Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:25:46

Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat

Selama seminggu, ada dua laporan aksi pembakaran secara sengaja dari dua masjid yang berbeda di Adelaide, Australia Selatan. Muslim di Australia menyebut ini sebagai bentuk Islamofobia yang meningkat imbas konflik Israel-Hamas.

Polisi setempat menemukan sebuah tabung gas terbakar di samping pagar Masjid Al Khalil di Woodville Utara pada Senin, 23 Oktober 2023 dini hari. Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, namun akibatnya dinding bata yang mengelilingi masjid mengalami kerusakan.

Peristiwa serupa terjadi setelah kejadian serupa di luar Masjid Marion di Park Holme pada Kamis, 19 Oktober 2023 lalu. Petugas menemukan rerumputan yang berada di dekat masjid tersebut terbakar.

Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat

Polisi meyakini, kebakaran rumput yang terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat hingga merusak tiang listrik tersebut sengaja dinyalakan oleh oknum tertentu.

Anggota Dewan Masyarakat Islam Australia Selatan Silma Ihram mengatakan bahwa insiden kebakaran di masjid-masjid di Adelaide tersebut bukan hanya sebuah kebetulan meski dampaknya berupa kerusakan kecil.

Ihram mengatakan, dirinya khawatir ada perubahan sikap masyarakat mayoritas pada komunitas muslim di Australia imbas konflik geopolitik Hamas-Israel yang memanas.

"Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan tetangga kami di seluruh masjid dan sekolah kami," cerita Ihram kepada ABC Radio Adelaide.

"Tetapi ketika insiden seperti ini terjadi, hal ini berarti bahwa orang-orang mulai membenci tetangga mereka, rekan-rekan mereka, dan jumlah pelecehan meningkat, tindakan vandalisme kecil menjadi lebih ekstrim," sambung dia lagi.

Anggota Dewan Masyarakat Islam lainnya Omar Smadi menyatakan keyakinannya bahwa tiap insiden kebakaran tersebut ada unsur kebencian di baliknya. Terbukti, insiden tersebut telah menimbulkan ketakutan di komunitas Islam Australia.

Smadi menambahkan, ada peningkatan serangan Islamofobia sejak pecahnya perang Israel-Hamas. "Ada sesuatu yang sedang terjadi di luar sana dan kami sangat prihatin. Kami merasa menjadi sasaran karena konflik di Timur Tengah," ungkapnya.

Secara terpisah, Anggota Dewan Islamophobia Register Ihram menambahkan, ada peningkatan laporan pelecehan yang dialami komunitas muslim di Australia. "Hal ini membuat kehidupan menjadi sangat stres bagi komunitas yang sudah merasa stres dengan apa yang terjadi di Palestina," katanya.

Hal serupa disampaikan seorang Direktur Eksekutif Islamophobia Register Sharara Attai. Ia mengaku menerima 51 laporan insiden Islamofobia dalam dua minggu pertama sejak 7 Oktober 2023--pecahnya konflik Israel-Hamas.

Dilaporkan media lokal 7News, seorang wanita muslim Australia mengaku pernah ditanya oleh masyarakat setempat apakah dia orang Palestina saat dalam perjalanan menuju protes pro-Palestina. Seseorang kemudian menyumpahinya untuk mati.

"Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Gaza dan Israel, dan dukungan media dan politisi Barat terhadap Israel, telah memicu pola pikir ini di kalangan kelompok tertentu, menyebabkan ketakutan terhadap Islam dan umat Islam meningkat," ujarnya.

Perdana Menteri (PM) Australia Selatan Peter Malinauskas menerima laporan kekhawatiran yang dilontarkan oleh sejumlah anggota komunitas muslim mengenai peningkatan Islamofobia. Ia mengatakan tidak akan memberi 'tempat' tindakan Islamofobia di Australia Selatan.

"Tidak ada tempat untuk serangan bermotif rasial terhadap tempat ibadah mana pun, baik Islam atau lainnya," ujarnya kepada ABC News Breakfast.

Berkenaan dengan hal itu, Malinauskas juga mengatakan polisi akan mulai meningkatkan patroli di dekat tempat ibadah menyusul laporan percobaan pembakaran di masjid-masjid di Adelaide.

"Kami sebagai pemerintah tetap waspada untuk berpihak pada komunitas Islam dan Yahudi secara setara selama mereka mewakili tujuan mereka masing-masing secara damai dan sesuai dengan nilai-nilai yang menurut saya dianut sebagian besar warga Australia," katanya.

Secara terpisah, Anggota Parlemen Majelis Tinggi Australia Selatan sekaligus anggota parlemen negara bagian muslim pertama di Australia Mira El Dannawi mengatakan bahwa saat ini merupakan masa sulit bagi komunitas muslim di Australia.

"Islamofobia, ujaran kebencian, dan perilaku ekstremis tidak memiliki tempat di negara kita dan tidak dapat ditoleransi," ujarnya.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri dan Senator Australia Selatan Penny Wong, mengaku terkejut dengan laporan pembakaran di masjid-masjid Adelaide dalam sebuah postingan di media sosialnya pada Selasa (24/10/2023).

Lebih lanjut, Wong mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melawan Islamofobia.

"Kita semua--termasuk setiap pemimpin politik--harus bersatu melawan Islamofobia. Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk menyerukan diskriminasi, ujaran kebencian, dan prasangka di mana pun kita melihatnya," pungkasnya.

Selama seminggu, ada dua laporan aksi pembakaran secara sengaja dari dua masjid yang berbeda di Adelaide, Australia Selatan. Muslim di Australia menyebut ini sebagai bentuk Islamofobia yang meningkat imbas konflik Israel-Hamas.

Polisi setempat menemukan sebuah tabung gas terbakar di samping pagar Masjid Al Khalil di Woodville Utara pada Senin, 23 Oktober 2023 dini hari. Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, namun akibatnya dinding bata yang mengelilingi masjid mengalami kerusakan.

Peristiwa serupa terjadi setelah kejadian serupa di luar Masjid Marion di Park Holme pada Kamis, 19 Oktober 2023 lalu. Petugas menemukan rerumputan yang berada di dekat masjid tersebut terbakar.

Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat

Gambar Ilustrasi Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat

Imbas Konflik Israel-Hamas, Muslim Australia: Serangan Islamofobia Meningkat

Polisi meyakini, kebakaran rumput yang terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat hingga merusak tiang listrik tersebut sengaja dinyalakan oleh oknum tertentu.

Anggota Dewan Masyarakat Islam Australia Selatan Silma Ihram mengatakan bahwa insiden kebakaran di masjid-masjid di Adelaide tersebut bukan hanya sebuah kebetulan meski dampaknya berupa kerusakan kecil.

Ihram mengatakan, dirinya khawatir ada perubahan sikap masyarakat mayoritas pada komunitas muslim di Australia imbas konflik geopolitik Hamas-Israel yang memanas.

"Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan tetangga kami di seluruh masjid dan sekolah kami," cerita Ihram kepada ABC Radio Adelaide.

"Tetapi ketika insiden seperti ini terjadi, hal ini berarti bahwa orang-orang mulai membenci tetangga mereka, rekan-rekan mereka, dan jumlah pelecehan meningkat, tindakan vandalisme kecil menjadi lebih ekstrim," sambung dia lagi.

Anggota Dewan Masyarakat Islam lainnya Omar Smadi menyatakan keyakinannya bahwa tiap insiden kebakaran tersebut ada unsur kebencian di baliknya. Terbukti, insiden tersebut telah menimbulkan ketakutan di komunitas Islam Australia.

Smadi menambahkan, ada peningkatan serangan Islamofobia sejak pecahnya perang Israel-Hamas. "Ada sesuatu yang sedang terjadi di luar sana dan kami sangat prihatin. Kami merasa menjadi sasaran karena konflik di Timur Tengah," ungkapnya.

Secara terpisah, Anggota Dewan Islamophobia Register Ihram menambahkan, ada peningkatan laporan pelecehan yang dialami komunitas muslim di Australia. "Hal ini membuat kehidupan menjadi sangat stres bagi komunitas yang sudah merasa stres dengan apa yang terjadi di Palestina," katanya.

Hal serupa disampaikan seorang Direktur Eksekutif Islamophobia Register Sharara Attai. Ia mengaku menerima 51 laporan insiden Islamofobia dalam dua minggu pertama sejak 7 Oktober 2023--pecahnya konflik Israel-Hamas.

Dilaporkan media lokal 7News, seorang wanita muslim Australia mengaku pernah ditanya oleh masyarakat setempat apakah dia orang Palestina saat dalam perjalanan menuju protes pro-Palestina. Seseorang kemudian menyumpahinya untuk mati.

"Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Gaza dan Israel, dan dukungan media dan politisi Barat terhadap Israel, telah memicu pola pikir ini di kalangan kelompok tertentu, menyebabkan ketakutan terhadap Islam dan umat Islam meningkat," ujarnya.

Perdana Menteri (PM) Australia Selatan Peter Malinauskas menerima laporan kekhawatiran yang dilontarkan oleh sejumlah anggota komunitas muslim mengenai peningkatan Islamofobia. Ia mengatakan tidak akan memberi 'tempat' tindakan Islamofobia di Australia Selatan.

"Tidak ada tempat untuk serangan bermotif rasial terhadap tempat ibadah mana pun, baik Islam atau lainnya," ujarnya kepada ABC News Breakfast.

Berkenaan dengan hal itu, Malinauskas juga mengatakan polisi akan mulai meningkatkan patroli di dekat tempat ibadah menyusul laporan percobaan pembakaran di masjid-masjid di Adelaide.

"Kami sebagai pemerintah tetap waspada untuk berpihak pada komunitas Islam dan Yahudi secara setara selama mereka mewakili tujuan mereka masing-masing secara damai dan sesuai dengan nilai-nilai yang menurut saya dianut sebagian besar warga Australia," katanya.

Secara terpisah, Anggota Parlemen Majelis Tinggi Australia Selatan sekaligus anggota parlemen negara bagian muslim pertama di Australia Mira El Dannawi mengatakan bahwa saat ini merupakan masa sulit bagi komunitas muslim di Australia.

"Islamofobia, ujaran kebencian, dan perilaku ekstremis tidak memiliki tempat di negara kita dan tidak dapat ditoleransi," ujarnya.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri dan Senator Australia Selatan Penny Wong, mengaku terkejut dengan laporan pembakaran di masjid-masjid Adelaide dalam sebuah postingan di media sosialnya pada Selasa (24/10/2023).

Lebih lanjut, Wong mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melawan Islamofobia.

"Kita semua--termasuk setiap pemimpin politik--harus bersatu melawan Islamofobia. Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk menyerukan diskriminasi, ujaran kebencian, dan prasangka di mana pun kita melihatnya," pungkasnya.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .