Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:29:29

Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun

Masjid Gadang Balai Nan Duo atau disebut juga Masjid Tuo Koto Nan Ampek merupakan Masjid Bersejarah di Payakumbuh. Usianya hampir 200 tahun.

Kota Payakumbuh di Sumatera Barat memiliki sejumlah destinasi bersejarah. Selain memiliki salah satu rumah gadang tertua, di sana juga terdapat masjid tertua yang hingga kini masih digunakan untuk beribadah.

Masjid Gadang Balai Nan Duo hanya berjarak 200 meter dari Rumah Gadang Balai Nan Duo yang legendaris. Masjid ini mudah ditemukan karena memiliki arsitektur Minangkabau klasik yang menjadi ciri khas masjid tersebut.

Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun

Masjid Gadang Balai Nan Duo memiliki atap tumpang tiga yang mulanya ditutupi ijuk namun karena sekarang sulit ditemukan maka diganti dengan seng. Kemudian pada bagian kemuncaknya berupa mustoko yang runcing di atas.

Antara atap yang atas dengan bawahnya diberi dinding papan yang berhiaskan ukiran matahari. Sementara antara atap tengah dan bawah juga diberi pembatas dinding papan dengan ukiran yang hampir sama.

Selain bagian atapnya yang unik, bangunan masjid ini juga punya ciri khas berupa bentuk bujur sangkar dengan ukuran 17,6 m x 17,9 m yang berada dalam areal seluas 45,5 m x 43 m x 50 m. Secara umum, bangunan masjid ini berbahan kayu yang digunakan sebagai dinding, loteng, dan lantai.

Sementara untuk tiang-tiang masjid menggunakan batang kelapa. Tiang-tiang ini masih kokoh berdiri dan masih mempertahankan batang kelapa. Hanya saja, pada bagian luarnya dilapisi triplek. Masjid ini memiliki 21 tiang penyangga yang terletak di tengah-tengah ruang masjid.

Jika dilihat secara umum, ilmu arsitektur yang digunakan sama dengan pembangunan rumah gadang yang tahan gempa. Hal inilah yang membuat Masjid Gadang Balai Nan Duo tak lekang oleh zaman.

Masjid Gadang Balai Nan Duo diyakini berusia hampir 200 tahun. Sejumlah literatur mengatakan bahwa masjid ini dibangun sekitar tahun 1840.

Pada saat itu, wilayah Payakumbuh dipimpin Regent bernama Sutan Chedoh atau Tuanku Nan Cheduk. Lahan yang digunakan untuk pembangunan masjid merupakan tanah wakaf dari empat kaum yaitu kaum Datuk Rajo Mantiko Alam, datuk Bangso Dirajo Nan Hitam, Datuk Paduko Majo Lelo, dan Datuk Sinaro Kayo.

Sementara untuk pendiriannya dipimpin tiga datuk dari tiga suku yang berbeda, yaitu Datuk Kuning dari Suku Kampai, Datuk Pangkai Sinaro dari Suku Piliang, dan Datuk Siri Dirajo dari Suku Melayu.

Masjid Gadang Balai Nan Duo atau disebut juga Masjid Tuo Koto Nan Ampek merupakan Masjid Bersejarah di Payakumbuh. Usianya hampir 200 tahun.

Kota Payakumbuh di Sumatera Barat memiliki sejumlah destinasi bersejarah. Selain memiliki salah satu rumah gadang tertua, di sana juga terdapat masjid tertua yang hingga kini masih digunakan untuk beribadah.

Masjid Gadang Balai Nan Duo hanya berjarak 200 meter dari Rumah Gadang Balai Nan Duo yang legendaris. Masjid ini mudah ditemukan karena memiliki arsitektur Minangkabau klasik yang menjadi ciri khas masjid tersebut.

Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun

Gambar Ilustrasi Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun

Masjid Gadang Balai Nan Duo, Kokoh Berdiri Nyaris 200 Tahun

Masjid Gadang Balai Nan Duo memiliki atap tumpang tiga yang mulanya ditutupi ijuk namun karena sekarang sulit ditemukan maka diganti dengan seng. Kemudian pada bagian kemuncaknya berupa mustoko yang runcing di atas.

Antara atap yang atas dengan bawahnya diberi dinding papan yang berhiaskan ukiran matahari. Sementara antara atap tengah dan bawah juga diberi pembatas dinding papan dengan ukiran yang hampir sama.

Selain bagian atapnya yang unik, bangunan masjid ini juga punya ciri khas berupa bentuk bujur sangkar dengan ukuran 17,6 m x 17,9 m yang berada dalam areal seluas 45,5 m x 43 m x 50 m. Secara umum, bangunan masjid ini berbahan kayu yang digunakan sebagai dinding, loteng, dan lantai.

Sementara untuk tiang-tiang masjid menggunakan batang kelapa. Tiang-tiang ini masih kokoh berdiri dan masih mempertahankan batang kelapa. Hanya saja, pada bagian luarnya dilapisi triplek. Masjid ini memiliki 21 tiang penyangga yang terletak di tengah-tengah ruang masjid.

Jika dilihat secara umum, ilmu arsitektur yang digunakan sama dengan pembangunan rumah gadang yang tahan gempa. Hal inilah yang membuat Masjid Gadang Balai Nan Duo tak lekang oleh zaman.

Masjid Gadang Balai Nan Duo diyakini berusia hampir 200 tahun. Sejumlah literatur mengatakan bahwa masjid ini dibangun sekitar tahun 1840.

Pada saat itu, wilayah Payakumbuh dipimpin Regent bernama Sutan Chedoh atau Tuanku Nan Cheduk. Lahan yang digunakan untuk pembangunan masjid merupakan tanah wakaf dari empat kaum yaitu kaum Datuk Rajo Mantiko Alam, datuk Bangso Dirajo Nan Hitam, Datuk Paduko Majo Lelo, dan Datuk Sinaro Kayo.

Sementara untuk pendiriannya dipimpin tiga datuk dari tiga suku yang berbeda, yaitu Datuk Kuning dari Suku Kampai, Datuk Pangkai Sinaro dari Suku Piliang, dan Datuk Siri Dirajo dari Suku Melayu.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .