Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:27:03

Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro

Warga di Kabupaten Batang Hari Jambi menggelar tradisi grebeg suro atau ritual sakral oleh masyarakat. Tradisi tersebut digelar dalam merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah.

"Jadi, tradisi grebeg suro ini kalau kita artikan suro itu berkaitan dengan 1 muharram, dimana 1 muharram adalah tahun baru islam, jadi tradisi ini sebagai bentuk dapat memeriahkan perayaan tahun baru islam," kata Ketua Lembaga Adat Kabupaten Batang Hari Jambi, Fatuddin Abdi kepada detikSumbagsel, Rabu (19/7/2023)

Tradisi Grebeg Suro merupakan kegiatan yang kerap dilaksanakan oleh masyarakat di pulau Jawa termasuk Ponorogo.

Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro

"Apalagi Kabupaten Batang Hari ini juga banyak Etnis yang ada, dan setiap budaya tentunya harus di hargai selagi itu tidak menggangu budaya daerah asal Batang Hari sendiri. Serta pula dari kegiatan grebeg suro tadi juga dipadukan dengan adat Jambi," ujar Fatuddin.

Fatuddin menilai bahwa tradisi budaya Indonesia mesti terus dilestarikan apalagi dalam merayakan tahun baru islam.

"Kalau di Batang Hari ini biasanya setiap perayaan 1 muharram palingan doa sambut awal tahun baru dan doa akhir tahun. Namun karena di Batang Hari juga cukup dominan warga keturunan Jawa, maka mestinya kita harus juga merayakan tahun baru islam, jadi bukan cuman tahun baru masehi saja jadi harus sama," terang Fatuddin.

Akan tetapi, meski begitu bagi Fatuddin tradisi ini juga bukan bentuk jadi bahan kepercayaan buat warga yang nanti bisa melenceng dari ajaran agama.

"Selagi masih tidak melenceng, dan juga terus kita pantau, mala sah-sah saja namanya juga melestarikan budaya yang ada di Indonesia," ucap dia.

Tidak hanya itu saja, dalam kegiatan tradisi grebeg suro tadi yang melaksanakannya bukan warga asli Jawa melainkan warga keturunan Jawa yang telah menjadi warga asli Batang Hari Jambi.

Bahkan, tradisi grebek suro' ini juga bentuk upaya ajang silahturahmi antar sesama muslim di Indonesia baik berbagai suku dan budaya.

"Jadi selagi ini buat merayakan tahun baru islam mau itu warga keturunan Jawa, atau keturunan Medan, lalu Minang atau lainnya sama saja selagi berada di Batang Hari merupakan warga Batang Hari, maka sama-sama dapat merayakannya. Cuman hanya saja tradisi grebeg suro' yang jadi paling sering digelar disini setiap 1 muharram," sebut Fatuddin.

Grebeg suro yang dirayakan tahun ini di Batang Hari dihadirioleh Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Bupati Batang Hari Jambi Fadhil Arief dan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto.

Bupati Batang Hari Jambi, Fadhil Arief menyebut tradisi grebeg suro' yang diadakan di Batang Hari saat ini sudah bercampur dengan kesenian budaya melayu Jambi.

"Jadi tidak lagi 100 persen dengan budaya dan kesenian Jawa. Ibarat pepatah, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, dimana tembilang tercacak disitu tanaman tumbuh," kata Fadhil

Menurut dia, tradisi ini sudah jadi kebiasaan sejak 5 tahun terakhir. Warga juga menggelar tradisi ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

"Tradisi grebeg suro ini kan yang kelima kali ya terselenggara di Kelurahan Sridadi, memang mayoritas masyarakatnya disini berasal dan keturunan Jawa, tetapi bukan Jawa melalui transmigrasi melainkan Jawa keturunan yang merantau ke sini sejak dahulu," ujar Fadhil.

"Ini juga bentuk bersyukur kepada Allah atas rezeki yg diterima tahun ini dan sekaligus berdoa agar di tahun baru hijriah sampai akhir tahun nanti tetap diberikan rezeki yang cukup oleh Allah SWT," sambungnya.

Warga di Kabupaten Batang Hari Jambi menggelar tradisi grebeg suro atau ritual sakral oleh masyarakat. Tradisi tersebut digelar dalam merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah.

"Jadi, tradisi grebeg suro ini kalau kita artikan suro itu berkaitan dengan 1 muharram, dimana 1 muharram adalah tahun baru islam, jadi tradisi ini sebagai bentuk dapat memeriahkan perayaan tahun baru islam," kata Ketua Lembaga Adat Kabupaten Batang Hari Jambi, Fatuddin Abdi kepada detikSumbagsel, Rabu (19/7/2023)

Tradisi Grebeg Suro merupakan kegiatan yang kerap dilaksanakan oleh masyarakat di pulau Jawa termasuk Ponorogo.

Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro

Gambar Ilustrasi Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro

Rayakan Tahun Baru Islam, Warga Jambi Menggelar Grebeg Suro

"Apalagi Kabupaten Batang Hari ini juga banyak Etnis yang ada, dan setiap budaya tentunya harus di hargai selagi itu tidak menggangu budaya daerah asal Batang Hari sendiri. Serta pula dari kegiatan grebeg suro tadi juga dipadukan dengan adat Jambi," ujar Fatuddin.

Fatuddin menilai bahwa tradisi budaya Indonesia mesti terus dilestarikan apalagi dalam merayakan tahun baru islam.

"Kalau di Batang Hari ini biasanya setiap perayaan 1 muharram palingan doa sambut awal tahun baru dan doa akhir tahun. Namun karena di Batang Hari juga cukup dominan warga keturunan Jawa, maka mestinya kita harus juga merayakan tahun baru islam, jadi bukan cuman tahun baru masehi saja jadi harus sama," terang Fatuddin.

Akan tetapi, meski begitu bagi Fatuddin tradisi ini juga bukan bentuk jadi bahan kepercayaan buat warga yang nanti bisa melenceng dari ajaran agama.

"Selagi masih tidak melenceng, dan juga terus kita pantau, mala sah-sah saja namanya juga melestarikan budaya yang ada di Indonesia," ucap dia.

Tidak hanya itu saja, dalam kegiatan tradisi grebeg suro tadi yang melaksanakannya bukan warga asli Jawa melainkan warga keturunan Jawa yang telah menjadi warga asli Batang Hari Jambi.

Bahkan, tradisi grebek suro' ini juga bentuk upaya ajang silahturahmi antar sesama muslim di Indonesia baik berbagai suku dan budaya.

"Jadi selagi ini buat merayakan tahun baru islam mau itu warga keturunan Jawa, atau keturunan Medan, lalu Minang atau lainnya sama saja selagi berada di Batang Hari merupakan warga Batang Hari, maka sama-sama dapat merayakannya. Cuman hanya saja tradisi grebeg suro' yang jadi paling sering digelar disini setiap 1 muharram," sebut Fatuddin.

Grebeg suro yang dirayakan tahun ini di Batang Hari dihadirioleh Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Bupati Batang Hari Jambi Fadhil Arief dan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto.

Bupati Batang Hari Jambi, Fadhil Arief menyebut tradisi grebeg suro' yang diadakan di Batang Hari saat ini sudah bercampur dengan kesenian budaya melayu Jambi.

"Jadi tidak lagi 100 persen dengan budaya dan kesenian Jawa. Ibarat pepatah, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, dimana tembilang tercacak disitu tanaman tumbuh," kata Fadhil

Menurut dia, tradisi ini sudah jadi kebiasaan sejak 5 tahun terakhir. Warga juga menggelar tradisi ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

"Tradisi grebeg suro ini kan yang kelima kali ya terselenggara di Kelurahan Sridadi, memang mayoritas masyarakatnya disini berasal dan keturunan Jawa, tetapi bukan Jawa melalui transmigrasi melainkan Jawa keturunan yang merantau ke sini sejak dahulu," ujar Fadhil.

"Ini juga bentuk bersyukur kepada Allah atas rezeki yg diterima tahun ini dan sekaligus berdoa agar di tahun baru hijriah sampai akhir tahun nanti tetap diberikan rezeki yang cukup oleh Allah SWT," sambungnya.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .