8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:01:01

8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon

Sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat, Cirebon memiliki banyak peninggalan bersejarah, salah satunya masjid. Ada banyak masjid di Cirebon dari mulai yang berusia ratusan tahun hingga masjid dengan arsitektur yang unik.

Berikut 8 masjid unik dan bersejarah di Cirebon:

1. Masjid Syekh Birawa

8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon

Masjid Syekh Birawa terletak di belakang pasar Harjamukti. Untuk menuju kesana harus melewati gang proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk terlebih dahulu. Letaknya tepat di samping sungai Suba. Suasana sejuk dan suara gemericik air sungai langsung terasa ketika memasuki area masjid.

Juru kunci Masjid Syekh Birawa Ki Rebo, menuturkan, Masjid Syekh Birawa dahulu berupa langgar kecil mirip musala alit yang ada di keraton Kanoman, dibangun oleh Syekh Birawa atau Raden Birawa sekitar abad ke 15. Menurut Ki Rebo, Raden Birawa merupakan keponakan dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Awalnya Masjid Syekh Birawa bernama Masjid Kalitanjung Raya. Alasan dinamakan Masjid Kalitanjung Raya karena, masjid tersebut merupakan masjid pertama yang ada di Kalitanjung. Namun, pasca direnovasi oleh Wali Kota Cirebon, Khumaidi, Masjid Kalitanjung Raya berubah menjadi Masjid Syekh Birawa.

Perubahan nama ini didasarkan pada sosok Syekh Birawa yang makamnya tidak jauh dari masjid. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang langgar alit yang dibangun Syekh Birawa. Membuat langgar alit ikut direnovasi juga.

Terlihat bentuk masjid yang berwarna putih hijau, dengan teras samping masjid yang langsung menghadap ke arah sungai Suba. Meski bentuk masjid sudah tidak seperti aslinya. Tetapi, masih ada beberapa benda peninggalan dari Syekh Birawa seperti Al-Quran tulis tangan, naskah, tombak, keris, alat penyulut api, dan peti yang tersimpan dalam lemari kaca.

Masjid Syekh Birawa beralamat di RT 03 RW 04, Kalitanjung Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

2. Masjid Merah Pasalakan

Terletak di Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Masjid Merah Pasalakan dianggap sebagai salah satu masjid yang dikeramatkan. Dibangun pada abad 16 oleh seorang tokoh asal Banten bernama Syarif Abdurrahman Al Usmani.

Di bagian depan masjid nampak warna putih. Dan di serambi masjid terlihat deretan makam kuno yang sudah disemen. Sehingga yang terlihat hanya batu nisan dan sedikit kerikil di atas pusara makamnya. Di bagian depan teras terlihat pula sumur keramat dengan yang ada di dalam masjid. Awalnya, sumur tersebut berada di luar area masjid. Namun, karena perluasan sumur tersebut masuk dalam area masjid.

Di bagian dalam masjid, nampak warna merah sebagai warna dominan. Terlihat tiang penyangga masjid dan mimbar yang dilapisi kain, yang terbuat dari kayu dengan ukiran kaligrafi di bagian atasnya. Untuk kubah masjidnya berbentuk teratai yang menjadi simbol spiritual abad ke 16 - 17. Tidak jauh dari masjid, terdapat situs makam Syarif Abdurrahman Al Usmani dan para pengikutnya.

3. Masjid Jagabayan

Masjid Jagabayan merupakan masjid tertua di Kota Cirebon. Di bangun oleh Pangeran Nalarasa seorang patih dari kerajaan Pajajaran. Diceritakan juru kunci makam, Muhammad Faozan, mulanya Pangeran Nalarasa diutus oleh Prabu Siliwangi datang ke Cirebon untuk menjemput anaknya Pangeran Walangsungsang.

Pencarian ini dasari akan adanya kabar tentang berdirinya sebuah kerajaan baru di tanah Pajajaran. Namun sesampainya di Cirebon, Pangeran Nalarasa tidak menemukan kerajaan, melainkan hanya sebuah pondok tempat santri belajar agama. Lalu, secara tidak sengaja Pangeran Nalarasa bertemu dengan Pangeran Walangsungsang. Tapi Pangeran Nalarasa tidak menyadari bahwa yang ia temui adalah orang yang selama ini ia cari.

Seiring berjalannya waktu, Pangeran Nalarasa malah masuk Islam di bawah bimbingan Pangeran Walangsungsang. Setelah masuk Islam Pangeran Nalarasa bertemu dengan Sunan Gunung Jati, dan berikan gelar Tumenggung Pangeran Jagabayan, yang memiliki arti seseorang yang menjaga diri dari bahaya.

Sejak saat itu, Pangeran Jagabayan mendirikan pos penjagaan yang sekarang menjadi Masjid Jagabayan. Berdiri tahun 1437, Masjid Jagabayan memiliki sumur yang letaknya tepat di samping masjid. Konon, sumur tersebut dibangun oleh Pangeran Jagabayan langsung.

Masjid Jagabayan terletak di dalam gang pertokoan Jalan Karanggetas, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

4. Masjid Nurbuat

Masjid yang terletak dekat pangkalan lapangan Udara Cakrabuana ini memiliki arsitektur yang unik. Di bagian depan terlihat pagoda yang bernuansa Hindu dan Cina. Setidaknya ada tiga pagoda di masjid yang memiliki nama lain, Masjid Nurbuat.

Imam Masjid Nurbuat, Sanikun, menuturkan tentang filosofi dari ketiga pagoda, yang melambangkan tiga tokoh penting yang ada di Cirebon. Pertama Putri Ong Tien, kedua Syekh Syarif Hidayatullah dan ketiga Sunan Kudus yang juga memiliki pagoda di makamnya.

Dari ketiga pagoda, terdapat satu pagoda yang memiliki 9 tingkatan. Ke 9 tingkatan memiliki makna 9 wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Konon, Masjid Nurbuat di bangun hanya dalam waktu 100 hari. Sanikun sendiri yang menjadi saksi dibangunnya masjid, merasa heran kenapa pembangunan masjid begitu cepat. Tapi ia percaya itu semua sudah menjadi kehendak Allah SWT.

arsitektur Masjid Nurbuat, memang mengikuti gaya arsitektur dari Masjid Merah Panjunan dan Masjid Sang Cipta Rasa. Ini terlihat dari pemilihan warna merah yang dominan, serta ornamen keramik yang menghiasi setiap dinding masjid. Di bagian depan terdapat dua sumur yang konon airnya tidak pernah habis.

Di bagian dalam masjid terdapat mimbar dan lubang yang digunakan untuk azan. Menurut Sanikun, memang sudah menjadi tradisi di Masjid Nurbuat untuk azan tidak menggunakan pengeras suara. Tapi cukup melalui lobang yang ada di samping mimbar. Masjid dengan arsitektur unik ini, terletak di Jalan Kedung Menjangan, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

5. Tajug Agung Kejaksaan

Lokasinya tidak jauh dari Alun-Alun Kejaksaan. Tajug Agung Kejaksaan dibangun oleh Syekh Syarif Abdurrohim atau Pangeran Kejaksaan sekitar tahun 1479 - 1480. Diceritakan Sonhaji, Imam sekaligus Pengurus Tajug Agung Kejaksaan. Mulanya Tajug Agung Kejaksaan hanya langgar kecil yang memiliki 16 tiang utama yang terbuat dari kayu jati. Langgar tersebut digunakan proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk sekitar untuk beribadah.

Di bagian dalam tajug terdapat beberapa benda peninggalan dari Syekh Syarif Abdurrahim seperti mimbar dan tombak. Di bagian luar terdapat ornamen keramik khas Tiongkok di setiap dinding tajug. Dan di samping masjid, terdapat sebuah kolam dengan ikan dan tembikar. Konon, tembikar tersebut sudah ada sejak zaman Syekh Syarif Abdurrahim.

Tajug Pangeran Kejaksan terletak di gang Pangeran Kejaksaan, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.

6. Masjid Merah Panjunan

Di bangun oleh Syekh Syarif Abdurohman atau Pangeran Panjunan, kakak dari Syekh Syarif Abdurrohim pendiri dari Tajug Agung Kejaksaan. Masjid Merah Panjunan memiliki arsitektur perpaduan Arab dan Tiongkok. Terlihat dari susunan bata khas Arab dengan dinding yang dihiasi oleh ornamen keramik Tiongkok.

Di bangun pada tahun 1480, dahulu sebelum pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa, Sunan Gunung Jati dan para wali sanga mengadakan pertemuan di Masjid Merah Panjunan. Tempat pertemuan sendiri, terletak di bagian dalam masjid yang pintunya selalu terkunci.

Menurut Pengurus Masjid Merah Panjunan, Muhammad Irfan. Bagian dalam masjid hanya dibuka dua kali dalam setahun, yakni ketika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid Merah Panjunan terletak di Jalan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

7. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Merupakan masjid legendaris di Kota Cirebon. Di bangun oleh Sunan Kalijaga dan Raden Sepat. Atas perintah dari Sunan Gunung Jati. Dalam proses pembangunannya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa melibatkan para pekerja yang berasal dari Majapahit, Demak dan Cirebon.

Awalnya Masjid Sang Cipta Rasa bernama Masjid Agung Pakungwati. Diambil dari nama putri Pangeran Cakrabuana yang dijadikan istri oleh Sunan Gunung Jati. Di bagian depan, terdapat pintu masuk berwarna hijau dengan deretan bata merah. Masuk ke area teras, terdapat banyak tiang yang terbuat dari kayu jati serta sumur keramat. Oleh masyarakat sekitar sumur keramat tersebut disebut banyu cis atau air zam zam Sang Cipta Rasa.

Di bagian dalam ada mimbar dan tiang penyangga yang masih dipertahankan dalam bentuk aslinya. Masjid Sang Cipta Rasa berlokasi di Jalan Kasepuhan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

8. Masjid Keramat Megu

Masjid Keramat Megu dibangun oleh utusan Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran. Yakni, Ki Buyut Megu pada abad ke 15. Sebelum masuk masjid harus melewati gapura kembar yang letaknya di Jalan Raya Megu. Masjid Keramat Megu dikelilingi oleh tembok bata merah yang berusia ratusan tahun.

Memasuki area masjid, terdapat situs makam Ki Buyut Megu dan Istrinya Nyi Buyut Megu serta Pangeran Arya Natas Angin. Di bagian dalam masjid terdapat sembilan pintu yang terbuat dari kayu yang dibuka hanya ketika salat Id dan salat Jumat. Di bagian samping terdapat sumur keramat. Konon, pembuangan air sumur tersebut ada di Kecomberan yang jaraknya cukup jauh dari Masjid Keramat Megu.

Masjid Keramat Megu terletak di Desa Megugede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Untuk menuju Masjid Keramat Megu, dari pusat kota, Alun Alun Kejaksaan Kota Cirebon, dapat mengambil arah ke Jalan Kartini menuju Jalan Kabupaten, lalu belok kanan ke Jalan Raya Cirebon Bandung, lalu belok kiri ke Jalan Fatahillah sampai Jalan Raya Megu nanti akan terlihat gapura kembar lalu belok kiri.

Sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat, Cirebon memiliki banyak peninggalan bersejarah, salah satunya masjid. Ada banyak masjid di Cirebon dari mulai yang berusia ratusan tahun hingga masjid dengan arsitektur yang unik.

Berikut 8 masjid unik dan bersejarah di Cirebon:

1. Masjid Syekh Birawa

8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon

Gambar Ilustrasi 8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon

8 Masjid Bersejarah dan Berarsitektur Unik di Cirebon

Masjid Syekh Birawa terletak di belakang pasar Harjamukti. Untuk menuju kesana harus melewati gang proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk terlebih dahulu. Letaknya tepat di samping sungai Suba. Suasana sejuk dan suara gemericik air sungai langsung terasa ketika memasuki area masjid.

Juru kunci Masjid Syekh Birawa Ki Rebo, menuturkan, Masjid Syekh Birawa dahulu berupa langgar kecil mirip musala alit yang ada di keraton Kanoman, dibangun oleh Syekh Birawa atau Raden Birawa sekitar abad ke 15. Menurut Ki Rebo, Raden Birawa merupakan keponakan dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Awalnya Masjid Syekh Birawa bernama Masjid Kalitanjung Raya. Alasan dinamakan Masjid Kalitanjung Raya karena, masjid tersebut merupakan masjid pertama yang ada di Kalitanjung. Namun, pasca direnovasi oleh Wali Kota Cirebon, Khumaidi, Masjid Kalitanjung Raya berubah menjadi Masjid Syekh Birawa.

Perubahan nama ini didasarkan pada sosok Syekh Birawa yang makamnya tidak jauh dari masjid. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang langgar alit yang dibangun Syekh Birawa. Membuat langgar alit ikut direnovasi juga.

Terlihat bentuk masjid yang berwarna putih hijau, dengan teras samping masjid yang langsung menghadap ke arah sungai Suba. Meski bentuk masjid sudah tidak seperti aslinya. Tetapi, masih ada beberapa benda peninggalan dari Syekh Birawa seperti Al-Quran tulis tangan, naskah, tombak, keris, alat penyulut api, dan peti yang tersimpan dalam lemari kaca.

Masjid Syekh Birawa beralamat di RT 03 RW 04, Kalitanjung Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

2. Masjid Merah Pasalakan

Terletak di Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Masjid Merah Pasalakan dianggap sebagai salah satu masjid yang dikeramatkan. Dibangun pada abad 16 oleh seorang tokoh asal Banten bernama Syarif Abdurrahman Al Usmani.

Di bagian depan masjid nampak warna putih. Dan di serambi masjid terlihat deretan makam kuno yang sudah disemen. Sehingga yang terlihat hanya batu nisan dan sedikit kerikil di atas pusara makamnya. Di bagian depan teras terlihat pula sumur keramat dengan yang ada di dalam masjid. Awalnya, sumur tersebut berada di luar area masjid. Namun, karena perluasan sumur tersebut masuk dalam area masjid.

Di bagian dalam masjid, nampak warna merah sebagai warna dominan. Terlihat tiang penyangga masjid dan mimbar yang dilapisi kain, yang terbuat dari kayu dengan ukiran kaligrafi di bagian atasnya. Untuk kubah masjidnya berbentuk teratai yang menjadi simbol spiritual abad ke 16 - 17. Tidak jauh dari masjid, terdapat situs makam Syarif Abdurrahman Al Usmani dan para pengikutnya.

3. Masjid Jagabayan

Masjid Jagabayan merupakan masjid tertua di Kota Cirebon. Di bangun oleh Pangeran Nalarasa seorang patih dari kerajaan Pajajaran. Diceritakan juru kunci makam, Muhammad Faozan, mulanya Pangeran Nalarasa diutus oleh Prabu Siliwangi datang ke Cirebon untuk menjemput anaknya Pangeran Walangsungsang.

Pencarian ini dasari akan adanya kabar tentang berdirinya sebuah kerajaan baru di tanah Pajajaran. Namun sesampainya di Cirebon, Pangeran Nalarasa tidak menemukan kerajaan, melainkan hanya sebuah pondok tempat santri belajar agama. Lalu, secara tidak sengaja Pangeran Nalarasa bertemu dengan Pangeran Walangsungsang. Tapi Pangeran Nalarasa tidak menyadari bahwa yang ia temui adalah orang yang selama ini ia cari.

Seiring berjalannya waktu, Pangeran Nalarasa malah masuk Islam di bawah bimbingan Pangeran Walangsungsang. Setelah masuk Islam Pangeran Nalarasa bertemu dengan Sunan Gunung Jati, dan berikan gelar Tumenggung Pangeran Jagabayan, yang memiliki arti seseorang yang menjaga diri dari bahaya.

Sejak saat itu, Pangeran Jagabayan mendirikan pos penjagaan yang sekarang menjadi Masjid Jagabayan. Berdiri tahun 1437, Masjid Jagabayan memiliki sumur yang letaknya tepat di samping masjid. Konon, sumur tersebut dibangun oleh Pangeran Jagabayan langsung.

Masjid Jagabayan terletak di dalam gang pertokoan Jalan Karanggetas, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

4. Masjid Nurbuat

Masjid yang terletak dekat pangkalan lapangan Udara Cakrabuana ini memiliki arsitektur yang unik. Di bagian depan terlihat pagoda yang bernuansa Hindu dan Cina. Setidaknya ada tiga pagoda di masjid yang memiliki nama lain, Masjid Nurbuat.

Imam Masjid Nurbuat, Sanikun, menuturkan tentang filosofi dari ketiga pagoda, yang melambangkan tiga tokoh penting yang ada di Cirebon. Pertama Putri Ong Tien, kedua Syekh Syarif Hidayatullah dan ketiga Sunan Kudus yang juga memiliki pagoda di makamnya.

Dari ketiga pagoda, terdapat satu pagoda yang memiliki 9 tingkatan. Ke 9 tingkatan memiliki makna 9 wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Konon, Masjid Nurbuat di bangun hanya dalam waktu 100 hari. Sanikun sendiri yang menjadi saksi dibangunnya masjid, merasa heran kenapa pembangunan masjid begitu cepat. Tapi ia percaya itu semua sudah menjadi kehendak Allah SWT.

arsitektur Masjid Nurbuat, memang mengikuti gaya arsitektur dari Masjid Merah Panjunan dan Masjid Sang Cipta Rasa. Ini terlihat dari pemilihan warna merah yang dominan, serta ornamen keramik yang menghiasi setiap dinding masjid. Di bagian depan terdapat dua sumur yang konon airnya tidak pernah habis.

Di bagian dalam masjid terdapat mimbar dan lubang yang digunakan untuk azan. Menurut Sanikun, memang sudah menjadi tradisi di Masjid Nurbuat untuk azan tidak menggunakan pengeras suara. Tapi cukup melalui lobang yang ada di samping mimbar. Masjid dengan arsitektur unik ini, terletak di Jalan Kedung Menjangan, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

5. Tajug Agung Kejaksaan

Lokasinya tidak jauh dari Alun-Alun Kejaksaan. Tajug Agung Kejaksaan dibangun oleh Syekh Syarif Abdurrohim atau Pangeran Kejaksaan sekitar tahun 1479 - 1480. Diceritakan Sonhaji, Imam sekaligus Pengurus Tajug Agung Kejaksaan. Mulanya Tajug Agung Kejaksaan hanya langgar kecil yang memiliki 16 tiang utama yang terbuat dari kayu jati. Langgar tersebut digunakan proyeksi-menurut-provinsi-dan-jenis-kelamin.html">penduduk sekitar untuk beribadah.

Di bagian dalam tajug terdapat beberapa benda peninggalan dari Syekh Syarif Abdurrahim seperti mimbar dan tombak. Di bagian luar terdapat ornamen keramik khas Tiongkok di setiap dinding tajug. Dan di samping masjid, terdapat sebuah kolam dengan ikan dan tembikar. Konon, tembikar tersebut sudah ada sejak zaman Syekh Syarif Abdurrahim.

Tajug Pangeran Kejaksan terletak di gang Pangeran Kejaksaan, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon.

6. Masjid Merah Panjunan

Di bangun oleh Syekh Syarif Abdurohman atau Pangeran Panjunan, kakak dari Syekh Syarif Abdurrohim pendiri dari Tajug Agung Kejaksaan. Masjid Merah Panjunan memiliki arsitektur perpaduan Arab dan Tiongkok. Terlihat dari susunan bata khas Arab dengan dinding yang dihiasi oleh ornamen keramik Tiongkok.

Di bangun pada tahun 1480, dahulu sebelum pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa, Sunan Gunung Jati dan para wali sanga mengadakan pertemuan di Masjid Merah Panjunan. Tempat pertemuan sendiri, terletak di bagian dalam masjid yang pintunya selalu terkunci.

Menurut Pengurus Masjid Merah Panjunan, Muhammad Irfan. Bagian dalam masjid hanya dibuka dua kali dalam setahun, yakni ketika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid Merah Panjunan terletak di Jalan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

7. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Merupakan masjid legendaris di Kota Cirebon. Di bangun oleh Sunan Kalijaga dan Raden Sepat. Atas perintah dari Sunan Gunung Jati. Dalam proses pembangunannya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa melibatkan para pekerja yang berasal dari Majapahit, Demak dan Cirebon.

Awalnya Masjid Sang Cipta Rasa bernama Masjid Agung Pakungwati. Diambil dari nama putri Pangeran Cakrabuana yang dijadikan istri oleh Sunan Gunung Jati. Di bagian depan, terdapat pintu masuk berwarna hijau dengan deretan bata merah. Masuk ke area teras, terdapat banyak tiang yang terbuat dari kayu jati serta sumur keramat. Oleh masyarakat sekitar sumur keramat tersebut disebut banyu cis atau air zam zam Sang Cipta Rasa.

Di bagian dalam ada mimbar dan tiang penyangga yang masih dipertahankan dalam bentuk aslinya. Masjid Sang Cipta Rasa berlokasi di Jalan Kasepuhan, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

8. Masjid Keramat Megu

Masjid Keramat Megu dibangun oleh utusan Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran. Yakni, Ki Buyut Megu pada abad ke 15. Sebelum masuk masjid harus melewati gapura kembar yang letaknya di Jalan Raya Megu. Masjid Keramat Megu dikelilingi oleh tembok bata merah yang berusia ratusan tahun.

Memasuki area masjid, terdapat situs makam Ki Buyut Megu dan Istrinya Nyi Buyut Megu serta Pangeran Arya Natas Angin. Di bagian dalam masjid terdapat sembilan pintu yang terbuat dari kayu yang dibuka hanya ketika salat Id dan salat Jumat. Di bagian samping terdapat sumur keramat. Konon, pembuangan air sumur tersebut ada di Kecomberan yang jaraknya cukup jauh dari Masjid Keramat Megu.

Masjid Keramat Megu terletak di Desa Megugede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Untuk menuju Masjid Keramat Megu, dari pusat kota, Alun Alun Kejaksaan Kota Cirebon, dapat mengambil arah ke Jalan Kartini menuju Jalan Kabupaten, lalu belok kanan ke Jalan Raya Cirebon Bandung, lalu belok kiri ke Jalan Fatahillah sampai Jalan Raya Megu nanti akan terlihat gapura kembar lalu belok kiri.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .