Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:29:29

Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?

Itikaf diartikan sebagai aktivitas berdiam diri di masjid untuk beribadah dengan disertai niat. Biasanya, ibadah sunnah ini dikerjakan pada 10 hari terakhir Ramadan, ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah SAW yang dikatakan oleh Aisyah RA,

أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِjjjjj

Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat," (HR Muslim).

Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?

Dalam Al-Qur'an sendiri, itikaf tersemat dalam Al Baqarah ayat 125. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Arab latin: Wa iż ja'alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tepat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk, dan orang yang sujud,"

Secara syariat, itikaf dikerjakan di dalam masjid. Lantas, masjid dengan kriteria seperti apa yang digolongkan sah untuk beritikaf?

Menurut buku Fiqih Sunnah 2 oleh Sayyid Sabiq, terdapat perbedaan pendapat mengenai masjid yang sah untuk dijadikan tempat itikaf. Abu Hanifah, Ahmad, Ishaq, serta Abu Tsaur memandang itikaf sah dilakukan di setiap masjid yang dipergunakan untuk salat lima waktu berjamaah, ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Setiap masjid yang ada muazin dan imamnya, itikaf di dalamnya sah," (HR Daruquthni).

Namun, hadits tersebut mursal dan dhaif sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. Adapun menurut pendapat Malik, Syafi'i dan Dawud itikaf sah dilakukan pada setiap masjid karena tidak ada dalil sahih mengenai pengkhususan masjid untuk beritikaf.

Namun, ulama Syafi'iyyah menilai bahwa lebih utama untuk melakukan itikaf di dalam masjid jami', sebab Rasulullah sendiri mengerjakan itikaf di masjid jami'. Terlebih, salat jamaah di masjid jami' lebih banyak ketimbang di masjid yang bukan jami'.

Selain itu, orang yang beritikaf diperbolehkan untuk mengumandangkan azan di tempat menara apabila pintunya masih di dalam masjid atau bagian tengah ruangan masjid. Namun, apabila pintu menara berada di luar masjid, maka itikafnya tergolong batal.

Menurut Hanafiyyah dan Syafi'iyyah, pelataran masjid termasuk ke dalam bagian masjid. Lain halnya dengan Malik yang berpendapat pelataran tidak termasuk masjid.

H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah dalam buku Fikih Madrasah Tsanawiyah mengemukakan terkait masjid yang sah untuk mengerjakan itikaf ialah masjid yang sering digunakan untuk salat berjamaah. Tujuannya sendiri agar seseorang yang beritikaf tidak meninggalkan salat.

Mengacu pada sumber yang sama, terdapat sejumlah hal yang akan membatalkan itikaf apabila dilakukan oleh seseorang, antara lain sebagai berikut:

Demikian pembahasan mengenai kriteria masjid yang sah untuk dijadikan tempat itikaf menurut para ulama. Semoga amal ibadah kita di 10 hari terakhir Ramadan diterima oleh Allah SWT, Aamiin.

Itikaf diartikan sebagai aktivitas berdiam diri di masjid untuk beribadah dengan disertai niat. Biasanya, ibadah sunnah ini dikerjakan pada 10 hari terakhir Ramadan, ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah SAW yang dikatakan oleh Aisyah RA,

أَنَّ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانِ. حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ. ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِjjjjj

Artinya: "Bahwasanya Nabi SAW beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai beliau dipanggil Allah Azza wa Jalla, kemudian istri-istri beliau (meneruskan) beri'tikaf setelah beliau wafat," (HR Muslim).

Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?

Gambar Ilustrasi Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?

Kriteria Masjid yang Sah untuk Itikaf Menurut Ulama, Seperti Apa?

Dalam Al-Qur'an sendiri, itikaf tersemat dalam Al Baqarah ayat 125. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Arab latin: Wa iż ja'alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tepat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang yang rukuk, dan orang yang sujud,"

Secara syariat, itikaf dikerjakan di dalam masjid. Lantas, masjid dengan kriteria seperti apa yang digolongkan sah untuk beritikaf?

Menurut buku Fiqih Sunnah 2 oleh Sayyid Sabiq, terdapat perbedaan pendapat mengenai masjid yang sah untuk dijadikan tempat itikaf. Abu Hanifah, Ahmad, Ishaq, serta Abu Tsaur memandang itikaf sah dilakukan di setiap masjid yang dipergunakan untuk salat lima waktu berjamaah, ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Setiap masjid yang ada muazin dan imamnya, itikaf di dalamnya sah," (HR Daruquthni).

Namun, hadits tersebut mursal dan dhaif sehingga tidak dapat dijadikan hujjah. Adapun menurut pendapat Malik, Syafi'i dan Dawud itikaf sah dilakukan pada setiap masjid karena tidak ada dalil sahih mengenai pengkhususan masjid untuk beritikaf.

Namun, ulama Syafi'iyyah menilai bahwa lebih utama untuk melakukan itikaf di dalam masjid jami', sebab Rasulullah sendiri mengerjakan itikaf di masjid jami'. Terlebih, salat jamaah di masjid jami' lebih banyak ketimbang di masjid yang bukan jami'.

Selain itu, orang yang beritikaf diperbolehkan untuk mengumandangkan azan di tempat menara apabila pintunya masih di dalam masjid atau bagian tengah ruangan masjid. Namun, apabila pintu menara berada di luar masjid, maka itikafnya tergolong batal.

Menurut Hanafiyyah dan Syafi'iyyah, pelataran masjid termasuk ke dalam bagian masjid. Lain halnya dengan Malik yang berpendapat pelataran tidak termasuk masjid.

H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah dalam buku Fikih Madrasah Tsanawiyah mengemukakan terkait masjid yang sah untuk mengerjakan itikaf ialah masjid yang sering digunakan untuk salat berjamaah. Tujuannya sendiri agar seseorang yang beritikaf tidak meninggalkan salat.

Mengacu pada sumber yang sama, terdapat sejumlah hal yang akan membatalkan itikaf apabila dilakukan oleh seseorang, antara lain sebagai berikut:

Demikian pembahasan mengenai kriteria masjid yang sah untuk dijadikan tempat itikaf menurut para ulama. Semoga amal ibadah kita di 10 hari terakhir Ramadan diterima oleh Allah SWT, Aamiin.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .