudus biasanya dijadikan tempat untuk berziarah ke makam Sunan Kudus dan beberapa anggota keluarganya.

Lokasi masjid ini berada di Jalan Menara, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dilansir dari situs Pariwisata Provinsi Jawa Tengah,Masjid Menara Kudus berjarak 1,5 kilometer dari pusat Kota Kudus.

Pengunjung yang ingin berziarah ke makam Sunan Kudus bisa datang selepas salat subuh sampai pukul 24.00 WIB. Itulah sejarah dan keunikan Masjid Menara Kudus disertai sedikit informasi mengenai lokasi dan jam bukanya. Semoga bermanfaat.

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu masjid tua yang berada di Pulau Jawa. Masjid yang berada di Jawa Tengah ini disebut sebagai Masjid Menara Kudus lantaran memiliki menara unik yang didesain seperti bangunan candi.

Dikutip dari buku Jelajah Wisata Nusantara (2010) oleh Tri Maya Yulianingsih, Masjid Menara Kudus merupakan hasil akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam. Bagi kamu yang ingin tahu mengenai sejarah dan keunikan Masjid Menara Kudus, simak artikel berikut ini sampai habis, ya.

Dilansir dari situs Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Masjid Menara Kudus dibangun pada tahun 1685 Masehi atau 956 Hijriah oleh Sunan Kudus yang bernama asli Syeh Jafar Shodiq. Nama asli masjid ini adalah Masjid Al-Quds.

Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya

Gambar Ilustrasi Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya

Sejarah Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Budaya dan Keunikannya

Sunan Kudus merupakan salah satu dari Walisongo yang mempelopori dakwah Islam di Pulau Jawa. Beliau lahir di Al-Quds, Palestina sekitar tahun 1500-an Masehi. Nama Masjid Al-Quds (yang kemudian diucapkan sebagai Kudus) sengaja dipilih untuk mengobati kerinduan Sunan Kudus terhadap tanah kelahirannya.

Sunan Kudus pernah menjadi senopati di Kesultanan Demak. Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang pernah meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Sunan Kudus kemudian mendirikan sebuah masjid dengan akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam agar masyarakat lokal dapat menerima kehadiran Islam dengan baik.

bangunan Masjid Menara Kudus kerap menjadi contoh sempurna akulturasi budaya. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter persegi dengan dikelilingi tembok pembatas yang memisahkannya dengan perkampungan setempat.

Terdapat sebuah gerbang yang menjadi jalan masuk jamaah menuju masjid sekaligus jalan menuju pemakaman bernama "Gapura Bentar" yang bermakna 'gerbang' dalam istilah Hindu. Memasuki halaman masjid, sebuah pemandangan menara akan terlihat.

Umumnya, sebagian besar menara pada masjid memiliki desain seperti tugu. Namun, pada Masjid Menara Kudus, menara didesain seperti bangunan candi. Menara tersebut dibuat dari bata merah dengan tinggi 18 meter dan luas 100 meter persegi.

Secara keseluruhan, gaya arsitektur Masjid Menara Kudus bercorak Hindu dengan struktur dan bentuk atap berupa tambang yang bersusun tiga. Meski demikian, bagian ornamen masjid sangat kental dengan unsur-unsur Arab dan Islam. Ornamen tersebut sekilas mirip dengan yang ada di Masjid Agung Demak dan Masjid Mantingan di Jepara.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Menara Kudus biasanya dijadikan tempat untuk berziarah ke makam Sunan Kudus dan beberapa anggota keluarganya.

Lokasi masjid ini berada di Jalan Menara, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dilansir dari situs Pariwisata Provinsi Jawa Tengah,Masjid Menara Kudus berjarak 1,5 kilometer dari pusat Kota Kudus.

Pengunjung yang ingin berziarah ke makam Sunan Kudus bisa datang selepas salat subuh sampai pukul 24.00 WIB. Itulah sejarah dan keunikan Masjid Menara Kudus disertai sedikit informasi mengenai lokasi dan jam bukanya. Semoga bermanfaat.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .