Ahmad subagja | Masjid Jami' Al Khoir
2020-04-15 21:09:25UJI MATERI DALIL HUKUM DALAM ISLAM
اَلسَّلاَم٠عَلَيْكÙمْ وَرَØْمَة٠الله٠وَبَرَكَاتÙÙ‡Ù
UJI MATERI DALIL HUKUM DALAM ISLAM
melakukan uji materi keputusan ulama (ulil amri) dengan Al Quran dan As Sunnah
Oleh: Setiono Winardi
بÙسۡـــــــــم٠ٱلله٠ٱلرَّØۡـمَـٰن٠ٱلرَّØÙـــــــيم
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيّÙهَا الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوْۤا اَطÙيْـعÙوا اللّٰهَ وَاَ Ø·ÙيْـعÙوا الرَّسÙوْلَ وَا٠ولÙÙ‰ الْاَ مْر٠مÙنْكÙمْ Ûš Ùَا٠نْ تَنَا زَعْتÙمْ ÙÙيْ شَيْء٠ÙَرÙدّÙوْه٠اÙÙ„ÙŽÙ‰ اللّٰه٠وَا لرَّسÙوْل٠اÙنْ ÙƒÙنْـتÙمْ تÙؤْمÙÙ†Ùوْنَ بÙا للّٰه٠وَا لْيَـوْم٠الْاٰ Ø®Ùر٠ۗ ذٰلÙÙƒÙŽ خَيْرٌ وَّاَØْسَن٠تَأْوÙيْلًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)
Dalil hukum Islam menurut ayat diatas berdasarkan Derajat atau tingkatannya dibagi menjadi 3 tingkat, sbb:
1. Tingkatan paling tinggi dan utama adalah Al Quran;
2. Tingkatan menengah adalah As Sunnah atau Al Hadits;
3. Tingkatan terendah adalah Ulil Amri atau Ijma;
Issue yang terjadi saat ini di suatu negara menjadi hangat diperdebatkan karena virus corona covid-19, dijadikan alasan sebagai penyebab KEMATIAN karena meluasnya wabah virus corona yang dipercaya oleh pemimpin agama dan hampir sebagian besar umat islam, sehingga melakukan tindakan untuk:
1. Menutup mesjid, mushola, sehingga meniadakan sholat jumat, shalat rawatib dan sholat sunat berjemaah karena merupakan tempat berkumpulnya orang-orang;
2. Memutus (merenggangkan) shaf saat sholat berjemaah;
3. Melarang berkumpulnya umat dalam mengikuti Majelis Taklim
Uji Materi
Uji materi atas keputusan ulil amri yang menggunakan Dalil Hukum Islam, untuk membuktikan bahwa telah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, pengaruh, popularitas, dan preferensi dengan menyebarkan melalui berbagai media.
Dalam uji materi ini, akan dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu, bagian pembukaan (mukadimah), dan bagian keputusan (batang tubuh).
Uji materi mukadimah (pembukaan)
Virus Corona COVID-19 sebagai penyebab kematian massal dalam waktu singkat:
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَا Ù†ÙŽ Ù„ÙÙ†ÙŽÙْس٠اَنْ تَمÙوْتَ اÙلَّا بÙا٠ذْن٠اللّٰه٠كÙتٰبًا مّÙؤَجَّلًا Û— ÙˆÙŽ مَنْ يّÙرÙدْ ثَوَا بَ الدّÙنْيَا Ù†ÙؤْتÙهٖ Ù…Ùنْهَا Ûš وَمَنْ يّÙرÙدْ ثَوَا بَ الْاٰ Ø®Ùرَة٠نÙؤْتÙهٖ Ù…Ùنْهَا Û— وَسَنَجْزÙÙ‰ الشّٰكÙرÙيْنَ
"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 145).
Keputusan Ulil Amri yang tidak sesuai dengan Dalil Hukum Islam yg bersumber dari Al Quran, dengan tidak mengakui keputusan kematian ada ditangan Allah
Berita banyaknya kematian yang terjadi akibat virus Corona sejak dinyatakan "suatu wilayah terserang wabah", tidak memberikan perbandingan pada jumlah kematian di wilayah tsb sebelum terserang wabah
Jumlah kematian yang tercatat dan dipublikasikan pada berbagai media, tidak dapat diidentifikasi sbg kematian yang semuanya disebabkan karena virus, tetapi tercampur dengan jumlah kematian yg disebabkan karena hal, seperti hipertensi, diabetes, dbd, dan kecelakaan lalu lintas
Uji Materi isi keputusan (batang tubuh)
1. Menutup mesjid dan mushola sbg tempat beribadah kepada Allah,
Allah SWT berfirman:
اÙنَّ الَّذÙيْنَ ÙƒÙŽÙَرÙوْا وَيَصÙدّÙوْنَ عَنْ سَبÙيْل٠اللّٰه٠وَا لْمَسْجÙد٠الْØَـرَا م٠الَّذÙيْ جَعَلْنٰه٠لÙلنَّا س٠سَوَآءً Ùلْعَا ÙƒÙÙÙ ÙÙيْه٠وَا لْبَا د٠ۗ وَمَنْ يّÙرÙدْ ÙÙيْه٠بÙا٠لْØَـاد٠بۢÙظÙلْم٠نّÙØ°Ùقْه٠مÙنْ عَذَا ب٠اَ Ù„ÙيْمÙ
"Sungguh, orang-orang kafir dan yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan dari Masjidilharam yang telah Kami jadikan terbuka untuk semua manusia, baik yang bermukim di sana maupun yang datang dari luar dan siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya, niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 25)
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ أَبÙÙŠ Ù‡Ùرَيْرَةَ أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ Ø£ÙŽØَبّ٠الْبÙلَاد٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ اللَّه٠مَسَاجÙدÙهَا وَأَبْغَض٠الْبÙلَاد٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ اللَّه٠أَسْوَاقÙهَا
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)
Hadits lainnya,
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
عَنْ عÙثْمَان٠بْنَ عَÙَّانَ قَالَ سَمÙعْت٠رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠مَنْ بَنَى مَسْجÙدًا Ù„Ùلَّه٠بَنَى اللَّه٠لَه٠ÙÙÙŠ الْجَنَّة٠مÙثْلَهÙ
Dari Utsman bin Affan -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)
Adapun kekhawatiran (rasa takut) atas terjangkitnya penyakit dalam melakukan ibadah secara bersama-sama, dinyatakan dalam Al Quran,
Allah SWT berfirman:
وَلَـنَبْلÙوَنَّكÙمْ بÙشَيْء٠مّÙÙ†ÙŽ الْخَـوْÙ٠وَا لْجÙـوْع٠وَنَقْص٠مّÙÙ†ÙŽ الْاَ مْوَا ل٠وَا لْاَ نْÙÙس٠وَا لثَّمَرٰت٠ۗ وَبَشّÙر٠الصّٰبÙرÙيْنَ Û™
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ عÙظَمَ الْجَزَاء٠مَعَ عÙظَم٠الْبَلاَءÙØŒ ÙˆÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللهَ Ø¥Ùذَا Ø£ÙŽØَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهÙمْ، Ùَمَنْ رَضÙÙŠÙŽ Ùَلَه٠الرÙّضَا، وَمَنْ سَخÙØ·ÙŽ Ùَلَه٠السÙّخْطÙ
“sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.” HR. At-Tirmidzi no. 2396, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi.
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
Ø¥Ùذَا أَرَادَ الله٠بÙعَبْدÙه٠الْخَيْرَ عَجَّلَ لَه٠الْعÙÙ‚Ùوْبَةَ ÙÙÙŠ الدÙّنْيَا ÙˆÙŽØ¥Ùذَا أَرَادَ الله٠بÙعَبْدÙه٠الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْه٠بÙذَنْبÙÙ‡Ù Øَتَّى ÙŠÙوَاÙÙÙŠÙŽ بÙه٠يَوْمَ الْقÙيَامَةÙ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia” HR. At-Tirmidziy no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220
2. Memutus (merenggangkan) shaf saat sholat berjemaah;
Sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
اقيمو صÙÙˆÙكم وتراصوا, ÙانيÙÙ‘ اراكم من وراء ظهري
“luruskan shaf kalian dan hendaknya kalian saling menempel, karena aku melihat kalian dari balik punggungku” (HR. Al Bukhari no.719).
