Masjid Al-Azhar, Warisan Arsitektur Era Daulah Fatimiyah
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:02:41

Masjid Al-Azhar, Warisan Arsitektur Era Daulah Fatimiyah

Daulah Fatimiyah memiliki ciri arsitektur yang khas terutama pada bangunan masjid. Salah satu masjid yang dibangun dengan keindahan arsitektur pada masa Daulah Fatimiyah adalah Masjid Al-Azhar.

Masjid Al-Azhar berdiri di tanah Kairo, Mesir. Masjid ini menjadi pelopor arsitektur era Fatimiyah.

Dirangkum dari buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi, Masjid Al-Azhar didirikan oleh panglima Dinasti Fathimiyah yang bernama Jauhar al-Katib al-Siqli.

Masjid Al-Azhar, Warisan arsitektur Era Daulah Fatimiyah

Masjid Al-Azhar dibangun pada 970 M atas perintah Khalifah al-Muiz Lidinillah. Pada masa itu, Masjid Al-Azhar berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus menjadi tempat melakukan propaganda ajaran syi'ah dan lambang kepemimpinan spiritual umat Islam.

Masjid Al-Azhar dibangun mulai 4 April 970 M/24 Jumadil Ula 359 H dan selesai pada 7 Ramadan 361 H/22 Juni 972 M. Bentuk peresmian Masjid Al-Azhar ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat bersama.

Nama asli Masjid Al-Azhar adalah Masjid Al-Qahirah atau Al-Jami'al Qahirah. Namun, namanya dikenal dengan Masjid Al-Azhar.

Tidak dapat diketahui mengapa Masjid Al-Qahirah berganti nama menjadi Masjid Al-Azhar. Menurut sebagian para ahli, penamaan masjid tersebut berawal dari usulan wazir Khalifah Al-Aziz billah yang bernama Ya'kub bin Saniyah Qura'ah. Usulan tersebut dinisbatkan dengan nama istana khalifah Al-Qhusur al-Zahirah atau dikaitkan dengan Fatimah Al-Zahrah (putri Nabi Muhammad SAW).

Pendapat lain mengatakan bahwa penamaan tersebut dikaitkan dengan nama planet Venus yang mempunyai cahaya yang cemerlang. Diharapkan dengan nama tersebut, masjid ini membawa sinar terang dan kejayaan umat Islam yang dapat menyinari dunia.

Rizem Aizid dalam buku Pesona Baghdad dan Andalusia menggambarkan arsitektur Masjid Al-Azhar merupakan perpaduan gaya Masjid Ibnu Thulun di Mesir dan gaya Persia dengan menara yang menjadi ciri khas Irak Utara.

Masjid Al-Azhar memiliki menara yang menjulang dengan satu kubah besar. Ada juga beberapa kubah kecil. Dijelaskan dalam buku arsitektur Masjid karya Achmad Fanani, model kubah Masjid Al-Azhar serupa dengan kubah hijau di atas bilik Rasulullah SAW di Masjid Nabawi, Madinah.

Tidak hanya sebagai tempat ibadah dan propaganda ajaran Syi'ah, Masjid Al-Azhar juga berfungsi sebagai Madrasah Tinggi di Kairo, Mesir. Setelah resmi menjadi masjid negara, kegiatan ilmiah pertama Masjid Al-Azhar dilakukan ketika para ilmuwan Fuqaha dan pejabat Fathimiyah berkumpul untuk mendengarkan ceramah umum Abu Al-Hasan Nu'man bin Muhammad Al-Qirawaniy. Kegiatan tersebut berlangsung pada Oktober 975 M/Shafar 365 H.

Kemudian, Al-Azhar difungsikan sebagai pusat kegiatan belajar, baik di Halaqah atau di Kuttab. Para pengajarnya berasal dari bani Nu'man yang mengajar di tempat tersebut sampai 369 M/979 M.

Al-Azhar mulai menampakkan diri sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ciri akademis setelah para fuqaha atau guru-guru pertama mengajar di sana. Hal tersebut terjadi pada masa Daulah Fathimiyah pemerintahan Khalifah Al-Aziz billah dan Wazir Ibnu Kilis.

Merujuk pada buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karya Abdul Syukur al-Azizi, sejarah mencatat Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan Islam yang dikenal sebagai universitas tertua di dunia. Tidak hanya ilmu agama Islam saja yang diajarkan, Al-Azhar juga mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti kedokteran, matematika, sejarah, logika, dan sebagainya.

Al-Azhar juga mempunyai peran penting dalam perkembangan pendidikan di Eropa. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemakaian seragam sekolah, pengembangan tradisi diskusi, dan penjurusan dua buah fakultas (graduate dan undergraduate).

Daulah Fatimiyah memiliki ciri arsitektur yang khas terutama pada bangunan masjid. Salah satu masjid yang dibangun dengan keindahan arsitektur pada masa Daulah Fatimiyah adalah Masjid Al-Azhar.

Masjid Al-Azhar berdiri di tanah Kairo, Mesir. Masjid ini menjadi pelopor arsitektur era Fatimiyah.

Dirangkum dari buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi, Masjid Al-Azhar didirikan oleh panglima Dinasti Fathimiyah yang bernama Jauhar al-Katib al-Siqli.

Masjid Al-Azhar, Warisan Arsitektur Era Daulah Fatimiyah

Gambar Ilustrasi Masjid Al-Azhar, Warisan Arsitektur Era Daulah Fatimiyah

Masjid Al-Azhar, Warisan arsitektur Era Daulah Fatimiyah

Masjid Al-Azhar dibangun pada 970 M atas perintah Khalifah al-Muiz Lidinillah. Pada masa itu, Masjid Al-Azhar berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus menjadi tempat melakukan propaganda ajaran syi'ah dan lambang kepemimpinan spiritual umat Islam.

Masjid Al-Azhar dibangun mulai 4 April 970 M/24 Jumadil Ula 359 H dan selesai pada 7 Ramadan 361 H/22 Juni 972 M. Bentuk peresmian Masjid Al-Azhar ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat bersama.

Nama asli Masjid Al-Azhar adalah Masjid Al-Qahirah atau Al-Jami'al Qahirah. Namun, namanya dikenal dengan Masjid Al-Azhar.

Tidak dapat diketahui mengapa Masjid Al-Qahirah berganti nama menjadi Masjid Al-Azhar. Menurut sebagian para ahli, penamaan masjid tersebut berawal dari usulan wazir Khalifah Al-Aziz billah yang bernama Ya'kub bin Saniyah Qura'ah. Usulan tersebut dinisbatkan dengan nama istana khalifah Al-Qhusur al-Zahirah atau dikaitkan dengan Fatimah Al-Zahrah (putri Nabi Muhammad SAW).

Pendapat lain mengatakan bahwa penamaan tersebut dikaitkan dengan nama planet Venus yang mempunyai cahaya yang cemerlang. Diharapkan dengan nama tersebut, masjid ini membawa sinar terang dan kejayaan umat Islam yang dapat menyinari dunia.

Rizem Aizid dalam buku Pesona Baghdad dan Andalusia menggambarkan arsitektur Masjid Al-Azhar merupakan perpaduan gaya Masjid Ibnu Thulun di Mesir dan gaya Persia dengan menara yang menjadi ciri khas Irak Utara.

Masjid Al-Azhar memiliki menara yang menjulang dengan satu kubah besar. Ada juga beberapa kubah kecil. Dijelaskan dalam buku arsitektur Masjid karya Achmad Fanani, model kubah Masjid Al-Azhar serupa dengan kubah hijau di atas bilik Rasulullah SAW di Masjid Nabawi, Madinah.

Tidak hanya sebagai tempat ibadah dan propaganda ajaran Syi'ah, Masjid Al-Azhar juga berfungsi sebagai Madrasah Tinggi di Kairo, Mesir. Setelah resmi menjadi masjid negara, kegiatan ilmiah pertama Masjid Al-Azhar dilakukan ketika para ilmuwan Fuqaha dan pejabat Fathimiyah berkumpul untuk mendengarkan ceramah umum Abu Al-Hasan Nu'man bin Muhammad Al-Qirawaniy. Kegiatan tersebut berlangsung pada Oktober 975 M/Shafar 365 H.

Kemudian, Al-Azhar difungsikan sebagai pusat kegiatan belajar, baik di Halaqah atau di Kuttab. Para pengajarnya berasal dari bani Nu'man yang mengajar di tempat tersebut sampai 369 M/979 M.

Al-Azhar mulai menampakkan diri sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ciri akademis setelah para fuqaha atau guru-guru pertama mengajar di sana. Hal tersebut terjadi pada masa Daulah Fathimiyah pemerintahan Khalifah Al-Aziz billah dan Wazir Ibnu Kilis.

Merujuk pada buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karya Abdul Syukur al-Azizi, sejarah mencatat Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan Islam yang dikenal sebagai universitas tertua di dunia. Tidak hanya ilmu agama Islam saja yang diajarkan, Al-Azhar juga mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti kedokteran, matematika, sejarah, logika, dan sebagainya.

Al-Azhar juga mempunyai peran penting dalam perkembangan pendidikan di Eropa. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemakaian seragam sekolah, pengembangan tradisi diskusi, dan penjurusan dua buah fakultas (graduate dan undergraduate).

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .