Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:30:18

Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri

Ternyata ada 3 makam keramat yang lokasinya tak jauh dari Masjid Tiban Gunung Cilik atau Sabiilul Muttaqin di Wonogiri. Makam siapa saja? Ini kisahnya...

Masjid Gunung Cilik di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Ada 3 makam keramat di sekitar masjid tersebut.

Masjid Tiban Gunung Cilik berada di sebuah puncak bukit kecil yang berlokasi di tengah-tengah permukiman. Di masjid itu terdapat kitab kuno yang usianya ratusan tahun. Kitab itu ditemukan saat masjid tiban dibongkar hingga akhirnya saat ini dibangun masjid kembali di Gunung Cilik.

Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri

"Di sini ada tiga makam keramat. Ketiganya ini bersaudara. Berdasarkan cerita, ketiganya ini keturunan Majapahit," kata Takmir Masjid Tiban Gunung Cilik, Sutomo.

Ia mengatakan tiga makam itu adalah makam Mbah Guntur Geni atau Nerangkusumo, makam Mbah Kajoran atau Mentokusumo dan Mbah Jlubang atau Sutokusumo. Tiga makam itu berada di Dusun Pakem, namun lokasinya berpencar.

"Kemungkinan keberadaan makam-makam itu ada kaitannya dengan Masjid Tiban ini. Tapi memang belum ada bukti sejarah tertulisnya," ungkap dia.

Sutomo dan masyarakat di sana tidak bisa memastikan kapan orang-orang itu tinggal di wilayah Pakem. Namun, pada saat Masjid Tiban ditemukan oleh warga, jumlah rumah yang ada di Pakem baru delapan unit.

"Kalau makam itu kemungkinan ada kaitannya dengan masjid, berarti mereka (Guntur Geni, Jlubang dan Kajoran) lebih dulu dibandingkan warga yang menempati delapan rumah tadi," ungkap dia.

Menurut Sutomo, makam-makam itu banyak didatangi oleh peziarah. Menariknya, justru pezirah yang datang ke makam itu berasal dari daerah jauh-jauh dari Pracimantoro. Diantaranya dari Semarang, Cirebon dan lain-lain.

"Yang dari Cirebon itu malah dari Kasepuhan Cirebon. Rombongan banyak yang datang dari Semarang. Kalau ke sini ada yang rombongan dan ada yang sendiri. Sampai sekarang masih ada yang berziarah. Dan kebanyakan orang Islam, sesuai tata cara Islam," kata Sutomo.

Ia menceritakan, orang-orang yang dimakamkan itu dulunya dianggap orang yang memiliki kelebihan. Misalnya, Mbah Guntur Geni. Pasalnya, Guntur Geni hanya mandi satu tahun sekali, tepatnya pada malam Satu Suro. Disebut Guntur Geni karena mandi dengan api.

"Pernah katanya ada orang mengintip Mbah Guntur Geni. Ternyata beliau menyiapkan kayu dan dinyalakan menggunakan api. Kemudian ia masuk ke kobaran api itu. Setelah padam, Mbah Guntur Bumi seperti sedia kala," terangnya.

Selain itu, kata Sutomo, Mbah Guntur Geni juga mempunyai keahlian menjalankan brujul sawah saat menanam padi. Hanya dengan mengetuk brujul, apa yang dibutuhkan saat brujul datang sendiri.

"Ya petilasannya tiga itu di sekitar Masjid Gunung Cilik. Sepertinya ada sangkut pautnya dengan masjid ini. Memang buktinya belum ada. Karena hanya kitab arab saja bukti sejarahnya yang ditemukan," kata Sutomo.

Masjid Gunung Cilik disebut-sebut sebagai bukti sejarah cikal bakal penyebaran agama Islam di Wonogiri selatan. Sebab Dusun Pakem sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kidul. Sementara itu, jarak Dusun Pakem dengan pusat Kota Wonogiri sekitar 49 kilometer.

Masjid tiban itu tampak lebih tinggi dibandingkan permukiman warga di sekelilingnya karena lokasinya yang berada di bukit kecil. Sehingga, dari masjid itu tampak rumah-rumah warga yang mengelilingi bukit tersebut.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Ternyata ada 3 makam keramat yang lokasinya tak jauh dari Masjid Tiban Gunung Cilik atau Sabiilul Muttaqin di Wonogiri. Makam siapa saja? Ini kisahnya...

Masjid Gunung Cilik di Dusun Pakem, Desa Sumberagung, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Ada 3 makam keramat di sekitar masjid tersebut.

Masjid Tiban Gunung Cilik berada di sebuah puncak bukit kecil yang berlokasi di tengah-tengah permukiman. Di masjid itu terdapat kitab kuno yang usianya ratusan tahun. Kitab itu ditemukan saat masjid tiban dibongkar hingga akhirnya saat ini dibangun masjid kembali di Gunung Cilik.

Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri

Gambar Ilustrasi Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri

Kisah 3 Makam Keramat di Dekat Masjid Gunung Cilik Wonogiri

"Di sini ada tiga makam keramat. Ketiganya ini bersaudara. Berdasarkan cerita, ketiganya ini keturunan Majapahit," kata Takmir Masjid Tiban Gunung Cilik, Sutomo.

Ia mengatakan tiga makam itu adalah makam Mbah Guntur Geni atau Nerangkusumo, makam Mbah Kajoran atau Mentokusumo dan Mbah Jlubang atau Sutokusumo. Tiga makam itu berada di Dusun Pakem, namun lokasinya berpencar.

"Kemungkinan keberadaan makam-makam itu ada kaitannya dengan Masjid Tiban ini. Tapi memang belum ada bukti sejarah tertulisnya," ungkap dia.

Sutomo dan masyarakat di sana tidak bisa memastikan kapan orang-orang itu tinggal di wilayah Pakem. Namun, pada saat Masjid Tiban ditemukan oleh warga, jumlah rumah yang ada di Pakem baru delapan unit.

"Kalau makam itu kemungkinan ada kaitannya dengan masjid, berarti mereka (Guntur Geni, Jlubang dan Kajoran) lebih dulu dibandingkan warga yang menempati delapan rumah tadi," ungkap dia.

Menurut Sutomo, makam-makam itu banyak didatangi oleh peziarah. Menariknya, justru pezirah yang datang ke makam itu berasal dari daerah jauh-jauh dari Pracimantoro. Diantaranya dari Semarang, Cirebon dan lain-lain.

"Yang dari Cirebon itu malah dari Kasepuhan Cirebon. Rombongan banyak yang datang dari Semarang. Kalau ke sini ada yang rombongan dan ada yang sendiri. Sampai sekarang masih ada yang berziarah. Dan kebanyakan orang Islam, sesuai tata cara Islam," kata Sutomo.

Ia menceritakan, orang-orang yang dimakamkan itu dulunya dianggap orang yang memiliki kelebihan. Misalnya, Mbah Guntur Geni. Pasalnya, Guntur Geni hanya mandi satu tahun sekali, tepatnya pada malam Satu Suro. Disebut Guntur Geni karena mandi dengan api.

"Pernah katanya ada orang mengintip Mbah Guntur Geni. Ternyata beliau menyiapkan kayu dan dinyalakan menggunakan api. Kemudian ia masuk ke kobaran api itu. Setelah padam, Mbah Guntur Bumi seperti sedia kala," terangnya.

Selain itu, kata Sutomo, Mbah Guntur Geni juga mempunyai keahlian menjalankan brujul sawah saat menanam padi. Hanya dengan mengetuk brujul, apa yang dibutuhkan saat brujul datang sendiri.

"Ya petilasannya tiga itu di sekitar Masjid Gunung Cilik. Sepertinya ada sangkut pautnya dengan masjid ini. Memang buktinya belum ada. Karena hanya kitab arab saja bukti sejarahnya yang ditemukan," kata Sutomo.

Masjid Gunung Cilik disebut-sebut sebagai bukti sejarah cikal bakal penyebaran agama Islam di Wonogiri selatan. Sebab Dusun Pakem sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kidul. Sementara itu, jarak Dusun Pakem dengan pusat Kota Wonogiri sekitar 49 kilometer.

Masjid tiban itu tampak lebih tinggi dibandingkan permukiman warga di sekelilingnya karena lokasinya yang berada di bukit kecil. Sehingga, dari masjid itu tampak rumah-rumah warga yang mengelilingi bukit tersebut.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .