Israel Hancurkan Masjid Terbesar ke-2 di Gaza yang Ada Sejak 600 Tahun

Gambar Ilustrasi Israel Hancurkan Masjid Terbesar ke-2 di Gaza yang Ada Sejak 600 Tahun

Salah satu masjid bersejarah bagi penduduk lokal di Jalur Gaza kini sudah rata dengan tanah. Serangan udara dari tentara pendudukan Israel hanya menyisakan puing-puing bangunan tersebut.

Dilaporkan kantor berita Yaman, SABA, pasukan Israel menargetkan roket besarnya ke arah Masjid Ben Othman atau Ibn Uthman pada Selasa (2/7/2024). Masjid yang berlokasi di jantung Shuja'iya, sebelah timur Gaza itu merupakan masjid terbesar di sana setelah Masjid Omari Al Kabir di wilayah Al Daraj.

Masjid ini dikenal sebagai Masjid Agung bagi penduduk wilayah Shuja'iya karena wilayahnya yang luas dan bangunan yang megah. Apalagi, masjid ini sudah memberi dampak besar pada kehidupan mereka selama berabad-abad sejak didirikan lebih dari 600 tahun yang lalu.

Israel Hancurkan Masjid Terbesar ke-2 di Gaza yang Ada Sejak 600 Tahun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlu dicatat bahwa masjid Ibn Uthman sudah menjadi sasaran penyerangan Zionis di Jalur Gaza sejak dulu. Dalihnya, masjid tersebut dianggap sebagai pusat konfrontasi dengan pasukan Zionis pada saat meletusnya pemberontakan penduduk Palestina (intifada pertama) pada Desember 1987 lalu.

Masjid Ibn Uthman didirikan pada abad ke-15 Masehi pada Pemerintahan Burji Mamluk oleh Sheikh Ahmad bin Muhammad bin Uthman. Masjid bergaya Mamluk ini meliputi area seluas 2.000 meter persegi dengan 400 meter di antaranya adalah area utama dan dua pintu gerbang yang menghadap ke pasar Shuja'iya.

Tak hanya menyasar masjid bersejarah, tentara Israel juga melanjutkan operasi militernya di lingkungan penduduk Shuja'iya. Anadolu Agency menerima laporan dari saksi mata, serangan udara Israel menghancurkan ratusan rumah di lingkungan tersebut.

Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza Mahmoud Basal mengatakan pihaknya sudah banyak menerima keluhan dari penduduk setempat. Banyak keluarga yang terjebak di Shuja'iya selama berhari-hari dan tidak dapat mengungsi karena Israel tidak menghentikan serangan di wilayah tersebut.