Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:30:18

Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto

Di Wonogiri, ada sebuah masjid unik yang konon usianya sudah mencapai 400 tahun. Di masjid ini tersimpan kitab kuno yang konon tak bisa difoto. Begini kisahnya:

Masjid ini bernama Sabiilul Muttaqin atau masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan Masjid Tiban Gunung Cilik. Lokasinya berada di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro Wonogiri.

Masjid Tiban Gunung Cilik memiliki kisah sejarah yang panjang. Masjid ini disebut-sebut sebagai bukti sejarah cikal bakal penyebaran agama Islam di Wonogiri selatan.

Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto

Diberi nama Masjid Tiban Gunung Cilik karena masjid itu berada di pucuk bukit kecil yang berlokasi di tengah-tengah Dusun Pakem. Masyarakat menyebut bukit kecil itu dengan nama Gunung Cilik.

Takmir Masjid Sabiilul Muttaqin, Sutomo, mengatakan keberadaan Masjid Tiban Gunung Cilik diyakini sudah ada sejak 400 tahun lalu, sekitar 1600-an. Saat itu di Pakem baru ada delapan rumah yang posisinya berada di selatan masjid. Warga beraktivitas seperti biasanya, bertani dan berternak.

"Dulu serba terisolir, tapi mereka aktivitas biasa. Nah suatu saat warga itu melihat langgar (masjid kecil) yang berada di puncak Gunung Cilik. Setelah didatangi ternyata benar ada masjid. Tiba-tiba ada padahal tidak merasa membangun, tiba-tiba ada langgar," kata Sutomo, akhir pekan lalu.

Salah satu hal yang dikeramatkan di masjid itu adalah kitab kuno yang dipercaya sudah berusia ratusan tahun. Sutomo menyebut, di masjid ini tersimpan 2 kitab kuno.

Kitab itu disimpan oleh sesepuh desa secara turun-temurun. Terakhir sekitar 1989-1990, Sutomo diberi kepercayaan oleh pakdenya untuk membawa kitab itu. Sutomo membawa kitab itu selama 6 tahun. Hingga akhirnya kitab itu disimpan di masjid atas permintaan para sesepuh desa.

Kedua kitab yang tersimpan di masjid itu berwarna kuning dan bertuliskan Arab. Kitab itu terbuat dari kulit hewan dan ditulis menggunakan tangan.

Adapun isi kitab itu tulisan Al Qur'an, bacaan tahlil dan mujarobat. Sebab ada beberapa simbol bertuliskan Arab.

Berdasarkan cerita nenek moyang, kata Sutomo, dulu kitab itu pernah dipinjam oleh Wedana, pemimpin wilayah distrik masa lalu. Saat itu dipinjam siang hari dan dibawa pulang.

Namun pada malam harinya kitab itu sudah dikembalikan lagi. Pasalnya wedana itu diperintahkan seseorang agar segera mengembalikan kitab itu ke tempatnya.

Menurut Sutomo, kitab itu juga pantang difoto menggunakan kamera apapun. Pada saat kitab itu dipindahkan dari masjid lama ke masjid baru, Sutomo menyuruh seseorang memfoto dahulu menggunakan ponsel ketika dia membuka lembaran kitab.

Setelah difoto, orang yang menggambil gambar tadi melihat ada sesosok makhluk yang pergi ke rumahnya. Setelah itu bayi atau anak kecil yang ada di rumah itu menangis.

"Nah saat itu kami bisa menyimpulkan jika kitab ini tidak boleh difoto. Karena setelah foto itu dihapus, bayi itu diam dan tidak menangis lagi. Ada beberapa orang yang nekat memfoto tapi juga terjadi kejadian tak wajar," jelasnya.

Selain itu, lanjut Sutomo, buku itu tidak bisa difotokopi. Pernah ada orang yang ingin fotokopi. Namun hasilnya fotokopiannya hitam tidak jelas. Selain itu mesin fotokopinya juga rusak.

"Banyak orang-orang pintar yang menyuruh saya membuktikan kekuatan kitab itu dengan berbagai cara. Namun saya tidak mau. Ya intinya tidak semua orang mengalami hal tak wajar, hanya sebagian (kecil) saja," kata Sutomo.

----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Di Wonogiri, ada sebuah masjid unik yang konon usianya sudah mencapai 400 tahun. Di masjid ini tersimpan kitab kuno yang konon tak bisa difoto. Begini kisahnya:

Masjid ini bernama Sabiilul Muttaqin atau masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan Masjid Tiban Gunung Cilik. Lokasinya berada di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro Wonogiri.

Masjid Tiban Gunung Cilik memiliki kisah sejarah yang panjang. Masjid ini disebut-sebut sebagai bukti sejarah cikal bakal penyebaran agama Islam di Wonogiri selatan.

Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto

Gambar Ilustrasi Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto

Misteri Masjid 400 Tahun di Wonogiri, Simpan Kitab Kuno yang Tak Bisa Difoto

Diberi nama Masjid Tiban Gunung Cilik karena masjid itu berada di pucuk bukit kecil yang berlokasi di tengah-tengah Dusun Pakem. Masyarakat menyebut bukit kecil itu dengan nama Gunung Cilik.

Takmir Masjid Sabiilul Muttaqin, Sutomo, mengatakan keberadaan Masjid Tiban Gunung Cilik diyakini sudah ada sejak 400 tahun lalu, sekitar 1600-an. Saat itu di Pakem baru ada delapan rumah yang posisinya berada di selatan masjid. Warga beraktivitas seperti biasanya, bertani dan berternak.

"Dulu serba terisolir, tapi mereka aktivitas biasa. Nah suatu saat warga itu melihat langgar (masjid kecil) yang berada di puncak Gunung Cilik. Setelah didatangi ternyata benar ada masjid. Tiba-tiba ada padahal tidak merasa membangun, tiba-tiba ada langgar," kata Sutomo, akhir pekan lalu.

Salah satu hal yang dikeramatkan di masjid itu adalah kitab kuno yang dipercaya sudah berusia ratusan tahun. Sutomo menyebut, di masjid ini tersimpan 2 kitab kuno.

Kitab itu disimpan oleh sesepuh desa secara turun-temurun. Terakhir sekitar 1989-1990, Sutomo diberi kepercayaan oleh pakdenya untuk membawa kitab itu. Sutomo membawa kitab itu selama 6 tahun. Hingga akhirnya kitab itu disimpan di masjid atas permintaan para sesepuh desa.

Kedua kitab yang tersimpan di masjid itu berwarna kuning dan bertuliskan Arab. Kitab itu terbuat dari kulit hewan dan ditulis menggunakan tangan.

Adapun isi kitab itu tulisan Al Qur'an, bacaan tahlil dan mujarobat. Sebab ada beberapa simbol bertuliskan Arab.

Berdasarkan cerita nenek moyang, kata Sutomo, dulu kitab itu pernah dipinjam oleh Wedana, pemimpin wilayah distrik masa lalu. Saat itu dipinjam siang hari dan dibawa pulang.

Namun pada malam harinya kitab itu sudah dikembalikan lagi. Pasalnya wedana itu diperintahkan seseorang agar segera mengembalikan kitab itu ke tempatnya.

Menurut Sutomo, kitab itu juga pantang difoto menggunakan kamera apapun. Pada saat kitab itu dipindahkan dari masjid lama ke masjid baru, Sutomo menyuruh seseorang memfoto dahulu menggunakan ponsel ketika dia membuka lembaran kitab.

Setelah difoto, orang yang menggambil gambar tadi melihat ada sesosok makhluk yang pergi ke rumahnya. Setelah itu bayi atau anak kecil yang ada di rumah itu menangis.

"Nah saat itu kami bisa menyimpulkan jika kitab ini tidak boleh difoto. Karena setelah foto itu dihapus, bayi itu diam dan tidak menangis lagi. Ada beberapa orang yang nekat memfoto tapi juga terjadi kejadian tak wajar," jelasnya.

Selain itu, lanjut Sutomo, buku itu tidak bisa difotokopi. Pernah ada orang yang ingin fotokopi. Namun hasilnya fotokopiannya hitam tidak jelas. Selain itu mesin fotokopinya juga rusak.

"Banyak orang-orang pintar yang menyuruh saya membuktikan kekuatan kitab itu dengan berbagai cara. Namun saya tidak mau. Ya intinya tidak semua orang mengalami hal tak wajar, hanya sebagian (kecil) saja," kata Sutomo.

----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .