Siti Syarifatul M | Masjid Andalusia Sentul City
2022-09-22 09:50:53MUSIBAH & MASA DEPAN UMMAT
MUSIBAH DAN MASA DEPAN UMMAH
Oleh: Abdurrahman Misno Abu Aisyah
drmisnomei@gmail.com
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala, Rabb dan Ilaah semesta alam. Syukur kepadaNya adalah sebuah keniscayaan, ia menjadi salah satu tanda dari tanda-tanda keimanan seseorang. Syukur yang diawali dengan keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan amal dengan anggota badan.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam, nabiyyina wa habibana Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, kepada seluruh ahli baitnya, para shahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.
Khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada seluruh Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, wasiat taqwa yang bermakna Mengoptimalkan Seluruh Potensi Jiwa dan Raga Kita untuk Mendapatkan Ridha dari Allah Ta’ala.
Hadirin Jamaah Jum’ah rahimakumullah
Sebagai seorang yang beriman kita harus meyakini bahwasanya Al-Qur’an sebagai kalamullah adalah benar datang dari Allah Ta’ala. Sehingga seluruh isinya adalah benar, termasuk khabar yang telah terjadi di masa lalu, kejadian yang sedang terjadi dan sesuatu yang belum terjadi di masa yang akan datang.
Banyaknya kisah-kisah di masa lalu memberikan hikmah kehidupan bagi kita semua, sebagai Kaca Benggala untuk senantiasa mawas diri dan mengambil pelajaran darinya. Kejadian di masa kini memberikan pelajaran untuk selalu menikmati seluruh takdir Ilahi, tanpa perlu berkeluh kesah atau lari dari takdirNya. Khabar di masa yang akan datang memberikan kepada kita masa untuk menyiapkan diri menghadapinya, mengoptimalkan sebanyak-banyaknya perbekalan agar dapat siap dengan segala keadaan.
Masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang adalah makhluk Allah Ta’ala yang diperputarkan di antara manusia, sebagaimana kalamNya:
... dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dzalim, QS. Ali Imran: 140.
Masa berupa hari, bulan, tahun, windu dan abad dipergilirkan di antara manusia, sehingga kadangkala mereka bersuka cita kerana kebahagiaan yang menyapa dalam hari-harinya. Namun tidak jarang musibah datang menimpa hingga air mata tak lagi bisa dibendungnya. Maka, orang yang beriman sangat memahami bagaimana harus menyikapinya, ketika kebahagiaan menyapa maka bersyukur adanya. Demikian pula ketika musibah menimpa maka bersabar dan ikhlas dengan kuasaNya adalah jalan utama.
Hadirin yang berbahagia...
Hari-hari ini kita sedang diberikan cobaan oleh Allah Ta’ala dengan berbagai “musibah” yang menimpa kita dan saudara-saudara kita. Munculnya gempa di berbagai penjuru negeri, banjir yang menyelimuti ibu kota hingga meluapnya air sungai di beberapa wilayah Nusantara. Maka, memahami makna dari musibah dan mengambil hikmah darinya adalah hal utama. Allah Ta’ala berfirman:
... dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. QS. an-Nisâ`:79.
Merujuk pada ayat ini bahwasanya musibah yang meinmpa kita sejatinya berasal dari diri kita sendiri. Imam Qatâdah rahimahullah mengatakan, “Sebagai hukuman bagimu wahai anak Adam, disebabkan karena dosamu”. Maknanya bahwa musibah yang menimpa kita itu adalah karena dosa dan kesalahan yang kita lakukan. Pada ayat yang lainnya ditegaskan:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). QS. Asy-Syûra:30.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Musibah-musibah apa saja yang menimpa kamu wahai Adam, itu hanyalah karena keburukan-keburukan yang telah kamu lakukan. ‘Dan Allâh memaafkan sebagian besar’, dari kesalahan-kesalahan, sehingga Dia tidak membalas kesalahan-kesalahan kamu, bahkan Dia memaafkannya”.
Maka sebagai orang yang beriman sudah selayaknya meyakini bahwa musibah yang terjadi adalah karena ulah tangan manusia, terjadinya banjir adalah karena sistem pengairan yang tidak rapi sehingga air meluap ke daratan. Demikian juga meluapnya air sungai adalah karena hulu sungai yang ditebang pohon-pohonnya sehingga tidak lagi mampu menampung air yang turun dan kemudian semuanya turun dan menyapu daratan sekitarnya. Semua itu karena ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. QS. Ar-Rûm: 41.