dalam riwayat lain, terdapat penjelasan dari perkataan dari Anas bin Malik,
كان Ø£ØدÙنا يَلزَق٠مَنكÙبَه بمَنكÙب٠صاØبÙه، وقدمَه بقدمÙÙ‡
“Setiap orang dari kami (para sahabat), merapatkan pundak kami dengan pundak sebelahnya, dan merapatkan kaki kami dengan kaki sebelahnya” (HR. Al Bukhari no.725).
Dan wajib menempelkan kaki dengan kaki orang disebelahnya, serta pundak dengan pundak di sebelahnya. Inilah hakekat merapatkan shaf. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقيموا الصÙÙˆÙ ÙˆØاذوا بين المناكب وسدوا الخلل ولينوا بأيدي إخوانكم ØŒ ولا تذروا Ùرجات للشيطان ومن وصل صÙا وصله الله ومن قطع صÙا قطعه الله
“Luruskan shaf dan luruskan pundak-pundak serta tutuplah celah. Namun berlemah-lembutlah terhadap saudaramu. Dan jangan kalian biarkan ada celah untuk setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya. Barangsiapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya” (HR. Abu Daud no. 666, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
dan di dalam Al Quran, disebutkan,
Allah SWT berfirman:
لَا ÙŠÙكَلّÙÙ٠اللّٰه٠نَÙْسًا اÙلَّا ÙˆÙسْعَهَا Û— لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ Û— رَبَّنَا لَا تÙؤَاخÙذْنَاۤ اÙنْ نَّسÙيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا Ûš رَبَّنَا وَلَا تَØْمÙلْ عَلَيْنَاۤ اÙصْرًا كَمَا Øَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذÙيْنَ Ù…Ùنْ قَبْلÙنَا Ûš رَبَّنَا وَلَا تÙØَمّÙلْنَا مَا لَا طَا Ù‚ÙŽØ©ÙŽ لَنَا بÙهٖ Ûš وَا عْÙ٠عَنَّا Û— وَا غْÙÙرْ لَنَا Û— وَا رْØَمْنَا Û— اَنْتَ مَوْلٰٮنَا Ùَا نْصÙرْنَا عَلَى الْقَوْم٠الْكٰÙÙرÙيْنَ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)
menganggap bahwa rapatnya shaf saat shalat berjemaah, akan berakibat tertular penyakit (virus), maka manusia telah berprasangka buruk kepada Allah, dan apabila kita memiliki prasangka buruk maka prasangka buruk itulah yang dikabulkan, sebagaimana disebut dalam,
Allah SWT berfirman:
وَقَا Ù„ÙŽ رَبّÙÙƒÙم٠ادْعÙوْنÙيْۤ اَسْتَجÙبْ لَـكÙمْ Û— اÙنَّ الَّذÙيْنَ يَسْتَكْبÙرÙوْنَ عَنْ عÙبَا دَتÙيْ سَيَدْخÙÙ„Ùوْنَ جَهَنَّمَ دَا Ø®ÙرÙيْنَ
"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir 40: Ayat 60)
Sabda Rasul,
وَعَنْ أَبÙÙŠ Ù‡Ùرَيْرَةَ – رَضÙÙŠÙŽ الله٠عَنْه٠– : أَنَّ رَسÙوْلَ الله٠– صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ – ØŒ قَالَ : (( ÙŠÙŽÙ‚Ùوْل٠الله٠تَعَالَى : أَنَا عÙنْدَ ظَنّ٠عَبْدÙÙŠ بÙÙŠ ØŒ وَأَنَا مَعَه٠إÙذَا ذَكَرَنÙÙŠ ØŒ ÙÙŽØ¥Ùنْ ذَكَرَنÙÙŠ ÙÙÙŠ Ù†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù ØŒ ذَكَرْتÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ Ù†ÙŽÙْسÙÙŠ ØŒ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ ذَكَرنÙÙŠ ÙÙÙŠ مَلَأ٠ذَكَرْتÙÙ‡Ù ÙÙÙŠ مَلأ٠خَيْر٠مÙنْهÙمْ )) Ù…ÙتَّÙÙŽÙ‚ÙŒ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
3. Melarang berkumpulnya umat dalam mengikuti Majelis Taklim
Allah SWT berfirman:
يٰۤاَ يّÙهَا الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوْۤا اÙذَا Ù‚Ùيْلَ لَـكÙمْ تَÙَسَّØÙوْا ÙÙÙ‰ الْمَجٰلÙس٠Ùَا ÙْسَØÙوْا ÙŠÙŽÙْسَØ٠اللّٰه٠لَـكÙمْ Ûš وَا٠ذَا Ù‚Ùيْلَ انْشÙزÙوْا Ùَا نْشÙزÙوْا يَرْÙَع٠اللّٰه٠الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوْا Ù…ÙنْكÙمْ Û™ وَا لَّذÙيْنَ اÙوْتÙوا الْعÙلْمَ دَرَجٰت٠ۗ وَا للّٰه٠بÙمَا تَعْمَلÙوْنَ خَبÙيْرٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)
Mendatangi Majelis Taklim bertujuan untuk menuntut ilmu, sebagai kewajiban kepada setiap muslim, sbgmana Sabda Rasul,
طَلَب٠الْعÙلْم٠ÙَرÙيضَةٌ عَلَى ÙƒÙلّ٠مÙسْلÙÙ…Ù
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Kesimpulan
Dengan pemahaman yang berbeda di tengah masyarakat kita yang sudah terlena dan terlarut pada pandangan skeptis dimana ilmu dunia banyak mengiring kepada sikap liberalisasi umat, mendekati umat pada kesesatan bahkan dipandangnya ilmu itu hanya sebatas di dunia yang dapat menyesatkan dan menjauhkan diri dari hukum-hukum Islam.
Karenanya para ulil amri yang saat ini menjadi panutan dan fatwanya banyak digunakan untuk mengambil sikap, alangkah baiknya kembali menegakkan Al Quran dan As Sunnah, serta konsekuen dalam mengimplementasikan dilingkungan masyarakat yang mayoritas dengan memperhatikan Firman Allah,
وَلَقَدْ صَرَّÙْنَا ÙÙيْ هٰذَا الْقÙرْاٰ Ù†Ù Ù„Ùلنَّا س٠مÙنْ ÙƒÙلّ٠مَثَل٠ۗ وَكَا Ù†ÙŽ الْا٠نْسَا ن٠اَكْثَرَ شَيْء٠جَدَلًا
"Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 54)
Firman Allah lainnya,
Ù‚Ùلْ يٰعÙبَا دÙÙŠÙŽ الَّذÙيْنَ اَسْرَÙÙوْا عَلٰۤى اَنْÙÙسÙÙ‡Ùمْ لَا تَقْنَطÙوْا Ù…Ùنْ رَّØْمَة٠اللّٰه٠ۗ اÙنَّ اللّٰهَ يَغْÙÙر٠الذّÙÙ†Ùوْبَ جَمÙيْعًا Û— اÙنَّهٗ Ù‡ÙÙˆÙŽ الْغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْمÙ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)
Semoga keputusan yang sudah dibuat Ulil Amri dapat diperbaiki, dan umat tidak melakukan kesalahan dalam mengambil sikap ( tidak taqlid buta kpd pemimpin)
Jazakumullah.
Tentang Penulis
Ahmad subagja | Masjid Jami' Al Khoir
| Jl. Siliwangi Raya Sepanjang Jaya Rawalumbu Bekasi Jawa Barat
Masjid Jami' Al Khoir dibangun pada tahun -. Masjid Jami' Al Khoir merupakan kategori Masjid Umum.Masjid Jami' Al Khoir beralamat di Jl. Siliwangi Raya Sepanjang Jaya Rawalumbu Bekasi Jawa Barat .Masjid Jami' Al Khoir memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . Masjid Jami' Al Khoir memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .