Masjid dengan Kategori Masjid Bersejarah
Masjid dengan Kategori Masjid Bersejarah di KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
.mw-parser-output .geo-default,.mw-parser-output .geo-dms,.mw-parser-output .geo-dec{display:inline}.mw-parser-output .geo-nondefault,.mw-parser-output .geo-multi-punct,.mw-parser-output .geo-inline-hidden{display:none}.mw-parser-output .longitude,.mw-parser-output .latitude{white-space:nowrap}2°32′14.3″S 112°57′36.11″E / 2.537306°S 112.9600306°E / -2.537306; 112.9600306
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sampit. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 16.496 km² dan berpenduduk kurang lebih sebanyak 373.842 jiwa pada tahun 2010 dan bertambah menjadi 443.033 jiwa pada pertengahan tahun 2024.
Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Sampit (Kotawaringin Timur) pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Sudi Ratu. Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Sampit (Kabupaten Kotawaringin Timur) sudah diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC Belanda, kemudian daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik yaitu Distrik Sampit.
Penguasa selanjutnya adalah Kiai ngabei Djaija Kesuma (1834), Djoeragan Brahim (1847), Kiai Oeda Mengala, dan Haji Abdol Rachman (1850), Tiedke - penguasa Eropa (1859). Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8 Pada tanggal 1 Mei 1859 pembukaan pelabuhan di Sampit. Pada 12 Agustus 1862, status pemerintahan sipil diberlakukan untuk daerah Sampit.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah seluas 16.796 km2. Titik koordinat untuk wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur ialah di antara 111°0’50” - 113°0’46” BT dan 0°23’14”- 3°32’54” LS. Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi menjadi 17 kecamatan, 168 desa dan 17 kelurahan.
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang bervariasi, pada ketinggian antara 0-60 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar merupakan dataran rendah yang meliputi bagian selatan sampai bagian tengah memanjang dari timur ke barat, sedangkan bagian utara merupakan dataran tinggi yang berbukit. Jenis tanah yang mendominasi wilayah ini adalah tanah jenis podsolik merah kuning, walaupun ada beberapa bagian juga ditemui jenis tanah lainnya seperti aluvial, organosol, litosol dan lain-lain.
Kabupaten Kotawaringin Timur dialiri oleh satu sungai besar dan lima buah cabang sungai yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai prasarana perhubungan dan sebagian kecil untuk pertanian. Sungai besar yang terdapat di Kotawaringin Timur yang panjang dan dapat dilayari adalah sebagai berikut:
Iklim merupakan salah satu pendukung dalam keberhasilan produksi, unsur-unsur iklim tersebut antara lain curah hujan, suhu dan kelembaban. Suhu rata-rata bulanan di Kabupaten Kotawaringin Timur diperkirakan berkisar antara 27 °C – 35 °C. Curah hujan per bulan di Sampit pada tahun (2007) berkisar antara 12 mm (bulan September) hingga 790 mm (April). Bulan-bulan kering di Sampit berkisar antara Juni hingga Oktober.
Bupati Kotawaringin Timur saat ini dijabat oleh Halikinnor, didampingi wakil bupati, Irawati. Mereka adalah pemenang pada pemilihan umum bupati Kotawaringin Timur 2020. Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, melantik Halikinnor dan Irawati pada 26 Februari 2021, untuk masa jabatan 2021-2024.
Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 17 kecamatan, 17 kelurahan, dan 168 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 408.029 jiwa dengan luas wilayah 16.796,00 km² dan sebaran penduduk 24 jiwa/km².
Pada 2010 data penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur ± 373.842 jiwa, terdiri dari laki-laki 197.213 jiwa dan perempuan 176.629 jiwa. Adapun jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah:
Penduduk Kotawaringin Timur menganut agama yang beragam, dengan mayoritas menganut agama Islam. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, pada pertengahan tahun 2024, penduduk yang menganut agama Islam sebanyak 86,47%. Diikuti oleh agama Kekristenan sebanyak 8,31%, dengan rincian Protestan sebanyak 6,08% dan Katolik sebanyak 2,23%. Sebagian lagi menganut agama Hindu sebanyak 4,91%, dan sebagian kecil beragama Buddha sebanyak 0,29% dan Konghucu sebanyak 0,02%. Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 438 masjid, 506 mushola, 104 gereja Protestan, 69 Balai, 27 gereja Katolik, 2 pura, 4 vihara, dan 1 klenteng.
Situs budaya kebersamaan dalam suatu hunian rumah betang, rumah adat ini terletak di desa Tumbang Gagu, kecamatan Antang Kalang.
Pantai Ujung Pandaran terletak di Muara Teluk Sampit atau yang lebih dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Sungai Mentaya. Pantai yang masih asri ini termasuk unik, karena salah satu bagian langsung menghadap ke Laut Jawa dengan debur ombaknya yang besar, sedangkan bagian yang lain menghadap ke Muara Sungai Mentaya dihiasi deburan kecil ombak yang gemerisik menjadikan pantai ini lebih sempurna, tenang dan damai ketika menyaksikan hadirnya sang surya di kejauhan memancarkan hangatnya cahaya. Lokasi ini terletak sekitar 45 km sebelah selatan Kota Samuda ( Ibu kota Kecamatan Mentaya Hilir Selatan), atau kurang lebih 85 km dari Pusat Kota Sampit (Ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur), tidak jauh dari jalan lintas Sampit - Kuala Pembuang (Kabupaten Seruyan).
Kawasan berada di Jalan Cilik Riwut (Bundaran Adipura Samekto - Pintu Gerbang Stadion 29 November Sampit). Di kanan kiri jalan terdapat 172 lampu hias dengan ornamen ikan jelawat. Pada saat lampu menyala di malam hari, kawasan ini nampak seperti terowongan.
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.