Informasi Masjid dan Mushola di KAB. PINRANG

Temukan Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Umum, Masjid Bersejarah, Masjid Kampus/Sekolah, Masjid Perumahan, Masjid di Mall/Pasar, Masjid Pesantren, Masjid Kantor, Mushola di KAB. PINRANG

Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar.

Qs. Ar-Rum : 60

Tentang KAB. PINRANG

Kabupaten Pinrang (Bugis: ᨓᨊᨘᨓ ᨄᨙᨋ) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari Kota Makassar arah utara yang berbatasan dengan kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Luas wilayah kabupaten Pinrang yakni 1.961,77 km² dan terbagi ke dalam 12 kecamatan, yang meliputi 68 desa dan 36 kelurahan serta terdiri dari 86 lingkungan dan 189 dusun. Pada tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Pinrang sebanyak 411.795 jiwa, dengan kepadatan 210 jiwa/km2.

Ada versi mengenai asal pemberian nama Pinrang yang berkembang di masyarakat Pinrang sendiri. Versi pertama menyebut Pinrang berasal dari bahasa Bugis yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa". Hal ini disebabkan pada awal pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa. Versi kedua menyebutkan bahwa ketika Raja Sawitto bernama La Dorommeng La Paleteange, bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa. Kedatangan disambut gembira namun mereka terheran karena wajah raja berubah dan mereka berkata "Pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa", yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa. Setelah itu rakyat menyebut daerah tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah, kemudian lambat laun menjadi Pinrang.

Sumber lain mengatakan pemukiman Pinrang yang dahulu rawa selalu tergenang air membuat masyarakat berpindah-pindah mencari pemukiman bebas genangan air, dalam bahasa Bugis disebut "Pinra-Pinra Onroang". Setelah menemukan pemukiman yang baik, maka tempat tersebut diberi nama: Pinra-pinra.

Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari Onder Afdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare, yang merupakan gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja, yaitu Kassa, Batulappa, Sawitto dan Suppa yang sebelumnya adalah anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu (Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto). Selanjutnya Onder Afdeling Pinrang pada zaman pendudukan Jepang menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang.

Kemudian setelah proklamasi Republik Indonesia bersama dengan kerajaan kerajaan di Sulawesi Selatan Kerajaan Batulappa, Kerajaan Sawitto, Kerajaan Suppa, dan Kerajaan Kassa dan juga 4 kerajaan-kerajaan ini merupakan kerajaan utama (Arung Tungke/Pemerintahan Tunggal) di wilayah Pinrang kemudian menyatakan bergabung kedalam Republik Indonesia, dan daerah-daerah di indonesia yang masih berbentuk monarki menjadi dan diteruskan status sebagai daerah swapraja atau pemerintahan sendiri dari tahun 1945-1960. Kawedanaan Pinrang meliputi 4 Swapraja yakni Swapraja Batulappa berpusat di Bungi, Swapraja Sawitto berpusat di Sawitto, Swapraja Suppa berpusat di Majennang, Swapraja Kassa berpusat di Bilajeng. Pada masing-masing Arung & Penguasa Swapraja merupakan keturunan bangsawan kasta tinggi (Arung/Datu) dari Dinasti yang memerintah kerajaannya masing-masing menggunakan gelar raja yang berbeda beda seperti Arung/Datu (Raja/Ratu) dan Addatuang (Yang Dipertuan), sedangkan Penguasa sebelum tahun 1945 (Masa proklamasi) dari masing masing kerajaan adalah:

•J.m Padoeka Toean Andi Tanri Petta ArungE Karaeng Lolo Petta MatinroE Ri Bungi, Arung Batulappa (1941-1945) dan Penguasa Swapraja Batulappa. Menggantikan Nenek beliau (I Tjoma Arung Batulappa 1875-1941) dari pihak ibundanya (Andi Unga) sebagai Arung Batulappa, kakek dari pihak ibundanya adalah La Naki Arung Maiwa. Andi Tanri Merupakan cucu langsung dari Padoeka Jang Moelia Toean Ishak Manggabarani Karaeng Mangeppe, Karaeng Pabbicara Butta Ri Gowa, KaraengTa Bontoala, Arung Tellu Latte Sidenreng, Petta Djenderala' Ri Bone, Datu Pammana & Arung Matoa Wajo/Raja Wajo masa 1900-1916. Yang langsung dari pihak ayahanda Andi Tanri yakni, Andi Kiti Manggabarani Petta Lolo KaraengTa Ballapangka (Pangeran Gowa & Wajo).

•Jm Padoeka Datu Andi Tenri Fatimah putri dari La Saddapotto Addatuang Sidenreng, Datu Tenri adalah Addatuang (Yang Dipertuan) negeri Sawitto dan Penguasa Swapraja Sawitto (1942-1951), menggantikan ibundanya sebagai Addatuang Sawitto hingga 1951.

•Jm Padoeka Toean Andi Makkasau Parenrengi Datu Suppa Toa (1926-1938) putra kedua La Parenrengi Manggabarani Daeng Pabeso Karaeng Tinggimae Arung Malolo Sidenreng & Datu Suppa-Datu Ajatappareng, merupakan cucu PJM Toean La Ishak Manggabarani Karaeng Mangeppe Datu Pammana Arung Matoa Wajo dari pihak ayahandanya, dan kakaknya yang berlainan ibu yakni Andi Mappangile Karaeng Tinggimae (Bangsawan besar Sidenreng, Parepare & Suppa, pengusaha kaya raya dari pangkadjene sidenreng) . Andi Makkasau kemudian digantikan oleh Andi Abdullah Bau Massepe (Datu Suppa Lolo) merupakan Pahlawan Nasional dan Datu Suppa (1938-1947). Menggantikan Datu Suppa sebelumnya Andi Makkasau Parenrengi yang terhitung Pamannya, ayahanda dari Bau Massepe adalah Pahlawan Nasional dan Arumpone Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim.

•Padoeka Toean Andi Tjoppo Puatta To Sappewali Arung Kassa (1936-1952) menggantikan ibundanya Andi Buabara Arung Kassa dan ayahnya merupakan La Sappewali Arung Maiwa.

Pada Masa Selanjutnya, pemerintahan Monarki/Kerajaan (Swapraja) dilanjutkan hingga di tahun 1960 pembentukan Kabupaten Pinrang, dan para Raja/Ratu yang memerintah selanjutnya yaitu:

•Padoeka Toean Hadji Andi Mangga Petta MatinroE Ri Boengi Arung Batulappa dan Penguasa Swapraja Batulappa, beliau menggantikan ayahandanya yang wafat yakni J.m Padoeka Toean Arung Andi Tanri Petta ArungE Karaeng Lolo Matinroe Ri Boengi Arung Batulappa sebelumnya.

•Padoeka Datu Andi Bau Rakiyah, Addatuang (Yang Dipertuan) dan Penguasa Swapraja Sawitto terakhir dan istri dari H. Andi Makkulau Bupati Pinrang Pertama. Datu Rakiyah juga merupakan putri Pahlawan Nasional dan sekaligus Raja Bone Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim.

•Padoeka Andi Soji Datu Kanjenne (Putri Andi Mappangile Parenrengi Karaeng TinggiMae Addatuang Sidenreng, dan cucu Andi Perenrengi Manggabarani Daeng Pabeso Karaeng TinggiMae Datu Suppa). Datu Kanjenne adalah Datu Suppa dan Penguasa Swapraja Suppa terakhir, menggantikan suami beliau yang juga merupakan Pahlawan Nasional Andi Abdullah Bau Massepe Datu Suppa sebelumnya.

Pada tahun 1952 terjadi perubahan daerah di Sulawesi Selatan, pembagian wilayahnya menjadi daerah swatantra. Daerah swantantra yang dibentuk adalah sama dengan wilayah afdeling. Perubahan adalah kata afdeling menjadi swatantra dan Onder Afdeling menjadi kewedaan. Dengan perubahan tersebut maka Onder Afdeling Pinrang berubah menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja dan beberapa distrik.

Pada tahun 1959 keluarlah undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal 4 Juli 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang. Pada tanggal 28 Januari 1960, keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-7/3/5-392 yang menunjuk H.A. Makkoelaoe menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang, karena pada saat itu unsur atau organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi maka tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Pinrang.

Kabupaten Pinrang dengan ibu kota Pinrang terletak disebelah 185 km utara ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi 3°19’13” sampai 4°10’30” lintang selatan dan 119°26’30” sampai 119°47’20” bujur timur. Secara administratif, Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65 desa. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang, sebelah Barat Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar, sebelah Selatan dengan Kota Parepare. Luas wilayah Kabupaten mencapai 1.961,77 km².

Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian dan memungkinkan berbagai komoditas pertanian (Tanaman Pangan, perikanan, perkebunan dan Peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0–500 mdpl ( 60,41%), ketinggian 500–1000 mdpl ( 19,69% ) dan ketinggian 1000 mdpl (9,90%)

Jumlah penduduk pada tahun 2021 sebesar 407.882 jiwa yang terdiri atas 203.389 jiwa laki-laki dan 206.493 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 208 jiwa/km².

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Pinrang adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat beberapa bahasa daerah di Kabupaten Pinrang, yaitu bahasa Bugis (khususnya dialek Pinrang), bahasa Pattinjo dan bahasa Mandar. Bahasa Mandar yang sebagian besar penuturnya berada di Sulawesi Barat juga dituturkan di Kabupaten Pinrang, khususnya di Desa Lero, Kecamatan Suppa.

Pantai Salopi adalah salah objek wisata yang berada di bagian Utara kabupaten Pinrang dengan jarak perjalan skitar 42 Km dari pusat kota Pinrang. Pantai Salopi dikenal dengan destinasi wisata pantai yang mudah di jangkau skitar 200 m dari jalan poros trans Sulawesi. Letaknya di dusun Salopi, Desa Binanga Karaeng Kabupaten Pinrang. Bukan hanya itu pantai Salopi jg dikenal memiliki Pantai terindah yang ada di kabupaten Pinrang, dengan pohon kelapa secara horizontal berjejer di sekitar bibir pantai.

Ada dua sumber air yang mendukung suplai air untuk pemandian air panas Sulili, salah satunya yaitu sumber air panas yang terletak tidak jauh dari kolam utama tempat berendam, keunikanya ialah sumber air panas ini seolah-olah muncul dari perut bumi dan bukan berasal dari gunung berapi seperti sumber-sumber air panas lainnya yang lazim ditemui. Terletak di lingkungan Sulili, Kelurahan Mamminasae, Kecamatan Paleteang, bagian selatan Kabupaten Pinrang.

Udara di sini cukup sejuk sehingga cocok bagi wisatawan yang mendambakan udara pedesaan yang segar dengan suasana yang tenang jauh dari polusi dan kebisingan kota besar. Terletak di Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.

Air terjun kali jodoh memiliki empat sumber air, berada pada kawasan yang luasnya sekitar 2 Ha. Lokasi air terjun berada sekitar 3 Km dari ruas jalan poros Bakaru yang harus ditempuh melalui jalanan menanjak. Konon bagi pasangan yang mengunjungi tempat ini akan sejodoh, dan bagi mereka yang belum memiliki pasangan akan menemukan pasangannya seperti yang diinginkan. Terletak di Kelurahan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.

Salah satu objek wisata bahari yang terletak di kelurahan Langnga, Kecamatan Mattirosompe, Pinrang ± 25 km arah barat kota Pinrang, Untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu perjalanan ± 20 menit melalui jalan darat dan beraspal. Kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri, pada sore hari kita dapat menikmati angin pantai yang sejuk. Pantai Ujung Tape ramai dikunjungi masyarakat utamanya pada hari libur dan hari raya.

Tempat wisata Pinrang Puncak Karomba ini lokasinya berada di Desa Sali-sali, Kecamatan Lembang dan baru dibuka sekitar 2016 lalu. Kini tak sedikit orang sudah mulai mengabadikan keberadaan mereka di tempat ini.

Tentunya, selain disuguhi keindahan panorama di tempat wisata ini. Pengunjung juga bisa merasakan sensasi berjalan kaki di atas jembatan gantung yang nyaris setiap harinya diselimuti awan.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.