Abul-‘Aliyah rahimahullah berkata, “Barangsiapa bermaksiat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi, maka ia telah berbuat kerusakan di muka bumi. Karena kemakmuran bumi dan langit adalah dengan ketaatan”.
Jamaah Jum’ah rahimakumullah...
Ada banyak hikmah di balik musibah, ia bukan hanya sekadar hukuman, teguran, dan cobaan. Bahkan ia menjadi sarana penghapus dosa sekaligus untuk meningkatkan derajat hamba di sisiNya. Maka hakikat musibah sejatinya ada beberapa tingkatan:
Pertama : Sebagai Siksa dan Keutamaan bagi Manusia.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah tha’un (suatu jenis penyakit menular yang mematikan). Beliau memberitahukan kepadaku, bahwa itu merupakan siksaan yang Allâh kirimkan kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan Allâh menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada seorangpun yang tertimpa penyakit tha’un, lalu ia tinggal di kotanya dengan sabar, mengharapkan pahala Allâh serta ia mengetahui bahwa ia tidak tertimpa sesuatu kecuali apa yang telah Allâh tulis (takdirkan) baginya, kecuali orang itu akan mendapatkan semisal pahala syahid”. HR. al-Bukhâri
Kedua : Sebagai Balasan Kesalahan (Kemaksiatan) Manusia.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Musibah-musibah, penyakit-penyakit, kesusahan-kesusahan di dunia merupakan balasan. HR Abu Nu’aim
Dalam hadits yang lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah sepotong kayu melukai seseorang, tergelincirnya telapak kaki, dan terkilirnya urat, kecuali dengan sebab dosa. Dan apa yang Allâh maafkan lebih banyak. HR Ibnu Jarir.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan para sahabatnya dari beberapa kemaksiatan yang menyebabkan bencana. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Hai orang-orang Muhajirin, lima perkara jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allâh agar kamu tidak mendapatinya: (1) Tidaklah perbuatan keji (seperti bakhil, zina, minum khamr, judi, merampok dan lainnya) dilakukan pada suatu masyarakat dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar wabah penyakit thâ’un dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang dahulu yang telah lewat. (2) Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik, kehidupan susah, dan kezhaliman pemerintah. (3) Tidaklah mereka menahan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. (4) Orang-orang tidak membatalkan perjanjian Allâh dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh dari selain mereka (orang-orang kafir) menguasai mereka dan merampas sebagian yang ada di tangan mereka. (5) Dan selama pemimpin-pemimpin (negara, masyarakat) tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan memilih-milih sebagian apa yang Allâh turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.
Ketiga : Sebagai Penebus Dosa.
Dari Abu Sa’id al-Khudri dan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa sesuatu seperti kelelahan, penyakit (yang tetap), kekhawatiran (terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya), kesedihan, gangguan, dan duka-cita karena suatu kejadian, sampai duri yang menusuknya, kecuali Allâh akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu”. [HR al-Bukhâri, no. 5642; Muslim, no. 2572].
Tidaklah menimpa kepada seorang muslim suatu musibah berupa kesalahan, rasa sakit, kegundahan, kesusahan, gangguan dan tidak pula dukacita, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah l akan menghapuskan dengannya dari kesalahan-kesalahannya. HR. Bukhari dan Muslim.
Keempat : Meninggikan Derajat Manusia
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Tatkala seorang laki-laki berjalan tiba-tiba ia mendapati ranting berduri berada di jalan lalu ia menyingkirkannya, Allah Ta’ala memberikan kepadanya pahala dan mengampuninya. HR. at-Tirmidzi.
Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. HR. Tirmidzi.
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka. HR. Ibnu Majah.
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
Ketahuilah bahwa sesungguhnya musibah-musibah menggugurkan dosa-dosa, meninggikan derajat, dan menghasilkan pahala, dengan syarat mengharapkan pahala, oleh karena inilah sepantasnya bagi seseorang ketika ditimpa musibah-musibah dunia untuk meniatkan mengharapkan pahala kepada Allah dengan hal itu, jadi jika dengan hal itu dia mengharapkan pahala maka di samping menggugurkan dosa-dosa padanya juga terdapat pahala dan meninggikan derajat.
Khutbah Kedua
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia...
Sejatinya, berbagai musibah yang menimpa akan menjadikan ummah sebagai dewasa, memahami apa yang tengah terjadi dan menyiapkan diri menghadapi hari-hari ke hadapan. Karena hari-hari yang akan datang akan banyak terjadi bala, cobaan dan fitnah bagi ummah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Akan datang suatu zaman, di mana orang yang bersabar dari mereka di atas agamanya, laksana orang yang memegang bara api. HR. Bukhari.
Riwayat yang lainnya menyebutkan:
Sesungguhnya di belakang kalian (nanti) ada hari-hari, di mana bersabar pada waktu tersebut seperti halnya memegang bara api. Orang yang beramal di waktu tersebut seperti (mendapat) pahala 50 orang, yang beramal seperti amal kalian.
Saat ini kita sedang menuju akhir zaman, fenomena alam berupa gempa bumi, gerhana dan penurunan muka tanah adalah beberapa tanda datangnya hari kiamat. Rasulullah bersabda:
Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi. HR. Bukhari.
Riwayat yang lainnya menyebutkan:
Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini (yakni gerhana, pent), tidaklah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun Allah hendak menakut-nakuti para hamba-Nya dengannya. Apabila kalian melihatnya, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan istighfar (memohon ampun) kepada-Nya. HR. Bukhori dan Muslim.
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah: diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, dan merajalelanya perzinaan. HR. Bukhari.
Semua fenomena itu kini telah nampak di depan mata, umat Islam yang banyak jumlahnya ternyata seperti hidangan yang dikerumuni oleh banyak musuh-mushnya. Internal umat Islam sendiri rapuh karena bangga dengan kelompok dan golongannya masing-masing. Mereka saling berebut dunia hingga banyak mengorbankan agama. Yakinlah, semua itu sudah menjadi takdirNya, dan benarlah sabda rasul yang mulia.
Maka menyiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan fitnah adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim. Membekali diri dengan ilmu, iman dan takwa adalah solusi utama, agar kita siap dengan segala hal yang akan menimpa.
Wallahu A'lam Bisshowab
Tentang Penulis
Siti Syarifatul M | Masjid Andalusia Sentul City
| Jl. Ir. H. Djuanda No.78 Sentul City Bogor 16810 Jawa Barat
PRAKATA
Andalusia islamic center hadir karena kepedulian akan masalah besar bangsa dan ummat islam Indonesia yang didominasi oleh kemiskinan, keterbelakangan pendidikan serta rendahnya moralitas baik ditingkat birokrasi maupun swasta. besar harapan kami, dengan segala kekurangan, Andalusia Islamic Center dapat menjadi Oase Spiritual, lntelektual dan Pemberdayaan finansial ummat yang berlandaskan nilai-nilai luhur spiritual Islam Alhamdulillah sejak pendiriannya tahun 2008 Andalusia Islamic Center telah berkiprah dalam bidang sosial, dakwah dan pemberdayaan ekonomi. hal ini meliputi antara lain:
Sarana lbadah
Kajian Keislaman harian, Mingguan dan Bulanan
Prohram Tahfidz Untuk Berbagai Umur
Pemberdayaan Ekonomi Mikro
Santunan Yatim dan Dhuafa
Pembinaan Muallaf
Peringatan Hari Besar Islam
Seiring dengan perkembangan ragam program dan skala kegiatan Andalusia membutuhkan ruangan dan tempat yang lebih memadai. oleh karena itu Andalusia berusaha memperluas sisi selatan masjid sebagai bentuk dukungan akomodasi bagi kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruangan lebih memadai mengingat Andalusia adalah milik bersama dan dibangun atas tanah wakaf, dengan segala kerendahan hati kami mengundang bapak/ibu sekalian untuk ikut berpartisipasi menyempurnakannya dalam bentuk waqaf, infaq dan sedekah maupun Corporate Sosial responsibility (CSR). besar harapan kami dami dapat membantu mencerdaskan dan memberdayakan bangsa ke tingkat yang lebih tinggi secara kolektiv dan berjamaah. ammiinn ...
VISI & MISI
VISI
Menjadi Oase spiritual, finansial, dan intelektual Silam yang memberikan pencerahan dan kesejukan serta pemberdayaan ummat
MISI
Menyelenggarakan program-program tahfidz, tahsin dan tafsir Al-Quran. Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan, membina para muhtadin, serta berbagai kegiatan spiritual, intelektual dan komersial pendukung lainnya sebagai pencerahan dan pemberdayaan ummat.
TAZKIA VALUE
T.A.Z.K.I.A
Tauhid Amanah Zero defect & quality Knowledge & competency Inovatif & istiqomah Achievement through teamwork