Masjid dengan Kategori Masjid Bersejarah
Masjid dengan Kategori Masjid Bersejarah di KAB. JEMBER
Gunakan form di bawah ini, untuk mempersempit pencarian
Tentang KAB. JEMBER
Kabupaten Jember (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦼꦂ, Pegon: جۤمبۤر, translit. Jêmbêr; pengucapan bahasa Jawa: ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Jember adalah Kota Jember yang terletak di tengah-tengah wilayah Tapal Kuda, provinsi Jawa Timur.
Secara administratif, wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Wilayah Kabupaten Jember juga meliputi Kepulauan Nusa Barung, yang berada di Selatan Laut Jawa. Mayoritas penduduk adalah Suku Jawa dan Suku Campuran Jawa Madura yang disebut dengan Pandhalungan dan Suku Madura Perantauan.
Jember sempat memiliki kota administratif, tetapi sejak tahun 2001 istilah kota administratif dihapus, sehingga Kota Administratif Jember kembali menjadi bagian dari Kabupaten Jember. Hari jadi Kabupaten Jember diperingati setiap tanggal 1 Januari.
Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsblad Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928, yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang penataan kembali pemerintah desentralisasi di wilayah Provinsi Jawa Timur, antara lain dengan menunjuk Regenschap Djember sebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri. Secara resmi ketentuan tersebut diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintah Hindia Belanda (De Aglemeene Secretaris) G.R. Erdbrink, 21 Agustus 1928.
Pemerintah Regenschap Jember yang semula terbagi dalam tujuh Wilayah Distrik, pada tanggal 1 Januari 1929 sejak berlakunya Staatsblad No. 46/1941 tanggal 1 Maret 1941 Wilayah Distrik dipecah menjadi 25 Onderdistrik, yaitu:
Berdasarkan Undang Undang No. 12/1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten di Jawa Timur, ditetapkan pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (dengan Perda), antara lain Daerah Kabupaten Jember ditetapkan menjadi Kabupaten Jember.
Dengan dasar Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1976 tanggal 19 April 1976, dibentuklah Wilayah Kota Jember dengan penataan wilayah-wilayah baru sebagai berikut:
Bersamaan dengan pembentukan Kota Administratif Jember, wilayah Kewedanan Jember bergeser pula dari Jember ke Arjasa dengan wilayah kerja meliputi Arjasa, Pakusari, dan Sukowono yang sebelumnya masuk Distrik Kalisat. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, pada perkembangan berikutnya, secara administratif Kabupaten Jember saat itu terbagi menjadi tujuh Wilayah Pembantu Bupati, satu wilayah Kota Administratif, dan 31 Kecamatan.
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah sejak 1 Januari 2001 sebagai tuntutan No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten Jember telah melakukan penataan kelembagaan dan struktur organisasi, termasuk penghapusan lembaga Pembantu Bupati yang kini menjadi Kantor Koordinasi Camat. Selanjutnya, dalam menjalankan roda pemerintah pada era Otonomi Daerah ini Pemerintah Kabupaten Jember dibantu empat Kantor Koordinasi Camat, yakni:
Secara geografis Kabupaten Jember terletak pada posisi 6027’29” s/d 7014’35” Bujur Timur dan 7059’6” s/d 8033’56” Lintang Selatan berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian Tengah dan Selatan. Kabupaten Jember dikelilingi oleh lereng Pegunungan Iyang dan Gunung Argapura dan wilayahnya mengarah ke selatan hingga berbatasan dengan Samudra Hindia. Satu-satunya pulau di Kabupaten Jember ialah Pulau Nusa Barong. Kabupaten Jember memiliki total luas wilayah sebesar 3.306,689 km2 dengan ketinggian antara 0–3.330 mdpl.
Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember adalah dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau Nusa Barong. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi. Bagian barat laut (berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo adalah pegunungan, bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen. Jember memiliki beberapa sungai antara lain Sungai Bedadung yang bersumber dari Pegunungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang persumber dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber dari Pegunungan Semeru di bagian barat.
Karakter topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan. Wilayah Kabupaten Jember berada pada ketinggiaan antara 0–3.300 m dpl. Daerah yang memiliki kawasan terluas adalah daerah dengan ketinggian antara 100 – 500 m dpl, yaitu 1.240,77 km2 (37,68%) dan yang tersempit adalah daerah dengan ketinggian lebih dari 2.000 m dpl yaitu 31,34 km2 (0,95%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jember memiliki ketinggian yang bervariasi namun demikian dapat dikatakan pula bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Jember berada pada area dataran rendah. Tanah di wilayah Kabupaten Jember dengan kemiringan 0°–2° meliputi 36,60% dari luas wilayah dengan luas terbesar di Kecamatan Wuluhan (92,23 km²). Kemiringan 2°–15° meliputi 20,61% dari luas wilayah yang mayoritas di Kecamatan Silo (89,03 km²) dan kemiringan 15°–40° meliputi 10,78% dari luas wilayah yang mayoritas terdapat di Kecamatan Silo (76,81 km²). Kemiringan tanah di atas 40% meliputi 32% dari luas wilayah dan dengan area terluas di wilayah Kecamatan Tempurejo (365,48 km²)
Kabupaten Jember mempunyai banyak sungai/kali yang bermanfaat untuk pertanian. Beberapa sungai yang cukup besar adalah:
Iklim Kabupaten Jember adalah iklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang berbeda, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan di wilayah Kabupaten Jember biasanya berlangsung pada periode November hingga pertengahan April dan disebabkan oleh pengaruh angin monsun baratan yang bersifat basah, lembap, dan banyak membawa uap air. Sementara itu, musim kemarau terjadi pada periode Mei hingga pertengahan Oktober dan disebabkan oleh angin monsun timuran yang bersifat kering. Suhu udara di wilayah Jember berkisar antara 23o–33oC, kecuali untuk wilayah dataran tinggi dengan rentang suhu yang kurang dari 24 °C.
Ibukota Kabupaten Jember adalah Kota Jember yang secara administrasi berada di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kaliwates, Kecamatan Patrang, dan Kecamatan Sumbersari. Yang mana ketiga kecamatan tersebut adalah pecahan dari Kecamatan Jember yang dihapus berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1976 tanggal 19 April 1976.
Jember juga merupakan pusat dari Badan Koordinasi Wilayah dan Pemerintahan Jawa Timur V (BAKORWIL V) yang kantornya terletak di Jalan Kalimantan no.42, Jember. BAKORWIL V meliputi 1 Kota dan 6 Kabupaten di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur yaitu Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Jember. Karena letaknya yang sangat strategis, Jember memiliki perkantoran perwakilan untuk wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Diantaranya adalah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), Kantor Pos Besar Jember, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jember, Kantor Patroli Jalan Raya (PJR) Induk JATIM V, BKSDA Wilayah III Jember, dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Juga Pusat Kantor PT KAI DAOP IX yang mengkoordinir Stasiun KA yang ada di ujung timur Jawa Timur mulai dari Stasiun KA di Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan bagian timur sampai Stasiun KA di Banyuwangi.
Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 km² atau 15,9% dari total luas wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah Kaliwates, seluas 24,94 km² atau 0,76% dari total luas wilayah.
Kabupaten Jember terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 226 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 2.536.729 jiwa dengan luas wilayah 3.306,689 km² dan sebaran penduduk 770/km².
Mayoritas penduduk Kabupaten Jember adalah Suku Jawa dan Suku Madura Pendalungan dengan sebagian besar beragama Islam. Selain itu terdapat minoritas Suku Osing. Terdapat juga warga Tionghoa yang kebanyakan tinggal di pusat ibu kota kabupaten (kota Jember) dan lainnya tersebar di beberapa kawasan di kabupaten yang secara ekonomi ramai seperti di kecamatan Ambulu, kecamatan Kencong, kecamatan Balung, dan kecamatan Kalisat. Suku Madura dominan di daerah utara selain itu juga terdapat beberapa minoritas madura di pesisir paling selatan, lalu juga terdapat Suku Jawa Arekan yang merupakan penduduk asli kabupaten ini di daerah tengah dan selatan- barat (dekat perbatasan Lumajang). Bahasa Madura dan Bahasa Jawa Arekan digunakan di banyak tempat, selain Jawa Arekan juga terdapat minoritas Jawa Mataraman dibeberapa kecamatan dibagian selatan ke arah timur seperti Wuluhan, Ambulu dan Tempurejo yang dari segi dialek lebih mirip Jawa Tengah-an, berbeda dengan Jawa Arekan yang merupakan penduduk asli dan paling awal di wilayah ini, orang Jawa Mataraman umumnya merupakan keturunan Pekerja Perkebunan yang berasal dari Ponorogo dan Blitar, sehingga umum bagi masyarakat di Jember menguasai bahasa bahasa daerah tersebut dan juga saling pengaruh tersebut memunculkan beberapa ungkapan khas Jember. Percampuran kedua kebudayaan Madura dan Jawa di Kabupaten Jember melahirkan satu bahasa baru yang bernama Madura Pandalungan. Masyarakat Pandalungan di Jember mempunyai karakteristik yang unik sebagai hasil dari penetrasi kedua budaya tersebut. Kesenian Can Macanan Kaduk merupakan satu hasil budaya masyarakat Pendalungan yang masih bertahan sampai sekarang di kabupaten Jember. Jember berpenduduk 2.601.149 jiwa (JDA, BPS 2021) dengan kepadatan rata-rata 790 jiwa/km2
Mayoritas masyarakat Kabupaten Jember beragama Islam 96,94%, diikuti agama Kristen Protestan 1,40%, Kristen Katolik 0,93%, Hindu 0,49%, Budha 0,17%, Konghucu 0,02%, dan Kepercayaan 0,05%. Jember bagian utara dan timur agamanya lebih dominan Islam karna banyaknya suku Madura di daerah tersebut, sedangkan bagian tengah, selatan dan barat mayoritas adalah etnis Jawa dengan agama mayoritas Islam dan terdapat juga etnis Jawa yang beragama Kristen dan hidup berdampingan. Kecamatan Umbulsari adalah daerah paling heterogen, karna Islam, Hindu, dan Kristen hidup berdampingan bahkan di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari disebut desa paling toleransi di Kabupaten Jember.
Beberapa bangunan Ibadah yang ada di Jember adalah Masjid al-Baitul Amin, yang erletak di sisi barat Alun-Alun Jember dan dekat dengan Pendopo Wahyawibawagraha. Masjid Raudhotul Muchlisin, Masjid Muhammad Cheng Ho, Masjid Darul Muttaqin Tanggul, Masjid besar Al-Falah Kencong, Gereja Katolik Santo Yusuf, Gereje Katolik HTSPM, GPdI Ekklesia Jember, Gereja GKJW Jember, Gereja HKBP Jember, GPPS Gumukmas, Pura Agung Amertha Asri Patrang, Pura Swasty Dharma Sukoreno, Vihara Yen Man Jember, Vihara Papuma, Klenteng Hong dan Sie Tanggul, dan Klenteng Pan Lien San yang terletak di kecamatan Panti dan merupakan klenteng terbesar yang ada di Kabupaten Jember.
Dengan sebagian besar penduduk masih bekerja sebagai petani, perekonomian Jember masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Di Jember terdapat banyak area perkebunan, sebagian besar peninggalan Belanda. Perkebunan yang ada dikelola oleh Perusahaan nasional PTP Nusantara, Tarutama Nusantara (TTN), dan Perusahaan daerah yaitu PDP (Perusahaan Daerah Perkebunan). Jember terkenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau utama di Indonesia. Tembakau Jember adalah tembakau yang digunakan sebagai lapisan luar/kulit cerutu. Di pasaran dunia tembakau Jember sangat dikenal di Jerman dan Belanda.
Cerutu Jember juga sudah kualitas exporkspor dan termasuk salah satu Cerutu terbaik di dunia. Selain tembakau, Jember juga penghasil edamame melalui PT Mitratani Dua Tujuh, anak perusahaan PTPN X, yang pabrik pengolahannya terletak di kelurahan Mangli. Endamame Jember juga sudah di ekspor ke luar negeri, terutama ke Jepang, Eropa, Australia dan Amerika Serikat. kualitas Endamame Jember juga sudah di akui dunia. Sedangkan di daerah pesisir pantai mayoritas pekerjaan masyarakat adalah nelayan dengan TPI Puger yang menjadi TPI Terbesar di Kabupaten Jember.
Perindustrian di Kabupaten Jember terbilang masih berkembang. Kawasan industri manufaktur di Jember utamanya terletak di Kecamatan Ajung, Pakusari, dan Arjasa. Industri UMKM tersebar di banyak kecamatan dan desa di Kabupaten Jember, misalnya Sentra Kerajinan Tangan (Handycraft) di Desa Tutul Kecamatan Balung yang sudah mendunia, dan Industri Batik Jember dengan corak daun tembakau yang pembuatannya sudah hampir menyebar di semua kecamatan. Di Kecamatan Puger, tepatnya di Desa Grenden tumbuh kawasan Industri baru yaitu menambang Gunung Sadeng/Gunung Kapur, beberapa pabrik pengolahanya adalah PT Semen Imasco Asiatic yang menghasilkan produk Semen Singa Merah yang merupakan pabrik terbesar di kawasan itu, PT Cement Puger Jaya Raya Sentosa yang menghasilkan produk Semen Puger, dan PT Pertama Mina Sutra Perkasa anak dari perusahaan Bangun Artha Grup.
Stasiun Jember merupakan stasiun terbesar di kabupaten ini dan merupakan pusat dari Daop IX Jember yang mengatur stasiun dari Pasuruan hingga Banyuwangi. Stasiun-stasiun lainnya yang melayani pemberhentian penumpang di kabupaten ini adalah Stasiun Tanggul, Rambipuji, dan Kalisat. Jember dilintasi jalur kereta api yang menghubungkan Jember dengan berbagai kota di Pulau Jawa, antara lain Jakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Malang, Surabaya, dan Banyuwangi. Di Jember juga terdapat stasiun-stasiun kecil seperti Bangsalsari, Mangli, Arjasa, Kotok, Ledokombo, Sempolan, dan Garahan yang hanya digunakan ketika terjadi persilangan dan persusulan antarkereta api. Terdapat pula jalur kereta api Kalisat-Panarukan yang dinonaktifkan sejak 2004.
Terminal Tawang Alun merupakan terminal utama bus yang melayani jalur Surabaya–Jember-Banyuwangi (lewat Tanggul), Surabaya-Jember-Banyuwangi (lewat Kencong-Balung dan atau Ambulu) yang juga melewati kota Lumajang. Terminal ini juga melayani jalur bus patas (cepat terbatas) Jember-Yogya, Jember-Surabaya, Jember-Malang, Jember-Cilacap, Jember-Medan serta Jember-Denpasar. Untuk jalur Jember-Bondowoso-Situbondo dilayani oleh Terminal Arjasa yang terletak di Kecamatan Arjasa. Di Kecamatan Ambulu yang terletak di Jember bagian selatan juga terdapat Terminal Ambulu, yang menyediakan jalur Ambulu-Kencong-Lumajang-Probolinggo-Pasuruan-Surabaya-Malang-Madiun-Ponorogo-Kalianget (Madura) dan Denpasar. Selain itu terdapat pula terminal-terminal kecil yang dihubungkan oleh angkutan antar dalam kota (Lyn) seperti Terminal Ajung, Terminal Arjasa, dan Terminal Pakusari. Dahulu juga pernah terdapat angkutan bus kota yang menghubungkan Terminal Tawang Alun–Terminal Arjasa (Kode Trayek "A" dan "B") dan Terminal Tawang Alun-Terminal Pakusari (Kode Trayek "D" dan "E"). Jasa taksi dengan argometer juga banyak ditemui di Jember. Selain itu, berbagai kantor PO bus juga dapat dengan mudah ditemukan di sekitar Terminal Tawang Alun ini, seperti PO Akas Asri, PO Gunung Harta, PO Lorena/Karina, PO Pahala Kencana, PO Lorena, PO Sinar Jaya, PO Pandawa 87, PO ALS, dan PO Rosalia Indah yang melayani trayek Jember ke barbagai kota yang ada di Jawa dan Sumatera.
Bandar Udara Notohadinegoro (JBB) terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, yang melayani penerbangan Sumenep-Jember PP. Pelabuhan Perikanan Puger yang terletak di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, merupakan pelabuhan perikanan terbesar di kabupaten ini yang letaknya di muara Sungai Bedadung. Di dalamnya juga ada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Jember.
Kabupaten Jember dilalui oleh Jalan Nasional Lintas Selatan Pulau Jawa yang berawal dari Kabupaten Lumajang melewati Kecamatan Sumberbaru–Tanggul–Bangsalsari–Rambipuji–Kaliwates–Sumbersari–Pakusari–Mayang–Silo dan berakhir di jalur Gumitir dan terus lanjut ke Kabupaten Banyuwangi. Jember juga terhubung dengan Kabupaten Bondowoso dengan Jalan Lintas Provinsi Premier yang dimulai dari Kecamatan Patrang–Arjasa–Jelbuk dan lanjut ke Bondowoso. Untuk wilayah Jember bagian selatan, kota Jember terhubung dengan jaringan Jalan Provinsi sekunder yang juga bisa menjadi jalur alternatif menuju Kabupaten Lumajang yang dimulai dari Kecamatan Rambipuji–Balung–Kasiyan–Gumukmas–Kencong dan lanjut ke Lumajang.
Kabupaten Jember juga dilewati oleh Jalan Lintas Selatan (JLS) atau Jalan Pantai Selatan/Pansela Pulau Jawa yang merupakan jalan alternatif untuk mengurangi kepadatan di Jalan Lintas Utara maupun Lintas Tengah Pulau Jawa. JLS akan menjadi penghubung daerah-daerah di pesisir pantai selatan Jawa yang dimulai dari Provinsi Banten dan berakhir di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pemandangan sepanjang JLS juga sangat menarik dengan pantai dan kawasan hutan berbukit. Di Kabupaten Jember sendiri daerah yang dilewati JLS adalah dari Kabupaten Lumajang, lalu ke Kecamatan Kencong–Gumukmas–Puger–Wuluhan–Ambulu–Tempurejo lalu lanjut ke Kabupaten Banyuwangi.
Kabupaten Jember juga dilewati jalur kereta api dan menjadi kantor pusat PT KAI Daop IX Jember. Jalur kereta api di Jember melewati Kecamatan Sumberbaru–Tanggul–Bangsalsari–Rambipuji–Kaliwates–Patrang–Pakusari–Kalisat–Ledokombo–Sempolan dan berakhir di terowongan Garahan dan Terowongan Mrawan yang menuju ke Banyuwangi. Jalur Kereta Api yang sudah tidak aktif adalah jalur Kalisat–Bondowoso–Situbondo–Panarukan dan juga jalur Lumajang–Kencong–Kasiyan–Balung–Rambipuji.
Kabupaten Jember memiliki Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di sebelah timur dan berbagi kawasan dengan Kabupaten Banyuwangi. Luas Taman Nasional Meru Betiri adalah 52.626,04 hektare. Dan sudah menjadi kawasan Hutan Lindung sejak zaman Hindia Belanda. Taman Nasional Meru Betiri merupakan kawasan konservasi untuk melindungi hewan dan tamanan agar terhindar dari kepunahan. Beberapa Fauna yang dilindungi adalah Harimau Jawa, berbagai macam Penyu, Elang Jawa, Macan Tutul, Banteng Jawa dan Merak. Flora yang dilindungi adalah Flora langka Rafflesia zollingeriana atau Bunga Padmosari. Disini juga ada Pantai yang jarang sekali orang mendatanginya karna lokasinya yang jauh, yaitu Pantai Bandealit.
Nusa Barung adalah Pulau tak berpenghuni yang terletak di selatan Jember dan masuk dalam wilayah Kecamatan Puger. Nusa Barung adalah kawasan konservasi cagar alam yang melindungi banyak sepesies burung, serangga dan tumbuhan dan hewan langka yang terancam punah yaitu Lutung Budeng (Trachypithecus auratus). Namun Pantai di Nusa Barung juga tak kalah eksotis dengan pasir putihnya yang menawan, bahkan sempat ada wacana menjadikan kawasan ini sebagai objek wisata baru.
Beberapa kesenian yang ada di Jember yakni Can macanan Kadhuk, merupakan kesenian khas masyarakat Pandhalungan Jember yang sekarang sudah jarang ditemui. Kemudian Patrol, alat musik yang terbuat dari kayu nangka pilihan untuk mendapatkan suara yang diinginkan. Berawal dari tradisi yang bernama 'kothekan' (memukul-mukul kayu dan kentongan untuk membuat bebunyian), alat ini kemudian dinamakan musik kendang patrol dan sudah ada secara turun temurun di masyarakat Jember. Kemudian Egrang Tanoker, dan Batik Jember. Batik Jember memiliki motif dan corak berbeda dengan batik Solo dan Jogja. Batik ini memiliki corak yang khas, yakni bermotif daun tembakau. Daun tembakau adalah ciri khas Jember, yang menjadi penanda bahwa kota ini adalah salah satu kota penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Rumah Batik Rolla di Kecamatan Patrang memasukkan gambar komoditas unggulan lain sebagai motif, seperti kopi, cokelat, dan buah naga.
Jember memiliki beberapa julukan, yaitu Kota Pandhalungan. Jember dihuni oleh banyak suku seperti Madura, Jawa dan Osing, paduan ini membuat Jember seperti "Miniature of Indonesia". Kota tembakau, Jember dikenal juga dengan sebutan Kota yembakau karena hasil komoditas utama dan penghasil Tembakau terbesar. Kota cerutu, dikenal dengan Kota Tembakau, maka Jember juga dikenal dengan Kota Cerutu, dengan kualitas Cerutu Jember yang sudah mendunia. Kota karnaval, Jember juga mendapat julukan kota Carnaval berkat Jember Fashion Carnaval yang sudah mendunia. Kota Suwar Suwir, makanan khas Jember. Makanan ini terbuat dari tape yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan makanan seperti dodol namun lebih keras. Kota Edamame, produk pertanian andalan di Kabupaten Jember dan sudah berhasil merambah pasar internasional. Kota Santri, karena Jember memiliki banyak pesantren. Pesantren-pesantren tersebut antara lain ada yang besar dengan santri mencapai ribuan. Bebarapa Pesantren besar di Jember antara lain Pondok Pesantren Assuniyyah Kencong, Pesantren Al-Qodiri, Pesantren Curah Kates, Pesantren Al-Amien, Ambulu.
Kabupaten Jember memiliki 5 perguruan tinggi negeri. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri tersebut diantaranya:
Berita dari Masjid
Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.