Serang Masjid di Gaza Terus Menerus, Begini Klaim Israel

Gambar Ilustrasi Serang Masjid di Gaza Terus Menerus, Begini Klaim Israel

Serangan bom dari pasukan Israel turut menghancurkan sejumlah rumah ibadah di Jalur Gaza, Palestina khususnya masjid. Hal ini pun diklaim pihak Israel sebagai serangan yang beralasan.

Keterangan ini diungkapkan oleh Duta Besar Israel untuk Inggris Tzipi Hotovely saat menjawab pertanyaan dari jurnalis di LBC Radio pada Rabu (3/1/2024).

Hotovely dalam pernyataannya mengklaim semua masjid dan sekolah di Jalur Gaza memiliki akses ke terowongan tempat persembunyian pejuang Hamas. Ia menekankan perlunya menghancurkan masjid dan sekolah tersebut termasuk infrastruktur terkaitnya.

Serang Masjid di Gaza Terus Menerus, Begini Klaim Israel

"Salah satu hal yang kami sadari adalah bahwa setiap sekolah, setiap masjid memiliki akses ke terowongan ini," kata Hotovely dalam pernyataannya, dikutip Anadolu Agency, Jumat (5/1/2024).

Lebih lanjut, Hotovely beralasan, tiap pasukannya memasuki daerah di Gaza, mereka hanya mencoba untuk menemukan terowongan tersebut.

"Kota metro bawah tanah yang telah dibangun Hamas berkat dukungan besar dari Iran, Qatar, dari kemurahan hati komunitas internasional, semuanya berubah menjadi kota teroris yang mengerikan ini," terangnya.

"Saya benar-benar ingin menyebutkan fakta bahwa Gaza memiliki kota terowongan bawah tanah dan untuk sampai ke kota terowongan bawah tanah ini, daerah-daerah itu harus dihancurkan," sambung dia lagi.

Alasan itu juga termasuk dari pembenaran Hotovely dalam penghancuran jalan dan bangunan di Gaza oleh pasukan Israel.

"Karena seluruh jalan itu terhubung ke sistem terowongan yang dikendalikan oleh Hamas, yang merupakan ancaman bagi kota-kota kami," tutur Hotovely.

Selain itu, Hotovely berdalih alasan lain pengeboman semua infrastruktur sipil di Gaza oleh Israel adalah sekolah di Gaza mengajarkan anak-anak Palestina untuk boleh membunuh orang Yahudi.

"Membuat karakterisasi 'ideologi Nazi' mengenai pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah Palestina, termasuk yang berada di bawah kendali Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," ujar Hotovely.

Saat dinyatakan aksi penghancuran terowongan oleh Israel menyebabkan krisis kemanusiaan, Hotovely justru memberi contoh aksi pendudukan Tokyo oleh Amerika Serikat (AS) pada Perang Dunia II.

"Amerika menghancurkan segalanya selama Perang Dunia ke-2. Pada dasarnya, bangunan Tokyo hancur semua, ratusan orang terbunuh. (Namun), Tokyo hidup kembali karena meski mereka dikalahkan oleh Amerika, pendudukan Amerika yang panjang merubah sistem pendidikan," jelas Hotovely.

"Tokyo dan Jepang modern telah menjadi negara besar yang dikagumi semua orang dengan teknologinya yang hebat. Saya pikir kita perlu mengingat bahwa masalahnya bukanlah kehancuran bangunan," lanjut dia lagi.

Hotovely mengklaim Israel sudah berusaha meminimalkan korban sipil dengan memindahkan warga Gaza ke daerah yang aman. Namun, ia menuding Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng perlindungan.

Sejak memanasnya operasi darat Israel pada akhir Oktober 2023, pihaknya masih belum dapat memberikan bukti konkret dari keberadaan terowongan Hamas.

Sebelumnya, Juru bicara tentara Israel Daniel Hagari juga mengklaim lima bangunan rumah sakit di Gaza terlibat langsung dalam kegiatan Hamas dan terhubung dengan terowongan bawah tanah.

Namun, menurut laporan investigasi The Washington pada 21 Desember 2023, tidak satu pun dari lima bangunan rumah sakit tersebut terhubung dengan jaringan terowongan seperti yang diklaim. Selain itu, tidak ada bukti bahwa terowongan dapat diakses dari bangsal rumah sakit.