Jadwal Sholat di Kabupaten Wonosobo Bulan APRIL 2024

Jadwal Sholat dan Waktu Adzan atau Jadwal Sholat Subuh,Dhuha,Dzuhur,Ashr,Maghrib,Isya Bulan April 2024 untuk wilayah Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya

Kami hadirkan Jadwal Sholat Bulan APRIL 2024 lengkap di Kabupaten Wonosobo. Dari Shubuh hingga Isya, semua waktu sholat yang Anda butuhkan ada di sini. Jadwal ini diperbarui dari (22 RAMADHAN 1445 s.d. 21 SYAWWAL 1445 ). Tidak perlu lagi khawatir tentang melewatkan sholat tepat waktu.

Dengan Jadwal Sholat ini, Anda bisa lebih fokus dalam menjalankan ibadah sholat tanpa khawatir salah waktu. Jadwal yang akurat ini akan membantu Anda menjaga kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bulan APRIL 2024 (22 RAMADHAN 1445 s.d. 21 SYAWWAL 1445 )
Kabupaten Wonosobo (-8° 21' 47.55" LS 109° 54' 0.64" BT GMT+7)
Tgl Masehi Tgl Hijriah Imsak Shubuh Dhuhur Ashar Maghrib Isya'
1 April 202422 Ramadhan 144504:1804:2811:4815:0317:4818:56
2 April 202423 Ramadhan 144504:1804:2811:4815:0317:4718:56
3 April 202424 Ramadhan 144504:1804:2811:4715:0317:4718:55
4 April 202425 Ramadhan 144504:1704:2711:4715:0317:4618:55
5 April 202426 Ramadhan 144504:1704:2711:4715:0317:4618:54
6 April 202427 Ramadhan 144504:1704:2711:4715:0317:4518:54
7 April 202428 Ramadhan 144504:1704:2711:4615:0317:4518:54
8 April 202429 Ramadhan 144504:1704:2711:4615:0317:4418:53
9 April 202430 Ramadhan 144504:1704:2711:4615:0317:4418:53
10 April 20241 Syawwal 144504:1704:2711:4615:0317:4318:52
11 April 20242 Syawwal 144504:1604:2611:4515:0217:4318:52
12 April 20243 Syawwal 144504:1604:2611:4515:0217:4318:52
13 April 20244 Syawwal 144504:1604:2611:4515:0217:4218:51
14 April 20245 Syawwal 144504:1604:2611:4515:0217:4218:51
15 April 20246 Syawwal 144504:1604:2611:4415:0217:4118:50
16 April 20247 Syawwal 144504:1604:2611:4415:0217:4118:50
17 April 20248 Syawwal 144504:1604:2611:4415:0217:4018:50
18 April 20249 Syawwal 144504:1604:2611:4415:0217:4018:49
19 April 202410 Syawwal 144504:1504:2511:4315:0217:4018:49
20 April 202411 Syawwal 144504:1504:2511:4315:0217:3918:49
21 April 202412 Syawwal 144504:1504:2511:4315:0217:3918:49
22 April 2024*13 Syawwal 144504:1504:2511:4315:0217:3918:48
23 April 2024*14 Syawwal 144504:1504:2511:4315:0217:3818:48
24 April 2024*15 Syawwal 144504:1504:2511:4215:0117:3818:48
25 April 202416 Syawwal 144504:1504:2511:4215:0117:3818:47
26 April 202417 Syawwal 144504:1504:2511:4215:0117:3718:47
27 April 202418 Syawwal 144504:1504:2511:4215:0117:3718:47
28 April 202419 Syawwal 144504:1404:2411:4215:0117:3718:47
29 April 202420 Syawwal 144504:1404:2411:4215:0117:3618:47
30 April 202421 Syawwal 144504:1404:2411:4215:0117:3618:46

Dalam agama Islam, menjalankan ibadah sholat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Muslim. Sholat adalah salah satu bentuk ibadah yang paling penting dalam Islam, dan waktu sholat harus dipatuhi dengan penuh ketaatan. Untuk membantu Anda menjalankan ibadah sholat dengan tepat waktu, kami hadir dengan Jadwal Sholat Bulan APRIL 2024 lengkap untuk Kabupaten Wonosobo. Dari Shubuh hingga Isya, semua waktu sholat yang Anda butuhkan ada di sini.

Jadwal Sholat Kabupaten Wonosobo yang Diperbarui

Jadwal sholat yang kami sediakan telah diperbarui untuk Bulan APRIL 2024. Jadwal ini mencakup periode mulai dari tanggal (22 RAMADHAN 1445 s.d. 21 SYAWWAL 1445 ). Dengan memiliki jadwal yang diperbarui secara berkala, Anda tidak perlu lagi khawatir tentang melewatkan sholat tepat waktu.

Manfaat Jadwal Sholat yang Akurat

Mengapa penting untuk memiliki jadwal sholat yang akurat? Karena jadwal sholat yang tepat akan membantu Anda menjalankan ibadah dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa manfaat memiliki jadwal sholat yang akurat:

  1. Fokus dalam Ibadah: Dengan jadwal sholat yang jelas, Anda dapat lebih fokus dalam menjalankan ibadah. Anda tidak perlu lagi berspekulasi tentang waktu sholat yang tepat.
  2. Kualitas Ibadah yang Lebih Baik: Jadwal sholat yang akurat membantu Anda menjaga kualitas ibadah Anda. Anda dapat meresapi setiap momen sholat tanpa terburu-buru.
  3. Ketaatan kepada Allah SWT: Menjalankan ibadah sholat sesuai waktu adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dengan mengikuti jadwal yang akurat, Anda mendekatkan diri kepada-Nya.

Simak Jadwal Sholat Bulan APRIL 2024 di Kabupaten Wonosobo

Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini! Simak Jadwal Sholat Bulan APRIL 2024 di Kabupaten Wonosobo sekarang juga. Pastikan ibadah sholat Anda selalu tepat waktu. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah Anda dalam beribadah. Dengan jadwal sholat yang akurat, Anda dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan penuh keikhlasan. Teruslah beribadah dengan penuh dedikasi, dan semoga Allah SWT senantiasa merahmati Anda.

Peta Wilayah Kabupaten Wonosobo

Tentang Kabupaten Wonosobo

Kabupaten Wonosobo (Jawa: Hanacaraka: ꦮꦤꦱꦧ, Pegon: واناسابا, translit. Wanasaba) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi JAWA TENGAH, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Wonosobo Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.

Kabupaten Wonosobo berdiri pada 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.

Kata Wonosobo berasal dari Bahasa Jawa: Wanasaba, yang secara harfiah berarti "tempat berkumpul di hutan". Bahasa Jawa sendiri mengambilnya dari Bahasa Sanskerta: vanasabhā yang artinya kurang lebih sama. Kedua kata ini juga dikenal sebagai dua buku dari Mahabharata: "Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".

Berdasarkan cerita rakyat, pada awal abad ke-17 tersebutlah 3 orang pengelana masing-masing bernama Kiai Kolodete, Kiai Karim dan Kiai Walik, mulai merintis permukiman yang diketahui saat ini bernama Wonosobo. Selanjutnya, Kiai Kolodete bermukim di Dataran Tinggi Dieng, Kiai Karim bermukim di daerah Kalibeber dan Kiai Walik bermukim di sekitar Kota Wonosobo sekarang.

Di kemudian hari, dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh yang bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan-Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok, Wonosobo, atau Plobangan saat ini.

Salah seorang cucu Kiai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kiai Karim tersebut dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah suatu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat sebagai penguasa daerah ini namanya diganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia, Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di Desa Pakuncen.

Selanjutnya pada masa Perang Diponegoro (1825–1830), Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal sebagai Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kiai Muhamad Ngarpah.

Dalam pertempuran melawan Belanda, Kiai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu, Pangeran Diponegoro memberikan nama kepada Kiai Muhamad Ngarpah dengan nama Tumenggung Setjonegoro. Selanjutnya Tumenggung Setjonegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar nama Tumenggung Setjonegoro.

Eksistensi kekuasaan Setjonegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Disebutkan pula bahwa Setjonegoro adalah bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke daerah Kota Wonosobo saat ini.

Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pimpinan DPRD dan Pimpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825.

Sebagian besar area Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter), Telaga Menjer, dan Danau Cebong. Di sebelah selatan wilayah dataran rendah Wonosobo, terdapat Waduk Wadaslintang.

Ibu kota Kabupaten Wonosobo berada di tengah-tengah daerah kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali Serayu. Wonosobo dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.

Topografi wilayah Kabupaten Wonosobo memiliki ciri yang berbukit dan bergunung, terletak pada ketinggian antara 200 sampai 2.250 m di atas permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal dan dinyatakan dalam persen. Kabupaten Wonosobo dibagi menjadi 7 wilayah kemiringan, yaitu :

Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan, 29 kelurahan, dan 236 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 858.273 jiwa dengan luas wilayah 981,41 km² dan sebaran penduduk 874 jiwa/km².

Wonosobo adalah daerah dengan keadaan tanah yang begitu subur sehingga banyak sekali tanaman yang dapat tumbuh contohnya adalah sayuran. Mulai dari dataran tinggi Dieng sampai Kaliwiro (yang merupakan wilayah rendah) terdapat banyak sekali sayuran. berbagai macam sayuran dapat tumbuh seperti, kubis, kentang, seledri, daun kocai, sawi, mentimun, bayam, terong, cabai, kangkung, dan masih banyak tumbuhan yang termasuk jenis sayuran lain.

Di wilayah yang dijuluki kota dingin ini juga dapat tumbuh berbagai buah-buahan. Adapun buah yang dapat tumbuh adalah pisang, pepaya, durian, mangga, jambu, duku, rambutan, buah naga, nanas, kelengkeng, stroberi, anggur, manggis, dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa buah-buahan yang tumbuh di dalam tanah yaitu singkong dan ubi jalar. Salah satu yang menjadi Buah Khas di Wonosobo adalah buah carica (Vasconcellea cundinamarcencis), buahnya mirip buah pepaya akan tetapi memiliki tekstur yang lebih keras sedikit dan ukurannya lebih kecil.

Kabupaten ini merupakan Jalur tengah antara Purwokerto–Semarang, jalan Provinsi Antara Purworejo–Wonosobo Dan Kebumen–Wonosobo via Wadaslintang–Prembun.

Angkutan Kota wilayah Kabupaten Wonosobo dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Temanggung dengan Kabupaten Banjarnegara

Jl. Pasar II - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. S. Parman - Jl. Mayjen Bambang Sugeng - Jl. Raya Magelang - Pangkalan Kertek - Jl. Raya Magelang - Jl. Mayjen Bambang Sugeng - Jl. S. Parman - Jl. K. Muntang - Jl. Tosari - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar II

Jl. Pasar I - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Masjid - Jl. Dieng - Sub Terminal Garung - Jl. Dieng - Jl. P. Ronggolawe - Jl. Sindoro - Jl. Angkatan 45 - Jl. S. Parman - Jl. Sumbing - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar I - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Masjid - Jl. Argo Peni - Jl. Kalibeber - Terminal Mojotengah - Jl. Kalibeber - Jl. Argo Peni - Jl. P Ronggolawe - Jl. Sindoro - Jl. Angkatan 45 - Jl. S. Parman - Jl. Sumbing - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar I - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Kauman - Jl. Mangli - Jl. Bumiroso - Jl. Gondang - Terminal Gondang - Jl. Gondang - Jl.Bumiroso - Jl Mangli - Jl. Kauman - Jl. Tirto Aji - Jl. Sindoro - Jl. Angkatan 45 - Jl. S. Parman - Jl. Sumbing - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar I - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. K. Muntang - Jl. A. Yani - Jl. Tjogo Negoro - Jl. Banyumas - Terminal Sawangan - Jl. Banyumas - Jl. Tjogo Negoro - Jl. A. Yani - Jl. R. Sumendro - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar II - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. K. Muntang - Jl. A. Yani - Jl. Tjogo Negoro - Jl. Banyumas - Jl. Leksono - Terminal Leksono - Jl. Leksono - Jl. Banyumas - Jl. Tjogo Negoro - Jl. A. Yani - Jl. R. Sumendro - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar II

Jl. Pasar II - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. S. Parman - Jl. Mayjen Bambang Sugeng - Jl. Wonolelo - Terminal Wonolelo - Jl. Wonolelo - Jl. Mayjen Bambang Sugeng - Jl S. Parman - Jl. K. Muntang - Jl. Tosari - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar II

Jl. Pasar II - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. K. Muntang - Jl. A. Yani - Jl. Kasiran - Pacarmulyo - Jl. Pacarmulyo - Gondang - Jl. Pacarmulyo - Gondang - Jl. Kasiran - Pacarmulyo - Jl A. Yani - Jl. R. Sumendro - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar II

Jl. Pasar I - Jl.A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Masjid - Jl. Dieng - Jl. Manggisan Permai - Jl. Manggisan Lama - Jl. Limbangan - Terminal Limbangan - Jl. Limbangan - Jl.Manggisan Lama - Jl. Manggisan Permai - Jl. Dieng - Jl. P. Ronggolawe - Jl. Sindoro - Jl. Angkatan 45 - Jl. S. Parman - Jl. Sumbing - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar I - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Masjid - Jl. Dieng - Jl. Andongsili - Jl. Keseneng - Terminal Keseneng - Jl. Keseneng - Jl. Andongsili - Jl Dieng - Jl. P. Ronggolawe - Jl. Sindoro - Jl. Angkatan - Jl. S. Parman - Jl. Sumbing - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar I

Jl. Pasar II - Jl. A. Yani - Jl. Kartini - Jl. Pemuda - Jl. Tirto Aji - Jl. Sabuk Alu - Jl. K. Muntang - Jl. A. Yani - Jl. Kasiran - Pacarmulyo - Jl. Pacarmulyo - Wonokasian - Jl. Pacarmulyo - Gondang - Jl. Kasiran - Pacarmulyo - Jl A. Yani - Jl. R. Sumendro - Jl. Bhayangkara - Jl. Resimen 18 - Jl. Pasar II

Kabupaten Wonosobo memiliki 4 stasiun di Jalur kereta api Purwokerto–Wonosobo yang sudah berhenti beroperasi, diantaranya:

Bahasa yang dituturkan masyarakat Wonosobo sebagian besar adalah Bahasa Jawa Banyumasan dan Bahasa Jawa Kedu hal ini dikarenakan letak geografis Kabupaten Wonosobo yang berada di perbatasan dengan kedua dialek tersebut. Wonosobo merupakan daerah peralihan antara Bahasa Jawa Banyumasan dan Bahasa Jawa Kedu. Meskipun begitu terdapat sedikit perbedaan dengan dialek-dialek tersebut. Oleh karena itu masyaarakat di daerah Wonosobo, meskipun masih satu kabupaten akan tetapi memiliki berbagai macam dialek. Masyarakat Wonosobo yang berada di sebelah barat dan berbatasan dengan Banjarnegara memiliki dialek Banyumasan yang cukup kuat " logat A ngapak", sementara masyarakat Wonosobo yang berada di daerah perbatasan sebelah timur dan tenggara memiliki dialek Kedu yang cukup kuat "logat O medhok", oleh karena itu setiap orang di Wonosobo dalam berbicara bahasa Jawa memiliki ciri khas masing-masing.

Wonosobo masih kurang banyak akan wisata keluarga. Ada beberapa tempat wisata yang benar-benar kurang dikelola dengan baik. Tampaknya Pemerintah Daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta agar bermunculan tempat wisata menarik di Kabupaten Wonosobo.

Berita dari Masjid

Artikel pilihan untuk peningkatan pengetahuan dan berbagi dari seluruh masjid di Indonesia.