Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:28:57

Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ

Masjid Tua Lamuru merupakan salah satu masjid kuno di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyimpan jejak penyebaran Islam, khususnya di Kabupaten Bone. Namun, Masjid Bersejarah ini sudah terbengkalai dan saat ini dihuni orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

Jika dilihat dari bagian depan, masjid yang menjadi saksi penyebaran Islam di Kabupaten Bone tersebut masih terlihat bentuk aslinya. Namun, masjid ini terlihat sangat kumuh.

Dinding luar bagian depan masjid yang dicat warna putih tampak sudah memudar. Pada sisi bangunan lainnya, beberapa bagian dinding masjid tampak sudah berlumut.

Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ

Bagian bangunan yang terbuat dari kayu juga sudah mulai keropos dan dimakan rayap. Atap masjid yang terbuat dari seng tampak sudah mengalami korosi dan beberapa bagian banyak yang bocor.

Masjid Lamuru mulanya dibangun pada tahun 1896 saat agama Islam mulai masuk ke wilayah tersebut. bangunan tersebut dibangun di masa pemerintahan Datu Lamuru ke V La Cella Matinroe Ri Tengana Soppeng yang merupakan Datu Lamuru pertama yang memeluk agama Islam.

Kala itu, bangunan ini hanya berupa sebuah tempat beribadah atau langgara yang digunakan masyarakat untuk beribadah. Bagunan ini diibuat dari tumpukan gelondongan potongan pohon yang diikat menggunakan ijuk yang dijadikan dinding, sedangkan bagian atapnya terbuat dari lemme atau ijuk.

"Awalnya ini adalah Langgara atau tempat rumah ibadah. Itu setelah masuknya Islam di Lamuru," ujar Polisi Khusus (Polsus) Cagar Budaya Makassar Ahmad Yani saat ditemui detikSulsel di Lamuru, Kamis (30/3/2023).Masjid Kuno Lamuru dan Kompleks Pemakaman Raja-raja LamuruKondisi Masjid Kuno Lamuru tampak dari sisi belakang (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)

Seiring berjalannya waktu, jumlah pemeluk agama Islam di wilayah itu semakin bertambah. bangunan tersebut kemudian beberapa kali direnovasi. Pada tahun 1973, bangunan tersebut diganti menjadi musala.

"Pada tahun 1937 umat Islam di Lamuru mengganti rumah besar tersebut sebagai musala. Karena sudah banyaknya orang memeluk Islam," ungkap Ahmad.

Musala tersebut digunakan hingga tahun 1980-an hingga akhirnya diubah menjadi masjid. Namun, kini masjid tersebut tak lagi difungsikan sebagai tempat beribadah umat Muslim.

Ahmad menjelaskan, Masjid Lamuru ini tak lagi digunakan sebab di samping Masjid Lamuru telah dibangun sebuah masjid 'pengganti' tepat di sampingnya. Masjid baru tersebut bernama Masjid Besar Nurul Iman Lalebata.

"Warga Lamuru sudah membangun masjid tepat di samping masjid tua itu yang lebih besar dan lebih megah," ungkapnya.

Ahmad menjelaskan, Masjid Lamuru yang kini sudah tak difungsikan sebagai tempat ibadah dihuni oleh ODGJ yang merupakan warga Lamuru. Dulunya ODGJ itu tinggal di masjid yang baru, namun dia diusir kemudian pindah di masjid tua tersebut.

"Dia tinggal di situ merawat masjid tua itu, dia juga membersihkan di dalam masjid dan pekarangannya. Tapi kadang kalau masuk ki dia kejar ki, kadang juga tidak. Dia mi memang menjaga itu masjid setiap hari," jelasnya.

Masjid Tua Lamuru kini menjadi milik kebudayaan atas pengawasan dan dibina langsung oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel. Masjid ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

---

Artikel ini telah tayang di detikSulsel.

Masjid Tua Lamuru merupakan salah satu masjid kuno di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyimpan jejak penyebaran Islam, khususnya di Kabupaten Bone. Namun, Masjid Bersejarah ini sudah terbengkalai dan saat ini dihuni orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).

Jika dilihat dari bagian depan, masjid yang menjadi saksi penyebaran Islam di Kabupaten Bone tersebut masih terlihat bentuk aslinya. Namun, masjid ini terlihat sangat kumuh.

Dinding luar bagian depan masjid yang dicat warna putih tampak sudah memudar. Pada sisi bangunan lainnya, beberapa bagian dinding masjid tampak sudah berlumut.

Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ

Gambar Ilustrasi Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ

Masjid Kuno di Sulsel, dari Pusat Penyebaran Islam Jadi Rumah ODGJ

Bagian bangunan yang terbuat dari kayu juga sudah mulai keropos dan dimakan rayap. Atap masjid yang terbuat dari seng tampak sudah mengalami korosi dan beberapa bagian banyak yang bocor.

Masjid Lamuru mulanya dibangun pada tahun 1896 saat agama Islam mulai masuk ke wilayah tersebut. bangunan tersebut dibangun di masa pemerintahan Datu Lamuru ke V La Cella Matinroe Ri Tengana Soppeng yang merupakan Datu Lamuru pertama yang memeluk agama Islam.

Kala itu, bangunan ini hanya berupa sebuah tempat beribadah atau langgara yang digunakan masyarakat untuk beribadah. Bagunan ini diibuat dari tumpukan gelondongan potongan pohon yang diikat menggunakan ijuk yang dijadikan dinding, sedangkan bagian atapnya terbuat dari lemme atau ijuk.

"Awalnya ini adalah Langgara atau tempat rumah ibadah. Itu setelah masuknya Islam di Lamuru," ujar Polisi Khusus (Polsus) Cagar Budaya Makassar Ahmad Yani saat ditemui detikSulsel di Lamuru, Kamis (30/3/2023).Masjid Kuno Lamuru dan Kompleks Pemakaman Raja-raja LamuruKondisi Masjid Kuno Lamuru tampak dari sisi belakang (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)

Seiring berjalannya waktu, jumlah pemeluk agama Islam di wilayah itu semakin bertambah. bangunan tersebut kemudian beberapa kali direnovasi. Pada tahun 1973, bangunan tersebut diganti menjadi musala.

"Pada tahun 1937 umat Islam di Lamuru mengganti rumah besar tersebut sebagai musala. Karena sudah banyaknya orang memeluk Islam," ungkap Ahmad.

Musala tersebut digunakan hingga tahun 1980-an hingga akhirnya diubah menjadi masjid. Namun, kini masjid tersebut tak lagi difungsikan sebagai tempat beribadah umat Muslim.

Ahmad menjelaskan, Masjid Lamuru ini tak lagi digunakan sebab di samping Masjid Lamuru telah dibangun sebuah masjid 'pengganti' tepat di sampingnya. Masjid baru tersebut bernama Masjid Besar Nurul Iman Lalebata.

"Warga Lamuru sudah membangun masjid tepat di samping masjid tua itu yang lebih besar dan lebih megah," ungkapnya.

Ahmad menjelaskan, Masjid Lamuru yang kini sudah tak difungsikan sebagai tempat ibadah dihuni oleh ODGJ yang merupakan warga Lamuru. Dulunya ODGJ itu tinggal di masjid yang baru, namun dia diusir kemudian pindah di masjid tua tersebut.

"Dia tinggal di situ merawat masjid tua itu, dia juga membersihkan di dalam masjid dan pekarangannya. Tapi kadang kalau masuk ki dia kejar ki, kadang juga tidak. Dia mi memang menjaga itu masjid setiap hari," jelasnya.

Masjid Tua Lamuru kini menjadi milik kebudayaan atas pengawasan dan dibina langsung oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel. Masjid ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

---

Artikel ini telah tayang di detikSulsel.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .